Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79910 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"DaIam perkembangan sistem telekomunikasi khususnya dalam perkembangan telepon selular dijital, efisiensi media transmisi yang digunakan untuk menyalurkan informasi pembicaraan merupakan hal yang ingin dicapai pihak penyeleriggara pertelekomunikasian. Dalarn komunikasi digital, efiisiensi tersebut salah satunya yaitu dengan cara menurunkan laju bit informasi sebenarnya, yang mana dapat dilakukan dengan cara pengkodean suara, salah satunya adalah dengan teknik pengkodean suara CELP (Code Excited Linear Predictive). Pada dasarnya teknik ini mempunya polo yang hampir sama dengan teknik pengkodeaan hybrid lainnya seperti VSELP (Vektor Sum Excited Linear Predictive) dan QCELP (Qualcomm Code Excited Linear Predictive). Pengkodean CELP adalah suatu pengkodean suara untuk menurunkan laju bit-nya dengan mewakilkan suara masukan menjadi tiap frame yang terdiri dari 240 PCM sample ucapon yang dikonversikan kedolam 144 bit data yang terkompresi. Pembahasan tentang pengkodean suara CELP berikut ini mengikuti standar yang dikeluarkan oleh U.S Federal Standard FS-1016 USA. Teknik pengkodean suara CELP menghasilkan kualitas suara keluaran yang lebih balk dibandingkan dengan teknik pengkodean suara LPC dan lebih rendah kualitasnya dibandingkan dengan teknik pengkodean suara dengan mempergunakan teknik VSELP."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrian Kamadjaja
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
TA2734
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jaka Satria
"Teknik pengkodean suara digunakan dalam teknologi telekomunikasi untuk memanfaatkan informasi yang besar sehingga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan kapasitas saluran. Akan tetapi pada teknik pengkodean suara masih dihadapkan kepada dilema antara besarnya laju bit yang dihasilkan dengan tingkat kualitas suara yang dihasilkan sebagai kompensasi dari penekanan laju bit ini.
Mixed Excitation Linear Prediction (MELP) merupakan suatu metode pengkodean suara yang dikembangkan berdasarkan metode Linear Predictive Coding (LPC), yang menggunakan S4 bit untuk setiap frame suara selama 22,5 ms sehingga dihasilkan laju bit sebesar 2,4 kbps. Metode MELP ini memperbaiki kualitas sintesa ucapan hasil pengkodean dengan penambahan empat parameter baru, yaitu: pencampuran eksilasi pulsa dan derau, pulsa-pulsa aperiodik, filter Adaptive Spectral Enhancement, dan filter Pulse Dispersion.
Pada skripsi ini dianalisis unjuk kerja dari metode MELP dilihat dari kualitas suara sintesis yang dihasilkan ditinjau dari segi SNRR, perbandingan spektral, dan penilaian subyektif oleh 40 orang pendengar. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa suara sintesis hasil kompresi MELP masih dapat jelas diterima oleh telinga manusia dalam arti bahwa informasi masih dapat diterima dengan baik dengan kualitas suara yang cukup baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39940
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Palar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA2496
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Saleh
