Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7463 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"MPLS (Multi Protocol Label Switching) adalah arsltektur network untuk memadukan mekanisme label swapping dengan layer 3 routing agar mempercepat
penglriman paket Networlk MPLS terdlri darl label-sWJ1ched path (LSP), yang menghubungkan titlk-tltik yang dlsebut: label switched router (LSR). Setiap LSP dikaltkan dengan sebuah fotwarding equivalence class (FEC}, yang rnerupakan kumpulan paket yang menerima forwarding yang sama disebuah LSR dan FEC lni diidentifikasil
Sebagalmana telah diketahui bahwa teknologi MPLS menawarkan banyak keuntungan dimana selain memakan biaya yang telatif tldak besar seperti yang diperlukan oleh teknologi lalnnya seperti Frame Relay atau ATM juga menawarkan kecepatan data transfer yang tinggi dengan bandwidth besar. Pada dasarnya MPLS merupakan pengembangan dari tekno!ogi yang sudah ada seperU Frame relay, akan telapi MPLS itu sendiri hanya membutuhkan konflgurasi yang lebih sederhana yaitu dengan menggunakan mekanlsme pelabelan saja seperti yang telah disebutkan
sebelumnya.
Pada tugas akhir lni penulis mencoba untuk mengembangkan rancangan MPLS yang sudah diimplementasikan sebelumnya pada suatu perusahaan 1SP (Internet Service Provider}. Dimana lmplementasi yang lelah dilalrukan pada jaringan domestik ini baru terlaksana pada t1ngkat sederhana (sebagai Enterprise} belum memenuhi tuntutan
jasa yang berkelas dan berkualitas (lSP sebagai backbone MPLS). Penu!is
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardi
"Layanan VPN yang diberikan oleh penyedia jaringan MPLS tidak hanya dapat digunakan sebagai intranet untuk perusahaan, tapi juga sebagai akses Internet untuk pelanggan ISP, dimana sebuah ISP juga membentuk sebuah VPN. Walaupun berada dalam satu jaringan atau bahkan terhubung pads sebuah router MPLS yang sama, komunikasi antar pelanggan dari ISP yang berbeda akan keluar terlebih dahulu dari jaringan MPLS menuju Intemet F-rchange dan masuk kembali kedalam jaringn MPLS. Pada tugas akhir ini penulis merancang dan melakukan uji coba agar komunikasi antar pelanggan dari ISP yang berbeda tapi berada dalam jaringan MPLS yang sama dan propinsi yang sama, dapat melalui jalur Label Switch Path yang terbentuk antara kedua pelanggan tersebut tanpa hams keluar dari jaringan MPLS sehingga tidak membebani trunk nasional sekaligus dapat meningkatkan performansi trafik antara kedua peIanggan tersebut. Metoda yang digunakan adalah dengan melakukan overlaping VPN yaitu penggabungan dua bush VPN atau lebih sehingga menjadi sebuah VPN. overlaping didisain sedemikian rupa sehingga trafik yang menuju Internet di luar jaringan MPLS tetap harus selalu melalui gateway ISP masing masing. Penulis juga menambahkan.feature pada rancangan agar ISP yang memiliki seri,er kolokasi diluar jaringan MPLS dapat diakses secara langsung oleh pelanggan ISP lain yang berada didalam jaringan MPLS. Server kolokasi dan pelanggan ISP tersebut berada dalam propinsi yang sama sehingga tidak membebani fr-mik nasional. Rancangan ini menggunakan n?unk khusus untuk trafik kolokasi dari gateway ISP di propinsi ke router MPLS. Dengan VPN overlaping dan penambahan trunk kolokasi ini, MPLS berfungsi sebagai Imernet Access sekaligus lnternet Erhatige pada sebuah propinsi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot S.
"Seiring dengan perkembangan teknologi tuntutan akan kualitas layanan dan sekuritas (keamanan) terhadap kerahasiaan informasi yang saling dipertukarkan tersebut semakin meningkat. Sehingga bermunculah berbagai macam cara untuk mengamankan paket yang dilewatkan pada suatu jaringan, diantaranya adalah IPSec, MPLS-VPN, tunneling, kombinasi dan sebagainya yang tidak melupakan QoS. Untuk pengiriman informasi yang bersifat rahasia diperlukan jaringan yang berada pada kondisi top secret, salah satu caranya dengan membangun MPLS-VPN yang di kombinasikan dengan IPSec.
