Ditemukan 99885 dokumen yang sesuai dengan query
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39149
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Cornelius Oki Kusuma
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
TA1991
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Evie Hikmahwati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
TA2050
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nur Farahatan
"Komponen pengaman rangkaian listrik pada konsumen yang banyak dipakai, yaitu sikring dan gawai pemutus tenaga listrik. Komponen ini memiliki peranan yang penting dalam hal melindungi manusia ruang dan peralatan listrik terhadap gangguan arus hubung singkat dan arus lebih. Unjuk kerja dari alat pengaman ini sangat ditentukan dari kurva karakteristik waktu pemutusan dari alat pengaman tersebut. Kinerja dari gawai pemutus tenaga beban lebih sangat dipengaruhi dari besar dan lamanya arus beban lebih. Selain itu temperatur ruang akan mempengaruhi waktu pemutusan gawai pemutus tenaga tersebut. Faktor kenaikan temperatur ruang dari gawai pemutus tenaga berasal dari kesalahan penempatan gawai pemutus tenaga, ataupun kenaikan temperatur dari benda sekitarnya, seperti di dekat dengan pemanas, motor-motor listrik yang menyumbang panas.
Tulisan ini akan menjelaskan hasil pengujian yang dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh temperatur ruang dari gawai pemutus tenaga terhadap waktu pemutusan dari gawai tersebut ketika dialiri arus beban lebih tertentu. Gawai pemutus tenaga yang digunakan saat pengujian yaitu gawai pemutus tenaga beban lebih, MCB (Miniature Circuit Breaker), sebagai sampel pengujiannnya. Pengujian dilakukan dengan cara membuat suatu simulasi temperatur ruang yang diinginkan dalam suatu ruang (chamber), yang terbuat akrilik. Temperatur ruang ini akan membuat pemuaian pada bimetal dari gawai pemutus tenaga dan menghasilkan peningkatan tahanan dari gawai pemutus tenaga. Selain itu, pengujian ini dapat memperlihatkan bahwa semakin besar temperatur ruang dari gawai pemutus tenaga, maka tahanan dari gawai pemutus tenaga yang digunakan semakin besar. Kenaikan temperatur ini akan membuat waktu pemutusan dari gawai pemutus tenaga menjadi singkat. Maka dengan adanya peningkatan temperatur ruang dari gawai dengan arus nominal yang lebih besar tersebut akan memperburuk unjuk kerja dari gawai pemutus tenaga tersebut.
Fuses and Circuit Breakers are protection devices that mostly used by people. These devices are the most important things for preventing people and electrical devices from overload and short circuit hazardous. The performances of devices are determined by characteristics of tripping times of these protection devices. Tripping times of overload circuit breaker are influenced by the value of load and timing of overload. Ambient temperatures also give effects of circuit breaker performances especially for the tripping times. The increasing of ambient temperature can be caused by mistaken of placement of the circuit breaker or has been placed nearby heater, electrical machines that give heats.This paper describes result of testing for showing influences of ambient temperature for tripping times of circuit breaker when it's loaded amount of over currents. For the samples of testing, MCB (Miniature Circuit Breaker) was used for these testings. The ambient temperatures were made by the chamber that's made of acrylics. This ambient temperature can heat the bimetals of circuit breaker. The higher the ambient temperatures, the circuit breaker would be trip faster. The heat of bimetal would also make the conductor expanded. For the conclusions, if the ambient temperatures increase so the performances of circuit breaker'or tripping times would decrease."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40380
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Eko Hardiyanto
"Rugi-rugi daya dan jatuh tegangan merupakan salah satu parameter kualitas suatu jaringan. Berdasarkan rekomendasi National Electrical Code ( NEC ) batas toleransi yang diperbolehkan untuk tegangan adalah ± 5 % dari kondisi normal sedangkan rugi-rugi daya diusahakan sekecil mungkin karena berkaitan dengan kerugian finansial.
