Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63764 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmat Saleh H F S
"Antena mikrostrip segitiga sama sisi dengan metode trim dirancang untuk bekerja pada frekuensi wireless LAN 2,4 GHz karena frekuensi ini masih menjadi pilihan utama dibandingkan dengan frekuensi wireles LAN 5,2 GHz. Antena dirancang agar memiliki VSWR < 2 dan return loss < 2. Sedangkan pencatuan I elektro magnetically coupled dipilih untuk memperlebar bandwidth. Pengubahan frekuensi dapat dilakukan dengan metode menghitung ulang panjang sisi patch atau dengan metode trim. Metode trim dipilih karena cara ini terbukti lebih efisien baik pada saat simulasi ataupun pada saat fabrikasi.
Dengan metode ini (selain juga karena penggunaan bahan substrat) dimensi patch yang diperoleh bisa diperkecil. Sedangkan saluran pencatu diatur sedemikian rupa sehingga kondisi matching pada frekuensi kerja dapat terjadi. Dari hasil pengukuran antena fabrikasi didapat bandwidth antena dari 2,3993 GHz-2,48368 GHz atau sebesar 84,38 MHz (3,456 %). VSWR terendah adalah 1,0845 dan return loss terendah adalah -27,046 dB keduanya terjadi pada frekuensi resonansi 2,444 GHz. Berkas utama pola radiasi antena ini adalah pada sudut 0 derajat. Sedangkan gain yang diperoleh sebesar 4,644 dB pada frekuensi 2,44 GHz"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sintong Binzar P.
"Antena mikrostrip (MSA) telah banyak digunakan karena memiliki banyak keuntungan seperti bentuknya yang ringkas, praktis, ringan dan mudah untuk mengatur polarisasinya. Namun, terdapat kekurangan pada antena microstrip ini, yaitu gain yang rendah [5]. Karakteristik gain tinggi sangat dibutuhkan dalam komunikasi satelit. Antena array yang merupakan gabungan beberapa elemen tunggal adalah cara untuk mengatasi masalah ini.
Pada skripsi ini antena array yang dirancang berbentuk planar dengan ukuran 2x2 (4 elemen) yang menghasilkan polarisasi melingkar. Teknik yang digunakan untuk membangkitkan polarisasi melingkar pada antena array segitiga sama sisi adalah dengan pencatuan ganda secara langsung pada masing-masing elemennya. Matching antar elemen merupakan salah satu faktor penting dalam menyusun antena array. Transformer X/4 merupakan teknik yang digunakan pada matching antar elemen. Karakteristik yang diamati pada skripsi ini adalah bandwidth, axial ratio bandwidth, pola radiasi, dan gain. Antena array bekerja pada frekuensi sekitar 2.625 GHz dengan polarisasi melingkar.
Dari hasil pengukuran diperoleh polarisasi melingkar dengan axial ratio bandwidth sebesar 28 MHz atau sebesar 1,07 %. Gain antena mikrostrip patch segitiga sama sisi sebesar 11,24 dB pada frekuensi 2.625 GHz. Berkas utama antena mikrostrip patch segitiga sama sisi pada bidang E berada pada arah 0_ dilihat dari pola radiasi antena array."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Ranuhardi
"Banyak sistem komunikasi yang dapat mengaplikasikan antena mikrostrip frekuensi ganda. Dan karena ukuran fisiknya yang lebih kecil jika dibandingkan dengan antena mikrostrip persegi dan lingkaran pada frekuensi kerja yang sama, penggunaan antena mikrostrip segitiga sama sisi yang beroperasi pada frekuensi ganda mulai menarik banyak perhatian.
Pada skripsi ini telah dilakukan rancang bangun antena mikrostrip segitiga sama sisi dengan teknik pencatuan tergandeng secara elektromagnetis dan diberi celah untuk menghasilkan frekuensi ganda. Antena rancangan merupakan suatu antena yang bekerja pada dua buah frekuensi yang beroperasi disekitar frekuensi 4 GHz. Antena hasil rancangan dibuat untuk meningkatkan sempitnya karakteristik lebar pita antena mikrostrip dengan menggunakan dua Iapisan substrat dengan ketinggian yang sama. Operasi frekuensi ganda diperoleh dengan teknik Reactively-loaded, yaitu dengan menambahkan celah pada salah satu sisi segitiga sama sisi.
Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa posisi pencatuan terbaik diperoleh dengan mencatu segitiga dari salah satu sudutnya dcngan panjang inset 0,440Am, Diperoleh juga bahwa penambahan celah tidak mengubah frekuensi resonan utama dan dibutuhkan panjang celah tertentu untuk menimbulkan frekuensi resonan kedua. Pembangkitan dua buah frekuensi resonan optimal yaitu pada 3,56 GHz dan 4,197 GHz diperoleh untuk panjang celah 0,269Am. Selain itu, penggunaan teknik pencatuan tergandeng secara elektromagnetis dapat menghasilkan frekuensi utarna dengan lebar pita 6,1%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39218
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perkembangan dunia telekomunikasi dalam beberapa dekade terakhir telah mengarah kepada penggunaan komunikasi bergerak, khususnya komunikasi satelit. Keberadaan komunikasi satelit menjadikan kita tidak lagi harus khawatir dengan daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh jenis komunikasi terrestrial ataupun daerah perkotaan yang dihalangi oleh gedung-gedung bertingkat. Untuk mendukung perkembangan teknologi komunikasi satelit ini, antena memegang peran yang cukup penting, sehingga banyak ilmuwan yang melakukan riset di bidang perancangan antena, khususnya jenis antena mikrostrip. Dipilihnya jenis antena mikrostrip ini karena bentuknya yang kecil, relatif murah dan mudah dalam pembuatannya. Untuk dapat digunakan pada komunikasi satelit, diperlukan antena dengan gain yang tinggi serta polarisasinya melingkar. Gain yang tinggi dibutuhkan untuk komunikasi satelit yang jaraknya relatif sangat jauh, sedangkan polarisasi melingkar dibutuhkan untuk komunikasi bergerak, sehingga tidak diperlukan penyesuaian (tracking) antara antena pengirim dengan penerima. Pada skripsi ini, diajukan sebuah perancangan antena mikrostrip untuk aplikasi Quasi-Zenith Satellite. Antena ini memiliki frekuensi kerja pada 2,6 GHz (2605-2630 MHz), selain itu juga harus memenuhi kriteria dari sebuah antena yang baik (VSWR ? 2,0 dan axial ratio < 3 dB). Untuk memenuhi spesifikasi tersebut, maka digunakan antena mikrostrip jenis segitiga sama sisi dengan teknik pencatuan tunggal secara langsung (direct feed) dan pemberian slot pada bagian patchnya dengan penggunaan stub untuk memperoleh impedansi matchingnya. Dengan menggunakan antena segitiga sama sisi, akan diperoleh karakteristik yang sama pada patch segi empat (rectangular) yang dapat menghasilkan bentuk patch yang lebih kecil. Pemberian slot digunakan untuk membangkitkan polarisasi melingkar, sedangkan dipilihnya pencatuan tunggal secara langsung, selain karena bentuknya yang sederhana, juga dapat dilakukan fabrikasi secara langsung dengan bagian patch antena. Berdasarkan hasil simulasi dan pengukuran, diperoleh polarisasi melingkar dengan axia] ratio minimum sebesar 0,86 dB dicapai pada frekuensi 2605 MHz dengan bandwidth mencapai 23 MHz(2601 MHz - 2623 MHz) atau sebesar 0,88% diukur dari frekuensi tengah axial rafkmya (2612 MHz).. Berkas utama radiasi antena yang terukur berada pada sudut 0_ dan polarisasi melingkar terjadi pada rentang frekuensi 300_ - 80_(1400). Nilai bandwidth VSWR dan return loss dari pengukuran antena adalah 55 MHz (2581 MHz - 2636 MHz) atau sebesar 2,1 % terhadap frekuensi kerja antena (2615 MHz). Gain antena yang dihasilkan antara 7,1 dB - 8,4 dB, dan dapat dikategorikan antena ini memiliki gain yang tinggi untuk jenis patch tunggal. Dari hasil ini terlihat bahwa rancangan yang dihasilkan dapat memenuhi karakteristik yang diinginkan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40697
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peranginangin, Windi Kurnia