"Efesiensi media transmisi yang digunakan untuk menyalurkan informasi pembicaraan merupakan hal yang ingin dicapai pihak penyelenggara pertelekomunikasian. Dalam komunikasi digital, Efisiensi tersebut salahsatunya yaitu dengan cara menurunkan laju bit informasi sebenarnya, yang mana dapat dilakukan dengan cara pengkodean suara, salah satunya adalah dengan teknik VSELP (Vector stun excited linear Prediction). Pada dasarnya teknik ini mempunyai pola yang hampir sama dengan CELP(code excited linear Prediction), diantara keduanya termasuk dalam kelas pengkodean Hybrid Hal yang merupakan keunikan VSELP adalah komposisi tabel kode, dimana pengkodean ini memiliki 1 label kode adaptif dan 2 label kode eksitasi. Penurunan laju bit yang terjadi adalah dengan mewakilkan 160 sampel suara tiap bingkainya menjadi 27 parameter yang dialokasikan dalam 160 bit. Pembahasan tentang VSELP berikut ini mengikuti standar yang dipakai 1S-54, yang dikeluarkan oleh TIA (Telecommunication Industry Association) USA."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhlis Ibnu Rusdi
"Dalam bisnis perusahaan ritel, selain aliran fisik barang dari produsen, distributor, pengirim, dan pembeli, aliran informasi juga penting artinya di setiap tahap supply chain. Gangguan pada aliran fisik dan aliran informasi akan menghambat kelancaran operasi pada supply chain dan umumnya akan menyebabkan penambahan biaya overhead yang berarti. Dengan kondisi persaingan pasar yang semakin ketat, pihak manajemen suatu perusahaan tidak dapat mengabaikan metode-metode ekonomi yang ada untuk meningkatkan kemampuan perusahaan mereka dalam mengelola informasi. Estimasi sebelumnya menunjukkan bahwa 70% data yang diinputkan ke komputer merupakan hasil output dari komputer. Dari estimasi juga diperkirakan bahwa pengolahan secara elektronik hanya membutuhkan biaya sepersepuluh daripada dengan menggunakan kertas. EDI-barcode merupakan suatu cara baru yang efisien dalam mengelola dokumen dan informasi bisnis. Electronic Data Interchange berkembang seiring dengan perkembangan komputasi dan komunikasi. Faktor pertumbuhan EDI lainnya didorong oleh persaingan dan dinamika pasar. EDI digunakan sebagai sebuah strategi untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Manfaat EDI bagi suatu perusahaan tergantung pada mengapa dan bagaimana EDI diimplementasikan. Aplikasi EDI mulanya dikonsentrasikan pada efisiensi perusahaan dengan meningkatkan aliran data dan mengurangi error. EDI menghilangkan kebutuhan re-entri data ulang dari dokumen kertas serta mengurangi kesalahan entri oleh manusia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49888
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irhamsyah
"Untuk penggunaan wireless dalam area Wireless Local Access Network (WLAN) yang cakupannya terbatas atau berada dalam lingkungan indoor, yang banyak terjadi pantulan, dibutuhkan suatu teknologi yang mampu membuat sinyal pantulan tidak menghilangkan sinyal utama, untuk itu diperlukan skema MIMO (Multiple Input Multiple Output). Dengan teknologi MIMO, perangkat mampu mengirimkan lebih dari satu sinyal sehingga sebuah transmitter atau receiver mempunyai lebih dari satu antena. Melalui berbagai konfigurasi antenanya, akan mempunyai potensi meningkatkan kemampuan dan kecepatan data untuk komunikasi wireless tanpa memerlukan bandwidth tambahan.
Pada Tesis ini digunakan skema MIMO OFDM dengan menggunakan pengkodean STBC (Space Time Block Code) yang dapat meningkatkan BER dari sistem. Dengan menggunakan skema ini, performansi dari sistem dilihat menggunakan skema Tarokh dengan modulasi MPSK dengan konstelasi yang berbeda untuk penggunaan pada komunikasi WLAN. Performansi yang dianalisis tidak terbatas hanya pada BER, namun juga dilihat throughput dari sistem.
Dari hasil simulasi terlihat dengan pertambahan jumlah antena pada transmitter akan memperbaiki BER dan throughput dari sistem. Menggunakan antena dengan matrik yang mempunyai code rate ½ menghasilkan BER dan throuhgput yang lebih baik dibandingkan menggunakan matrik dengan code rate ¾. Sedangkan dengan menggunakan modulasi 4 PSK akan mempunyai BER dan throuhgput yang lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan 8 PSK ataupun 16 PSK.

