Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213733 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Marwah Noer
"Dalam beberapa dekade terakhir, pesatnya pertumbuhan industri dan meningkatnya kepadatan lalu lintas di wilayah perkotaan termasuk DK Jakarta menimbulkan masalah kualitas udara. Salah satu indikator terjadinya pencemaran udara adalah turunnya hujan asam. Hujan asam terjadi akibat zat polutan berupa SO2 dan NO2 bereaksi dengan air (H2O). Dampak hujan asam antara lain dapat merusak kesuburan tanah sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup manusia dan juga dapat merusak benda maupun infrastruktur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sebaran SO2 dan NO2 secara spasial temporal, juga membuat model keasaman air hujan berdasarkan sebaran SO2 dan NO2 di DK Jakarta. Sebaran SO2 dan NO2 diperoleh menggunakan teknik penginderaan jauh dengan memanfaatkan citra Satelit Sentinel 5P. Pengolahan dilakukan menggunakan GEE. Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa sebaran spasial SO2 dipengaruhi oleh curah hujan dan tidak dipengaruhi oleh kecepatan angin. Sedangkan sebaran NO2 dipengaruhi secara signifikan oleh curah hujan dan juga kecepatan angin. Secara temporal, sebaran SO2 pada tahun 2023 memiliki nilai tertinggi di bulan Juni dan sebaran NO2 memiliki nilai tertinggi pada bulan Agustus. Hasil validasi antara data SO2 dan NO2 yang diperoleh melalui penginderaan jauh dengan data observasi pada SPKU milik BMKG, menjelaskan bahwa data penginderaan jauh pada beberapa stasuin tidak konsisten dengan data hasil observasi di SPKU. Model prediksi tingkat keasaman air hujan diperoleh berdasarkan sebaran SO2 dan NO2 pada Tahun 2023 di Jakarta. Hasil regresi linier berganda menunjukan bahwa ada korelasi antara pH air hujan dengan sebaran SO2 dan NO2. Koofisien korelasi bernilai (-) 0,7305 yang berarti korelasi berada dalam kategori kuat. Korelasi bersifat negatif yang menjelaskan bahwa semakin besar kadar SO2 dan NO2 maka pH air hujan akan semakin kecil/ asam. Diperoleh nilai 13% dalam perhitungan MAPE yang berarti model prediksi termasuk kedalam kategori baik dan dapat digunakan untuk memprediksi keasaman air hujan (pH) di Jakarta.

In the last few decades, rapid industrial growth and increasing urban traffic density, have caused air quality problems including in DK Jakarta. One indicator of air pollution is acid rain. Acid rain occurs due to pollutants in the form of SO2 and NO2 reacting with water (H2O). The impact of acid rain, among other things, can damage soil fertility, affect the quality of human life, and damage objects and infrastructure. This research aims to analyze the distribution of SO2 and NO2 spatially and temporally, as well as create a rainwater acidity model based on the distribution of SO2 and NO2 in DK Jakarta. The distribution of SO2 and NO2 was obtained using remote sensing techniques using Sentinel 5P Satellite imagery. Processing is carried out using GEE. From the results of the bivariate analysis, it is known that the spatial distribution of SO2 is influenced by rainfall and is not influenced by wind speed. Meanwhile, the distribution of NO2 is significantly influenced by rainfall and wind speed. Temporally, the distribution of SO2 in 2023 has the highest value in June and the distribution of NO2 has the highest value in August. The validation results between SO2 and NO2 data obtained through remote sensing with observation data by BMKG explain that remote sensing data at several stations is inconsistent with observation data. The prediction model for rainwater acidity levels was obtained based on the distribution of SO2 and NO2 in 2023 in Jakarta. The results of multiple linear regression show that there is a correlation between rainwater acidity and the distribution of SO2 and NO2. The correlation coefficient is (-) 0.7305, which means the correlation is in the strong category. The correlation is negative, which explains that the greater the SO2 and NO2 levels, the more acidic the rainwater will be. A value of 13% was obtained in the MAPE calculation, which means the prediction model is included in the good category and can be used to predict rainwater acidity in Jakarta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Amirudin
"ABSTRAK
