Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187304 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sembiring, Sinalsal
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Husnul Khotimah
"Produksi energi listrik di Indonesia saat ini masih didominasi oleh pembangkit listrik berbahan bakar minyak (energi fosil; energi tak terbarukan), sedangkan ketersediaan bahan bakar tersebut semakin berkurang. Pemanfaatan sumber EBT, seperti energi angin merupakan salah satu solusi untuk membangkitkan energi listrik guna memenuhi permintaan masyarakat yang terus meningkat. Terdapat dua unit PLTB yang telah dibangun dan dioperasikan di Indonesia yaitu PLTB Sidrap dan PLTB Tolo di Sulawesi Selatan. Mengingat, penetrasi kedua PLTB tersebut besar ke dalam sistem tenaga listrik Sulbagsel dan karakteristiknya yang intermittent dipengaruhi oleh kecepatan angin, sehingga dapat berdampak pada kestabilan sistem. Untuk menjaga kestabilan perlu adanya regulasi yang dapat mengendalikan frekuensi sistem. Salah satunya dengan menggunakan regulasi frekuensi primer. Dalam studi ini dipelajari pengaruh kecepatan angin dan penerapan regulasi frekuensi primer terhadap kestabilan frekuensi keluaran kedua PLTB yang terintegrasi dengan sistem Sulbagsel. Metode studi yang dilakukan dengan simulasi berbantuan perangkat lunak DIgSILENT. Hasil simulasi menunjukkan bahwa perubahan frekuensi yang terjadi ketika sistem Sulbagsel terintegrasi PLTB tanpa dan dengan menggunakan regulasi frekuensi primer pada kondisi normal terlihat frekuensi sistem masih cenderung stabil. Sedangkan pada kondisi ketika PLTA Poso lepas dari sistem, saat tanpa dan dengan menggunakan regulasi frekuensi primer terlihat beberapa respon frekuensi yang dihasilkan berada jauh dari batas normal yang diizinkan sehingga menyebabkan ketidakstabilan frekuensi pada sistem.

The production of electrical energy in Indonesia is currently still dominated by oil-fueled power plants (fossil energy; non-renewable energy), while the availability of these fuels decreases. The utilization of renewable energy sources, such as wind energy, is one solution to generate electrical energy to meet increasing demand. Two WPP units have been built and operated in Indonesia, namely WPP Sidrap and WPP Tolo in South Sulawesi. Considering that the penetration of the two WPPs is significant into the South Sulawesi power system and their intermittent characteristics because of wind speed, it can impact the system stability. One solution to maintain stability is to apply regulations that can control the frequency system, one of which is primary frequency regulation. In this study, we study the effect of wind speed and the use of primary frequency regulation on the stability of the output frequency of the two WPPs integrated with the Sulbagsel system. This study uses DIgSILENT software-assisted simulation. The simulation results show that the frequency changes that occur when the Sulbagsel system is integrated with WPP without and by using primary frequency regulation under normal conditions, the system frequency tends to be stable. Meanwhile, in the condition when the Poso hydropower plant is separated from the system when without and using primary frequency regulation, it can be seen that some of the resulting frequency responses are far from the allowed normal limits, causing frequency instability in the system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhifan Kemal Akbar
"Permintaan energi dari sumber daya terbarukan terus mendorong kebutuhan pembangkit
listrik tenaga angin di Indonesia. Tujuan studi adalah memaparkan pemodelan pengambilan
keputusan lokasi turbin angin dan mendesain teknologi turbin angin yang baik digunakan di
Indonesia. Studi ini, menggunakan metode Multi-Criteria Decision Making sebagai metode
pengambilan keputusan yang diintegrasi dengan metode Geographic Information System
sebagai metode penentuan lokasi dan teknologi yang cocok untuk membangun turbin angin.
Selanjutnya hasil akan digunakan sebagai parameter desain awal teknologi turbin angin.
Selama proses analisa, faktor berupa multivariat dipertimbangkan. Cakupan wilayah pada
studi ini adalah negara Indonesia.
Hasil studi berupa peta kecocokan wilayah dengan energi angin. Parameter kecocokan
dibagi menjadi empat yaitu "sangat cocok", "cocok", "kurang cocok", dan "tidak cocok".
