Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76715 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indri Neforawati
"Konsep dasar dari kontrol kongesti cerdas (intelligent congestion control} adalah sebuah sumber trafik atau SES (source end system) mentransmisikan sel dengan suatu nilai ACR (allowedcell rate) berdasarkan kontrak trafik yang telah disepakati pada waktu connection setup. Kemudian switch secara simultan akan mengestimasi suatu kecepatan yang optimal bagi SES dalam bentuk modified-ACR (MACR). Hasil perhitungan di switch akan di feedback ke SES sebagai informasi kontrol yang dibawa oleh sebuah sel RM (resource management cell). Sebelum satu round trip time (RTT) maka SES akan melakukan kontrol secara internal dan setelah satu RTT maka SES akan menerima sel RM yang pertama untuk kemudian membandingkan kecepatannya dengan nilai kecepatan yang dibawa oleh sel RM tersebut. Jika tidak terjadi kongesti maka SES akan terus meningkatkan kecepatannya dalam usaha mencapai kecepatan puncak sesuai dengan nilai kecepatan yang telah disetujui pada kontrak trafik sedangkan jika kongesti terjadi maka SES harus mendrop kecepatannya sesuai dengan nilai kecepatan yang di hitung di switch. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sel yang masuk ke jaringan sehingga antrian di switch dapat dikurangi dan durasi teijadinya kongesti dapat dipersingkat.
Dalam tugas akhir ini dibuat suatu simulasi dengan model konfigurasi peer-to-peer untuk mencari nilai ACR berdasarkan variabel jarak, ICR dan jumlah sumber yang aktip. Adapun hasil yang didapat menunjukkan bahwa jarak link mempengaruhi kecepatan dan jumlah data yang ditransmisikan. Sementara besarnya ICR akan mempengaruhi pencapaian kecepatan maksimal yang diijinkan dan jumlah sumber yang berbeda berakibat pada jatah bandwidth yang diperoleh."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Prakoso
"Kontrol kongesti merupakan hal yang mendasar dalam jaringan Asynchronous Transfer Mode (ATM) untuk mendukung layanan `best-effort' atau Available Bit Rate (ABR). Dengan kontrol kongesti yang memadai kita dapat memakai jaringan yang ada tanpa harus menegosiasikan kontrak terlebih dahulu dengan jaringan tersebut. Kongesti terjadi bila jumlah kecepatan masukan lebih besar dibandingkan dengan kapasitas keluaran saluran. Pemilihan kontrol kongesti yang tepat memungkinkan setiap kelas layanan dalam ATM berfungsi secara efektif, untuk itu dalam jaringan ATM dikenal dua macam kontrol kongesti `closed loop', yaitu rate-based dan credit-based.
Dalam tesis ini akan dianalisa unjuk kerja dua macam skema kontrol kongesti dalam trafik ABR, yaitu skema ERICA dan MIST (rate-based), serta skema QFC (credit-based). Secara umum skema QFC mempunyai throughput keluaran dan Fairness Index yang lebih baik (82 % dan 1) dibandingkan dua skema lainnya pada aplikasi Metropolitan Area Network (MAN), sedangkan kebutuhan bufer ketiga skema relatif kecil. Pada aplikasi Wide Area Network (WAN), nilai throughput dan fairness index skema QFC sebesar 79% dan 0,999 juga merupakan yang terbaik diantara ketiga skema tersebut.

Congestion control is essential for Asynchronous Transfer Mode (ATM) network in providing 'best-effort' service, or Available Bit Rate (ABR). With proper congestion control, we can use the network at any time without first negotiating a traffic contract with the network. Congestion will occur when total input rate is larger than the output link capacity. To enable each service class to function effectively two closed loop congestion control, rate-based and credit-based have been introduced for ATM network.
