Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77498 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S38572
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara pengetahuan tentang perineal hygiene dengan timbulnya gejala fluor albus patologis pada siswi SMP N 4 Depok.
Desain yang digunakan adalah korelasional deskriptif, dengan sampel berjumlah 100 orang_
Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang perineal hygiene sebagian besar (83%) baik, namun kejadian gejala fluor albus patologis masih tinggi yaitu 92%. Hasil uji koeisien korelasi Spearman rank menunjukkan nilai yang signifikan dengan nilai rs = 0,279 ( > rs tabel = 0,165 )artinya ada hubungan antara pengetahuan tentang perineal hygiene dengan gejala timbulnyajluor albus patologis. Hal tersebut kemungkinan karena pengetahuan yang dimiliki seseorang tentang perfneal hygiene belum tentu mempengaruhi perilaku perineal hygiene sehari- hari. Karena itu diperlukan konseling kesehatan reproduksi bagi remaja, perhatian Lerhadap perineal hygiene, dan perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan desain dan inslrumen yang lebih baik."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5326
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jusran Ampulembang
"Latar Belakang. Lebih dari 750 bahan kimia dan beberapa kelompok senyawa kimia termasuk pelarut organik diduga bersifat neurotoksik. Namun pada umumnya bahan kimia tersebut belum pernah dilakukan tes untuk menilai efek neurotoksik yang ditimbulkan. Pelarut organik seperti MEK digunakan secara luas pada industri alas kaki yang pada umumnya bersifat padat karya, sehingga jumlah pekerja yang terpajan juga sangat besar. Pelarut organik dapat mengakibatkan ensefaloti toksik kronik pada pekerja yang terpajan berlebihan. Oleh karena keluhan subyektif mungkin mengindikasikan suatu ensefalopati maka deteksi dini sangatlah penting. Kuesioner Swedish Q16 adalah kuesioner deteksi dini yang paling sering digunakan untuk skrining pekerja yang terpajan pelarut organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi gejala dini neurotoksik akibat terpajan pelarut organik metil etil keton, serta pengaruh faktor umur, jenis kelamin, pendidikan , masa kerja, status gizi, pemakaian APD, kebiasaan minum alkohol, minum kopi, merokok, kadar pajanan tempat kerja, serta hasil pemantauan biologis terhadap timbutnya gejala dini neurotoksik.
Metode. Penelitian ini menggunakan disain penelitian cross-sectional dengan jumlah subyek penelitian 123 orang pekerja pada sebuah kelompok perusahaan sepatu. Pengukuran pajanan dilakukan dengan personal sampling dan pemantauan biologis. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2003 sampai Januari 2004. Hasilnya diolah menggunakan program statistik SPSS 11,5.
Hasil dan Kesimpulan. Prevalensi gejala dini neurotoksik pada pekerja yang terpapar pelarut organik metil etil keton sebesar 52%, jika prevalensi didasarkan alas kadar pajanan MEK lingkungan kerja, maka pekerja yang terpajan tinggi prevalensinya sebesar 72,1%, sedangkan yang terpajan rendah 41,3%. Secara statistik yang menunjukkan hubungan bermakna dengan timbulnya gejala dini neurotoksik adalah kadar MEK lingkungan kerja (OR 3,68; p 0,001; 95% CI 1,65 - 8,20), basil pemantauan biologik pads urine (OR 4,17; p 0,000; 95% CI 1,87 - 9,29) dan faktor umur (OR 4,07; p 0,001; 95% CI 1,78 - 9,30).

The Correlation Between Metil Etil Keton Exposure And Early Symptoms Of Neurotoxicity Among Footwear Factory Workers (Based On Swedish Q16 Questionnaire)Back Ground. More than 750 chemicals and several classes of chemical compound including organic solvent are suspected to be neurotoxic, but majority of chemicals are never been tested for neurotoxic properties. Organic solvent such as MEK are widely use in footwear industry. Footwear manufacturing is a labour intensive industry, as a result large group of workers are exposed. Organic solvent can cause a chronic toxic encephalopathy in overexposed workers. Because subjective complaint may indicate an encephalopathy, early recognition is important. Swedish Q16 questionnaire is the most commonly used for screening workers who are exposed to organic solvent . The aim of the study was to examine the effect of exposure to MEK on the prevalence of complaints. Further objective were to analyse the influences of sex, education, alcohol consumption, smoking habits, caffeinated beverage, nutriotional status, PPE, length of service, MEK concentration, and Bio-monitoring result.
