Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27232 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Taufik Suryawinata
"Saiah satu alternatif komunikasi untuk daerah rurai yang sedang dikembangkan saat ini adaiah kornunikasi tanpa kabel yang disebut JARLOKAR ETDMA (Jaringan Lokar Radio Extended TDMA). Dalam sistem JARLOKAR ETDMA terdapat satu rnodui yang berfungsi sebagai antarmuka dengan PSTN dan melakukan proses konsentrasi dari 512 pesawat telepon pelanggan ke 36 kanai saiuran. Modul tersebut adalah DCU (Digital Consentrator Unit). Agar DCU dapat meiakukan konsentrasi dengan baik diperiukan satu submodul prosesor yang bertugas mengatur proses konsentrasi tersebut yaitu CCP (Consentrator Switching Processor). Di daiam Tugas Akhir ini akan dirancang dan dibuat satu prototipe CSP dengan berbasiskan mikrokontroier MCS 8751. Fungsi CSP ini selain mengatur proses konsentrasi, juga rnelakukan hubungan komunikasi dengan LIP (Line interface Processor) dan CPU (Centrai Processing Unit)."
1996
S38936
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Antarmuka saluran telepon untuk Jarlokar ETDMA adalah suatu unit untuk menghubungkan sentral telepon lokal dengan sistim Jarlokar ETDMA. Fungsi utama alat ini adalah melakukan pengubahan sinyal analog ke digital dan sebaliknya, melakukan fungsi penyambungan yaitu simulasi onhook - offhook, dan penempatan slot PCM dalam kanal ETDMA serta mendeteksi ringing. Pada Tugas akhir ini dirancang bangun Unit Antarmuka dari sebuah mikrokontroler intel 8751 , 8 LIC Mitel MH 88400, 8 Codec Mitel MT 8965 dan sebuah saklar matrik Mite] MT 8816."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afie Sugiarto
"Dalam komunikasi yang menggunakan frekuensi radio (wireless) dibutuhkan peralatan filter yang selektif pada penerima sehingga hanya sinyal yang berasal dari pengirim saja yang dilewatkan, dan bukan berasal dari sumber yang lain. Hal ini menunjang sistem komunikasi yang berkualitas tinggi pada lalu lintas data yang padat. Filter seharusnya juga memiliki insertion loss yang rendah sehingga sinyal-sinyalyang sangat lemah masih dapat dideteksi.
Filter resonator hairpin yang inputnya dibuat dengan tap dirancang untuk frekuensi kerja 2,4 GHz dengan bandwidth 100 MHz. Prosedure perancangan resonator hairpin untuk filter telah diselidiki dan diimplementasikan dan hasilnya cukup kompeten dengan hasil yang diperoleh dari simulasi menggunakan perangkat lunak elektromagnetik.
Filter band-pass dirancang dengan mengkarakterisasi jarak tap pencatu dan jarak spasi resonator. Hasil simulasi menghasilkan rancangan filter dengan jarak top pencatu 14,62 dan jarak spasi resonator 1.75 mm. Hasil pengukuran respon filter yang dirancang dengan menggunakan parameter prototipe filter maximally flat mendekati hasil yang diperoleh dengan perhitungan matematis dan simulasi dengan presentase kesalah yang cukup rendah (<5%). Hasil pengukuran juga menunjukkan bahwa filter yang dibuat memiliki insertion loss yang baik(<5dB) dengan VSWR < 1.2 pada frekuensi resonansi dan power loss (rejection) yang tinggi (>25dB) pada stop hand."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Ferdian
"Komunikasi tanpa kabel (wireless communication) saat ini berkembang sangat pesat. Perkembangan ini tak lepas dari perkembangan teknologi antena sebagai salah satu perangkat komunikkasi untuk wireless, di mana antena ini dituntuk memiliki dimensi yang lebih kecil dengan kemampuan meradiasikan dan menerima sinyal secara baik. Salah satu antena yang cocok untuk komunikasi wireless adalah antena mikrostrip. Hal ini dikarenakan antena mikrostrip yang low profile, mudah dalam fabrikasi, dapat diintegrasikan dengan rangkaian, cocok untuk mobile communication dan relatif lebih murah.