Rugi-rugi daya pada penghantar akan menghasilkan panas yang tidak diperlukan pada penghantar.Jatuh tegangan yang timbul akan menyebabkan tegangan pada bus berkurang,hal ini dapat berakibat pada penurunan daya secara proporsional seiring turunnya tegangan.Tegangan dibawah normal akan menyebabkan terjadinya panas pada beban induktif yang dapat menyebabkan pendeknya umur suatu peralatan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40445
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Lutfi Qodari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
TA2579
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
TA2650
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
KLET 9(1-2) (2010)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Olga Aanisa Putri
"Pada era digital, internet seakan menjadi kebutuhan primer bagi manusia. Penggunaan internet khususnya internet nirkabel memiliki jangkauan sinyal yang terbatas dan pasti akan mendapat gangguan sinyal yang lebih besar dibanding jaringan dengan kabel karena penghalang berupa materi padat seperti dinding dan gedung tinggi yang juga dapat melemahkan sinyal dari jaringan internet nirkabel tersebut. Dengan menggunakan Power Line Communication (PLC), maka pentransmisian sinyal akan lebih baik karena sinyal internet ditumpangkan pada sinyal powerline dan pengiriman data dilakukan dengan menumpangkan sinyal data tersebut ke sinyal listrik pada jaringan listrik yang sudah ada. Namun, penggunaan saluran listrik AC juga berpotensi mendapatkan disturbansi yang ditimbulkan oleh sistem lain yang terhubung pada jaringan (open circut) yang sama seperti peralatan rumah tangga yang menggunakan sistem inverter, pemanas induksi, lampu fluorosen serta beban non linier, perangkat dengan prinsip kerja motor, dan sakelar catu daya yang umumnya terjadi pada rentang frekeunsi 2-150 Khz (Supraharmonik). Alat-alat tersebut menjadi pembangkit disturbansi elektromagnet yang dapat menyebabkan gangguan tingkat transmisi pada sistem PLC dengan menimbulkan malfungsi karena pengiriman data yang terpotong atau tidak sepenuhnya terkirim. Setiap alat menghasilkan tingkat dan frekuensi disturbansi yang berbeda. Sehingga, untuk mengetahui pengaruh disturbansi pada suatu frekuensi tertentu terhadap jaringan PLC, dilakukan penginjeksian disturbansi single frequency pada rentang 2-80 khz dan diamati pengaruhnya terhadap unjuk kerja PLC. Berdasarkan Hasil pengujian, disturbansi single frequency mempengaruhi unjuk kerja PLC dengan rata-rata peningkatan data lost sebesar 6,89% dibandingkan sebelum injeksi disturbans diberikan. Tren pengingkatan data lost juga dipengaruhi oleh radius antara transmitter dan receiver PLC dengan rata-rata peningkatan sebesar 22,16% setiap peningkatan radius 10 meter.
In the digital era, internet seems to be a primary need for humans. The use of the internet, especially wireless internet, has a limited signal coverage and will definitely receive greater signal interference than wired networks because barriers in the form of materials such as walls and tall buildings can also weaken the signal from the wireless internet network. By using Power Line Communication (PLC), signal transmission will be better because the internet signal is superimposed on the powerline signal and data transmission is carried out by superimposing the data signal on the existing power grid. However, the use of AC power also has the potential to be affected by disturbances caused by other systems that connected to the same network (open circuit), such as household appliances that use inverter systems, induction heaters, fluorocene lamps, non-linear loads, devices with motor working principles, and power supply switches which generally occurs in the 2-150 Khz frequency range (Supraharmonic). These devices generate electromagnetic disturbances which can cause interference with the transmission rate of the PLC system and malfunctions due to interrupted or undeliverable data transmission. Each instrument produces a different level and frequency of disturbance. Thus, to determine the effect of the disturbance at a certain frequency on the PLC network, a single frequency disturbance was injected in the range 2-80 kHz and the effect was observed on the performance of the PLC network. Based on the test results, single frequency disturbance affects the PLC network performance with an average increase in lost data by 6.89% compared to before disturbance injection was given. The trend of increasing the lost data is also influenced by the radius between the transmitter and the PLC receiver with an average increase of 22.16% for every 10 meter radius increase."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library