Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18197 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Dalam sistem tenaga listrik, daya yang dibangkitkan harus disesuaikan dengan daya yang dibutuhkan konsumen listrik, dan secara teknis disebut sebagai beban sistem. Masalah utama dalam hal ini adalah jika sistem mengalami gangguan, seperti gangguan mendadak pada unit pembangkit besar yang menyebabkan jatuhnya unit tersebut maupun gangguan penyaluran berupa putusnya saluran transmisi yang mengakibatkan sistem mengalami kehilangan daya seimbang. Hal tersebut tentunya berpengaruh pada operasi sistem.
Apabila daya yang dibangkitkan lebih kecil dari beban sistem karena beberapa unit pembangkit jatuh, maka frekuensi sistem akan turun. Jika penurunan frekuensi tidak terlalu tajam, perbaikan frekuensi masih dapat dilakukan oleh reaksi governor, yaitu dengan mengatur frekuensi, baik pengaturan primer maupun sekunder. Tapi bila frekuensi sistem turun tajam karena beberapa unit pembangkit besar jatuh, sehingga pemulihannya tidak dapat ditanggung oleh kerja governor dan cadangan berputar karena keterbatasannya, maka perlu dilakukan pelepasan sejumlah beban sistem (load shedding) sama atau Iebih kecil dari beban yang berlebih. Pemutusan beban pada kondisi laju penurunan frekuensi yang cepat, harus dilakukan secara cepat dan tepat. Hal ini dapat dilakukan oleh rele frekuensi rendah (Under Frequency Relay-UFR) yang terpasang pada penyulang beban terpilih.
Perencanaan pelepasan beban, merupakan salah satu langkah awal dalam menjaga keandalan sistem, yang merupakan proses simulasi program pelepasan beban yang bersifat coba-coba (trial and error) guna memperoleh suatu program pelepasan beban dengan konfigurasi beban terhadap penurunan frekuensi yang tepat, Untuk itu diperlukan prosedur yang cukup jelas yang dapat dimodelkan dalam persamaan-persamaan guna penentuan sualu program peiepasan beban pada suatu sistem tenaga Iistrik sesuai dengan karakteristiknya. Dalam penentuan beban yang akan dilepas, sebelumnya harus diketahui besarnya gangguan frekuensi sistem akibat hilangnya MW pembangkitan, sehingga dapat ditentukan besarnya frekuensi minimum yang terjadi dan beban berlebih maksimum yang akan dilindungi. Dalam hal ini, total beban yang dilepas harus dapat mengembalikan frekuensi sistern mendekati nominalnya. Guna menghindari pelepasan beban yang berlebihan, maka besarnya beban dilepas dalam tahapan-tahapan menurut tahapan penurunan frekuensi.
Pembahasan masalah ini dilakukan dengan menggunakan sebuah program simulasi model sistem pembangkit listrik tenaga uap (rehear system) dengan parameter-parameter yang cukup terwakili. Program simulasi ini diharapkan dapat membantu menghitung dan merancang program pelepasan beban."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danu Nuryanto
"Salah satu komponen utama dari keamanan sistem tenaga listrik adalah pengendalian frekuensi. Pengendalian frekuensi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : pengendalian primer, pengendalian sekunder, pengendalian tersier. Pengendalian frekuensi primer dikenal free governor wajib dipenuhi Pembangkit Listrik yang interkonesi ke sistem. Sistem governor merupakan fitur kontrol yang ada pada mesin pembangkit. Sistem governor pada setiap gas turbin PLTGU Priok dipasang pada nilai 4 persen speed droop, serta deadband ±200 mHz pada gas turbin blok 1-2 dan tidak ada deadband pada blok 3-4. Nilai seting tersebut sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan pada aturan jaringan. Hasil pengujian peran sistem governor PLTGU Priok dalam membantu sistem tenaga pada saat terjadi gangguan adalah sebesar maksimum 321 MW, yaitu 15 persen dari beban peak atau 32% dari beban offpeak sub-sistem Priok Bekasi. Respon tercepat dalam menaikan daya turbin ke titik maksimum didapat pada blok 1-2 yang mampu menaikan daya dalam waktu 20 detik. Sedangkan pada blok 3-4 dibutuhkan waktu 2 menit. Hal ini dikarenakan perbedaan kontrol pengendalian frekuensi pada kedua jenis mesin gas turbin. Sistem governor turbin merupakan salah satu mitigasi untuk menjaga keandalan sistem tenaga listrik. Maka selayaknya pembangkit yang interkoneksi ke sistem tenaga listrik mengaktivasi sistem governor, serta memenuhi kriteria pengaturan pada aturan jaringan.