Pada skripsi ini dirancang antena mikrostrip frekuensi ganda yang dapat digunakan pada frekuensi 2,4 GHz dengan menggunakan slot berbentuk U. Antena yang akan dirancang menggunakan teknik pencatuan electromagnetically coupled agar menghasilkan bandwidth yang lebih besar dari penelitian sebelumnya [7] yang hanya sebesar 0,5% untuk frekuensi 2,4 GHz. Selain itu akan diamati pula karakteristik lainnya seperti pola radiasi dan gain.
Dari hasil fabrikasi dan pengukuran antena segiempat yang menggunakan slot berbentuk U diperoleh bahwa antena ini bekerja pada frekuensi 2,43 GHz dan 5,15 GHz. untuk frekuensi 2,43 GHz diperoleh nilai VSWR 1,239 dan untuk frekuensi 5,15 GHz, 2,43 GHz dan 92% untuk frekuensi yang 5,15 GHz."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S39953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arwidya Tantri Agtusia
"ABSTRAK
Kebutuhan akan pengiriman informasi yang semakin cepat, beragam dan dapat dilakukan dimana saja menyebabkan lahirnya teknologi nirkabel yang semakin handal. Antena merupakan salah satu perangkat yang sangat penting pada teknologi nirkabel. WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) dan LTE (Long Term Evolution) merupakan dua contoh teknologi nirkabel yang sedang dikembangkan saat ini. Teknologi ini memungkinkan untuk mengirimkan dan menerima data yang besar dan kualitas yang baik. Untuk dapat menerima data dengan kualitas yang baik, maka dibutuhkanlah antena dengan SNR (Signal to Noise Ratio) yang tinggi dan kapasitas yang besar. Skripsi ini membahas mengenai rancang bangun antena mikrostrip dualband SIMO pada frekuensi 2.3 ? 2.4 GHz dan 2.6 ? 2.7 GHz yang akan diaplikasikan untuk WiMAX dan LTE dengan menyisipkan teknologi SIMO (Single Input Multiple Output) yang diharapkan dapat memperbesar SNR dan kapasitas kanal. Dari hasil pengukuran didapatkan frekuensi kerja dari antena SIMO port 1 adalah 2.4 ? 2.47 GHz dan 2.67 ? 2.74 GHz, port 2 adalah 2.38 ? 2.45 GHz dan 2.63 ? 2.72 GHz, kemudian port 3 adalah 2.38 ? 2.44 GHz dan 2.64 ? 2.73 GHz, dengan mutual coupling kurang dari -20 dB.

ABSTRACT
The need of sending information rapidly, diverse and more mobile, leads to reliable wireless technology. Antenna is a very important device for wireless technology. WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) and LTE (Long Term Evolution) are two of wireless technologies which are currently developed. This technology allows to send and receive large data and with good quality. To get data with a good quality, an antenna with high SNR(Signal to Noise Ratio) and big capacity is needed. This Research explains the design of microstrip antenna dualband SIMO at frequency 2.3 -2.4 GHz and 2.6-2.7 GHz. It is designed with SIMO(Single Input Multiple Output) technology that will improve SNR and channel capacity. From the measurement results show that the working frequency of the SIMO antenna at port 1 is 2.4 - 2.47 GHz and 2.67 - 2.74 GHz, port 2 is 2.38-2.45 GHz and 2.63 - 2.72 GHz, and port 3 is 2.38-2.44 GHz and 2.64 - 2.73 GHz. Additionally the mutual coupling for all ports are less than -20 dB."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1672
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Pujo Winarko
"Dalam dunia industri, untuk mengetahui performa mesin motor dapat dilakukan diagnosa menggunakan machinery analyzer. Machinery analyzer yang dibahas pada penelitian ini yaitu Haliza. Terdapat permasalahan dalam melakukan diagnosa mesin motor menggunakan Haliza yaitu penggunaan kabel komunikasi antara sensor kecepatan dan Haliza, yang mengurangi fleksibilitas saat proses diagnosa dilakukan dan waktu pemasangan yang cukup lama. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan rancang bangun interface untuk modul komunikasi wireless yang akan dipasang pada sensor kecepatan dan Haliza. Rancang bangun interface di kembangkan dengan menggunakan mikrokontroler ATmega16A, sebagai kontroler pada modul wireless RF CC2500. Telah dilakukan pengujian hardware dan software dari modul komunikasi wireless. Dari hasil uji komunikasi diperoleh jangkauan jarak maksimum tanpa BER (Bit Error Rate) sejauh 16 meter pada kecepatan putaran motor 1800 rpm dengan nilai RSSI -79 dBm. Kecepatan putaran motor maksimum yang dapat terukur yaitu 2100 rpm, dengan tingkat kesalahan 0.14% dibandingkan dengan hasil pengukuran tachometer. Untuk uji kehandalan komunikasi wireless, didapatkan tingkat kesalahan rata-rata sebesar 0.09% pada pengujian jarak 10 meter dengan kecepatan 2100 rpm selama 5 jam pengujian.

