Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129572 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Wijayanti
"Pada komunikasi sistem GSM, proses awal pengaksesan atau peregisteran pertama kali suatu mobile station (MS) dengan jaringan switchingnya disebut proses location update. Keberhasilan proses location update ini meliputi proses authentication, update location dan cancel location. Proses location update adalah suatu prosedur utama yang penting dalam lokasi manajemen yang tujuannya untuk peregisteran awal ataupun untuk memperbaharui data lokasi dimana pelanggan tersebut berada. Informasi lokasi ini dipergunakan untuk merutekan suatu panggilan ke Mobile Station dengan melalui suatu prosedur call setup. Pada prosedur call stup untuk membentuk, mempertahankan dan memutuskan suatu hubungan diperlukan suatu fungsi pengontrolan yang dinamakan pensinyalan. Dengan mengamati format pesan pensinyalan dapat diketahui keberhasilan suatu panggilan beserta kegagalannya yaitu dengan melihat tipe masing-masing pensinyalan dan parameter yang ada di dalamnya. Selain itu pensinyalan juga dapat dipergunakan untuk menganalisa kondisi sirkit dari suatu tempat ke suatu tujuan dan menganalisa titik lemah jaringan secara keseluruhan sehingga dapat diketahui efektifitas panggilan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Fernandez
"Interkoneksi antara jaringan GSM Satelindo dengan jaringan PSTN Telkom meliputi aspek-aspek teknis dan non teknis. Untuk menjamin kuahtas teknis pelayanan antarpenyelenggara, masing-masing penyelenggara harus mengacu kepada Fundamental Technical Plan (FTP) yang telah disusun oleh pemerintah, dalam hat ini adalah Dir.Jen ParPosTel. Sedangkan aspek yang bersifat non teknis, yang menjadi pennasalahan cukup dominan dalam interkoneksi seperti tarif jasa telekomunikasi dan pembagian pendapatan interkoneksi diatur oleh pemerintah.
Pengaturan dari pemerintah diperlukan untuk menjembatani kesenjangan bargaining power antarpenyeienggara yang berinterkoneksi, dalam rangka mengembangkan kompetisi yang sehat secepat mungkin. Hingga saat ini proses interkoneksi di Indonesia telah berjalan baik. Namun beberapa aturan interkoneksi perlu ditinjau kembali , agar proses kompetisi dapat berlangsung secara sehat. Sehingga penyeleaggara jasa telekomunikasi di Indonesia menjadi lebih slap dalam menyambut pasar bebas yang akan datang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanihuruk, Freddi R.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Charles Enriko M.P.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
TA1930
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
TA2007
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaeman
"Kalangan pelayaran intemasional sudah lama merasakan hambatan yang disebabkan oleh rendahnya kemampuan bongkar muat untuk muatan umum (general cargo). Hal tersebut mengakibatkan kapal akan berlabuh semakin lama, frelcuensi pelayaran dan produktivitas angkutan menjadi rendah. Sistem Container (petikemas) digunakan sebagai altematif untuk memecahkan masalah bongkar muat. Perubahan sistem bongkar muat ini telah rnenyebabkan texjadinya pembahan pada sistem angkutan, sistem bongkar muat serta fasilitas-fasilitas di darat yang menunjang transportasi muatan Ekspor dan Impor. Fasilitas yang memudahkan unluk kegiatan bongkar muat petilcemas adalah adanya Terminal Petikemas. Terminal Petikemas ini merupal-can pertemuan pelayanan penanganan petikemas ke kapal atau ke darat (ro fhe ship and Io the Iaf:dsia'e)_ Terminal Petikemas hams memiliki berbagai fasilitas untuk penanganan bongkar muat petikemas dengan pengaturan yang tepat dan ruang yang cukup untuk pengoperasian fasilitas tersebut. Fasilitas-fasilitas Terminal Petikemas yang menunjang lancarnya kegiatan bongl-car muat petikemas diantaranya : tempat bongkar muat petikemas (Apron), Container Crane, Lapangan Penumpukan Petikernas (Container Yard), Gudang Penyimpanan Muatan Petikemas (Container Freight Station) da.n Pintu Gerbang (Gate). Dalam operasional tenninal petikemas, setiap petikemas yang masuk dan keluar terminal petikemas hams dilakukan pengecekan kelengkapan dan keabsahan dokumen-dokumen barang dan penimbangan berat petikemas. J ika ada doku men yang belum lengkap atau hal lain yang menyebabkan petikemas tersebut harus tertahan, maka truk petikemas tersebut hams menunggu di tempat parkir yang telah disediakan sampai masalahnya terselesaikan. Pelabuhan Panjang di provinsi Lampung mempalcan pelabuhan yang tingkat peltumbuhan bongkar muat petilcemasnya cukup tinggi, alcan membuat pintu gerbang (gate) petikemas baru, dimana pintu gerbang (gate) ini merupakan pemindahan dari pintu gerbang (gate) petikemas lama yang kapasitasnya sudah tidak memadai lagi. Di dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisa menggunakan metode Teori Antrian (Queueing Theory) terhadap sejumlah parameter-parameter yang dimungkinkan berhubungan dengan tingkat kebutuhan jumlah pintu gerbang (gate) petikemas. Parameter-parameter tersebut diantaranya jurnlah lcedatangan truk petikemas (container) dan waktu pelayanan (service time) pada pintu gerbang. Dari parameter-parameter tersebut diharapkan akan menghasilkan suatu nilai yang menunjukkan kebutuhan jumlah pintu gerbang (gate) yang optimal. Sehingga diharapkan operasional Terminal Petikemas di Pelabuhan Panjang dapat berjalan lancar dan tidak menimbulkan antrian truk petikemas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S38704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Bonar