Method. In a cross sectional study, 123 workers with occupational exposure to MEK were interviewed by means of Swedish Q16 questionnaire. Exposure estimation was made by personal sampling and biological monitoring. Data collecting was conducted from December 2003 to January 2004. The statistical analysis was performed with SPSS 11,5 statistical software.
Result and conclusions. Prevalence of workers with early symptoms of neurotoxicity was 52%. Age (OR 4,07; p 0,001; 95% CI 1,78 - 9,30), Exposure level of MEK (OR 3,68; p 0,001; 95% CI 1,65 - 8,20), and result of biomonitoring (OR 4,17; p 0,000; 95% CI 1,87 - 9,29) showed statistical significant influence on the early symptoms of neurotoxicity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T 13647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Lestari
"Tangki timbun BBM jenis Premium di Depot X memiliki risiko kebakaran dan ledakan karena Premium bersifat sangat mudah terbakar. Oleh karena itu, sebagai dasar upaya pengendalian risiko terhadap bahaya kebakaran dan ledakan, serta dalam upaya memenuhi tuntutan hukum, diperlukan penilaian terhadap potensi bahaya kebakaran dan ledakan pada tangki timbun Premium di Depot X. Penelitian ini menggunakan metode Dow?s Fire and Explosion Index. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai F&EI pada tangki Premium adalah sebesar 118,82 sehingga masuk dalam klasifikasi tingkat bahaya intermediate.

The Potency of Fire and Explosion Hazard on Premium Oil Storage Tank at Depot X 2007. Premium oil storage tanks have fire and explosion risk because Premium oil is flammable liquid. Because of that, fire and explosion risk assessment on Premium oil storage tank at Depot X is needed as foundation to fire and explosion risk management, and comply with regulations. Method of this research is Dow?s Fire and Explosion Index. This research indicate that F&EI value for Premium oil storage tank is 118,82. Based on that F&EI value, level of risk at Premium oil storage tank is intermediate risk."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
03/Rah/i
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Erlangga Naurian Puspito
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko ergonomi terhadap timbulnya MSDs pada operator crane di area finishing PT. Jakarta Cakratunggal Steel Mills. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode Quick Exposure Check dan pengisian Nordic Body Map untuk mengetahui keluhan subjektif MSDs pada pekerja. Berdasarkan penilaian menggunakan Quick Expossure Checklist (QEC) pada kegiatan kerja memiliki skor 66% sehingga masuk kedalam tingkat risiko sedang dan diperlukan penelitian lebih lanjut serta dilakukan perubahan. Keseluruhan operator (100%) merasakan keluhan MSDs dengan keluhan yang paling banyak di alami adalah pada leher, bahu kiri, bahu kanan, paha kiri, paha kanan. Hal ini disebabkan posisi janggal yang disebabkan oleh aktivitas kerja sebagai operator crane dan faktor peralatan yang dipakai operator. Memperbaiki desain peralatan kerja yang sesuai dengan antropologi pekerja, pemberian informasi terkait ergonomi di tempat kerja dan sosialisasi dapat menjadi cara untuk mencegah tingginya risiko ergonomi pada pekerja operator crane area finishing.

This thesis aims to determine the description of ergonomic risk factors for the emergence of MSDs on crane operators in the finishing area of PT. Jakarta Cakratunggal Steel Mills. This study uses a quantitative descriptive method using the Quick Exposure Check method and the Nordic Body Map to find out the subjective complaints of MSDs on workers. Based on the assessment using the Quick Expossure Checklist (QEC) on work activities it has a score of 66% so that it enters a moderate level of risk and further research is needed and changes are made. Overall operators (100%) felt complaints of MSDs with the most common complaints on the neck, left shoulder, right shoulder, left thigh, right thigh. This is due to the awkward position caused by the demands of duty as a crane operator and the equipment factor used by the operator. Improving the design of work equipment in accordance with the anthropology of workers, providing information related to ergonomics in the workplace and socialization can be a way to prevent the high risk of ergonomics in crane operator area finishing workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laode Sulaiman
"Perhitungan keekonomian dan analisa resiko bukanlah suatu hal baru, namun bagaimana mengimplementasikan suatu perhitungan keekonomian yang dilengkapi dengan analisa resiko merupakan hal yang perlu dilembagakan secara akademis, karena selama ini kedua hal di atas hanya merupakan rahasia para konsultan asing dalam mengerjakan proyek-proyek investasi besar di negara kita. Tesis ini merupakan salah satu implementasi kedua hal diatas dengan pembahasan pada penentuan pola investasi dengan aplikasi analisa resiko pada instalasi kilang minyak bumi skala kecil dengan orientasi pada produk BBM. Konfigurasi kilang yang sesuai adalah dengan rute Hydrocracker.