Prinsip pemurnian sulfur dari batuan sulfur alam salah satunya adalah dilakukan dengan pemanasan menggunakan Proses Frasch. Hal ini karena titik leleh sulfur (119,6 oC) yang tergolong reatif rendah. Proses ini memerlukan injeksi steam berlebih kedalam batuan sulfur alam untuk melelehkan kandungan sulfur dan memisahkan dari pengotornya. Pada penelitian ini dilakukan proses permunian sulfur dari batuan sulfur alam dalam sistem batch dengan steam autoclave agar proses lebih cepat dan dapat dijalankan dalam skala lab. Penelitian terakhir menggunakan steam autoclave menunjukan yield sulfur hasil pemurnian masih belum maksimal, yaitu hanya 72% dari massa batuan sulfur awal pada kondisi optimumnya dan 80% pada kondisi maksimalnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini selain menggunakan steam juga dilakukan preinjeksi gas nitrogen kedalam sistem. Gas nitrogen meningkatkan jumlah media yang mentransfer panas pada sistem sehingga terjadi peningkatan transfer panas dan juga sebagai medium pre-heating sehingga batuan sulfur akan mengalami peningkatan suhu sebelum dilelehkan dengan media transfer panas steam. Kondisi operasi dengan suhu 140oC, tekanan gas nitrogen 30 psi, rasio air-batuan 10 ml/gr, dan waktu operasi 4-5 menit menunjukkan hasil terbaik dengan yield 82-84,67% dengan kemurnian 99,86-99,94%.

ABSTRACT
One of method in sulfur purification process from native sulfur is Frasch Process that using heat treatment principle. It can be done caused by the melting point of sulfur that low enough, about 119,6oC. This process needs injection of superheated steam continuously into the deposit of sulfur at the underground. The sulfur will melt due to the melting point and separate from the residues. There has been a research about batch sulfur purification from the natural sufur ore by using steam autoclave, but the yield of the process is still not efficient enough. Therefore, at this research using pre-injection of nitrogen as additional and pre-heating medium in order to enhance the yield. The operation of sulfur purification process at 140oC, nitrogen pressure 30 psi, ratio 10 ml/gr, and 4-5 minutes time operation has shown the best result with yield 82-84,67% and concentration of sulfur 99,86-99,94%."
2016
S62651
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gandhi Alamsyah
"ABSTRAK
Sulfur merupakan salah satu komoditi utama dalam berbagai industri kimia, seperti industri asam sulfat, kosmetik, dan farmasi. Saat ini, Indonesia masih mengimpor sulfur. Padahal, Indonesia memiliki deposit sulfur alam yang besar. Proses pemurnian sulfur komersil saat ini memiliki biaya operasional yang besar karena harus menginjeksikan steam kontinu dan instalasi peralatan yang mahal. Pada penelitian sebelumnya dilakukan modifikasi proses produksi sulfur menggunakan autoclave dengan sistem batch untuk mereduksi biaya operasional dan dapat dilakukan pada skala kecil. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses ini dapat memurnikan batuan dengan kemurnian tinggi tetapi dengan yield yang kurang optimum. Pada penelitian ini dilakukan injeksi gas nitrogen ke dalam sistem untuk meningkatkan transfer kalor ke batuan sulfur sehingga memperbesar yield sulfur yang dihasilkan. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi optimum untuk proses pemurnian adalah pada suhu 140oC, rasio volume air/massa batuan sebesar 10 ml/g, tekanan gas nitrogen sebesar 30 psi, dan lama waktu injeksi 6 menit. Yield dan kemurnian yang didapatkan masing-masing sebesar 82,8% dan 99,72%.

ABSTRACT
Sulfur is one of the main commodities in various industrial chemicals, such as sulfuric acid industry, cosmetics, and pharmaceuticals. Currently, Indonesia is still importing sulfur. In fact, Indonesia has a large deposit of natural sulfur. Commercial sulfur production process has a significant operational cost due to must inject steam continuously and expensive equipment installations. Based on the research, the modification of sulfur production process using autoclave with batch systems can reduce operational costs and can be implemented on a small scale. The study concluded that this process can purify rocks with high purity but with less optimum yield. In this research, nitrogen gas will be injected into the system to increase the yield of sulfur. Based on the research results, the optimum conditions for the production process is at temperature of 140oC, ratio of water volume/ores mass of 10 ml/g, injected pressure of 30 psi, and the duration of injection of 6 minutes. Yield and purity were obtained respectively by 82.8% and 99.72%."
