Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3337 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iwan Pramana
"Perangkat pembuat magnet Alnico 5 terdiri etas dua alat yaitu Alat Magnetisasi dan Dapur. Pada keduanya, seteloh selesai dibuat dilakukan pengujian yang berkaitan dengan unjuk kerja kedua alat tersebut. Pada alat magnetisasi dilakukan perbandingan besar medan magnet yang dihasilkan an tara hasil perhitungan dan dengan pengukuran Gauss meter. Hasil pengukuran menunjukkan medan magnet yang dihasilkan sebesar 500 Gauss, sedang dari hasil perhitungan menunjukkan nilai 514,57 Gauss. Dilakukan dua pengujian untuk dapur. Yang pertama untuk mengetahui pengaruh perbedaan tegangan terhadap kecepatan kenaikan temperatur dapur. Yang kedua untuk melihat kemampuan daput melakukan fungsi penahanan pada temperatur tinggi. Pengujian pertama dilakukan dengan menggunakan tegangan 20V dan SOV dengan hasil kecepatan kenalkan temperatur lebih tinggi pada tegangan yang lebih besar. Hasil pengujian kedua. yang dilakukan pada temperatur 1250'C selama 30 menit menunjukkan dapur berada dalam keadaan stabil mulai pada menit ke lima. Dilakukan juga pengujian untuk melihat keseluruhan kinerja sistem dengan membuat benda uji Alnico 5 dari serbuk-serbuknya untuk diuji pada kondisi temperatur pembuatan magnet Alnico 5 yang sebenarnya. Pengujian ini menunjukkan sistem dapat bekerja dengan baik pada kondisi yang dinginkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asteria Fitriani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S28536
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Anwari
"Alnico merupakan salah satu kelompok jenis paduan magnet permanen yang penting. Kelompok ini dinamakan Alnico karena mengandung Alumunium, Nikel, Cobalt dan tentunya Besi yang mempunyai prosentase terbesar. Fariasi kamposisi dan proses telah menghasilkan banyak sekali jenis magnet A!nlco. Pemakaian terbesar magnet A!nlco adalah pada industrl alat-alat elektronik, loudspeaker, kamunikasi, MagnetOs dan industrl alat ukur elektranik. Alnico V merupakan salah satu jenis magnet Alnico Anisotropi dimana proses pendinginan dalam medan magnet memegaag peranan penting dalam menentukan hasil akhir yang diperoleh. Komposisi magnet Alnico V adalah 51% Fe, 8% AI, 14% Ni, 24% Co dan 3% Cu. Magnet A!nloo V yang telah dimagnetisasi mempunyai lnduksi remanen ( B,) = 1.2 T, Medan koersifitas (H.)= 0.6 Oe dan BH maks = 5.0 MG Qe. Dalam penelitian ini diteliti pengaruh kandungan master alloy terhadap berat jenis dan sifat kemagnetan magnet Alnico V sebelum dimagnetisasi dengan menggunakan Impulse Magnetizer. Fariasi kumposisi yang dibarikan masing-masing adalah 0"/0, 40"/o, 50% dan 60% dan dicetak dengan tekanan II tanlcm2. Proses sinterlsasi dilakukan pada atmosfer Hidrogen kerlng dan ternperatur 1300 •c dengan lama penahanan 4 (empat) jam yang dilanjutkan dengan pendinginan cepat (4 •cs·') dari 1300 - 850 •c kernudian dilakukan pendinginan lambat dalam medan magnet dari 820 - 500 •c. Terakhir dilakukan temperisasi selama 8 (jam) pada temperatur 585 •c. Dimensi dan berat jenisnya dihitung kemudian dibahas &ktor-&ktor yang mempengaruhinya. Dernikian juga sifat kemagnetannya. Basil optimum yang diperoleh untuk nilai berat jenis adalah campuran yang mengandung master alloy 40% dengan berat jenis 6.21 gr/cm'. Untuk sifat kemagnetan sebelum dimagnetisasi, basil optimum diperoleh juga untuk campuran yang mengan~ dung master alloy 40% dengan B, = ll80 Gauss, H., = 40 Oe dan energi maksimum (BH~~o) = 12000 G Oe."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Wibisono R.P.
"Pengaruh radiasi paparan medan magnet perangkat GSM terhadap mahluk hidup sampai saat ini masih menjadi perdebatan. Berbagai penelitian yang telah dilakukan semakin menambah kuat dugaan bahwa pengaruh tersebut memiliki dampak yang negatif terhadap kesehatan.
Pada penelitian ini dilakukan uji coba untuk melihat pengaruh radiasi paparan medan magnet perangkat GSM terhadap mahluk hidup melalui pengujian hipotesa pada proses penetasan telur ayam kampung sebagai obyek percobaan.
Penelitian dilakukan dengan membandingkan hasil akhir dari penetasan dalam kondisi normal dengan penetasan yang dilakukan di bawah pengaruh radiasi paparan medan magnet perangkat GSM. Pemilihan perangkat GSM berdasarkan persentase pemakaiannya di masyarakat dan nilai Specific Absorption Rates (SAR).