In the industrial, to know the performance of the machine can be diagnosed using machinery analyzer. Machinery analyzer are discussed in this research that Haliza. There are problems in diagnosing the machine using Haliza namely the use of the communication cable between the speed sensor and Haliza, which reduces the flexibility when the diagnosis is made and the installation of a long time. Therefore, in this report will be conducted design interface for a wireless communication module that will be installed on the speed sensor and Haliza. The design of the interface is developed by using microcontroller ATmega16A, as a controller in the wireless module RF CC2500. The hardware and software of the wireless communication module have been tested. Communication test results obtained maximum distances without the BER (Bit Error Rate) as far as 16 meters at a motor rotating speed of 1800 rpm with RSSI value of -79 dBm. The maximum rotation speed of the motor which can be measured at 2100 rpm, with an error rate of 0.14% compared with the measurement results tachometer. The reliability test of wireless communication, obtained average error rate of 0.09% at the testing distance of 10 meters at a speed of 2100 rpm for 5 hours of testing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arrief Rahman
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan rancang bangun dan evaluasi dari prototipe Internet of Things IoT menggunakan teknologi LoRa pada frekuensi 868 MHz dan 915 MHz yang merupakan frekuensi ISM Band. Saat ini, penggunaan teknologi LoRa di Indonesia belum marak dilakukan. Namun, untuk masa yang akan datang teknologi LoRa akan marak digunakan di Indonesia untuk mendukung kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi, khususnya dalam hal smart city. Permasalahan yang ada pada saat ini adalah belum adanya data yang menunjukkan performa teknologi LoRa dari segi kekuatan sinyal RSSI dan delay transmisi data pada ruang terbuka. Penulis melakukan evaluasi kinerja teknologi LoRa pada dua kondisi, yaitu Line of Sight LoS yang dilakukan di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia dan Non-Line of Sight Non-LoS di Proyek Jalan Tol Cinere-Jagorawi. Perangkat prototipe ini disusun oleh sensor suhu, perangkat LoRa sebagai transmitter dan receiver data yang dikirimkan, mikrokontroller Arduino sebagai pengontrol rangkaian elektronik, dan visualisasi data menggunakan Thingspeak yang merupakan cloud server di web browser. Hasilnya menunjukkan bahwa prototipe bekerja dengan baik pada kedua kondisi tersebut, sementara hasil RSSI bervariasi antara -50 dB hingga -105 dB. Pada LoRa frekuensi 915 MHz kondisi LoS, hasil RSSI berada pada rentang -55 dB hingga -90 dB untuk jarak 100 meter sampai 700 meter. Sedangkan LoRa frekuensi 868 MHz kondisi LoS, hasil RSSI berada pada rentang -69 hingga -99 dB untuk jarak 100 meter sampai 1500 meter. Pada LoRa frekuensi 915 MHz kondisi Non-LoS, hasil RSSI berada pada rentang -61 dB hingga -101 dB untuk jarak 100 meter sampai 400 meter. Sedangkan LoRa frekuensi 868 MHz kondisi Non-LoS, hasil RSSI berada pada rentang -56 dB hingga -101 dB untuk jarak 100 meter sampai 500 meter. Dengan demikian, LoRa dengan frekuensi 868 MHz memiliki performa yang lebih baik dalam segi jarak yang dicapai, delay transmisi data, dan kekuatan sinyal atau RSSI yang terdeteksi dibandingkan LoRa dengan frekuensi 915 MHz. Selain itu, teknologi LoRa terbukti dapat digunakan secara efisien untuk aplikasi IoT dari kedua kondisi LoS dan Non-LoS dengan desain yang harus disesuaikan.