This thesis will analyzes performance of two congestion control in ABR traffic, that is ERICA and NIST scheme (rate-based), also QFC scheme (credit-based). As a result, QFC scheme has better throughput and fairness index (82 % and I) than the other scheme in the Metropolitan Area Network (MAN) application. Buffer requirement is relatively small for all schemes. In the Wide Area Network (WAN), QFC scheme is still the best with 79 % of throughput and 0,999 of fairness index.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T5512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awan Setiawan
"ATM adalah mode pengiriman informasi yang terlebih dahu/u memecah informasi tersebut menjadi se/-se/ keci/ dengan panjang tetap. Dengan ukuran 48 byte payload dan 5 byte header membuat switch dapat me/ewati se/ dengan kecepatan tinggi. Dengan sistem pengiriman seperti itu delay yang a/can dialami oleh setiap jenis trafik relatif sama, hal inilah yang memungkinkan integrasi segala jenis trafik kedalam jaringan ATM.
Kecepatan jaringan serta desain yang diperuntukkan bagi pemakaian secara global membuat sistem manajemen trafik yang dibutuhkan sangat rumit. Kecepatan transmisi yang tinggi tanpa sistem kontrol kongesti yang memadai akan membutuhkan penyedian buffer yang besar. Hal tersebut akan membuat jaringan ATM menjadi mahal. Maka kontrol kongesti yang memadai merupakan kebutuhan yang mutlak bagi jaringan ATM.
Kontrol kongesti untuk jaringan ATM harus dapat bekerja pada lingkungan Lokal Area Network sebaik pada Wide Area Network. serta pada link dengan kapasitas beberapa Mbps sampai Gbps. Kontrol kongesti pada jaringan ATM juga harus dapat memaksima/kan penggunaan sisa sumber daya jaringan bagi layanan Available Bit Rate dengan pembagian yang adil.
Skema control kongesti yang dipilih oleh ATM forum untuk diimplementasikan pada jaringan ATM adalah skema rate base. Skema ini melakukan pembagian sumber daya jaringan berdasarkan rate dari pemakai jaringan. Skema control kongesti Enhanced Proportional Rate Control Algorithm merupakan salah satu skema control kongesti rate base yang mendapatkan banyak perhatian dari para peneliti ATM.
Pada skripsi ini skema EPRCA akan diuji pada beberapa topologi untuk dapat mengetahui kinerja yang dihasilkan. Throughput, utilisasi link dan indeks fairness merupakan parameter-parameter kinerja yang akan dianalisa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kemajuan teknologi yang pesat di bidang teknologi informasi melahirkan produk-produk baru yang makin memanjakan pengguna, seperti teleconference, professional image communications, voice mail, dan sebagainya. Teknologi ATM sebagai teknologi pengguna yang dipakai dalam lntegrated Broadband Commmication Network (ISDN) terus dikembangkan untuk meningkatkan fasilitas layanan. Satu hal yang pasti akan terjadi adalah terjadinya kongesti pada jaringan ATM sehingga untuk mengoptimalkan hasil yang didapat, pengaturan kongesti adalah suatu yang sangat. Tidak adanya standarisasi tentang skema mana yang harus digunakan memungkinkan adanya pemakaian beberapa skema kontrol pada suatu jaringan ATM beberapa skema tersebut dapat saling bekerjasama dan saling menunjang atau sebaliknya saling meniadakan fungsinya masing-masing.
Hasil simulasi mengenai interoperabilitas skema kontrol kongesti rate-
based EPRCA dan ERICA pada layanan ABR menunjukkan bahwa dalam waktu simulasi antara 0 sampai 100 msec dengan menggunakan NIST simulator, kedua skema ini dapat saling menunjang dan bekerjasama dengan formasi terbaik EPRCA-ERICA-ERICA. Fairness index yang merupakan konstanta keadilan jaringan didapat F1 terbesar = 0, 999977 dan F1 terkecil = 0, 9984796. Didapatkan pula nilai jaringan terkecil adalah 84,545 % dan terbesarnya = 91,537 %. Antara sel maksimal nada switching menandakan besarnya yang dibutuhkan agar tidak terjadi sel yang hilang (cell loss)."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39598
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hidayatullah
"Teknologi Asynchronouos Transfer Mode (ATM) dikembangkan untuk mengintegrasikan berbagai bentuk layanan komunikasi. Salah satu jenis layanan komunikasi yang berkembang saat ini adalah jenis layanan data. Layanan ini di dalam ATM dikategorikan kepada jenis layanan Available Bit Rate (ABR).