Hasil analisa resiko secara Real Options menunjukkan kilang dengan New Technology lebih sesuai untuk mengolah umpan minyak bumi berkadar Sulfur tinggi dengan tingkat kepastian (Certainty) dari 47 % sampai 85 % pada kapasitas 50 Ribu BBUD sampai 1100 Ribu BBUD. Sedangkan untuk jenis minyak bumi berkadar. Sulfur rendah, telah memadai dengan memanfaatkan Base Technology (1998), dimana tingkat kepastiannya adalah 52 % sampai 86 % pada kapasitas 50 Ribu BBUD sampai 100 Ribu BBUD.

Feasibility Study and Risk Analysis aren't the new things, but how to implement both steps is necessary developing on academic field, while those things always a secret of foreign consultant on doing the big investment projects in our country. This thesis try to implement the feasibility study and risk analysis by developing the investment pattern at the small scale refinery. The Hydro cracker route is the best configuration to produce fuel as a main refinery product.
The results of Risk Analysis with Real Options method tells that the New Technology is suitable to process crude oil with high Sulphur content that certainty around 47 - 85 °/Q at 50.000 to 100.000 BBLID refinery capacity. Processing the low Sulphur crude is suitable to apply The Base Technology (1998) that certainty around 52 - 86 1% at 50.000 to 100.000 BBLID refinery capacities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8922
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Presipitator elektrostatik merupakan salah satu alihkasi yang digunakan untuk memisahkan partikel-partikel dari kandungan udara. Presipitator elektrostatik digunakan pada saluran gas buang industri-industri dan pembangkitan untuk meminimalisasikan partikel-partikel dari kandungan gas buang akibat aktifitasnya. Presipitator elektrostatik menggunakan efek tegangan tinggi untuk melakukan proses ionisasi dan proses pemuatan.. Kerja presipitator dipengaruhi oleh beberapa parameter, diantaranya bentuk-bentuk elektroda, tegangan elektrada, dan jenis partikel. Parameter-parameter tersehut akan mempengaruhi eftsiensi kerja presipitator elektrostatik. Untuk mendapatkan optimalisasi kerja presipitator elektrostatik maka perlu dilakukan pengujian dengan memvariasikan parameter-parameter tersebut. Hasil pengujaon akan memperlihatkan banyaknya parlikel yang terkumpul pada elektrada­ elektroda. Hasil pengujian dilakukan perbandingan dan analisis sehingga akan didapatkan parameter yang menunjukan kerja presipitator elektrostatik optimal. Pada tulisan ini, parameter yang digunakan adalah variasi bentuk elektroda positif, tegangan elektroda, dan jenis partikel. Pengujian dilakukan dengan tegangan tinggi arus searah"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39697
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanni Lissadaya
"[ABSTRAK
Skripsi ini membahas faktor risiko ergonomic yang dapat menimbulkan
low back pain pada perawat dengan menilai faktor risiko pada pekerjaan, lingkungan dan alat kerja perawat pada perawat Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Hermina Depok. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional.
Pengamatan di lapangan dilakukan untuk mengidentifikasi aktivitas berisiko tinggi LBP, metode BRIEF dan NIOSH digunakan untuk menilai tingkat risiko ergonomi, pengukuran dan analisis untuk menilai faktor alat kerja. Hasil penilaian menunjukkan bahwa aktivitas perawat seperti mendorong branchar, memasang infus, memberikan terapi injeksi dan mengukur tekanan darah memiliki risiko ergonomi sedang untuk menimbulkan low back pain. Adapun faktor lingkungan (tata letak tempat kerja dan ruang kerja IGD) tidak berisiko bagi perawat untuk
menimbulkan LBP. Namun pada faktor alat (tinggi, dan adjustability) berisiko bagi perawat untuk menimbulkan LBP. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian baik secara engineering maupun administratif sebagai upaya preventif terjadinya Low Back Pain.