The use of indoor Wireless Local Access Network (WLAN) often meets the trouble of limited signal coverage and enormous refection signal. In order to create refelction signal without eliminating the main signal, the Multiple Input Multiple Output (MIMO) technology is strongly recommended. MIMO technology can accommodate the device in delivering more than one signal, therefore the transmitter or receiver might have more than one antennas. By using various antenna configuration, the device will be able to increase its capacity and data speed for wireless communication without additional bandwidth installment.
This thesis talks about the MIMO OFDM scheme using STBC (Space Time Block Code) coding that can increase BER of one system. In this thesis, Tarokh scheme using MPSK modulation with different constellation can analyze the system performance for WLAN communication purpose. The performance analysis will also take account for BER and throughput of the system.
Based on the simulation result, it can be seen that the additional cumulative of antennas of transmitter can increase BER and system throughput. By using antennas with ½ code rate matrix, the transmitter can generate higher BER and throughput than using ¾ code rate matrix. Furthermore, a transmitter using BPSK modulation will generate higher BER and throughput than using 4 PSKJ, 8 PSK or 16 PSK modulation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24706
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erawan Sukma
"Pengkompresian suara pada kecepatan bit 2,4 kbps dan 7,8 kbps diharapkan mampu diterapkan pada aplikasi di dunia telekomunikasi seperti komunikasi tak bergerak dan komunikasi bergerak yang memiliki keterbatasan bandwidth (band limited). Dengan menggunakan kecepatan bit sebesar 2,4 kbps atau 7,8 kbps ini juga diharapkan marnpu untuk meningkatkan eflisiensi penggunaan bandwidth dari media transmisi yang digunakan.
Pada skripsi ini dibabas perbandingan unjuk kerja antara metode pengkompresian suara 2,4 kbps dan 7.8 kbps menggunakan metode Linear Prediction Coding {LPC) ditinjau dari segi SNRR (Signal to Noise Reconstruction Ratio) dan tingkat kualitas suara yang dihasilkan berdasarkan data yang diparoleh dari 30 orang responden dengan menggunakan parangkat keras ADSP-2181 yang merupakan prosessor DSP buatan Analog Device. Hasil dari uji coba ini menunjukkan bahwa kompresi suara dengan kecepatan 7.8 kbps memiliki unjuk kerja yang lebih baik dibandingkan kecepatan 2.4 kbps."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajri Darwis
"Pada transmisi data, untuk mencegah hilangnya informasi karena kesalahan yang tidak terdeteksi, seperti interferensi dan noise, digunakan sistem error correction codes untuk mengatasi kesulitan tersebut dan juga untuk meningkatkan performansi pada jaringan VSAT. Jenis ? jenis error correction codes yang sering digunakan pada jaringan VSAT antara lain seperti reed-solomon, viterbi dan turbo.
Dengan penggunaan error correction codes diharapkan performansi BER dapat ditingkatkan. Performansi BER yang bagus sangat diharapkan untuk mengurangi waktu tidak berhasilnya komunikasi antara dua stasiun bumi, atau dikenal dengan istilah down time. Down time yang sering terjadi pada jaringan VSAT mengakibatkan terjadinya potongan dari harga sewa sehingga mengurangi pendapatan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan pengamatan dan pengukuran yang difokuskan pada teknik pengkodean turbo dan concatenated viterbi/reedsolomon pada jaringan VSAT dengan sistem SCPC dan modulasi yang digunakan 8-PSK dan 16-QAM. Dengan menganalisis performasi BER yang digunakan untuk hubungan antar BTS dan BSC diharapkan down time yang terjadi bisa dikurangi.
Dari data performansi BER, untuk modulasi 8-PSK performansi pengkodean turbo lebih baik 0,4 dB dari pengkodean concatenated viterbi/reed-solomon. Sedangkan untuk modulasi 16-QAM performansi pengkodean turbo lebih baik 0.4 dB dari pengkodeaan concatenated viterbi/ reed-solomon. Dari data tersebut, pengkodean turbo lebih baik untuk diimplementasikan pada jaringan VSAT untuk hubungan antar BTS dan BSC.