Frequency control is one protection of the electrical power system. Frequency control is divided into three parts: primary control, secondary control, tertiary control. The primary frequency control, known as free governor, must be carried out by a power plant that interconnects to the network. The governor device is the control mechanism of engine generator. The governor device Priok gas turbine is installed at 4 percent speed droop and ± 200 mHz deadband on gas turbine block 1-2 and there is no deadband on the block 3-4. The results of testing the role of Priok PLTGU governor system in assisting the power system in the event of interruption are up to maximum of 321 MW, which is 15% peak load or 32% off-peak load subsystem. The fastest response to increase the turbine power to the maximum point is achieved in block 1-2, which can increase power in 20 seconds. Whereas it takes 2 minutes in block 3-4. It is due to different in the frequency control of the two types of gas turbine engines. The turbine governor system is one of the mitigation steps intended to improve the reliability of the electrical power network. The generator that interconnects to the electrical power system will must be activate the governor system and comply with the regulatory requirements set out in the network rules.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Baruna
"ada sistem kelistrikan PT. Pertamina Talisman memiliki sistem pembangkit
listrik sendiri yang terdiri dari PLTG dan PLTD. Pembangkit-pembangkit ini memiliki
fungsi yang sangat vital yaitu mensuplai listrik kilang dan sumur minyak terutama pada
unit-unit produksi.
Pada saat terjadi gangguan pada salah satu pembangkit (trip genset), maka akan
terjadi pelepasan beban agar pembangkit lain tidak overload dan bisa menimbulkan black
out. Pelepasan beban yang pertama adalah area di block station dimana akan mematikan
pompa-pompa minyak dan air sebagai prioritas pertama. Pelepasan beban kedua ditujukan
kepada MCB di area Hiline 3 yg akan mematikan sumur dengan produksi yang rendah.
Sedangkan pelepasan beban ke tiga adalah area Hiline 2 untuk jumlah produksi yang sedang.
Relay SR3B261FU akan mengatur sistem pelepasan beban dimana apabila terjadi trip pada
pembangkit 310 kW maka waktu yg dibutuhkan untuk mengembalikan frekuensi ke posisi
normal 50 Hz adalah 2,2 detik.
Apabila terjadi trip pada pembangkit 484 kW, waktu yang dibutuhkan untuk kembali ke
frekuensi normal adalah 2,6 detik. Jika terjadi trip pada pembangkit 725 kW waktu yang
dibutuhkan untuk kembali ke 50 Hz adalah 4,4 detik. Sedangkan jika terjadi trip pada
pembangkit 1050 kW yang merupakan pembangkit paling besar, waktu yang dibutuhkan
untuk kembali ke 50 Hz adalah 13,4 detik.
"
Palembang: Fakultas teknik Universitas tridinanti palembang, 2015
691 JDT 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldy Dalimi
"ABSTRAK
Dalam sistem tenaga listrik, mutu pelayanan merupakan hal yang sangat penting. Mutu pelayanan ditentukan oleh kuntinyuitas pelayanan, kestabilan tegangan serta frekuensi sistem, maka keseimbangan daya yang dibangkitkan dengan daya beban harus dijaga. Gangguan yang menyebabkan jatuhnya unit pembangkit dan terputusnya saluran transmisi dapat menyebabkan penurunan frekuensi sistem yang dapat menghambat operasi sistem dan jika tidak segera diatasi dapat menyebabkan gangguan berantai antar pembangkit. Salah satu penanggulangan penurunan frekuensi yang efektif adalah dengan pelepasan beban.
Pelepasan beban dilakukan dengan melepas sebagian beban sistem. Penetuan pelepasan beban merupakan proses coba-coba dalam rangka memperoleh konfigurasi beban yang akan dilepas terhadap penurunan frekuensi. Sehingga diperlukan suatu prosedur jelas yang dapat dinyatakan dalam model persamaan yang menggambarkan sistem. Dalam pelepasan beban perlu diperhatikan beberapa hal yang akan mempengaruhi keandalan dari pelepasan beban."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S39349
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Setiawan
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi yang sangat cepat telah memungkinkan berbagai aplikasi spektrum yang baru. Kemampuan dari setiap negara untuk memanfaatkan sepenuhnya sumber daya alam spektrum sangat tergantung kepada kemampuan pengelola spektrum di dalam mempermudah implementasi sistem. Penerapan biaya hak penggunaan (BHP) spektrum frekuensi radio dengan tujuan menutupi biaya sistem manajemen spektrum merupakan suatu metoda untuk mendistribusikan biaya manajemen spektrum kepada pihak yang sebenarnya menerima manfaat dari penggunaan spektrum.