ABSTRACT
This research is a design and evaluation of the prototype Internet of Things IoT using at frequencies 868 MHz and 915 MHz which is the ISM frequency band. Currently, the use of LoRa technology in Indonesia has not been rife. However, for the future, LoRa technology will be used in Indonesia to support the progress of information and communication technology, especially in the case of smart city. The current problem is the lack of data showing the performance of LoRa technology in terms of signal strength RSSI and data transmission delay in open space. The authors evaluate the performance of LoRa technology in two conditions, namely Line of Sight LoS at Faculty of Engineering Universitas Indonesia and Non Line of Sight Non LoS at Cinere Jagorawi Toll Road Project. This prototype device is composed by a temperature sensor, LoRa device as a transmitter and receiver of transmitted data, Arduino microcontroller that acts as an electronic circuit controller, and data visualization using Thingspeak which is a cloud server in web browser. The results have indicated that prorotype is working well on both condition, while RSSI may vary from 50 dB to 105 dB. LoRa with frequency of 915 MHz in LoS condition, RSSI results are at intervals of 55 dB to 90 dB for a distance of 100 meters to 700 meters. Whereas, LoRa with frequency 868 MHz in LoS condition, RSSI results are at intervals of 69 dB to 99 dB for a distance of 100 meters to 1500 meters. At LoRa with frequency 915 MHz in Non LoS condition, the RSSI results are at intervals of 61 dB to 101 dB for a distance of 100 meters to 400 meters. Whereas, on LoRa with a frequency 868 MHz in Non LoS condition, the RSSI results are at intervals 56 dB to 101 dB for distance 100 meters to 500 meters. Accordingly, LoRa with a frequency 868 MHz has better performance in terms of distance achieved, data transmission delay, and signal strength or RSSI detected than LoRa with frequency 915 MHz. In addition, the LoRa technology is proven to be efficiently used for the IoT applications of both LoS and Non LoS conditions, while a specific design should be adjusted."
2017
S67269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dudi Nugroho
"Seiring dengan perkembangan teknologi seluler maka teknologi satelit merupakan bagian yang penting masuk di dalamnya. Terlebih lagi dengan akan diluncurkannya Quasi Zenith satellite yang melewati beberapa negara di Asia dan Australia diantaranya adalah Indonesia. Dengan satelit ini kinerja komunikasi seluler menjadi lebih baik.
Untuk Indonesia terutama di sekitar Jakarta maka untuk mengakses satelit tersebut maka antena harus memiliki elevasi 45°. Selain itu harus dapat beroperasi pada 2.6 GHz (2.605 GHz - 2.63 GHz).
Dalam penelitian ini dibuat antena mikrostrip 2x2 yang tersusun secara planar dengan bentuk patch segitiga sama sisi. Dari hasil pengukuran terbukti bahwa antena memiliki elevasi pola radiasi 45° pada frekuensi resonansinya. Sedangkan karakteristik penting lainnya adalah bandwidth impedansinya yang lebar 10.4% atau 277.11 MHz (2.80211 GHz - 2.525 GHz), sehingga dapat dipergunakan untuk aplikasi wireless communication pada Quasi Zenith Satellite.
Hal tersebut diatas diperoleh dengan mengatur jarak antar elemen antena dan mengatur pergeseran fasa. Di mana pergeseran fasa dicapai dengan cara mengatur perbedaan panjang padapencatuan. Antena yang tersusun secara planar ini memiliki ukuran substrat 20 cm x 20 cm. Adapun substrat tersebut memiliki permitivitas relatifnya sebesar 2.2 dengan ketebalan substrat 0.8 mm.

With development of Celluler technology so satellite technology is important for that. Moreover Quasi Zenith satellite will be launched and will pass some country in Asia and Australia, one of them is Indonesia. By this satellite so celluler communication performance is getting better.
For Indonesian area especially Jakarta, to access that satellite, antenna must has Radiation Pattern elevation about 45°. While the system must be operated on 2 GHz (2.605 GHz - 2.63 GHz).
In this Research, has made microstrip antenna 2x2 planar array with equilateral triangular patch. From measurement result are proven that antenna has Radiation Pattern elevation about 45° at resonance frequency. Meanwhile, another important characteristic is impedance bandwidth 10.4% or 277.11 MHz (2.80211 GHz - 2.525 GHz), so it can be used for application of wireless communication in Quasi Zenith Satellite.