To prevent loss of information at data transmission caused by error that is not detected like interference and noise, error correction codes system is applied to overcome this problem as well as to increase the performance for VSAT network. The types of errors correction codes which is often applied for VSAT network is reed-solomon, viterbi and turbo.
With the usage of error correction codes, it is expected that the BER performance can be improved. The improved BER performance is expected to decrease the down time. Down time which often happened at VSAT network decrease of revenue from the rental price of VSAT network.
To overcome this problem, observation is focused by applying turbo and concatenated viterbi/reed-solomon encoding technique for VSAT network with SCPC system and with modulation 8-PSK and 16-QAM. The BER performance will be analyzed and an decreasement of down time is expected.
Analyze of BER performance data shows for modulation 8-PSK, performance of turbo encoding is better 0.4 dB than concatenated viterbi/reed-solomon encoding. For modulation 16-QAM, the performance of turbo encoding is better 0.4 dB than concatenated viterbi/reed-solomon encoding. From analyze result, turbo encoding is better to be implemented for connectivity between BTS and BSC VSAT network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.03.08.120 Dar a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fajri Darwis
"Pada transmisi data, untuk mencegah hilangnya informasi karena kesalahan yang tidak terdeteksi, seperti interferensi dan noise, digunakan sistem error correction codes untuk mengatasi kesulitan tersebut dan juga untuk meningkatkan performansi pada jaringan VSAT. Jenis ? jenis error correction codes yang sering digunakan pada jaringan VSAT antara lain seperti reed-solomon, viterbi dan turbo.
Dengan penggunaan error correction codes diharapkan performansi BER dapat ditingkatkan. Performansi BER yang bagus sangat diharapkan untuk mengurangi waktu tidak berhasilnya komunikasi antara dua stasiun bumi, atau dikenal dengan istilah down time. Down time yang sering terjadi pada jaringan VSAT mengakibatkan terjadinya potongan dari harga sewa sehingga mengurangi pendapatan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan pengamatan dan pengukuran yang difokuskan pada teknik pengkodean turbo dan concatenated viterbi/reedsolomon pada jaringan VSAT dengan sistem SCPC dan modulasi yang digunakan 8-PSK dan 16-QAM. Dengan menganalisis performasi BER yang digunakan untuk hubungan antar BTS dan BSC diharapkan down time yang terjadi bisa dikurangi.
Dari data performansi BER, untuk modulasi 8-PSK performansi pengkodean turbo lebih baik 0,4 dB dari pengkodean concatenated viterbi/reed-solomon. Sedangkan untuk modulasi 16-QAM performansi pengkodean turbo lebih baik 0.4 dB dari pengkodeaan concatenated viterbi/ reed-solomon. Dari data tersebut, pengkodean turbo lebih baik untuk diimplementasikan pada jaringan VSAT untuk hubungan antar BTS dan BSC.

To prevent loss of information at data transmission caused by error that is not detected like interference and noise, error correction codes system is applied to overcome this problem as well as to increase the performance for VSAT network. The types of errors correction codes which is often applied for VSAT network is reed-solomon, viterbi and turbo.
With the usage of error correction codes, it is expected that the BER performance can be improved. The improved BER performance is expected to decrease the down time. Down time which often happened at VSAT network decrease of revenue from the rental price of VSAT network.
To overcome this problem, observation is focused by applying turbo and concatenated viterbi/reed-solomon encoding technique for VSAT network with SCPC system and with modulation 8-PSK and 16-QAM. The BER performance will be analyzed and an decreasement of down time is expected.
Analyze of BER performance data shows for modulation 8-PSK, performance of turbo encoding is better 0.4 dB than concatenated viterbi/reed-solomon encoding. For modulation 16-QAM, the performance of turbo encoding is better 0.4 dB than concatenated viterbi/reed-solomon encoding. From analyze result, turbo encoding is better to be implemented for connectivity between BTS and BSC VSAT network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40575
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>