Skripsi ini membahas tentang hubungan antara perbandingan dari implementasi enkripsi AES & 3DES pada IPSec di atas MPLSVPN terhadap parameter QoS yang meliputi delay, jitter, dan throughput. Traffic yang di jadikan acuan yaitu UDP dengan RTP yang berbasis codec G.723.1 (audio) dan codec H.263(video), yaitu dengan menggunakan Netmeeting.
Pada pengujian diberikan paramater ketika jaringan tidak dibebani. Alasan pemilihan traffic yang digunakan realtime karena saat dan kedepan nanti banyak yang memanfaatkan IPBASED video Telephony.
Dari hasil pengujian didapatkan bahwa pada audio streaming 3DES memberikan QoS lebih baik sebesar 0.03% - 10.78%, sedangkan pada streaming video AES memberikan QoS lebih baik sebesar 2.56 % - 9.36 %, dan pada pengujian transfer data AES juga memberikan QoS lebih baik sebesar 5.24 % - 7.49%.

Along with the development of the technology, demands of the quality of service and security of the confidentiality of the information exchanged in the mutual increasing. So, appear various ways to secure the packet that cross on public network, such as IPSec, MPLS-VPN, tunneling, and so combination QoS. The information is confidential which required a network that is on top secret conditions, one can build with the MPLS-VPN on the combine with IPSec.
It discusses the relationship between the comparison of the implementation of AES & 3DES encryption in IPSec on MPLS-VPN QoS parameters, such as delay, delay jitter, and throughput. Traffic in the reference is made to the UDP-based RTP codec G.723.1 (audio) codec and H.263 (video), with using Netmeeting.
Those parameters are given in the test when the network is not burdened. Reason of election realtime traffic that is used as the fore later time and take advantage of the many IP-BASED video Telephony.
From test results obtained in streaming audio 3DES is better 0.03% - 10.78%, in video streaming AES is better 2.56 % - 9.36 % than 3DES, in testing transfer file AES is better 5.24 % - 7.49% than 3DES.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51473
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Taufik Saputra
"Seiring dengan perkembangan teknologi, banyak layanan multimedia telah dikembangkan di internet. Salah satu dari layanan itu adalah VoIP. Teknologi VoIP sangat menguntungkan karena menggunakan jaringan berbasis IP, sehingga biaya untuk melakukan panggilan jauh lebih efisien daripada menggunakan telepon analog. Masalah keamanan menjadi kebutuhan yang mendasar karena VoIP dikirimkan melewati jaringan publik yang tidak aman, dimana banyak kemungkinan terjadi penyalahgunaan seperti hacking dan data-sniffing. Salah satu cara untuk membangun keamanan dalam jaringan internet adalah dengan menggunakan jaringan Virtual Private Network (VPN). VPN merupakan sebuah jaringan private yang menghubungkan satu node jaringan ke node jaringan lainnya dengan menggunakan jaringan publik. Data akan dienkapsulasi dan dienkripsi agar terjamin kerahasiaannya.
Pada tugas akhir ini, data VoIP akan dilewatkan pada jaringan MPLS dengan tunnel IPSec untuk meningkatkan unjuk kerja dan keamanan. Pengujian sistem melibatkan penggunaan 3 jenis codec G.711 , G.729 dan GSM dengan berbagai variasi pengujian untuk mengukur dan menganalisa unjuk kerjanya. Dari hasil pengujian, diketahui codec G.711 memiliki kualitas suara yang paling bagus (MOS = 4.4) tetapi membutuhkan bandwidth yang paling besar (128 Kbps). Codec G.729, membutuhkan bandwidth yang lebih kecil (64 Kbps), dengan nilai MOS 4.1 menghasilkan kualitas suara yang hampir sama bagusnya dengan G.711. Sedangkan codec GSM mempunyai nilai MOS 3.4 kualitas suara tidak terlalu bagus, tetapi membutuhkan bandwidth yang relatif kecil sama seperti G.729 dan codec ini bersifat open source.