It can be reached by controlling spacing patch element and progressive phase. When progressive phase can be reached by controlling difference of length of feeding. This antenna substrat has dimension 20 cm x 20 cm, with relative permitivity 2.2 and thick of substrat is 0.8 mm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16853
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imairi Eitiveni
"Tugas akhir ini bertujuan untuk membandingkan Bluetooth dan Zigbee dari segi kinerja mereka, apakah mereka adalah pelengkap atau pesaing satu sama lain. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode studi literatur untuk menganalisis kinerja Bluetooth karena sudah banyaknya sumber-sumber mengenai kinerja Bluetooth yang tersedia. Sedangkan untuk menganalisis kinerja Zigbee, penulis menggunakan simulasi dengan Network Simulator versi 2 dan dilengkapi dengan studi literatur. Laporan ini juga dilengkapi dengan rekomendasi area aplikasi bagi Bluetooth dan Zigbee serta ditutup dengan posisi Zigbee dan Bluetooth dalam Wireless Personal Area Network. Adanya standardisasi, hemat tenaga, dan murah mendukung Zigbee menempatkan diri sebagai salah satu teknologi Wireless Personal Area Network yang diperhitungkan. Besar kemungkinan di masa mendatang, konsumer akan merujuk kepada Zigbee sebagaimana sekarang mereka merujuk pada Bluetooth.

The focus of this study is to compare the performance of Zigbee and Bluetooth, whether they are complementary or competing technologies. Literature study method is used to analyze the performance of Bluetooth regarding the large amount of available Bluetooth resources. A simulative investigation had been conducted to analyze the performance of Zigbee by using Network Simulator version 2, supported with literature study. This report also includes the application areas of Zigbee and Bluetooth and is concluded by stating the position of Zigbee and Bluetooth in WPAN. Standardization, low power, and low cost have placed Zigbee as a competitive technology. Consumers may someday refer to Zigbee the way they now refer to Bluetooth."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Wulandari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menganalisa kinerja integrasi metode akses inhibit and random multiple access (IRMA) dengan code division multiple access (CDMA) dan multi code CDMA yang disebut sebagai CDMA IRMA dan MC-CDMA IRMA, untuk diapalikasikan pada integrasi suara dan data dalam sistem komunikasi wireless. Kinerja yang akan dianalisa dinyatakan sebagai throughput dan outage probability. Pada CDMA IRMA, analisa kinerja dilakukan pada dua kondisi, yaitu : 1). Kanal dengan trafik data dan 2). Kanal dengan multi trafik. Kondisi trafik dimodelkan dan dianalisa dengan menggunakan "Markovian Process". Pada MC-CDMA IRMA, analisa akan dilakukan terhadap user data yang dibagi atas dua kelas dengan dibedakan atas nilai kecepatan transmisi yang diperlukan, yaitu data user kelas I denagan bit rate yang tinggi, dan data user kelas II dengan bit rate yang rendah.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa throughput CDMA IRMA semakin tinggi apabila pentransmisian simultan data, kd ; pentransmisian simultan suara, kv ; processing gain data, nd dan processing gain suara, nv semakin besar, sedangkan outage probability akan semakin baik dengan p yang semakin besar. Throughput MC-CDMA IRMA semakin tinggi apabila jumlah kode, F dan processing gain, N semakin besar, sedangkan outage probability semakin baik dengan p yang semakin besar.

In this paper the performance of integration between inhibit and random multiple access (IRMA) with code division multiple access (CDMA) and multi code CDMA called as CDMA IRMA and MC-CDMA IRMA will be evaluated and analyzed. The performances are characterized as throughput and outage probability. CDMA IRMA and MC-CDMA IRMA use on voice and data integration, for CDMA IRMA, performance analysis is done for two conditions, namely : 1). Channel containing data traffic and 2). Channel containing multi traffic. Both channel conditions are modeled and analyzed using "Markovian Process". For MC-CDMA IRMA, the user data being analyzed is divided into two classes based on transmission rate needed, users of class I require transmission at a higher bit rate than those of class II.
The research results that the throughput of CDMA IRMA increase as the value of number of simultaneous transmission data, kd; number of simultaneous transmission voice, kv ; data processing gain, nd and voice processing gain, nv, increase, while outage probability improves as the value of p increases. The throughput of MC-CDMA IRMA increases as the values of number of code, F and number of processing gain, N increases while the outage probability improves as the value of p increases."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T9958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>