2016
S63733
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Orchidita Lystia
"Penyakit ISPA masih menjadi masalah kesehatan yang serius dinegara berkembang maupun Negara yang telah maju, tetapi jumlah angka morbiditas dan mortalitas di negera berkembang lebih banyak terutama di Indonesia. penemuan kasus ISPA menurut Data LB I SIMPUS (2017) yang dikutip dari Dinas Kesehatan Depok (2017) dengan angka kejadian sebesar 158.512 kasus, jumlah penderita ISPA merupakan data umum penderita yang merupakan gabungan dewasa dan balita. ISPA menempati urutan pertama diantara 10 penyakit besar di Kota Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui bagaimana hubungan kualitas udara ambien (NO2 dan SO2) dengan kejadian penyakit ISPA. Penelitian ini bersifat kuantitatif deskriptif menggunakan desain studi ekologi berdasarkan tempat. Dalam penelitian ini nantinya akan dilakukan pengamatan pola kecenderungan terhadap kualitas udara ambien (NO2 danSO2) dengan kejadian penyakit ISPA tahun 2017. Hasil penelitian menunjukan kualitas udara NO2 tidak terdapat hubungan bermakna dengan kasus ISPA (p=0,641). Variabel hubungan antara kualitas udara NO2 dengan kasus ISPA menunjukan korelasi yang searah (positif) dengan kekuatan/ keereatan hubungan yang sangat lemah (r=0,132). Sedangkan untuk kualitas udara SO2 dengan kasus ISPA tidak dapat dihitung secara statistik. Hal tersebut dikarenakan hasil data SO2 tidak terdeteksi.

ARI is still a serious health problem in developing and developed countries, but the number of morbidity and mortality in developing countries is more, especially in Indonesia. The discovery of ARI cases according to SIMPUS LB I Data (2017) quoted from Depok Health Office (2017) with an incidence of 158,512 cases, the number of ARI sufferers is general data of patients who are a combination of adults and toddlers. ARI ranks first among 10 major diseases in Depok City. This study aims to find out how the relationship between ambient air quality (NO2 and SO2) and the incidence of ARI disease. This research is descriptive quantitative study using ecological study design based on place. This study will observe the trend pattern of ambient air quality (NO2 and SO2) with ARI disease in 2017. The results showed that NO2 air quality was not significantly associated with ARI cases (p = 0.641). The variable relationship between NO2 air quality and ARI cases shows a direct (positive) correlation with the strength / severity of a very weak relationship (r = 0.132). Whereas for air quality SO2 with ARI cases cannot be calculated statistically. This is because the SO2 data results are not detected.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariny Rosyada Azmy
"Pembakaran batu bara di pembangkit listrik menghasilkan polutan yang salah satunya sulfur dioksida. Sulfur dioksida dapat menyebabkan batuk, sakit tenggorokan, mengi, sesak napas, sesak dada hingga menyebabkan edema, bronkopasme, dan pneumonitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi besaran risiko kesehatan pada pekerja akibat pajanan konsentrasi SO2 pada pekerja di PLTU Suralaya. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 pekerja yang diambil secara purposive sampling. Hasil pengukuran sulfur dioksida rata-rata di empat titik sebesar 0.0335 mg/m3 dan masih dibawah baku mutu. Hal penelitian ini menunjukkan nilai intake dari pajanan SO2 pada pekerja didapatkan nilai rata-rata sebesar 0.00047 mg/kg/hari sedangkan nilai besaran risiko yang didapatkan sebesar 0.0187 yang artinya tingkat risiko pada pekerja masuk ke dalam kelompok aman. Hasil proyeksi terhadap tingkat risiko pada tahun ke 5 hingga tahun ke 30 mengalami peningkatan. Pekerja juga mengalami gejala gangguan pernapasan diantaranya batuk, dahak, sesak napas, mengi, nyeri dada, dan napas berat. Pentingnya upaya preventif pada pekerja di PLTU agar dapat meminimalisir pajanan SO2 dengan menggunakan APD serta pihak PLTU dapat mengembangkan teknologi modern agar meminimalisir polutan akibat pembaran batu bara.