"Skripsi ini membahas pembuatan antena omnidirectional dan antena sektoral pada frekuensi kerja 2,4 GHz untuk jaringan wireless LAN (local area network). Parameter yang harus diperhatikan dalam merancang antena untuk wireless LAN yaitu frekuensi kerja, pola radiasi, gain, polarisasi, VSWR, return loss, bandwith, dan impedansi input. Pada skripsi ini telah berhasil dibuat antena omnidirectional dan sektoral pada frekuensi 2,4 GHz. Hasil dari antena omnidirectional tersebut memiliki parameter pola radiasi 360_ pada bidang horisontal, gain 9 dB, polarisasi vertikal, VSWR 1,233, return loss -20,79 dB, bandwith 230 MHz dan impedansi input 48,3 + j5,17W. Parameter antena sektoral yang dibuat yaitu pola radiasi 120_ pada bidang horisontal, gain 15 dB, polarisasi vertikal, VSWR 1,712, return loss -11,57, bandwith 200 MHz dan impedansi input 40,57 + j8,72 W. Hasil pengukuran tersebut mendekati hasil simulasi menggunakan software 4NEC2. Antena yang dibuat sesuai dengan standar wireless LAN, sehingga antena tersebut dapat digunakan dalam jaringan wireless LAN.

This research explores experimentally to design and build omnidirectional and sectoral antenna for 2.4 GHz frequency wireless LAN (local area network). The parameters explored and analyzed in the process design of antenna for wireless LAN are operating frequency, radiation pattern, gain, polarization, VSWR, return loss, bandwidth and input impedance. This research report that successfully fabricated omnidirectional and sectoral antenna for 2.4 GHz frequency. The omnidirectional antenna has 360_ radiation pattern in horizontal plane, 9 dB gain, vertical polarization, 1.233 VSWR, -20.79 dB return loss, 230 MHz bandwidth and 48,3 + j5,17W input impedance. The sectoral parameters are 120_ radiation patern in horizontal plane, 15 dB gain, vertical polarization, 1.712 VSWR, -11.57 return loss, 200 MHz bandwidth and 40,57 + j8,72 W input impedance. The result of measurement approache the simulation of 4NEC2 software. The omnidirectional and sectoral antenna are complied with wireless LAN standards, so the antenna can be used for wireless LAN network."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51266
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Narpati
"Perkembangan komunikasi tanpa kabel memudahkan orang dalam bertukar data, misalnya dengan menggunakan bluetooth atau wireless LAN. Salah satu teknologi yang mendukung perkembangan wireless LAN adalah teknologi antena. Antena digunakan pada device wireless LAN seperti Access Point atau PCMCIA. Antena yang digunakan pada bidang wireless LAN dituntut untuk memiliki rancangan yang kompak (dimensi yang kecil, ringan) dengan kemampuan meradiasikan dan menerima sinyal dengan baik. Salah satu jenis antena yang sesuai untuk aplikasi wireless LAN adalah antena mikrostrip. Antena mikrostrip memiliki karakteristik yang low profile (dimensi kecil, ringan), mudah dalam fabrikasi dan relatif lebih murah dalam pembuatannya [14]. Penelitian ini akan merancang suatu antena mikrostrip segiempat berbentuk huruf S untuk aplikasi wireless LAN 802.11 a yang beroperasi pada frekuensi 5,15 GHz - 5,35 GHz. dan 5,725 GHz - 5,825 GHz. Dua buah slot akan ditempatkan secara simetris dengan posisi saling berlawanan. Slot berfungsi untuk mereduksi ukuran patch serta memperlebar bandwidth. Antena yang akan dirancang akan menggunakan teknik pencatuan electromagnetically coupled agar menghasilkan bandwidth yang lebih besar [12] [13], serta teknik dual offset feedline pada impedance matching. Dari hasil simulasi dan fabrikasi antena mikrostrip S-Shaped mampu bekerja pada semua sub band yang dibutuhkan pada standar 802.11 a. Dari hasil simulasi diperoleh fractional bandwitdh sebesar 17,49 %. Dari hasil pengukuran antena memiiki frekuensi kerja dari 4933,3 Mhz hingga diatas 6000 MHz. Gain rata-rata antena mikrostrip S-Shaped sebesar 4,99 dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Bayu Wijaya
"Antena mikrostrip memiliki beberapa keuntungan, di antaranya bentuk kompak, dimensi kecil, mudah untuk difabrikasi, mudah dikoneksikan dan diintegrasikan dengan divais elektronik lain. Oleh sebab itu antena mikrostrip sangat banyak diaplikasikan dalam dunia telekomunikasi, salah satunya dalam teknologi WiMAX. WiMAX merupakan teknologi akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access) yang memmiliki area hingga puluhan kilometer serta mempunyai bandwidth yang lebar dan bit rate yang besar.