Penetasan di bawah pengaruh paparan medan magnet dilakukan dengan menetaskan telur ayam kampung pada jarak antara 1-1,5 cm dari perangkat GSM yang sedang melakukan panggilan keluar selama 2 menit waktu pembicaraan berlangsung. Peradiasian dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada pagi, siang, dan sore hari. Proses penetasan ini diulang dengan menggunakan perangkat GSM yang berbeda-beda mewakili besar nilai SAR-nya masing-masing sebanyak 3 kali percobaan dengan sampel sebanyak 100 butir telur untuk setiap percobaan.
Dari hasil penelitian terbukti bahwa perangkat-perangkat GSM tersebut masih menghasilkan paparan medan magnet yang mempengaruhi perkembangan mahluk hidup, dimana dengan menilik cacat fisik yang terjadi, paparan medan magnet tersebut menimbulkan akibat yang negatif yaitu terjadinya perubahan susunan protein membran sel yang menyebabkan ketidaknormalan dalam pembentukan organ-organ tulang.

The Side Effect Experiment of Magnetic Fields of GSM Equipment Shelf Radiation to The Hatchery of Free Range Chicken EggsToday people still arguing about the side effect of magnetic field of GSM equipment to living creatures. Many researches that have been conducted have strengthened the assumption that the influences have negative cause to our health.On this research an experiment execute to see the radiation effect to the changing of membrane protein layer through some hypothesis tests on the hatchery process of free-range chicken egg as the object.
The research conduct by comparing the final results of hatchery in normal condition and hatchery under the side effect radiation of GSM equipment. The selection of GSM equipment bases on public using percentage and the SAR value. The hatchery under magnetic fields influences were conduct by hatching the free-range chicken eggs in 1 - 1.5 cm range from the GSM equipment while it was performed outgoing calls for two minutes. The radiation performed as many as three times a day: morning, noon, and at evening. These process repeated by using different GSM equipment represent their SAR value and every type used for three times experiment and having 100 eggs to radiate at each experiment.
From this research proved that the GSM equipment still produces magnetic fields which influence the growing of living creatures. By observed carefully the physical defect that happened, the negative side effect of the magnetic field still occur which is changing the cell membrane protein layer that caused abnormality in building bones structure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T9956
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Wibisono R.P.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
TA3314
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusuf Abdillah
"Magnet neodyimium iron boron (NdFeB) adalah magnet permanen mutakhir yang memiliki fasa magnetik Nd2Fe14B dengan sifat kemagnetan superior dibandingkan dengan magnet permanen jenis lainnya. Sifat intrinsik fasa magnetiknya yang super serta material terbuat dari besi (iron) yang ketersediaannya di alam cukup berlimpah menjadikan magnet NdFeB banyak mendapat perhatian para peneliti dan diminati oleh industri. Telah diketahui bahwa semua logam tanah jarang dapat membentuk fasa RE2Fe14B (RE: rare earth). Bila RE adalah dysprosium (Dy), medan anisotropi fasa Dy2Fe14B luar biasa besar sehingga material magnetik berbasis fasa Dy2Fe14B secara intrinsik berpotensi memiliki koersivitas tinggi. Nilai koersivitas magnet permanen, juga ditentukan oleh mikrostrukturnya seperti grain dengan ukuran setara dengan grain berdomain tunggal serta fasa kedua berperan sebagai decoupling agent. Pada penelitian ini dipelajari efek subsitusi parsial atom Dy oleh atom Nd terhadap koersivitas magnet permanen. Komposisi material magnet yang dipelajari adalah berbasis komposisi Sumitomo yaitu Dy15-xNdxFe77B8 (at%) dengan x = 1, 2, 3 dan 5 suatu komposisi yang kaya dengan elemen RE dan boron. Metode sintesis yang diterapkan adalah metode metalurgi serbuk dari alloy yang difabrikasi dengan cara peleburan menggunakan vacuum arc melting furnace. Hasil evaluasi kurva magnetisasi sampel magnet Dy15-xNdxFe77B8 memperlihatkan koersivitas sebesar 1600 kA/m atau 20 kOe dapat dicapai. Nilai koersivitas tersebut menurun dengan bertambahnya fraksi atom Nd. Penurunan koersivitas ini juga diiringi dengan peningkatan nilai remanen. Meskipun loop histeresis yang diperoleh berasal dari loop minor, dapat disimpulkan bahwa peningkatan nilai koersivitas magnet permanen Dy15-xNdxFe77B8 ditentukan oleh fraksi Dy dan ukuran grain. Ukuran grain yang halus cenderung meningkatkan nilai koersivitas magnet, Demikian juga dengan efek subsitusi, semakin besar fraksi atom Dy pada magnet Dy15-xNdxFe77B8, semakin tinggi nilai nilai koersivitasnya. Semakin besar fraksi atom Nd pada magnet Dy15-xNdxFe77B8, semakin besar nilai remanennya.