Burning coals in power plants produces pollutants, one of which is sulfur dioxide. Sulfur dioxide can cause coughing, sore throat, wheezing, shortness of breath, chest tightness, edema, bronchospasm, and pneumonitis. This research aims to estimate the amount of health risk in workers due to exposure to SO2 concentrations in workers at the PLTU Suralaya Banten. This research uses the Environmental Health Risk Analysis (ARKL) method. The sample in this research was 7 workers who were taken by purposive sampling. The average sulfur dioxide measurement results at four points are 0.0335 mg/m3 and are still below the quality standard. The results of this research indicate that the intake value of SO2 exposure in workers obtained an average value of 0.00047 mg/kg/day while the value of the magnitude of risk obtained was 0.0187 which means that the risk level for workers is included in the safe group. The results of the projections of the level of risk in the 5th to 30th years have increased. Workers also experience symptoms of respiratory problems including chough, phlegm, shortness of breath, wheezing, chest pain, and heavy breathing. The importance of preventive efforts for workers at PLTU in order to minimize SO2 exposure by using PPE and the PLTU can develop modern technology to minimize pollutants due to coal burning
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwira Satria Arby
"Nitrogen oksida NOx merupakan salah satu gas pencemar udara yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Gas nitrogen oksida yang paling banyak ditemukan di udara yaitu nitrogen monoksida NO dan nitrogen dioksida NO2. Gas NOx di udara yang sebagian besar berasal dari gas buang perlu dikurangi kadarnya untuk mengurangi bahaya yang dapat ditimbulkan bagi manusia dan lingkungan serta memenuhi regulasi regulasi yang berlaku terkait bahayanya. Proses absorpsi dengan kontaktor membran merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi kadar NOx yang ada di udara. Penelitian ini akan mempelajari proses absorpsi pada kontaktor membran serat berongga (polysulfone) menggunakan pelarut sodium klorat (NaClO3) dan sodium hidroksida NaOH. Gas umpan NOx akan dialirkan menuju bagian dalam serat membran tube, sedangkan bagian shell diisi oleh larutan campuran NaClO3 dan NaOH yang bersifat statis. Variabel bebas yang diuji yaitu laju alir gas umpan NOx antara 100 200 mL/menit, konsentrasi NaClO3 antara 0,02 0,1 M, serta jumlah serat membran 50, 100, 150. Nilai tertinggi untuk efisiensi penyerapan NOx, koefisien perpindahan massa, dan fluks perpindahan yang diperoleh pada penelitian ini yaitu 99,69%, 0,01743 cm/s, 9,510 x 10-8 mmol/cm2.s, secara berurutan.