Pada penelitian ini dirancang suatu antena mikrostrip patch segiempat array 8 elemen untuk aplikasi WiMAX yang bekerja pada frekuensi 3,3 GHz (3,3-3,4 GHz) serta gain ? 15 dBi. Untuk memberikan bandwidth yang lebar antena mikrostrip yang dirancang menggunakan teknik pencatuan elecrromagnetically coupled sedangkan untuk menningkatkan gain digunakan teknik antena susun (array). Dari hasil pengukuran, antena yang telah dirancang mampu bekerja pada rentang frekuensi 3,3-3,4 GHz. Nilai VSWR ? 1,9 dapat dicapai pada rentang 3,25 GHz - 3,69 GHz. Gain tertinggi adalah 14,787 dB di frekuensi 3,58 GHz.

Microstrip antenna has many advantages, such as compact, low profile, easy to fabricate and easy to be connected with other electronic device. These advantages makes microstrip antena become very aplicable in telecommunication, especially for WiMAX technologies. WiMAX is a broadband wireless access technology that has coverage area up to ten kilometers with wide bandwidth and high bit rate.
In this research, a 8 Elements Array Rectangular Patch Microstrip Antenna is designed for WiMAX application in the 3.3 GHz band (3.3-3.4 GHz) with gain ? 15 dBi. To increase the bandwidth, the microstrip antenna is designed with electromagnetically coupled technique and for higher gain it uses the array technique. From the measurement results, the antenna can work in 3.3-3.4 GHz frequency band. This is shown with the value of VSWR ? 1,9 in 3,25-3,69 GHz (720 MHz). The highest gain is 14.787 dB at 3.58 GHz.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51376
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suwarto
"Salah satu aplikasi dari antena mikrostrip adalah antena untuk komunikasi suara (sound broadcasting) menggunakan satelit Quasi Zenith yang bekerja pada pita frekuensi 2,6 GHz (2605 -2630 MHz) [3]. Selain hams mempunyai karakteristik sebagai sebuah antena yang baik ( VSWR lebih kecil atau sama dengan 2, return loss lebih kecil atau sama dengan -9,54 dB), antena untuk aplikasi ini juga harus menghasilkan polarisasi melingkar karena digunakan untuk komunikasi bergerak menggunakan satelit yang jaraknya sangat jauh. Dengan polarisasi melingkar, maka tidak diperlukan penyesuaian (tracking) polarisasi antara antena pengirim dan penerima.
Pada skripsi ini, diajukan antena yang memenuhi kriteria di atas yaitu antena mikrostrip patch segitiga samasisi dengan teknik pencatuan tunggal secara langsung untuk menghasilkan polarisasi melingkar pada frekuensi 2605 - 2630 MHz. Patch segitiga dipilih karena dapat menghasilkan karakteristik yang sama dengan patch segi empat dengan luas yang lebih kecil [2]. Jenis segitiga samasisi dipilih karena telah banyak dipelajari dan digunakan dibandingkan jenis segitiga yang lain sehingga lebih mudah dalam analisanya [10],[11],[13]. Pencatuan tunggal (single feed) dipilih karena struktumya yang sederhana dan ringkas yang dapat memperkecil dimensi antena, sedangkan pencatuan langsung (direct feed) dipilih karena mudah dan dapat difabrikasi bersamaan dengan patch segitiga [2].