Saat ini di Indonesia struktur pentarifan spektrum harus segera diperbaharui, mengingat begini banyaknya jasa komunikasi radio baru berdatangan di Indonesia Struktur tarif spektrum yang lama tidak memadai, proporsional dan rasional, dan tidak mencakup teknoiogi baru. Oleh karena itu studi pentarifan BHP spektrum frekuensi radio di Indonesia ini sangat bermanfaat baik bagi regulator, operator, maupun pengguna spektrum.
Tesis ini bertujuan untuk memberikan alternatif sistem pentarifan spektrum di Indonesia. Gagasan dasar dari sistem pentarifan spektrum ini ialah menghubungkan antara potensi ekonomi spektrum dengan biaya manajemen spektrum. Walaupun demikian, tidak tertutup kemungkinan untuk menyisihkan sebagian hasil penarikan tarif spektrum sebagai pendapatan negara bukan pajak yang dibutuhkan di dalam proses pembangunan.
Sistem pentarifan spektrum yang dibahas di dalam tesis ini dibatasi untuk servis-servis komersial saja, seperti Fixed Services, Mobile Services, Satellite Services dan Broadcasting Services. Selain itu juga akan dilakukan perbandingan antara struktur tarif spektrum alternatif dengan struktur tarif spektrum yang lama.

ABSTRACT
The ongoing technological developments have opened the door to a variety of new spectrum applications. The ability of each nation to take full advantage of the spectrum resource depends heavily on spectrum managers facilitating the implementation of radio systems, and ensuring their compatible operation. The use of license fees for the purpose of covering the costs of the spectrum management system is a potentially more appropriate method of distributing the costs of spectrum management to those who actually receive benefits.
Currently in Indonesia the spectrum license fees regimes need to be reviewed urgently, since many new radio communication services will be implemented here. The existing frequency license fees regime is not sufficient, proportional, rational, and unable to cover the new technology. This study of frequency license fees structure in Indonesia will contribute a great benefit for regulator, operator, and spectrum user in Indonesia.
This thesis is intended to develop spectrum license fees structure, which is most suitable in Indonesia. The basic idea is to relate the economic value of radio frequency spectrum and the spectrum management cost. Instead of that, there is a possibility to distribute a part of the spectrum revenues as a non-tax state income, which is heavily needed in the national development process.
The spectrum license fees discussed in this thesis is limited for the commercial services, such as Fixed Services, Mobile Services, Satellite Services and Broadcasting Services. Furthermore, there will be a comparative analysis between the alternative spectrum license fee structure and the existing license fee.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tirtadi Muchtar
"Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam terbatas yang dikuasai oleh negara yang bersifat strategis serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga harus dikelola secara efektif dan efisien guna memperoleh manfaat yang optimal. Penggunaan spektrum frekuensi radio harus sesuai dengan peruntukannya serta tidak saling mengganggu mengingat sifat spektrum frekuensi radio yang dapat merambat ke segala arah. Dikarenakan masih banyaknya terdapat penggunaan frekuensi baik oleh masyarakat maupun penyelenggara, khususnya pada dinas siaran radio FM yang menggunakan frekuensi tidak dilengkapi dengan izin stasiun radio dan tidak sesuai dengan aturan alokasi frekuensi yang telah ditentukan serta juga penggunaan alat perangkat telekomunikasi yang tidak memiliki sertifikat, menyebabkan potensi terjadinya gangguan frekuensi yang merugikan atau harmful interference menjadi tinggi. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan monitoring dan penertiban yang diawali dengan pengukuran frekuensi, identifikasi legalitas stasiun radio, deteksi sumber pancaran frekuensi, selanjutnya dilakukan inspeksi sebagai langkah penertiban terhadap pengguna frekuensi yang telah terbukti melakukan pelanggaran penggunaan frekuensi secara ilegal. Setiap tahapan kegiatan yang dilakukan telah menerapkan dan memperhatikan prinsip dan kaidah pokok ilmu keinsinyuran seperti profesionalisme, prinsip dasar kode etik dan etika profesi insinyur, serta unsur keselamatan kesehatan keamanan kerja dan lingkungan (K3L) sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. Diharapkan dengan dilakukannya kegiatan pengawasan dan pengendalian spektrum frekuensi radio pada dinas siaran radio FM di wilayah layanan DKI Jakarta dapat menekan potensi terjadinya harmful interference, sehingga seluruh masyarakat pengguna frekuensi dapat memanfaatkan frekuensi dengan tertib, nyaman, dan aman dari gangguan-gangguan interferensi frekuensi yang merugikan.