Nitrogen oxide NOx is one of the air polluting gases that is harmful to human and environment. Nitrogen oxide gases which is commonly found in the atmosphere air are nitrogen monoxide (NO) and nitrogen dioxide (NO2). NOx needs to be reduced from flue gas in order reduce the effect which could harm human and the environment and also to fulfill regulations related to NOx amount standard due to its hazardous nature. Absorption process by utilizing membrane contactor can become one of the alternative to reduce the NOx amount from the flue gas. This research will study the absorption process by utilizing a hollow fibre membrane contactor using sodium chlorate NaClO) and sodium hydroxide (NaOH) as the absorbent. NOx feed gas is flowed into the inner side of the fiber membrane tube, and the outer side of the fiber shell will be filled with NaClO3 and NaOH. The independent variables tested were gas flow rate between 100 200 mL/min, concentration of NaClO3 between 0,02 0,1 M and amount of membrane fibres of 50, 100, and150. The highest values of NOx absorption efficiency, mass transfer coefficient and mass transfer flux achieved in the study were 99,69%, 0,01743 cm/s, 9,510 x 10-8 mmol/cm2.s, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfitri Bustamam
"ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Preeklampsi adalah penyakit pada kehamilan dengan gejala: hipertensi, proteinuria, dan edema. Salah satu teori yang dapat menjelaskan penemuan Minis pada penderita preeklampsi adalah kerusakan sel endotel akibat peroksidasi lipid yang tidak terkontrol. Kerusakan sel endotel pada penderita preeklampsi menyebabkan rendahnya kadar NO, suatu vasoaktif yang penting pada kehamilan. Serum preeklampsi banyak mengandung peroksida lipid dan bersifat merusak kultur sel endotel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin E terhadap produksi NO pada kultur sel endotel yang dipapar dengan serum preeklampsi. Pada penelitian ini, sel-sel endotel yang diisolasi dari vena umbilikalis bayi lahir aterm normal dari ibu dengan kehamilan normal dikultur hingga confluence. Selanjutnya, kultur sel endotel diinkubasi dalam medium yang mengandung vitamin E sebelum dipapar dengan 10% serum preeklampsi. Produksi NO kultur sel endotel diukur dalam bentuk nitrit yang terdapat dalam medium kultur. Data dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis, dilanjutkan dengan uji Pembandingan Berganda.
Hasil dan Kesimpulan: Dan penelitian ini diperoleh (1) produksi NO pada kultur sel endotel yang dipapar dengan serum preeklampsi cenderung lebih tinggi daripada produksi NO pada kultur sel endotel yang dipapar dengan serum ibu hamil normal, namun perbedaan hasil tersebut secara statistik tidak bermakna (p > 0,05), (2) pemberian vitamin E mempertahankan produksi NO dalam kisaran normal pada kultur sel endotel yang dipapar dengan serum ibu hamil normal (p < 0,05), dan (3) pemberian vitamin E diduga menetralkan faktor "toksik" dalam serum preeklampsi yang mengaktivasi kultur sel endotel, sehingga produksi NO pada kultur sal endotel tersebut tidak berbeda bermakna jika dibandingkan dengan kontral (p 0,05)"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasandika Ganiarsa
"ABSTRAK
Indonesia memiliki potensi cadangan sulfur yang besar namun belum dimanfaatkan dengan baik karena penguasaan teknologi yang minim. Teknologi komersial produksi sulfur dari cadangan alamnya yang paling sering digunakan adalah proses Frasch yang menggunakan continuous steam sehingga membutuhkan dana operasional, modal, serta penguasaan teknologi yang tinggi. Proses pemurnian sulfur secara batch dalam steam autoclave merupakan alternatif yang dapat menggantikan proses Frasch. Tetapi, penelitian yang ada menunjukan yield sulfur hasil pemurnian belum maksimal, yaitu hanya 80% pada kondisi maksimalnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini gas CO2 akan diinjeksikan ke dalam autoclave sebelum sistem dipanaskan. Gas CO2 berfungsi untuk meningkatkan kalor yang ditransfer ke batuan sulfur, sehingga menyebabkan lebih banyak sulfur yang dapat terlelehkan dan terpisahkan dari pengotornya. Selain itu, gas CO2 juga dapat meningkatkan suhu batuan sulfur sebelum dilelehkan oleh steam. Gas CO2 yang digunakan adalah sebesar 10, 20, dan 30 psi. Rasio volume air terhadap padatan yang digunakan adalah sebesar 4, 7, dan 10 ml/g serta waktu pemanasan yang digunakan adalah selama 2, 4, dan 6 menit pada suhu 140oC dan menggunakan saringan 50 mesh. Pada penelitian ini, terbukti bahwa preinjeksi gas CO2 dapat meningkatkan yield sulfur hingga menjadi 90% pada kondisi yang sama ketika tidak ada gas CO2. Tetapi di sisi lain, keberadaan CO2 juga menurunkan tingkat kemurnian sulfur hasil pemurnian.