Berdasarkan simulasi dan pengukuran hasil fabrikasi antena yang dilakukan pada skripsi ini, untuk menghasilkan polarisasi melingkar dengan teknik pencatuan tunggal secara langsung, tinggi patch segitiga samasisi harus sedikit dikurangi sehingga sisi miring (b) dan sisi alas (a) mempunyai perbandingan b/a sebesar 0,97. Dengan demikian, untuk sisi alas sisi alas 50,6 mm, patch segitiga mempunyai sisi miring 49,1 mm. Untuk menghasilkan Left Hand Circular Polarization (LHCP), patch segitiga dicatu pada titik sejauh 16 mm dari sudut sebelah kiri sedangkan untuk menghasilkan Right Hand Circular Polarization (RHCP), patch segitiga dicatu pada titik sejauh 16 mm dari sudut sebelah kanan. Untuk mencapai kondisi matching maka digunakan teknik single stub impedance matching.
Dari hasil pengukuran diperoleh polarisasi melingkar dengan axial ratio Bandwidth 29 MHz ( 2604 - 2633 MHz) atau sebesar 1,1 %. Berkas utama radiasi antena yang terukur berada pada sudut 0 dan polarisasi melingkar teriadi pada rentang sudut 330_ sampai 50_. Bandwidth VSWR yang diperoleh sebesar 65 MHz (2578 - 2643 MHz) atau sebesar 2,48 %. Untuk rentang frekuensi dari 2605-2630 MHz diperoleh VSWR yang sangat kecil yaitu di bawah 1,45. Sementara itu, gain antena yang diukur pada arah intensitas radiasi maksimum (0_) sebesar ~ 6 dB. Dari hasil ini terlihat bahwa rancangan yang dihasilkan dapat memenuhi karakteristik yang diinginkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Emir Soaduon
"Pada penelitian ini dilakukan perancangan antena yang beresonansi pada frekuensi 1.8 GHz dan 2.1 GHz. Pemilihan frekuensi ini disesuaikan terhadap IMT 2000. Penggunaan geometri antena berbentuk segitiga sama sisi dimaksudkan untuk memperkecil dimensi antena secara keseluruhan. Secara geometris antena ini berbentuk dua segitiga sama sisi yang saling membelakangi, satu segitiga sebagai radiator dan segitiga yang lain sebagai parasitiknya. Gangguan yang dilakukan oleh elemen parasitik terhadap elemen peradiasi dengan menggandeng keduanya dengan jarak tertentu, memunculkan frekuensi resonan baru yang berdekatan dengan frekuensi resonan utama yang dibangkitkan oleh elemen peradiasi. Perbandingan antara frekuensi alas terhadap bawahnya sebesar 1.1. Resonan pertama dibangkitkan oleh elemen peradiasi sedangkan resonan kedua berasal dari elemen parasitik.
Metode Hubung singkat yang terhubung antara patch dengan ground plane pada satu titik di antara voltage null dengan puncak segitiga sama sisi, menghasilkan dimensi antena yang berukuran 113 bagian dari sebenarnya. Celah, di antara dua elemen yang saling membelakangi, akan berpengaruh pada frekuensi rasio antara kedua resonan tersebut maupun perolehan nilai return loss yang berkaitan dengan nilai VSWR di bawah 1.2.
Cara yang digunakan untuk memperoleh perbandingan elemen radiator dan parasitiknya adalah dengan menguji coba 5 buah antena dengan 5 perbedaan pada elemen parasitiknya. Untuk mengetahui jarak celah yang tepat adalah dengan menguji coba 5 buah antena yang identik namun memiliki 5 perbedaan celah yang menggandeng elemen radiator dengan parasitiknya.