Untuk keamanan data VoIP, VPN dapat mengamankan data dari ancaman penyalahgunaan. Sebelum menggunakan VPN data VoIP dapat direkam dan di- playback, data payload-nya juga dapat di-capture dan dilihat. Tetapi setelah menggunakan VPN, data VoIP tidak dapat direkam dan payload-nya pun tidak dapat dilihat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada bandwidth yang terbatas (dibawah 128 Kbps) G.729 adalah codec yang paling bagus dan efisien daripada G.711 dan GSM untuk diimplementasikan pada jaringan MPLS dengan tunneling IPSec.

Along with development of technology, many multimedia services have been developed on the Internet. One of these services is VoIP. VoIP technology is very advantageous because it uses IP-based network, so that the cost to make calls much more efficient than using an analog phone. But security problem becomes a fundamental need, because it is transmitted through the Internet as public network that not secure, there're a lot of possibilities of abuses such as hacking and data-sniffing occurred. One of ways to build security over the Internet is by using a Virtual Private Network (VPN). It is a private network that connects one network node to other network nodes using a public network. The data will be encapsulated and encrypted to assure confidentiality.
In this final project, VoIP data will be run over MPLS network with IPSec tunneling to increase performance and security. System testing involves the use of three types of codec G.711, G.729 and GSM, with a variety of tests to measure and analyze their performances. From the test results, known that G.711 codec has the best voice quality (MOS = 4.4), but it takes the most bandwidth 128 Kbps. G.729 codec requires a smaller bandwidth 64 Kbps, it has MOS value 4.1 but voice quality almost as good as G.711. Whereas, GSM codec has the smallest MOS value (MOS = 3.4), voice quality is not too good but required bandwidth relatively small as G.729, and it's open source.
VPN can secure the VoIP data from the threat of data misuse. Before using VPN, VoIP data can be recorded and played back, it can also be captured its payload and views. But after using VPN, VoIP data cannot be recorded and the payload cannot be seen. Then, it can be concluded that in limited bandwidth (under 128 Kbps) G.729 is the best codec and most efficient than G.711 and GSM to implement in MPLS network with IPSec tunneling.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51300
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosyidina Safitri
"Berkembangnya konvergensi internet dan telekomunikasi memberikan dukungan penuh terhadap keamanan data dan peningkatan kinerja jaringan. IETF menstandarkan MPLS sebagai pengembangan dari teknologi VPN. MPLS dapat menyederhanakan proses routing yang menjadi beban router, mengoptimalkan pemilihan jalur melalui kemampuan manajemen class of service dan traffic engineering. Untuk mendukung optimasi pemilihan jalur, routing protokol mempunyai peran yang fundamental didalam jaringan. Pemilihan routing protokol yang tepat diperlukan agar jaringan optimal dan efisien, serta dapat mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat.
IPSec diimplementasikan pada end-to-end router untuk memberikan proteksi pada lapisan jaringan dengan merancang mekanisme keamanan kriptografi. Implementasi tunnel IPSec pada jaringan MPLS yang dijalankan pada tiga routing protokol yang berbeda yaitu RIPv2, EIGRP dan OSPF dengan aplikasi video conference sebagai data pengujian menunjukkan bahwa perubahan kualitas pada trafik video lebih besar daripada suara, dimana untuk trafik video RIPv2 memiliki delay terbesar, sedangkan delay EIGRP dan OSPF relatif sama.
Setelah IPSec di implementasikan, terjadi kenaikan delay secara signifikan pada OSPF sebesar 101%, sedangkan pada RIPv2 dan EIGRP hanya sekitar 8%. Parameter pengujian lainnya seperti jitter, throughput dan packet loss lebih banyak dipengaruhi oleh delay yang terukur, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa EIGRP adalah routing protokol yang memiliki kinerja paling bagus dilihat dari parameter jaringan yang terukur, didukung dengan nilai MOS dari responden dan paling efektif untuk diimplementasikan pada jaringan MPLS dengan tunnel IPSec dalam skala network yang kecil dan bandwidth yang terbatas.

