Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172771 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Perkembangan teknologi telekomunikasi, khususnya satelit dewasa ini merupakan salah satu pendukung pemenuhan kebutuhan sarana telekomunikasi. Dengm adanya perkembangan-perkembangan yang dimiliki satelit Palapa C dibandingkan satelit generasi sebelunmya, seperti jumlah transpondennya yang lebih banyak (34 buah), daerah cakupannya yang lebih luas, daya pancarnya yang lebih besar, dan lebih fleksibel., menyebabkan satelit Palapa C merupakan pilihan yang tepat untuk menjawab kebutuhan akan pelayanan jasa telekomunikasi. Dalam penelitian yang ini dilakukan analisis kelayakan penggunaan serta perencanaan link komunikasi Jakarta-Pontianak yang melalui satelit Palapa C dengan frekwensi C band dan Ku band. Perhitungan bertujuan untuk mendapatkan C/N, Eb/No dan BER untuk stasiun bumi Jakarta maupun Pontianak untuk kedua band frekwensi tersebut. Hasil perhitungan menunjukkan kualitas sinyal (BER) dapat diperbaiki dengau cara meningkatkan daya pancar stasiun bumi sebesar 1 dBW padaf frekwensi C band dan 6 dBW pada frekwensi Ku band sehingga diperoleh BER yang sesuai dengan spesifikasi Intelsat. Dengan penelitian ini kita dapat mengetahui bahwa dengan menggumakan frekwensi C band, maka daya pancar stasiun bumi yang dibutuhkam untuk menghasilkan BER yang sesuai dengan spesifikasi Intelsat lebih kecil bila dibandingkaa dengan menggunakan frekwensi Ku band."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Malik
"Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang telah lama mengoperasikan satelit telekomunikasi yang telah dimulai sejak tahun I976 seteJah USA, Rusia dan Kanada. Generasi satelit yang telah beroperasi sejak mulai diluncurkan hingga sekarang adalah Palapa A, B, C hingga yang paling baru adalah Telkom-1.
Satelit Palapa C2, merupakan satelit Indonesia yang dioperasikan o1eh PT Satelindo adalah salah satu satelit yang digunakan untuk aplikasi-aplikasi telekomunikasi dalam rangka pemenuhan akses-akses teknologi dari stasiun bumi untuk menghubungkan ke stasiun bumi lainnya dalam foot print jangkauannya.
Untuk memaksimalkan fungsi kerja satelit Palapa C2 dalam operasinya, perlu dilakukan suatu studi kelayakan terlebih dahulu dalam pembangunan stasiun bumi karena telah banyak pengalaman yang telah terjadi bahwa terjadinya disfungsi satelit disebabkan karena ketidakdisiplinan stasiun bumi dalam memenaje fungsi fungsi power. Akibatnya diperoleh parameter-parameter C/N, Eb/No dan BER yang tidak memenuhi standar yang telah ditentukan. Akibatnya, selain disfungsi satelit yang menyebabkan umur satelit dapat berkurang dari masa yang maksimal, juga dapat menurunkan unjuk kerja sistem-sistem telekomunikasi yang berada di stasiun bumi.
Untuk itulah, dalam tugas akhir ini dilakukan studi kelayakan dan analisis perencanaan dalam membangun stasiun bumi khususnya untuk aplikasi VSAT (Very Small Aperture Terminal) dengan teknik SCPC (Single Canal Percarier) yang bertujuan untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan, dalam hal ini BER harus memenuhi nilai 0 X 10-5, dimana nilai ini adalah rekomendasi dari system perangkat Comstream yang merupakan sebuah vendor peralatan telekomunikasi khususnya modem satelit di USA yang akhir-akhir ini perangkat terminalnya banyak digunakan di bebeapa stasiun bumi yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Adapun yang menjadi perencanaan stasiun bumi adalah meliputi kota Jakarta sebagai Ibukota Negara RI yang juga banyak terdapat kontor-kantor pusat dari departemen pemerintah dan perusahaan milik asing maupun swasta nasiona. Sedangkan di pihak lain, kota Makasar menjadi link tujuan dari komunikasi antara kantor pusat dengan cabangnya yang berada di Makasar, dalam hal ini link=link SCPC milik PT. CSM ( Citra Sari Makmur).
Dalam perencanaan di gunakan kecepatan pengiriman data (rate) 128 Kbps dan factor error correction (FEC) ¾, diameter antenna 3,7 meter denagn asumsi efesiensi antana sebasar 0,6."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Immer Joyarib
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39542
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rajagukguk, Tagor E.C.E.E.
"ABSTRAK
Perkembangan telcnologi sekarang ini, tennasuk layanan telekomunikasi dengan mcmpergunakan satelit dalam rangka pemenuhan penyampaian inforrnasi mengalami kemajuan yang pesat.
Satelit Palapa-CI sebagai generasi terbaru telah mengalami peningkatan teknologi dibandingkan dengan satelit generasi terdahulu (Palapa-B4)_ Perbedaan tersebut antara lain, daerah cakupannya lebih luas, jwnlah transpondemya lebih banyal-L, dan daya pancarnya lebih kuat. [4] -
Untuk analisis perbandingan perhitungan lintasan antara kedua satelit, diadakan perhitungan untuk Iintasan komunikasi Jakarta-Singapura dan sebaliknya dengan parameter yang sama pada kecepatan informasi clan diameter antena yang berbeda untuk iiekuensi pita-C.
Dari hasil perhitungan akan dapat diketahui besarnya daya pancar stasiun bumi (EHIPSB) dan satelit (EIRPSA1-Em), besamya daya I-[PA yang dipergunakan, jumlah pembawa berdasarkan lebar pita dan daya transponder, serta BER (Bit Error Rate).

