Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69387 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Adrian
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Harimukti S.
"Pengaiokasian bandwidth virtual path merupakan saiah satu faktor yang periu dipertimbangkan dalam menciptakan jaringan ATM dengan utilisasi jaringan yang tinggi dengan tetap mempertahankan mutu pelayanan.
Pada skripsi ini dibuat suatu perangkat lunak dari dua algoritma pengalokasian bandwidth, yaitu algoritma upper bound of cell loss probability dan algoritma peak rate allocation. Unjuk kerja kedua algoritma ini dilihat dengan membandingkan seberapa besar bandwidth virtual path yang dibutuhkan oleh masing-masing algoritma bila beberapa virtual channel connection dikelompokan ke dalam satu virtual path.
Parameter input yang digunakan pada pengujian kedua algoritma ini adalah :jumlah VCC, peak cell rate, average cell rate, batas atas probabilitas sel hilang. Sernua parameter ini merupakan variabei bebas yang dapat dirubah harganya. Adapun parameter output yang digunakan untuk mengukur unjuk kerja masing-masing algoritma adalah besar bandwidth yang dihasilkan oleh masing-masing algoritma dan a iisiensi algoritma satu terhadap algoritma lainnya.
Hasil simulasi menunjukan bahwa algoritma upper bound of cell loss probability dapat mengalokasikan bandwidth secara iebih efisien dibandiingkan algoritma peak rate allocation dengan kondisi input yang diubah-ubah. Adapun perubahan kondisi input yang dimaksud adalah perubahan jumlah VCC, perubahan burstiness (peak cell rate dibagi average cell rate), dan perubahan batas atas probabilitas hilang set."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
TA2838
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Hotspot atau kejadian luar biasa (KLB) adalah intensitas yang paling tinggi pada suatu lokasi tertentu. Pendeteksian adanya KLB sangat diperlukan, khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat, karena dapat digunakan sebagai peringatan dini (early warning). Spatial Scan Statistics adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi dan mengevaluasi pengelompokan daerah yang memiliki intensitas yang paling tinggi dari suatu kejadian yang diperhatikan. Kejadian diasumsikan mengikuti proses poisson spasial nonhomogen sehingga metode yang akan digunakan adalah spatial scan statistics dengan model poisson. Untuk mencari caloncalon kelompok daerah KLB, dilakukan dengan pembentukan scanning window. Dari tiap scanning window yang terbentuk, hitung nilai rasio likelihood. Potensial cluster adalah scanning window dengan nilai rasio likelihood tertinggi. Untuk mendapatkan p-value untuk potensial cluster, digunakan pendekatan Monte Carlo, yaitu p = Rsim / (R+1) dengan R adalah banyaknya replicate data yang dibangun dibawah kondisi H0, dan Rsim adalah banyaknya replicate data yang mempunyai nilai rasio likelihood yang lebih tinggi dari data asli. "
Universitas Indonesia, 2007
S27667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Teknologi Asynchronouos Transfer Mode (ATM) dikembangkan untuk
mengintegrasikan berbagai bentuk pelayanan komunikasi. Salah satu jenis pelayanan
komunikasi yang berkembang saat adalah jenis pelayanan data. Pelayanan ini di
dalam ATM dikategorikan kepada jenis layanan available Bit Rate (ABR).
Skema Phantom dan ERICA mempakan bagim dari mekanisme pengelolaan
kongesti (congestion managemenr) pada jatingan ATM. Sehingga diharapkan dengan
diterapkannya mekanisme pengelolaan kongesn pagia ATM akan diperoleh
kinexja jaringan yang optimum yang akan menguntungka.n operator jaringan ATM
dan pengguna layanan ATM itu, khususnya pengguna layanan ABR.
Dalam penulisan ini dibandingkan performansi dari kedua skema kontrol
kongesti diatas. Performansi tersebut meliputi fairness, utilisasi link, throughput, dan
panjang antrian. Untuk melihat performansi yang dilakukan oleh skema Phaniom dan
ERICA terhadap layanan ABR, dilakukan sebuah simulasi dengan menggunakan
sebuah simulator jaringan yaitu ATB/I/HFC Network Simularor yang dikembangkan
oleh NIST (National Institute of Standards and Technology). Simulator ini dibuat
dalam bahasa C dan dijalankan pada X Window Sysrem yang berbasis pada UNIX.
Sebuah topologi jaringan didesain untuk menganalisis perfonnansi kontrol kongesti
ERICA pada trafik ABR dalam jaringan ATM.