The growth of Internet convergence and telecommunication provide full support for data security and improvement in network performance. IETF standardize MPLS as part of VPN techology development. MPLS can simplify routing process which became a load in router, optimizing route selection through the capability of class of service and traffic engineering management. To support optimization in route selection, routing protocols have fundamental role in the network. Routing protocol selection is required for network become optimum and efficient, also can handle complex routing situation more fast and accurate.
IPSec is implemented to end-to-end router to provide protection at the network layer by designing cryptography mechanism. IPSec tunnel implementation over MPLS network that running at three different routing protocols RIPv2, EIGRP and OSPF using video conference application as testing data, shows that the change of quality in video traffic is bigger than voice. Video traffic RIPv2 has the largest delay, while EIGRP and OSPF delay relatively the same.
But after IPSec is implemented, delay significantly increase in OSPF by 101% while RIPv2 and EIGRP increase about 8%. Other testing parameters such as jitter, throughput dan packet loss are more influenced by measured delay, thus concluded that EIGRP is the best routing protocol in performance from measured parameters, supported with MOS value from respondents and the most effective to be implemented in MPLS network with IPSec tunnel in small scale network and limited bandwidth.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51055
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Patrianto
"Pasar VPN saat ini diambang pertumbuhan yang tinggi. Virtual private network (VPN) secara umum didefinisikan sebagai suatu koneksi temporer, aman melalui jaringan publik, yang umumnya Internet. VPN menawarkan penghematan biaya yang significan, fleksibilitas tinggi dan kemudahan manajemen dibandingkan metode internet working tradisional, seperti leased line dan dial-up remote access, tanpa perlu mengkuatirkan keamanan data.
Bagi Harian Kompas, pemanfaatan VPN akan menjadi suatu alternatif yang menarik, untuk meningkatkan jaringan komputer yang telah ada saat ini. khususnya sebagai penghubung antara kantor pusatnya di Jakarta dengan semua kantor sirkulasi yang tersebar di daerah-daerah. Dengan pemanfaatan VPN diharapkan dukungan terhadap strategi bisnis dalam mencapai sasaran perusahaan. untuk menjadi surat kabar nasional yang terkemuka di seluruh Indonesia dapat tercapai.

The VPN is on the verge of explosive growth. A virtual private network (VPN) broadly defined, is a temporary, secure connection over a public network, usually the Internet VPNs offer signficant cost savings greater flexibility and easier relative to traditional internetworking methods such as leased line and dial up remote access without worry about security.
VPN will be an attractive solution to Harian Kompas to enhance the existing network specially for communication among the head office and all of the branches whtch was distributed in widely area By leveraging VPNs to support bussiness strategy the company goal to be leader News Paper Company in Indonesia will be reachable.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2000
T40243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Sidang Doki
"Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu dalam jumlah dan jenis yang sesuai dengan kebutuhan program. Setelah pemerintah memberlakukan zero growth, kebijaksanaan ini memperbesar kesenjangan di dalam pemenuhan kebutuhan tenaga medis bagi daerah terpencil dan sangat terpencil, terutama untuk Indonesia bagian Timur.
Untuk menjamin tersedianya tenaga kesehatan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan program, maka Departemen Kesehatan melalui Keputusan Presiden No. 37 tahun 1991, mengambil kebijaksanaan untuk mengangkat Dokter sebagai Pegawai Tidak Tetap (Dokter PTT ), selama masa bakti.
Walaupun Departemen Kesehatan telah menempatkan sekitar 20.682 Dokter PTT diseluruh Indonesia, pada kenyataan menunjukkan bahwa sampai saat ini masih dijumpai berbagai masalah dalam hal perencanaan, pengadaan dan pendayagunaannya.
Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, peneliti mencoba untuk memberi masukan dengan membuat Rancangan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Dokter PTT, untuk mendukung penanganan manajemen Dokter PTT yang berbasis komputer. Diharapkan dengan sistem berbasis komputer ini data / informasi Dokter PTT dapat akurat di setiap jenjang administrasi.
