Ditemukan 79372 dokumen yang sesuai dengan query
Sinaga, Nasan
"
ABSTRAKMasalah yang dihadapi dalam melakukan perencanaan jaringan telepon perkantoran gedung bertingkat yang statusnya untuk disewakan dan sebahagian dipakai sendiri adalah prakiraan kebutuhan banyaknya satuan sambungan telepon (sst) dan titik outlet telepon dilokasi ruangan kerja serta pemilihan jaringan dan peralatannya untuk mendukung kecepatan dan keandalan dalam melakukan pertukaran informasi dari setiap pelanggannya seoptimal mungkin.
untuk mendukung perencanaan jaringan yang optimal terlebih dahulu dihitung banyaknya sst yang diperhitungkan berdasarkan total luas effektif bangunan, sedangkan untuk penentuan jumlah titik outlet telepon setiap lantai ditetapkan sesuai standard cipta karya. 5elanjutnya untuk media traasmisi memilih menggunakan kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) kategory 5 serta perlengkapannya yang sanggup mendukung transfer data dengan kecepatan 155 Mbps.
Dengan optimasi perencanaan jaringan yang dilakukan, diharapkan kesesuaian antara perencanaan dan kebutuhan terutama dalam menyongsong konsep pengembanga.n jaringan dan pelayanan dengan akan diterapkannya ISDN oleh PT. Telkom, makes suatu jaringan dapat digunakan bermacam-macaw pelayanan, seperti . Data, suara, gambar dan perpaduan antara ketiganya sehingga fasilitas yang tersedia menjadi nilai tambah dari gedung Perkantoran yang disewakan khususnya bust gedung Graha Istaka.
"
1995
S38742
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Universitas Indonesia, 1983
S19456
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
TA3355
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Arman Djohan Diponegoro
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Hary Nugroho
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S37994
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dodi Haryadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38342
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Denny Hasminta S. Maha
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
TA3323
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Herry Aryanto
"Perkembangan teknologi digital terjadi begitu cepat termasuk dalam dunia TV siaran. Perkembangan tersebut mengakibatkan adanya kesepakatan diantara banyak negara yang mengharuskan adanya migrasi dari sistem TV analog ke TV digital. Indonesia pada tahun 2015 - 2018 direncanakan secara penuh akan melakukan migrasi penyiaran TV analog ke TV digital secara penuh (Analog Switch Off). Bagi pemerintah sebagai regulator, penerapan sistem penyiaran TV digital akan dapat meningkatkan efesiensi penggunaan spektrum frekuensi, dimana 1 (satu) kanal TV analog dapat menyalurkan 4-6 program siaran TV digital, sehingga dapat menampung lebih banyak penyelenggara TV baru, dengan demikian sebagian spektrum penyiaran yang ada dapat dimanfaatkan untuk layanan (service) lain yang akhirnya akan meningkatkan penerimaan negara dalam bentuk Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi.
Tujuan dari penerapan Biaya Hak Penggunaan frekuensi adalah mempromosikan penggunaan spektrum frekuensi yang efektif dan efesien. Disamping itu juga untuk mendapatkan pendapatan bagi negara yang salah satunya adalah untuk membiayai kegiatan manajemen spektrum frekuensi. Dalam pelaksanaan migrasi sistem penyiaran TV analog ke sistem penyiaran TV digital diperlukan model baru perhitungan Biaya Hak Penggunaan frekuensi TV siaran digital di Indonesia.
Dalam tesis ini akan memfokuskan pada analisa model biaya hak penggunaan spektrum dengan memperhatikan pengalaman?pengalaman dari beberapa negara- negara (benchmarking) dalam penerapan biaya spektrum frekuensi dan analisa masukan dari operator TV siaran di Indonesia. Dalam penelitian ini dihasilkan rumusan model perhitungan BHP Frekuensi TV penyiaran digital di Indonesia yang menggunakan parameter - parameter bandwidth, indeks harga frekuensi, kondisi ekonomi di wilayah layanan dan cakupan populasi penduduk. Dengan membandingkan dengan model BHP pada saat ini maka ada penambahan parameter yaitu kondisi ekonomi di wlayah layanan dan cakupan populasi. Dengan adanya penambahan paremeter tersebut diharapakan BHP akan lebih adil bagi operator TV. Daerah yang kurang maju mendapatkan insentif dari pembayaran BHP frekuensi. Pemerintah juga mendapatkan pendapatan dari penarikan BHP.
The development of digital technology happen so quickly in the world including broadcast TV. These developments resulted in the agreement among many countries that require the migration from analog TV system to digital TV. Indonesia in 2015 - 2018 is planned in full will be to migrate analog TV broadcasting to digital TV in full (Analogue Switch Off). For the government as regulator, the application of digital TV broadcasting system will be able to improve the efficiency of the use of frequency spectrum, where 1 (one) channel to channel 4-6 analog TV to digital TV broadcasting programs, so it can accommodate more new TV providers, thereby partially broadcasting spectrum could be used for services which are ultimately going to increase state revenue in the form of cost Rights of Use (BHP) frequency. The purpose of the application fee is to promote the right use of the frequency of use of the frequency spectrum of effective and efficient. In addition, to obtain revenue for the country one of which is to finance the activities of the frequency spectrum management. In the implementation of analog TV broadcasting system migration to digital TV broadcasting system required a new model of calculating the frequency of use of TV Rights Cost of digital broadcasting in Indonesia. This thesis will focus on the analysis of spectrum usage rights fee model by considering the experiences of several countries (benchmarking) in the application of spectrum frequency cost analysis and input from broadcast TV operators in Indonesia. In this study, the formulation of the calculation model BHP frequency TV digital in Indonesia using the parameters - the parameters of bandwidth, the frequency of price indices, economic conditions in the service area and population coverage. By comparing the model with BHP at the moment there are additional parameters, economic conditions in services area and population coverage. With the additional parameter is expected that BHP would be fairer for TV operators. The less developed regions to get incentives from BHP payment frequency. The overnment also earned income from the withdrawal of BHP."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T40876
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Budi Kartadinata
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T40683
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Wayan Susiawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T41143
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library