Hasil menyimpulkan bahwa 40% area Indonesia masuk ke dalam kategori "cocok" dengan
energi angin khususnya di Pulau Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur. Sementara itu, 20% area
Indonesia masuk ke dalam kategori "tidak cocok" berdasarkan kondisi geografi setempat,
meskipun kecepatan angin yang tinggi, dan rentan terhadap bencana alam. Identifikasi area
kecocokan ini akan menjadi pertimbangan awal untuk desain teknologi turbin angin yang
optimal bagi Indonesia.
Kerangka pemodelan ini dapat mendorong transisi energi terbarukan tanpa memandang
daerah khusus yang diharapkan dapat berkontribusi sebanyak 8% dari total target pencapaian
transisi energi terbarukan Indonesia 2025.

Demand for energy from renewable sources continues to drive the need for wind power
plants in Indonesia. The purpose of the study is to describe modeling decision making for wind
turbine locations and to design wind turbine technology that is well used in Indonesia. This
study uses the Multi-Criteria Decision Making method as a decision-making method that is
integrated with the Geographic Information System method as a location determination
method and suitable technology for building wind turbines. Furthermore, the results will be
used as initial design parameters for wind turbine technology. During the analysis process,
multivariate factors are considered. The area covered in this study is Indonesia.
The results of the study are in the form of a suitability map of the area with wind energy.
The match parameter is divided into four, namely "very suitable", "suitable", "less suitable",
and "not suitable". The results conclude that 40% of Indonesia's area falls into the "suitable"
category for wind energy, especially on the islands of Sulawesi and East Nusa Tenggara.
Meanwhile, 20% of Indonesia's area falls into the "unsuitable" category based on local
geographic conditions, despite high wind speeds, and is vulnerable to natural disasters.
Identification of this suitability area will be the initial consideration for the optimal wind
turbine technology design for Indonesia.
This modeling framework can encourage the renewable energy transition regardless of
special regions which are expected to contribute as much as 8% of the total target of achieving
Indonesia's 2025 renewable energy transition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valerian Pratama
"Energi terbaharukan telah menjadi salah satu topik yang didiskusikan secara global. Energi angin menjadi salah satu yang paling banyak dimanfaatkan untuk menggantikan penggunakan bahan bakar fosil yang semakin hari semakin menipis. Proses membuat profil dari potensi energi angin yang baik sangat penting untuk mendapat prospek perkembangan energi angin dari suatu daerah dan mengurangi kemungkinan kegagalan dalam perkembangannya. Hal penting yang perlu dikaji adalah beban listrik secara local, menganalisis keadaan angin secara local, menganalisis distribusi dan probabilitas angina, serta mengetahui pemilihan spesifikasi turbin angin yang sesuai di pasaran. Tujuannya adalah untuk menjadi pengetahuan dasar untuk membuat profil energi dan potensi angin yang baik, khususnya di Waingapu, Sumba Timur.
Hasil dari menggunakan fenomena Wind Shear dikasus Waingapu, Sumba Timus menunjukkan hasil yang signifikan dari total biaya pembelian awal untuk mengakomodasi beban listrk di jam pertama setiap harinya terbagi kepada turbin angin dan generator diesel. Sebelum menggunakan ide yang diajukan, biaya tertinggi sebesar 952 Juta USD, dibandingkan dengan setelah menggunakan ide yang diajukan biaya turun menjadi 672 Juta USD yang setara dengan efisiensi biaya sebesar 29.40 . Sebelum menggunakan ide yang diajukan, biaya terendah adalah 19.8 Juta USD dibandingkan dengan setelah menggunakan ide yang diajukan biaya turub menjadi 11.2 Juta USD yang setara dengan efisiensi biaya sebesar 43.36.

Renewable and sustainable energy generation systems have become one of the most discussed topic globally. Wind energy become one of the most applied and utilize source of sustainable energy to replace the conventional usage of fossil fuel that is depleting as time goes on. Proper profiling of wind energy potential of any area around the globe is important in order to have the best prospecting site and reduce the chance of failure on the development of the site. The main concerns are to discuss the load of the locals, analyzing the wind condition of the local area, distribution and probability analysis and also to use the appropriate specification of available wind turbine. The goal is to be the basic knowledge guide in order to create an appropriate wind energy profiling and potentials, especially in Waingapu, East Sumba as the case of iconic island.