ABSTRACT
Focus of this study is ergonomic risk factor lead to low back pain (LBP) to nurses with assess risk factor on task, environment, and nurses working tolls on the emergency room nurses at Hermina?s Hospital Depok. This is a descriptive observational study. A field research was conducted to identify a high risk ergonomic. Measurement and analysis are to assess the factor working tools were also applied. Research result showed that nurses activity such as pushing the branchar, giving drip therapy, giving injection therapy and blood pressure have an
medium risk of ergonomic that causes low back pain. As for the environmental factors (set of the workplace and workspace emergency room) are not a risk for nurses to cause low back pain. However, the tool factors (height and adjustability) are at risk for nurses to cause low back pain. Therefore, it is needed to take a control of both in engineering and in administrative as preventive efforts occurrence of low back pain., Focus of this study is ergonomic risk factor lead to low back pain (LBP) to nurses with assess risk factor on task, environment, and nurses working tolls on the emergency room nurses at Hermina’s Hospital Depok. This is a descriptive observational study. A field research was conducted to identify a high risk ergonomic. Measurement and analysis are to assess the factor working tools were also applied. Research result showed that nurses activity such as pushing the branchar, giving drip therapy, giving injection therapy and blood pressure have an
medium risk of ergonomic that causes low back pain. As for the environmental factors (set of the workplace and workspace emergency room) are not a risk for nurses to cause low back pain. However, the tool factors (height and adjustability) are at risk for nurses to cause low back pain. Therefore, it is needed to take a control of both in engineering and in administrative as preventive efforts occurrence of low back pain.]"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Sari
"Ruang lingkup dan cara penelitian : Penelitian epidemiologi pada pekerja kelistrikan dan masyarakat yang bermukim di kawasan tegangan tinggi, menunjukkan adanya korelasi pengaruh listrik terhadap peningkatan resiko mendapat kanker darah, limfoma dan kanker otak. Hasil penelitian pemajanan medan elektromagnetik in vitro dan in vivo, dapat meningkatkan aberasi kromosom dan proliferasi sel. Hasil penelitian in vivo dengan menggunakan medan elektrostatik pada tikus jantan dewasa dosis 6 kV dan 7 kV, menunjukkan beberapa anaknya menderita kelainan kongenital. Tetapi pada penelitian tersebut tidak dilaporkan pengaruhnya terhadap materi genetik yang mendasari terjadinya kelainan itu. Untuk membuktikan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan menggunakan mencit sebagai hewan coba. Prekuensi aberasi kromosom dihitung, diperiksa ada tidaknya aberasi kromsom spesifik, yang diikuti dengan pemeriksaan proliferasi limfosit. Data yang diperoleh diuji normalitas dan homogenitasnya, kemudian dilakukan analisis varian faktorial.
Hasil dan kesimpulan : Dari penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: pemajanan medan elektrostatik masing-masing dosis 6 kV dan 7 kV pada mencit dapat meningkatkan aberasi kromosom (p < 0,01). Pemajanan medan elektrostatik pada mencit selama 48 jam, 72 jam dan 96 jam tidak berpengaruh terhadap frekuensi aberasi kromosom, aberasi kromosom spesifik dan proliferasi limfosit (p > 0,005). Pemajanan medan elektrostatik masing-masing dosis 7 kV pada mencit dapat meningkatkan proliferasi limfosit (p , 0,01).
Kesimpulan: pemajanan medan elektrostatik masing-masing dosis 6 dan 7 kV terbukti meningkatkan frekuensi aberasi kromosom, tidak terbukti menimbulkan aberasi spesifik. Pemajanan medan elektrostatik selama 48 jam, 72 jam dan 96 jam tidak terbukti terhadap peningkatan frekuensi aberasi kromosom, pembentukan aberasi kromosom spesifik dan peningkatan proliferasi limfosit."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>