Hasil pengukuran return loss yang diperoleh dari segitiga dengan panjang sisi elemen peradiasi 2 cm dan panjang sisi parasitik 1.6 cm adalah -21.24 dB untuk frekuensi 1.86 GHz dan -25.37 dB untuk frekuensi 2.15 GHz. Nilai VSWR-nya berturut-turut 1.19 dan 1.12. Bandwidth pada kedua resonan adalah 37.21 MHz.

The research had been done to design antenna which are resonant at L8 GHz and 2.1 GHz. The frequencies are adjusted to IMT 2000. Geometrical dimension such as equilitriangular is used to shrink the original patch. The antenna is consisted of two element, one element as radiator and the other as parasitic. The disturbance done by parasitic element generates new resonant which is closed to the main resonant. Division between second and first resonant is 1.1. The first resonant is generated by radiator and second resonant is generated by parasitic element.
Short circuit connected from patch to ground plane in one spot between voltage null and equilitriangular tip, can shrink the dimension to become 113 part of original dimension. Gap, between two element can affect to frequency ratio and return loss values connected to VSWR values beneath 1.2.
The way to reach appropriate composition between radiator and parasitic element through experiment on 5 samples that have 5 different parasitic dimensions. The way to reach appropriate gap between radiator and parasitic element through on 5 samples that have 5 different gaps.
With 2 cm radiator equilitriangular length and 1.6 cm parasitic equilitriangular length brings return loss results -21.24 dB at L86 GHz and -25.37 dB at 2.15 GHz, respectively. VSWR values are 3.19 and 1.12 respectively. Bandwidth on both resonant is 37.21 MHz.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T2786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartuti Mistialustina
"Dimasa sekarang sistem komunikasi membutuhkan antena dengan versatilitas yang tinggi. Kebutuhan akan antena yang dapat beroperasi pada frekuensi yang berbeda atau dapat dikonfigurasi ulang adalah suatu hal yang bermanfaat karena perubehan sistem mungkin terjadi. Teknologi antena mikrosttip dengan frekuensi ganda berkembang pesat. Salah satu metodenya yang populer adalah Miscellaneousloading diuji frequency. Pada tekuik ini frekuensi ganda dihasilkan dengan menambahkan beban, diantamnya adalah beban stub. Penelitian yang dilakukan oleh Davidson. S.E dan Richards, W.F memperoleh hasil bahwa perubahan panjang studi dapat menala basil frekuensi resonansi. Namun pada penelitian tersebut penalaan hanya dilakukan peda saat simulasi untuk memperoleh frekuensi yang diinginkan, setelah pabrikasi penalaan tidak dilakukan lagi. Pada kundisi lain kemampuan penalaan pada suatu antena memberikan kesempatan untuk melaknkan pengembangan dalam hal fungsi dan kernampuan dari teknologi komunikasi frekuensi tinggi. Pada skripsi ini telah dHakukan rancang bangun antena segiempat frekuensi ganda ditala dengan menggunakan beban stub yang berperan sebagai resonator dan juga penala berupa saluran mikrostrip yang terbuat dari lempengan tembaga yang dapat diubah-ubah posisinya. Penalaan dapat dilakukan hingga tahap pabrikasi. Digunakan lima variasi ukuran beban dengan panjang 0,5/.d dan lebar masing-masing 12 mm, 10 mm, 8 mm, 6 mm, dan 4 mm. Pencatuan yang digunakan adalah dengan menggunakan saiuran mikrostrip dengan inset Antena rancangan pada awalnya merupakan suatu desain antena yang bekerja pada frekuensi sekitar 2,4 GHz, Setelah diberi beban dari hasil pengukuran diperoleh bahwa ukuran beban yang optimal dalam menghasilkan frekuensi resonansi ganda ditala adalah 0,5hd x 4 mm. Beban ini menghasilkan antena dengan daerah frekuensi operasi 2.41 GHz sampai dengan 2,66 GHz untuk frekuensi resonansi pertama dan 1,22 GHz sampai dengan l,94 GHz untuk frekuensi resonansi kedua. Gain antena hasil rancangan adalah 4,49 dE untuk frekuensi resonansi 2,37 GHz dan 4.48 dB untuk frekuensi resonansi 1,55 GHz dan 2,48 GHz."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>