The result after applying wind shear phenomenon to the case of Waingapu East Sumba results in a significant increase on total initial purchasing cost of the first hourly load accommodation to wind turbine and diesel generator. Before the proposed idea, the most expensive cost is 952 Million USD compared to proposed idea it reduced to 672 Million USD with cost efficiency increased by 29.40 . Before the proposed idea, the cheapest cost is 19.8 Million USD compared to proposed idea it reduced to 11.2 Million USD with cost efficiency increased by 43.36.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66144
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ane Prasetyowati R.
"Meningkatnya kebutuhan akan energi terbarukan di mana salah satunya adalah tenaga angin, menimbulkan masalah baru, yaitu terjadinya fluktuasi dalam produksi energi angin tersebut. Untuk mengembangkan potensi energi angin, persiapan untuk pembangkitan ke jaringan memerlukan model prediksi potensi daya angin pada PLTBayu yang akan dihasilkan dari ladang angin. Dalam kondisi seperti ini, dibutuhkan model prediksi yang dapat memprediksi pola intermittent pada hasil prediksi daya angin yang dihasilkan. Metode prediksi daya angin yang akan dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan metode statistik, metode-metode mesin pembelajaran dan proses pembelajaran lebih lanjut (deep learning). Di dalam penelitian ini dikembangkan model prediksi output daya angin menggunakan metode Triple Exponential Smoothing (TES) dengan mengadaptasi parameter α, β dan γ. Parameter-parameter ini dapat beradaptasi terhadap pola intermittent yang terbaca dengan variasi berbeda untuk setiap set data deret waktu pada tiga lokasi pengamatan. Dalam model prediksi daya angin di PLTBayu ini, metode Adaptive Parameters Triple Exponential Smoothing (APTES) digunakan untuk memproses penghalusan data deret waktu kecepaan angin historis, sementara Multiplicative Long Short Term Memory (MLSTM) digunakan untuk menentukan nilai prediksi tenaga angin dengan mengikuti pola intermittent yang terjadi pada area pengamatan. Setelah dilakukan pengujian dan analisa, model prediksi APTES-MLSTM mampu membaca sangat baik pola intermittent dengan pola yang berubah-ubah dan memiliki banyak variasi. Dengan pola intermittent yang sering terjadi, model ini mampu memprediksi dalam waktu jangka pendek dengan beberapa step ke depan. Hasil analisa menunjukkan MAPE untuk dua lokasi luaran daya angin: Pandansimo dan Ciemas, masing-masing dengan rata-rata sebesar 12,93% dan 7,70%. Dari hasil pengujian model di lahan Harjobinangun tanpa melakukan training pada MLSTM menunjukkan pada tahun 2011 nilai MSE sebesar 0,11453, pada tahun 2012 nilai MSE sebesar 0,10509 dan pada tahun 2013 nilai MSE sebesar 0,0449. Akurasi prediksi yang dihasilkan dengan model ini cenderung memiliki MSE semakin mengecil di setiap term dibandingkan dengan model dengan kombinasi metode-metode konvensional seperti Kalman Filter, Wavelet Decomposition, Bayesian Hierarchy, dikombinasikan dengan pembelajaran Support Vector Machine dan Neural Network.

The increasing need for renewable energy where one of them is wind power, raises a new problem, namely the occurrence of fluctuations in the production of wind energy. To develop wind energy potential, preparation for generation to the network requires a prediction model of wind power potential on PLTBayu that will be produced from wind farms. Under these conditions, a predictive model is needed that can predict intermittent patterns on the results of the predicted wind power generated. The wind power prediction method that will be developed in this study uses statistical methods, machine learning methods and the process of further learning (deep learning). In this study a wind power output prediction model was developed using the Triple Exponential Smoothing (TES) method by adapting the parameters α, β and γ. These parameters can adapt to intermittent patterns that are read with different variations for each time series data set at the three observation locations. In this wind power prediction model in PLTBayu, the Adaptive Parameters Triple Exponential Smoothing (APTES) method is used to process refinement of historical wind speed data series, while Multiplicative Long Short Term Memory (MLSTM) is used to determine the predicted value of wind power by following intermittent patterns that follow occur in the observation area. After testing and analysis, the APTES-MLSTM prediction model is able to read very well intermittent patterns with changing patterns and has many variations. With intermittent patterns that often occur, this model is able to predict in the short term with several steps ahead (With the intermittent patterns that often occur, this model is able to predict in the short term with several steps ahead). The results of the analysis show MAPE for two locations of wind power output: Pandansimo and Ciemas, respectively with an average of 12.93% and 7.70%. From the results of testing the model in the Harjobinangun field without doing training in MLSTM shows that in 2011 the MSE value was 0.11453, in 2012 the MSE value was 0.10509 and in 2013 the MSE value was 0.0449. The accuracy of the predictions produced by this model tends to have MSE getting smaller in each term compared to the model with a combination of conventional methods such as Kalman Filter, Wavelet Decomposition, Bayesian Hierarchy, combined with learning Support Vector Machine and Neural Network."