"
1996
S38937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
TA2437
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iin Nurhidayat
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Selain menggunakan jalur teresterial, stasiun televisi sering juga menggunakan satelit sebagai media transmisinya. Satelit digunakan untuk membantu stasiun televisi dalam mengirimkan program televisi kepada para penonton di berbagai tempat dalam wilayah yang luas dan juga daerah yang sulit dijangkau. Indonesia juga menggunakan satelit untuk meng-cover areanya yang terdiri dari ribuan pulau. Dewasa ini stasiun televisi cenderung mengarah ke sistem dengan teknologi digital, dimana sistem ini dapat menghemat penggunaan bandwidth pada transponder satelit, sehingga dalam satu transponder satelit, dapat digunakan untuk beberapa saluran TV. Satelit Palapa C2 yang dimiliki PT. Satelindo dapat mencakup seluruh daerah di Indonesia. Dengan adanya satelit Palapa C2 yang memiliki transponder C-band dengan E1RP 37,5 dBW, maka aplikasi TV DTH ini memungkinkan diterapkan pada daerah Indonesia yang mempunyai daerah yang luas yang terdiri dari ribuan pulau. Frekuensi 0-band juga sudah banyak digunakan di negara Asia-Pasifik yang beriklim tropis dengan tingkat curah hujan yang tinggi, karena frekuensi ini tidak terpengaruh oleh curah hujan. Namun perlu diperhitungkan juga redaman interferensi dari satelit lain yang berdekatan karena pemakaian frekuensi C-band yang sama, terutama jika ada penambahan satelit pada orbit yang berdekatan dengan menggunakan frekuensi yang sama. Dalam Tugas Akhir ini akan dirancang kemungkinan penerapan sistem ini di daerah Indonesia khususnya di Sawa dan Bali. Perhitungan link dilakukan untuk menentukan diameter antena yang layak digunakan dengan patokan kualitas BER yang diperlukan di bagian penerima = Ix 10-5. Anatisis perancangan sistem transmisi TV digital DTH berupa perhitungan dengan menggunakan link budget pada frekuensi C-hand pada satelit Palapa C2 dengan mernasukkan faktor interferensi dari satelit yang berdekatan dalam hal ini satelit Sinosat. Berdasarkan data hasil perhitungan, sistem ini dapat diimpleinentasikan dengan batasan tertentu."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prayogo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38259
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Saiful Bachri
"Penggunaan satelit komunikasi PALAPA untuk menyiarkan program siaran televisi FM di Indonesia telah dikenal sejak tahun 1976. Sejalan dengan itu pulalah berkembang stasiun-stasiun penyiaran televisi yang menjangkau seiuruh nusantara. Saat ini saja telah ada lima stasiun TV swata dan TVRI mink pemerintah. Dalam pengoperasian, biasanya satu transponder satelit disewa hanya khusus untuk satu stasiun penyiaran saja, yaitu menggunakan lebar frekuensi kerja 24 MHz dengan frekuensi tengah 70 MI-Iz. Satu transponder pada satelit Palapa B2-R dapat efektif menampung lebar pita frekuensi 36 MHz. Dari kenyataan ini, terlihat ada daerah kosong di sisi-sisi spektrum penyiaran TV FM tersebut. Daerah kosong inilah yang dengan pendekatan tertentu dapat dipergunakan untuk sistem komunikasi lain.
IDR sebagai salah satu teknik transmisi dijital adalah salah satu solusi untuk komunikasi data yang kian banyak dibutuhkan. Sistem transmisi IDR dengan berbagai kelebihannya dianggap mampu melayani peningkatan trafik yang efektif bila dilewatkan melalui satelit. Salah satu kelebihannya adalah kebutuhan akan lebar pita frekuensi yang sempit. Kelebihan ini memungkinkan di optimalkannya sate transponder yang telah dipergunakan untuk transmisi TV FM dengan menyisipkan beberapa kanal IDR di daerah kosong sekitar spektrumnya. Penempatan kanal IDR secara bersamaan dengan kanal TV FM dalam satu transponder memungkinkan efisiensi bagi penyewa dan pihak pengelola satelit. Hal ini dimungkinkan dengan perhitungan yang cermat sehingga parameter-parameter yang dibutuhkan dapat memenuhi ketentuan bagi penyelenggaraan kedua sistem tersebut secara bersamaan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inuk Pratiwi Arimurti
"Topik yang dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai masalah pengetahuan tentang asuransi satelit dan penerapannya didalam pengoperasian satelit Palapa di Indonesia. Didalam penyusunan skripsi ini, metode penelitian yang digunakan adalah melakukan studi kepustakaan, studi lapangan serta melakukan analisa dan studi kasus mengenai pengoperasian satelit Palapa B-2 (B-2P) , proses underwriting dan penyelesaianan klaimnya. Berdasarkan analisa dan studi kasus yang dilakukan, penulis melihat mengenai perlunya penutupan asuransi terhadap pengoperasian satelit yang disebabkan adanya risiko yang cukup tinggi yang mungkin akan dihadapi. Selain itu karena jumlah pertanggungannya cukup besar maka diperlukan adanya reasuransi didalam penutupan asuransi satelit ini. Dari hasil analisa, maka penulis menyarankan agar perusahaan asuransi meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya didalam menghadapi penutupan asuransi satelit selain itu juga melakukan analisa cost-benefit untuk menilai rugi atau tidaknya perusahaan tersebut menutup asuransi satelit. Disamping itu diperlukan perhatian pemerintah didalam penanganan asuransi satelit ini.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>