ABSTRACT
Indonesia has enormous sulfur reserve potential that hasn?t been utilized to its maximum due to lack of technology mastery. Frasch process is the major commercial technology to produce sulfur from its natural ore, but the use of continual steam needs high investment and operational cost as well as advanced technology. Sulfur purification in batch in steam autoclave is an alternative to Frasch process. However, recent research show that the process yield is only 72% in its optimum condition and 80% in its maximum. Therefore, in this research, CO2 gas is preinjected to autoclave before the system heating process is started. CO2 gas is used to enhance the heat transferred to the natural sulfur ore, hence more sulfur will be melted and separated from its residues. CO2 gas is also capable of raising the ore temperature before it?s melted by the steam. In this research, CO2 gas is used in 10, 20, and 30 psi. The ratio of water and ore is 4 ml/g, 7 ml/g, and 10 ml/g while the heating time is 2, 4, and 6 minutes under the condition of 140oC and 50 mesh filter. This research conclude that CO2 preinjection enhance the sulfur yield in to 90% in the same process without CO2 gas present. But on the other hand, CO2 gas decrease sulfur purity percentage."
2016
S64491
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Popphy Prawati
"NO2 merupakan salah satu polutan yang berbahaya yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang menyebabkan masalah kesehatan dan pencemaran lingkungan seperti global warming, penipisan lapisan ozon, dan hujan asam. Di daerah dimana kendaraan yang berlalu lintas sangat padat, seperti di kota-kota besar, jumlah nitrogen dioksida yang dipancarkan ke atmosfer sebagai polusi udara bisa menjadi signifikan. Riset ini bertujuan untuk mengetahui kinerja kontaktor membran super hidrofobik dalam proses penyerapan NO2 dari campurannya dengan udara menggunakan larutan asam nitrat HNO3 dan hidrogen peroksida H2O2. Dalam penelitian ini, diamati pengaruh laju alir gas, pelarut, dan jumlah serat membran terhadap daya absorbsi NO2 dengan teknologi kontaktor membran serat berongga super hidrofobik. Variasi laju alir gas yang digunakan adalah 100, 150 dan 200 SCCM dengan laju pelarut 35, 70, 105, 140, 175 dan 210 CCM dan jumlah serat membran 200,4000, dan 6000. Adapun konsentrasi pelarut yang digunakan adalah 0,5 %wt untuk H2O2 dan 0,5 M untuk HNO3. Hasil variasi kenaikan laju alir gas dan laju alir pelarut menunjukan kenaikan fluks, koefisien perpindahan massa, dan jumlah mol terserap. Untuk setiap kenaikan jumlah fiber, terjadi kenaikan fluks, koefisien perpindahan massa dan jumlah mol terserap. Namun masih belum signifikan. Persentase pemisahan NO2 tertinggi terjadi pada laju alir gas 200 SCCM dan pelarut 210 CCM pada jumlah serat membran 6000, yaitu sebesar 57,14 %.

Nitrogen oxides (NO2) are the main pollutant in flue gas emitted from fossil fuel combustion process, which are very hazard pollutants and can cause negative effects to human health and global environment such as global warming, ozone depletion, photochemical smog and acid rain. This study aims to remove NO2 from air through absorption using a mixture of H2O2 and HNO3 solutions as absorbent in super hydrophobic hollow fiber membrane contactors. In the experiment, the feed gas containing NO2 flowed through the shell side of the contactor, while the absorbent solution flowed through the lumen fibers As solvent, H2O2 is used with HNO3 in liquid scrubbing. In this research, we will find the effect of gas and solvent flow rate on absorption effectivity of NO2 with super hydrophobic hollow fiber membrane contactor technology. Variations of gas flow rate used are 100, 150 and 200 SCCM. with solvent rate variations: 35, 70, 105, 140, 175 dan 210 CCM. The solvent concentration used is 0,5 % wt for H2O2 and 0,5 M for HNO3. The result of gas flow rate and absorbent flow rate increases are equal to flux, mass transfer coefficient, and absorbed mole increases. For every solvent rate increases, the flux, mass transfer coefficient and absorbed mole are also increases. However, the trend of NO2 Loading is decreasing in this variation. The highest percentage of NO2 separation occurred at 200 SCCM gas flow rate and 210 CCM solvent variation with 57,14 %.removal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53172
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>