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D2691
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Rizky Dewantoro
"Pemanfaatan energi angin sebagai sumber energi terbarukan harus dilakukan dengan baik terutama untuk daerah-daerah yang belum dapat terjangkau oleh jaringan listrik Nasional. Pada penelitian ini pembuatan turbin angin menggunakan kayu lokal cepat tumbuh di Indonesia sebagai pemecahan masalah terhadap bahan baku turbin angin itu sendiri. Dari hasil uji fisik dan mekanik didapatkan bahwa kayu Jabon memiliki kriteria yang lebih baik sebagai bahan baku pembuatan turbin angin jika dibandingkan dengan kayu Balsa dan Sengon dengan nilai MOE 4615.56 mPa dan nilai densitas kayu 0.34 g/cm3, sedangkan airfoil NACA 4415 memiliki kestabilan nilai koefisien lift yang lebih baik jika dibandingkan dengan SG 6042 pada karakteristik angin Kampung Bungin. Pengujian terhadap sampel turbin angin dilakukan pada terowongan angin wind tunnel.
Hasil pengujian didapatkan bahwa nilai kebisingan yang dihasilkan oleh turbin angin masih dalam batas aman kebisingan dengan rotasi maksimum pada kecepatan angin tertinggi sebesar 680 rpm, pada pengukuran tekanan statis terjadi penurunan tekanan pada titik turbin angin dan daerah di belakang turbin angin yang menandai adanya energi yang di ekstraksi oleh turbin angin seiring dengan menurunnya kecepatan angin pada titik tersebut. Nilai TSR tertinggi terjadi pada kecepatan angin 2.61 m/s dan besarnya energi yang hilang oleh angin pada kecepatan angin maksimum terowongan angin adalah 18.74 watt. Profil kecepatan angin juga menunjukkan perbedaan energi yang digunakan untuk memutar turbin angin pada masing-masing kecepatan angin.

Utilization of wind energy as a renewable energy source should be done well especially for areas that have not been reached by the national electricity grid. In this research, wind turbine manufacture using local wood quickly grow in Indonesia as problem solving to wind turbine raw material itself. From the results of physical and mechanical tests it was found that Jabon wood has better criteria as raw material for wind turbine manufacture compared to Balsa and Sengon wood with MOE value 4615.56 mPa and wood density value 0.34 g cm3, while airfoil NACA 4415 has stability coefficient value elevators are better when compared to SG 6042 on the wind characteristics of Kampung Bungin. Tests on wind turbine samples are performed on wind tunnels.
The test results show that the noise value generated by the wind turbine is still within the safe limits of noise with maximum rotation at a wind speed maximum at 680 rpm, on static pressure measurements there is a decrease in pressure at the point of the wind turbine and the area behind the wind turbine indicating energy extraction by wind turbines as the wind speed decreases at that point. The highest TSR value occurs at wind speed of 2.61 m s and the amount of energy lost by wind at a speed maximum wind tunnel is 18.74 watts. The wind velocity profile also shows the difference in the energy used to rotate wind turbines at each wind speed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Rachman
"Sumber daya energi yang paling banyak digunakan adalah energi yang tidak dapat diperbarui. Memasuki akhir abad 20, tuntutan untuk semakin mengubah kebiasaan tersebut semakin besar. Energi angin muncul sebagai sumber energi alternatif sekaligus sumber energi terbarukan. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki wilayah pesisir yang potensial untuk pengembangan listrik tenaga angin. Potensi energi yang siap dibangun lebih dari 9290 MW, dan kapasitas terpasang hingga tahun 2009 hanya mencapai 3 MW. Dilakukan studi analisis mengenai potensi energi angin secara lebih mendetil, serta pemetaan wilayah, dengan menggunakan metode distribusi probabilitas guna menghitung jumlah energi berdasarkan kecepatan rata-rata angin per provinsi di seluruh Indonesia dari tahun 2000 hingga tahun 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah memiliki kecepatan angin rata-rata antara 2 m/s hingga 3 m/s, dan menghasilkan energi spesifik hingga mencapai 321 kW.hr/m2.