The radio frequency spectrum is a limited natural resource controlled by the state which is strategic in nature and has high economic value so it must be managed effectively and efficiently in order to obtain optimal benefits. The use of the radio frequency spectrum must be in accordance with its intended purpose and not interfere with each other considering that the nature of the radio frequency spectrum can propagate in all directions. Because there is still a lot of frequency use by both the public and organizers, especially in the FM radio broadcast service which uses frequencies that are not equipped with radio station permits and do not comply with predetermined frequency allocation rules and also the use of telecommunications equipment that does not have a certificate, causes the potential for harmful frequency interference or harmful interference becomes high. The activities carried out include monitoring and controlling activities starting with frequency measurements, identifying the legality of radio stations, detecting frequency emission sources, then carrying out inspections as a control measure against frequency users who have been proven to have committed illegal frequency use violations. Each stage of activity carried out has implemented the basic principles and rules of engineering science such as professionalism, basic principles of the code of ethics and professional ethics of engineers, as well as paying attention to elements of safety, health, occupational safety and the environment (K3L) in accordance with applicable laws and regulations. It is hoped that by carrying out activities to monitor and control the radio frequency spectrum in the FM radio broadcast service in the DKI Jakarta service area, it can reduce the potential for harmful interference, so that all frequency users can utilize the frequency in an orderly, comfortable and safe manner from harmful frequency interference."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Nurmayady
"Pembelajaran PLTN masih terus dilakukan diantaranya pembelajaran melalui simulator PLTN. Pada seminar telah dibahas mengenai pemodelan putaran turbin dan generator. Pada tesis ini akan dibahas mengenai pengendalian frekuensi sistem tenaga listrik. Frekuensi sistem tenaga listrik erat kaitannya dengan putaran turbin generator, oleh karena itu penegdalian frekuensi pada tesis ini akan mengacu pada pengendalian putaran turbin dan generator. Persamaan matematis dari penelitian seminar yang lalu, dimanfaatkan untuk membentuk sistem pengendalian. Dengan memberikan input variasi beban dilihat karakateristik putaran turbin dan generator. Lalu dibuat sebuah pengendalian PID ( Proporsional Integral Diferential ) agar frekuensi cepat kembali ke posisi normalnya. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian dalam rangka pembuatan simulator PLTN.

Studies about NPP is still undarway, including studies through nuclear power plant simulator. In the seminar research has been discussed about the turbine and generator modeling spin. This research will be discussing about the rotation and frequency control. Mathematical equations from the past research will be use to form the control system. By providing various input load, viewed from characteristic of the spin from turbine and generator. Then a control were made in order to make frequency and its fast spin, returned to its normal position. This research is a part of the research in order to manufacture nuclear power plant simulator."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27933
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Have been made an instrument to dissipate mosquito by using ultrasonic frequency.
Instrument dissipation of mosquito represents solution to overcome negative impact
which generated from usage of chemicals. This matter can be conducted by given the
yielded frequency and frequency daunted by mosquito. Result of perception indicates
that frequency daunted to reside in above frequency able to be heard by human being
(ultrasonic frequency). This instrument consist of receiver and transmitter both
controlled by microcontroller. Functioning microcontroller to read frequency yielded
by mosquito then release daunted frequency. From result of perception obtained that
mosquito start to react at frequency above 33 kHz."
[Universitas Indonesia, ], 2007
S29276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Nindya Wardhanie
"Terjadinya gangguan 4 kabel secara bersamaan pada sistem Jawa-Bali dapat menyebabkan turunnya frekuensi dikarenakan hilangnya suplai daya sebesar 339,9 MW. Penurunan ini dapat berakibat buruk pada kinerja sistem sehingga dibutuhkan pengembalian frekuensi ke kondisi normal. Pengembalian frekuensi ke nilai awal dapat dicapai dengan pelepasan beban dengan skema secara bertahap.
Dalam studi ini dilakukan simulasi pelepasan beban secara trial and error menggunakan software DIgSILENT PowerFactory sampai tercapai kondisi ideal yaitu frekuensi mendekati 50 Hz. Dari simulasi yang dilakukan didapat bahwa kondisi terbaik dicapai oleh skema pelepasan beban tiga tahap dengan perbandingan beban pertahapnya bernilai seimbang yaitu pada Skema II, dengan maksimum frekuensi tercapai adalah 49,94 Hz dalam waktu 9,068 detik.

The breakdown of 4 wires simultaneously in the Java - Bali system can cause a decline in the frequency due to the loss of 339,9 MW energy supply. This decrease can adversely impact the performance of the system thus frequency needed to be returned to normal conditions . Returns of the frequency of the initial value can be achieved by a load shedding scheme with gradual step.
In this study, load shedding simulation is done by trial and error using DIgSILENT PowerFactory software to achieve ideal frequency conditions, which is approximately 50 Hz. From the simulation, we found that the best condition is achieved by using Scheme II, a 3 steps load shedding scheme with similar ratio per step, which reach a maximum frequency of 49,94 Hz and is reached within 9,068 seconds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65431
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>