Ruang lingkup yang diteliti mengenai SIM-Dokter PTT mencakup identifikasi informasi, pengumpulan data. Penelitian dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam, melalui pengumpulan data sekunder dan observasi lapangan . Temuan yang paling menonjol adalah: prosedur dan mekanisme pengumpulan data belum ada yang baku, instrumen / alat pengumpulan data belum standar, tidak adanya laporan dari Kabupaten ke Propinsi, kemudian dari Propinsi ke Pusat, serta tidak terdokumentasinya dokumen / data dengan baik.
Disarankan agar dilakukan upaya-upaya untuk terlaksananya koordinasi yang baik antara unit pengelola manajemen Dokter PTT yang terkait, baik lintas program maupun lintas sektor. Dengan demikian diharapkan akan diperoleh kesamaan persepsi tentang SIM Dokter PTT, khususnya mengenai manfaat bagi penanganan manajemen Dokter PTT di jajaran Departemen Kesehatan RI.

Designing of Management Information System Referral Development for - Medical Doctor as Temporary Public ServantThe success of health development program is very much determined by the availability of the qualified medical workers in its numbers and types of working specialization according to the needs of the program. After the Zero growth was being implemented by the government, this policy has widen the gap in fulfilling the needs of medical workers for the isolated places and the very isolated, one, especially for the region of the Eastern part of Indonesia.
To assure the availability of the medical workers in its proper numbers for the needs of the program, the Department of Health through its official regulation of 1991 NO. 37 - Keppres NO. 37 th. 1991 - Had released the policy to appoint the Doctor as Temporary Public Servant due to their assignment period of working.
Although the Department of Health has assigned about 20.682 of Medical Doctors as Temporary Public Servant all over the country (Indonesia) but in reality it shows that until now there are still many problems about the planning, providing, and the using of their works effectively.
Based on that problem, the writer is trying to give some informative solution on designing of Management Information System Referral Development for the Medical Doctor as Non-Permanent Public Servant in order to support the working on management of the medical doctor as non-permanent public servant which is mainly relied on computer. Through this system that focused more on computer, it can serve more accurate data of information of M.D. as T.P.S in every level of administration.
The scope of the study on this topic (M.D. as T.P.S) includes the identification and observation, through the collection of the secondary data and field observation. Findings pointed out mainly that the procedure and the mechanism of the data collection have not been set properly, while the instrument/the tools of data collection has not been standardized, and there has not been report from the District to the Province then from the Province to the Central, also the document / data has not been documented well.
It is suggested to have some good coordination among the operator units of management of M.D. as T.P. S concerned, either through interprogram or inter sectoral. In that way, it will have the same perception on. particularly about."
Universitas Indonesia, 2000
T1403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Togu Muara
"Keamanan data adalah infrastruktur yang dirancang untuk melindungi dan mengamankan data dari akses yang tidak sah, manipulasi data, malfungsi, perusakan, dan pengungkapan data yang tidak sesuai. Saat ini, organisasi banyak menggunakan transfer data untuk memvalidasi dan memverifikasi data menggunakan media yang berbeda terutama dalam koneksi host-to-host. Penelitian ini berfokus pada pertukaran data (end-to-end communication) menggunakan arsitektur jaringan Multi Protocol Label Switching (MPLS), Metro Ethernet, dan Software Defined Wide Area Network (SD-WAN) dengan pihak ketiga. Risiko yang timbul dari serangan siber pada transfer data pada transaksi host-to-host adalah kehilangan data, reputasi institusi, hingga yang paling berisiko adalah distribusi data tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kerangka kerja untuk memverifikasi data yang ditransfer dari satu host ke host lain di PT. ABC dengan standar keamanan yang berlaku yang sesuai dan mengikuti kebutuhan untuk membantu organisasi. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur, analisis data dengan metode reduksi data terhadap 4 standar dan aturan keamanan siber dengan tujuan untuk mengembangkan kerangka kerja keamanan transfer data dengan objek penelitian, yaitu ISO/EIC 27001:2013, NIST SP800- 161, ITU-T X.805, dan POJK 4/POJK.05/2021. Pengembangan kerangka kerja menghasilkan 8 dimensi keamanan, 20 kebutuhan keamanan, dan 41 aktivitas, serta memberikan mitigasi yang dapat meningkatkan sistem keamanan pertukaran data pada koneksi host-to-host di PT. ABC. Evaluasi dilakukan dengan dengan pendekatan professional judgement untuk mengetahui deskripsi penilaian ahli pada setiap variabel pembentuk kerangka kerja berdasarkan melengkapi hasil analisis statistik. Melalui konsep kerangka kerja keamanan transfer data host-to-host yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi masukan dalam penyusunan instrumen tingkat kematangan keamanan siber dengan pihak ketiga.