Neodymium iron boron (NdFeB) magnet is a modern permanent magnet having Nd2Fe14B hard magnetic phase with superior magnetic properties compared to other types of permanent magnet. Such Nd2Fe14B hard magnetic phase is mainly made of iron (Fe), which is abundantly available on earth, which become tha reason why many researchers and industries pay much attentions to the Nd2Fe14B phase. It is known very well that all rare earth elements can form the RE2Fe14B (RE: rare earth) phase. When the RE is dysprosium (Dy), the Dy2Fe14B phase has extremely large the anisotropy field value. Intrinsically, the magnetic materials based on Dy2Fe14B phase would have a high coercivity. The coercivity of permanent magnets is also determined by the microstructure of materials like grains with a size equivalent to a single-domain grain and the second phase which acts as a decoupling agent. In the current research works, the effect of partial substitution of Nd atoms to Dy atoms in Dy2Fe14B magnetic phase on the coercivity of permanent magnets has been investigated. The composition of the magnetic material under studied was based on the so-called Sumitomo composition. A series of Dy15-xNdxFe77B8 (at%) alloys with x = 1, 2, 3 and 5 compositions were fabricated through powder metallurgy processing. The preparation of ingots was carried by melting using a vacuum arc melting furnace. Results of magnetic evaluation of all samples have shown that the highest corcivity achieved from the Dy15-xNdxFe77B8 samples was 1600 kA/m or 20 kOe. The coercivity value decreases with increasing atomic fraction Nd. This decrease in coercivity is also accompanied by an increase in the value of the remanence. Although the obtained hysteresis loops are from minor loops, it can be concluded that the increase in the coercivity of the Dy15-xNdxFe77B8 permanent magnets is determined by the fraction of Dy and the grain size of materials. The fine grain size tends also to increase the coercivity value. The greater the Dy atomic fraction of Dy15-xNdxFe77B8 permanent magnets, the higher the coercivity value. The greater the Nd atomic fraction of Dy15-xNdxFe77B8 permanents, the greater the remanence value."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Condon, Matthew.
Vintage, 1996
R 823.3 CON I
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Oktinsyah Zeriyat Ahda
"Material magnet NdFeB banyak diketahui sebagai magnet permanen yang memiliki sifat magnetik yang superior ditandai dengan tingginya nilai saturasi magnetik dari bahan magnet tersebut. Namun pada bahan NdFeB memiliki nilai koersivitas yang dapat dipengaruhi fasa dari bahan, sehingga material NdFeB berpotensi digunakan sebagai material penyerap gelombang radar jika nilai koersivitas nya sekecil mungkin. Pada penelitian ini dibuat material Nd15-xFe77+xB8 (X= 0, 2 dan 5) dengan perbedaan waktu milling pada material selama 1, 3, 5 jam dan pemberian perlakuan panas terkontrol agar terjadi oksidasi parsial. Pasca pemberian perlakuan panas terkontrol, diperoleh hasil bahwa material Nd15-xFe77+xB8 dengan nilai x = 0, 2 dan 5 memiliki fasa campuran antara fasa magnetik Nd2Fe14B dan -Fe. , pada bahan yang telah diberikan perlakuan panas mengalami dekomposisi ditandai pada hasil XRD terdapat banyak unsur besi. Fasa tersebut sangat berpengaruh pada daya absorbsi bahan, untuk bahan sebelum diberi perlakuan panas akan menyerap gelombang radar sangat baik dengan nilai reflection loss maksimum sebesar 25,10 dB yaitu 94,44% gelombang radar diserap oleh bahan sedangkan pada bahan yang telah mengalami perlakuan panas menyerap gelombang radar sebesar 12,60 dB atau 76,56% gelombang radar diserap oleh bahan. Selain pada fasa semakin lama waktu milling membuat daya serap menjadi semakin baik. Maka dapat disimpulkan bahwa material NdFeB memiliki potensi untuk menjadi material penyerap gelombang radar.

NdFeB magnetic material is widely known as a permanent magnet which has superior magnetic properties characterized by the high magnetic saturation value. However, NdFeB material has a coercivity value that can be influenced by phase of the material, so that NdFeB material has the potential to be used as a radar wave absorbing material if the coercivity value is as small as possible. In this study, the material Nd15-xFe77+xB8 (X= 0, 2 and 5) was made with a difference in milling time of 1, 3, 5 hours and controlled heat treatment to allow partial oxidation to occur. After giving controlled heat treatment, it was found that the material Nd15-xFe77+xB8 with values of x = 0, 2 and 5 had a mixed phase between the magnetic phase of Nd2Fe14B and α-Fe. , the material that has been given heat treatment experience decomposition marked on the XRD results there are lots of iron elements. This phase greatly affects the absorption of the material, for the material before being heat treated it will absorb radar waves very well with a maximum reflection loss value of 25.10 dB, which is 94.44% of the radar waves are absorbed by the material, while the material that has undergone heat treatment absorbs 12.60 dB or 76.56% of radar waves are absorbed by the material. In addition to the phase, the longer the milling time makes the absorption better. So it can be concluded that the NdFeB material has the potential to become a radar wave absorbing material."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>