Setelah mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari hasil simulasi
ditunjukkan bahwa untuk skema Phantom memiliki keunggulan dalam hal fairness
dan panjang antrian, sedangkan skema ERICA memiliki keunggulan dalam hal
utilisasi link dan throughput."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Ervin
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S27549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Raymond E. Ivan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Kurniawan
"Sampai saat ini ATM switch generasi Pertama menggunakan skema Explicit Forward Congestion Indication (EFCI) untuk kontrol kongesti layanan trafik ABR. Dengan cepatnya perkembangan teknologj Switching, generasi kedua ATM switch akan Dilengkapi dengan mekanisme kontrol kongesti Explicit Rate (ER). Skema Enhanced proportional Rate Control Algorithm, (EPRCA) merupakan salah satu mekanisme kontrol kongesti ER yang telah menjadi stand didalam ATM Forum. Karena mempunyai performansi yang cukup baik dan kemudahan dalarn implementasi, maka skema EPRCA akan menjadi pilihan beberapa vendor ATM untuk kontrol kongesti layanan trafik ABR.
Pada periode transisi dari generasj pertama ke generasi kedua ATM switch, penggun skema EFCI dengan EPRCA dalam suatu jaringan ATM tidak dapat dihindarkan. Karena terdapat perbedaan dalam Operasi kerjanya, maka interoperabilitas penggunaan kedua skema kontrol kongesti tersebut akan menimbulkan permasalahan dan isi performansi yang dihasilkan.
Dalam tesis ini, akan diteliti pengaruh penggunaan barga parameter kontrol Rate Increase Factor (RIF) yang berbeda terhadap hasil performansi pada skema EFCI dan skema EPRCA, serta pada interoperabilitas skema EFCI dengan EPRCA dalam suatu jaringan ATM.
Dari hasil simulasi dapat ditunjukkan bahwa beat-down problem yang terjadi pada Iingkungan skema EFCI merupakan fungsi dan parameter kontrol RIF dan dengan RIF yang agresif tinggi dapat diperoleh performansi yang cukup baik. Sedangkan pada skema EPRCA, pengaruh penggunaan harga RIF yang berbeda tidak akan menyebabkan beat-down problem dan performansi yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
Sedangkan hasil performansi pada interoperabilitas skema EFCI dengan EPRCA sangat dipengaruhi oleh pemeliharaan harga RIF dan lokasi penempatan skema EPRCA. Untuk harga RIF yang konservatif rendah akan terjadi peningkatan performansi sebaliknya untuk harga RIF yang agresif tinggi akan mengakibatkan penurunan Performansi. Beat-down problem yang terjadi untuk sumber yang melewati multi-hop link pada lingkungan skema EFCI dapat dihilangkan jika skema EPRCA ditempatkan Pada least critical switch.

Currently, the first generation of the ATM switches use Explicit Forward Congestin Indication (EFCI) scheme for Congestion control mechanism of the ABR services. With the advances in switching technologies, the next generation of the ATM switches will employ the Explicit Rate (ER) congestion control mechanisms. The Enhanced Proportional Rate Coritol Algorithm (EPRCA) scheme is selected as one of the ER congestion control mechanisms by the ATM Forum. Because the EPRCA scheme has good performance and low implementation complexity, the ATM switch vendors will use it for congestion control mechanism of the ABR services.
During transition period from the first to the second generation of the ATM switches, the interoperability between EFCI and EPRCA schemes in the ATM net? ork became unavoidable. Because of the differences in their basic operating incehanisilis, their interoperation may be problematic in terms of the network perfoniiance. This thesis focuses on the impact on performance of the Raie Increase Factor (RIF) parameter selection in the EFCI and EPRCA schemes, also in the ititeroperahility between EFCI and EPRCA schemes.
The simulation results show that beat-down problem in an all EFCI scheme environment is function of RIF parameter. A more aggressive RIF value leads to a hìgher performance. However, in the EPRCA scheme environment with use different value of the RIF parameter, it will not make any beat-down problem and the performance results as expected.
From the interoperability perspective, the simulations conducted show that the RIF parameter selection and location of the EPRCA scheme will drive the performance of interoperability between EFCI and EPRCA schemes. With conservative RIF value will leads to performance improvement. On the other hand, with aggressive RIF value will leads to performance degradation. Beat-down problem of a multi-hop link in the EFCI scheme environment might be omitted if the EPRCA scheme is located at ihe Least critical switch.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T3766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>