Data security is an infrastructure designed to protect and secure data from unauthorized access, data manipulation, malfunction, destruction, and inappropriate data disclosure. Currently, organizations widely use data transfer to validate and verify data using different media particularly in host-to-host connections. This research focuses on data exchanged (end-to-end communication) using Multi Protocol Label Switching (MPLS), Metro Ethernet, and Software Defined Wide Area Network (SD-WAN) network architecture with third parties. The risks that arise from cyber attacks on data transfer in host-to-host are data loss, institutional reputation, to the riskiest is the distribution of the data. This research aims to develop a design and analysis framework for verifying data transferred from one host to another in ABC organization by applicable security standards that are appropriate and follow its needs to help the organization. Methodology used in this research is a literature study, data analysis with data reduction method on 4 standards and cyber security policies to develop a data transfer security framework with research objects, namely ISO/EIC 27001:2013, NIST SP800-161, ITU -T X.805, and POJK 4/POJK.05/2021. The framework development resulted in 8 security dimensions, 20 security requirements, and 41 activities, as well as providing mitigations that could improve the security system of data exchange on host-to-host connections at PT. ABC. The evaluation was carried out using a professional judgment approach to determine the description of the expert's judgment on each variable forming the framework based on the complete statistical analysis results. Through the concept of a host-to-host data transfer security framework, it is hoped that it can be used as input in the preparation of cybersecurity maturity level instruments with third parties."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zora Arfina Wongkaren
"Organisasi merupakan media pematangan aktualisasi diri manusia. Secara
filosofis, kehadiran organisasi adalah bukti eksistensi manusia dalam interaksi sosial bersama manusia lain (Ostroff, 2004). Suatu perusahaan, pada dasarnya merupakan organisasi di mana manusia sebagai tenaga kerjanya berusaha menjalankan aktivitas pekerjaannya demi mencapai tujuan perusahaan tempat mereka bekerja. Dalam menjalankan aktivitas pekerjaannya tersebut, tenaga kerja tidak pernah lepas dari bantuan tenaga kerja lainnya. Schein (dalam Mangundjaya, 2002) mengemukakan bahwa organisasi adalah koordinasi sejumlah kegiatan yang direncanakan untuk
mencapai suatu maksud atau tujuan bersama melalui pembagian tugas dan fungsi kerja melalui serangkaian wewenang dan tanggung jawab.
Organisasi dalam kenyataannya tidak hanya merupakan hasil interaksi dari
subsistem-subsistem di dalamnya, akan tetapi berhubungan pula secara langsung dengan kondisi lingkungannya (Mangundjaya, 2002). Dengan kata lain, organisasi merupakan suatu sistem terbuka yang berinteraksi secara dinamis dengan lingkungannya (Robbins & Coulter, 1999). Dalam hal ini, lingkungan dapat memberikan masukan kepada organisasi, untuk kemudian diproses menjadi keluaran yang akan digunakan kembali atau mempengaruhi lingkungan (Mangundjaya, 2002).
Berdasarkan pengertian bahwa organisasi merupakan suatu sistem terbuka
yang selalu dapat mempengaruhi dan dipengaruhi baik oleh subsistem-subsistem di dalamnya maupun kondisi lingkungannya, maka perubahan subsistem di dalam (internal) maupun kondisi lingkungan di luar (ekstemal) organisasi dapat mempengaruhi organbasi, yang akhimya membawa perubahan dalam diri organisasi.
Tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk dapat memberikan usulan rancangan Pengmebangan Organisasi kepada PT. IP, yang berkaitan dengan struktur organisasinya. Rancangan tersebut diperlukan guna membantu pihak perusahaan dalam mencapai tujuan organisasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: [publisher not identified], 1992
378.92 UNI r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>