Pada pengelolaan jaringan ATM, layanan ABR ini banyak dikorbankan oleh twitch (karena menuliki prioritas sel yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis layanan CBR dan VBR), pada saat switch mengalami kondisi kongesti karena beban yang harus dilayani oleh jaringan sangat tinggi. Untuk menghindari tingkat cell loss yang tinggi pada ABR maka dikembangkan sebuah metode congestion avoidance ERICA yang diharapkan dapat mengadaptasikan laju kecepatan transmisi layanan ABR terhadap kondisi trafik jaringan. Hal ini dilakukan karena jenis layanan ABR memiliki kemampuan untuk meningkatkan atau menurunkan kecepatan transmisi datanya.
Untuk melihat performansi yang dilakukan oleh ERICA terhadap layanan ABR, dilakukan sebuah simulasi dengan menggunakan sebuah simulator jaringan yaitu A7M/HFC Network Simulator yang dikembangkan oleh NIST (National Institute of Standards and Technology). Simulator ini dibuat dalam bahasa C dan dijalankan pada X Window System yang berbasis pada UNIX. Sebuah topologi jaringan didesain untuk menganalisis performansi kontrol kongesti ERICA pada trafik ABR dalam jaringan ATM. Berdasarkan hasil yang didapat dari simulasi ditentukan nilai fairness, efisiensi, throughput, dan panjang antrian (queue) dari kontroI kongesti ERICA untuk topologi jaringan ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39674
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Teknologi Asynchronouos Transfer Mode (ATM) dikembangkan untuk
mengintegrasikan berbagai bentuk pelayanan komunikasi. Salah satu jenis pelayanan
komunikasi yang berkembang saat adalah jenis pelayanan data. Pelayanan ini di
dalam ATM dikategorikan kepada jenis layanan available Bit Rate (ABR).
Skema Phantom dan ERICA mempakan bagim dari mekanisme pengelolaan
kongesti (congestion managemenr) pada jatingan ATM. Sehingga diharapkan dengan
diterapkannya mekanisme pengelolaan kongesn pagia ATM akan diperoleh
kinexja jaringan yang optimum yang akan menguntungka.n operator jaringan ATM
dan pengguna layanan ATM itu, khususnya pengguna layanan ABR.
Dalam penulisan ini dibandingkan performansi dari kedua skema kontrol
kongesti diatas. Performansi tersebut meliputi fairness, utilisasi link, throughput, dan
panjang antrian. Untuk melihat performansi yang dilakukan oleh skema Phaniom dan
ERICA terhadap layanan ABR, dilakukan sebuah simulasi dengan menggunakan
sebuah simulator jaringan yaitu ATB/I/HFC Network Simularor yang dikembangkan
oleh NIST (National Institute of Standards and Technology). Simulator ini dibuat
dalam bahasa C dan dijalankan pada X Window Sysrem yang berbasis pada UNIX.
Sebuah topologi jaringan didesain untuk menganalisis perfonnansi kontrol kongesti
ERICA pada trafik ABR dalam jaringan ATM.
Setelah mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari hasil simulasi
ditunjukkan bahwa untuk skema Phantom memiliki keunggulan dalam hal fairness
dan panjang antrian, sedangkan skema ERICA memiliki keunggulan dalam hal
utilisasi link dan throughput."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Heru Kurniawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA2476
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Anggita Wijiasih
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>