"Pada skripsi ini dianalisa mekanisme signaling dan routing komunikasi voice pada interkoneksi jaringan PSTN dengan jaringan IP. Mekanisme yang dianalisa adalah proses integrasi signaling kedua jaringan dengan sistem pengalamatan yang berbeda. Integrasi kedua jaringan dijembatani oleh protokol ENUM yang merupakan protokol pengalamatan. Adanya integrasi kedua jaringan memungkinkan interkoneksi antara terminal-terminal pada kedua jaringan. Interkoneksi ini dilakukan dengan mengintegrasikan dua protokol signaling yang berbeda yaitu SS7 dan SIP. Sistem signaling kedua jaringan dibahas untuk menganalisa bagaimana pesan-pesan signaling dapat dipetakan dari satu protokol ke protokol yang lain. Dianalisa juga proses signaling yang melibatkan protokol ENUM untuk mendapatkan alamat yang dituju pada jaringan yang lain yang memiliki sistem pengalamatan yang berbeda. Hasil analisa studi literatur yang dilakukan menyatakan bahwa secara teknis implementasi ENUM untuk mengintegrasikan jaringan PSTN dengan jaringan IP sebagai core network pada generation network dapat dilakukan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Komunikasi VoIP yang merupakan alternatif untuk komunikasi suara untuk
jarak jauh makin lama makin banyak peminatnya. Hal itu karena selain biaya VoIP
yang relatif murah, juga karena layanan ini makin lama makin mendekati layanan
PSTN. Banyaknya peminat VoIP tentu saja akan meningkatkan trafik, hal ini menuntut
kinerja yang lebih baik dari semua komponen pendukung VoIP.
Salah satu komponen pendukung VoIP yang sangat penting adalah gateway.
Kinerja gateway VoIP harus makin ditingkatkan untuk menangani trafik VoIP yang
makin meningkat. Kinerja gateway VoIP dapat ditingkatkan dengan melakukan
dekomposisi gateway. Akan tetapi dekomposisi gateway membutuhkan suatu protokol
tambahan. ITU-T dan IETF telah bersepakat dan menghasilkan protokol
MeGaCo/H.248 untuk kebutuhan itu. Protokol baru ini mempunyai banyak kelebihan
sehingga cukup layak untuk diterapkan dalam dekomposisi gateway."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Achmad Sobar Hadiawan
"Adanya persaingan pada penyediaan jasa telekomunikasi, menjadikan setiap penyedia jasa telekomunikasi tersebut berusaha untuk memberikan pelayanan yang paling balk. Diantara pelayanan tersebut adalah terhubungnya pelanggan ke pelanggan lain yang dituju dapat dengan mudah dilakukan. Salah satu parameter yang mendukung hal tersebut adalah, ketersediaan sirkit yang memadai untuk melewatkan trafik. Untuk mengantisipasi kenaikan track, diperlukan pengukuran sirkit Bari waktu ke waktu. Selanjutnya ditindak lanjuti dengan penambahan sirkit bila diperlukan. Pengukuran occupancy jaringan dan ASR merupakan salah satu pengukuran yang penting dalam jasa telekomunikasi. Pada tugas akhir ini dilakukan analisa trafik occupancy jaringan dan ASR pada sirkit antara MSC Jakarta 1 Excelcomindo dengan PSTN Palembang _ Sirkit ini merupakan lintasan langsung antara MSC Excelcomindo dengan PSTN Palembang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40006
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyana Miranti
"Penelitian memiliki tujuan untuk menganalisa dampak interkoneksi, tarif akuntansi dan kurs valuta asing terhadap akuntansi pendapatan jasa telepon internasional. Penelitian meliputi penelitian lapangan. Selain itu, penelitian juga mencakup telaah kepustakaan yang mendukung penelitian ini. Penelitian ini menggambarkan kompleksnya akuntansi pendapatan jasa telepon internasional sehubungan dengan masalah interkoneksi. Interkoneksi mencakup interkoneksi antara penyelenggara jasa telepon internasional dan juga interkoneksi antara penyelenggara jasa telepon domestik dan penyelenggara jasa telepon internasional. Penurunan tarif akuntansi menyebabkan penurunan pendapatan telepon internasional. Perubahan kurs valuta asing menyebabkan kenaikan pendapatan telepon internasional. Penurunan tarif pungut dan tarif telekomunikasi lintas batas menyebabkan penurunan pendapatan telepon internasional. Berdasarkan penelitian, penulis menyimpulkan bahwa akuntansi pendapatan jasa telepon internasional merupakan akuntansi pendapatan khusus sesuai dengan PSAK No. 35 tentang Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi. Penulis juga menyimpulkan bahwa pertumbuhan riil pendapatan mendekati pertumbuhan trafik telepon internasional. Penulis menyarankan pemakaian istilah interkoneksi diperluas tidak hanya antara penyelenggara jasa telekomunikasi domestik dengan internasional tetapi juga mencakup hubungan antara penyelenggara jasa telekomunikasi internasional. Penulis juga menyarankan agar konsep pembagian pendapatan sesuai dengan PSAK No. 35 butir 12 (a) dipertimbangkan dalam pola kerjasama antara penyelenggara jasa telekomunikasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>