The most common energy used up to now are unrenewable energy. As the 20th century coming to an end, the needs to change that habit are becoming bigger. Wind energy came up as one of the alternative energy, also as a renewable ones. Indonesia as a country with many islands has potentially coastal areas to produce wind-generated energy. The potential energy reached the value of 9290 MW, whereas only 3 MW that are already installed and running. An analysis study is needed to explore wind energy potential more thoroughly, also a mapping method, with probability distribution as a tool to calculate the wind mean speed based energy value from each provinces in Indonesia from 2000 until 2007. The results show that most of the areas have various wind mean speed between 2 m/s and 3 m/s, and also generating spesific energy at the utmost value of 321 kW.hr/m2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42323
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Universitas Indonesia memiliki rencana untuk mendirikan studio alam energi baru dan terbarukan di kampus UI Depok. Salah satu komponen studio alam yang akan dibangun adalah sistem konversi enegi angin, Agar Sistem Konversi Energi Angin tersebut dapat digunakan secara optimal, maka sistem tersebut hares sesuai dengan potensi energi angin yang ada di kampus UI Depok. Untuk mengetahui potensi energi angin tersebut maka diperlukan studi awal potensi energi angin di UI Depok.
Data-data yang digunakan untuk menganalisa potensi energi angin di UI Depok adalah data mengenai kecepatan angin, tekanan udara, dan temperatur udara yang dicatat oleh Laboratorium Fisika Atmosfir dan Energi Surya Parangtopo FNI PA Depok selama tahun 1994.
Perhitungan yang dilakukan meliputi perhitungan kecepatan angin rata-rata tiap jam, tiap bulan, kecepatan angin rata-rata setahun, distribusi frekuensi kecepatan angin dan distribusi frekuensi kumulatif kecepatan angin. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui potensi energi angin di kampus UI Depok, peluang pemakaian energi angin selama setahun, dan klasifikasi energi angin di kampus UI Depok."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S39492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hofman, Harm
Jakarta: Bina Cipta, 1987
621.45 HOF wt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Rachmat
"Untuk mengurangi ketergantungan yang sangat besar terhadap energi fosil-yang mencapai 95% (Pusdating, KESDM, 2012) perlu pemanfaatan energi yang berasal dari bahan bakar bukan fosil. Pengembangan energi alternatif juga mendukung realisasi tujuan pembangunan berkelanjutan dalam menyediakan energi baru dan terbarukan mengacu kepada PP No. 2 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional/RUEN Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan energi gelombang laut sekitar 17.989 MW dengan kapasitas terpasang sebesar 0,3 MW (0.002%) dan energi angin sekitar 60.647 MW (> 4 m/s) dengan kapasitas terpasang 3,1 MW (0,01%). Penggunaan energi terbarukan sebagai sumber listrik menjadi solusi untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Namun energi baru terbarukan ini memiliki kekurangan dikarenakan bergantung pada kondisi alam, maka energi yang diberikan tidak dapat ditebak menyebabkan energi yang dikeluarkan tidak stabil dan memungkinkan tidak ada ketika diperlukan. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan gelombang laut menjadi solusi lain untuk PLTB dalam menghasilkan energi listrik, dikarenakan energi angin memiliki potensi ketiga terbesar setelah Surya dan Hydro tapi kapasitas terpasang dan pemanfaatanya masih sangat minim.

To reduce the huge dependence on fossil energy-which reaches 95% (Pusdating, KESDM, 2012) it is necessary to utilize energy derived from non-fossil fuels. The development of alternative energy also supports the realization of the sustainable development goals in providing new and renewable energy referring to PP No. 2 of 2017 concerning the National Energy General Plan / RUEN Indonesia has great potential in the development of marine wave energy of around 17,989 MW with an installed capacity of 0.3 MW (0.002%) and wind energy of around 60,647 MW (> 4 m / s) with an installed capacity of 3.1 MW (0.01%). The use of renewable energy as a source of electricity is a solution to reduce the use of fossil fuels. However, this new renewable energy has its drawbacks because it depends on natural conditions, the energy provided cannot be guessed causing the energy released to be unstable and allows it to be absent when needed. This paper aims to determine the ability of ocean waves to be another solution for PLTB in producing electrical energy, because wind energy has the third largest potential after Solar and Hydro but its installed capacity and utilization are still very minimal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>