Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130906 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alam Awaludin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S38693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Rohman Setiawan
"ABSTRAK
Krisis energi fosil khususnya minyak yang dialami oleh Indonesia berpengaruh terhadap keberlangsungan penyediaan energi listrik, karena energi fosil digunakan sebagai salah satu sumber energi pembangkit listrik. Sementara itu Indonesia memiliki sumber energi dalam jumlah besar dan tidak akan ada habis-habisnya untuk membangkitkan energi listrik. Energi tersebut dihasilkan dari perbedaan temperatur air laut antara di permukaan dengan di kedalaman 1000 m, atau yang dikenal sebagai Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC). Dalam penelitian ini telah dilakukan simulasi sistem pembangkit listrik tenaga panas laut menggunakan matlab. Simulasi dibuat berdasarkan model matematika. OTEC dihubungkan dengan Single Machine Infinte Bus (SMIB). Untuk evaluasi kinerja sistem pembangkit listrik tenaga panas laut, telah dilakukan analisa kestabilan, analisa kestabilan keadaan tunak dan analisa kestabilan transien. Dari Studi kasus, telah diperlihatkan bahwa sistem pembangkit listrik tenaga panas laut tetap stabil pada temperatur permukaan air laut maksimum 33,5 °C. Dengan bertambah tinggi temperatur di permukaan air laut, maka critical clearing time semakin pendek waktunya. Pada temperatur permukaan air laut 33,5 °C diperoleh critical clearing time untuk kasus kegagalan fasa di titik pengiriman awal 0,182 detik, adapun critical clearing time untuk kasus kegagalan fasa di tengah-tengah salah satu saluran listrik adalah 0,14 detik.

ABSTRACT
Fossil energy crisis especially oil affects the sustainability of the supply of electrical energy, because fossil energy is used as a source of energy power plants. Meanwhile, Indonesia has a huge amount of energy and will not inexhaustible energy to generate electricity that has not been exploited. The energy generated from the temperature difference between the surface sea water with a depth of 1000 m, known as ocean thermal energy conversion (OTEC). In this research OTEC power system simulation has been done using matlab. The simulation is based on a mathematical model of OTEC connected to Single Machine Infinte Bus (SMIB). To evaluate the performance of OTEC power system we analyzed the stability,stability analysis has been carried out by steady-state stability analysis and transient stability. From the case study, it has shown that the OTEC power system remains stable until maximum sea surface temperature of 33,5 °C. With the high increase in sea surface temperatures, the critical clearing time is getting shorter. On the sea water surface temperature 33.5 °C obtained critical clearing time for three phase fault case in sending end is 0.182 seconds, while the critical clearing time for the case of three phase fault in the middle of one of the power lines was 0.14 seconds."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T32675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhidayatun Nisa
"Pembangkit listrik sistem Ocean Thermal Energy Convertion adalah konversi energi yang memanfaatkan perbedaan suhu antara permukaan laut dan dasar laut untuk mengoperasikan generator yang kemudiam menghasilkan energi listrik. Konversi energi sistem OTEC ini dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik yang daerah elektrifikasi listriknya belum terpenuhi, seperti kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Perancangan sistem OTEC menggunakan siklus tertutup dengan fluida kerja amonia. Penulisan sistem OTEC menggunakan kapal terapung Vessel Off-Shore sebagai letak penempatan perpindahan kalor. Vessel Off-Shore perancangan memiliki displacement sebesar 342.032 Kton. Hasil dari daya net perancangan pembangkit sistem OTEC adalah sebesar 110.870 MW, efisiensi thermal sebesar 3%.

Power plant system Ocean Thermal Energy Convertion is utilizes the temperature difference between warm surface and deep cold water of ocean to eperatte electricity. Power plant of OTEC system can be utilized for needs electricity which the island have electrification low , such as Mamuju island, West Sulawesi. OTEC system design uses a closed cycle with a working fluid of ammonia.
Design OTEC system uses a floating or Vessel Off-Shore as place heat transfer. Off-Shore Vessel design have displacement of 342,032 ton. The results of net power plant design OTEC system is 110.87 MW, efficiency thermal 3 %.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Muthiah Karimah
"Pada tahun 2013 rasio elektrifikasi di Indonesia hanya 78,06%, artinya masih banyak daerah yang belum teraliri oleh listrik. Padahal sumber daya energi terbarukan di Indonesia mencapai 1,2 x 109 MW, tapi yang termanfaatkan hanya 4.679,37 MW. Hal ini menunjukkan perlunya optimalisasi terhadap sumber daya energi terbarukan di Indonesia, salah satunya adalah energi yang berasal dari laut. Energi lautan terdiri dari beberapa sumber energi, yakni energi arus laut termasuk energi pasang surutdi dalamnya, energi ombak, energi yang berasal dari perbedaan kadar garam, energi hasil konversi energi dari perbedaan panas laut, dan lainnya. Salah satu yang kini sedang dikembangkan adalah Pembanggkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) dengan menggunakan teknologi Vertical Axis Turbines yakni, Turbin Darrieus.
Turbin Darrieus merupakan salah satu teknologi PLTAL yang dinilai paling cocok dengan kondisi di Indonesia, yakni dengan kecepatan arus laut yang tidak begitu besar, serta arah arus laut yang bidirectional yang disebabkan oleh gaya coriolis. Salah satu daerah yang berpotensi yakni, Selat Larantuka. Menurut perhitungan ACDP, kecepatan rata-rata arus di Selat Larantuka pada kedalaman 5 meter sebesar 1,84 m/s dengan rapat daya 3.192,62 watt/m2. TurbinDarrieus yang digunakan berdiameter 3,6 m dan tinggi 2,5 m dengan efisiensi sebesar 40% dapat menghasilkan energi listrik sebesar 3,39 kW pada kecepatan 1,84 m/s. PLTAL ini dapat menjadi sumber energi alternatif yang dapat terhubung off-grid maupun on-grid untuk memenuhi beban daya.

In 2013 electrification ratio in Indonesia is only 78.06%. This percentage shows there are still many areas that has not access to electricity. However, renewable energy resources in Indonesia reach 1,2 x 109 MW, but only 4.679.37 MW that can be utilized. Therefore, the optimize of renewable energy resources in Indonesia are needed. One of them is Ocean Energy. The Ocean Energy consisting various energy such as tidal energy, wave energy, Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC), and salinity gradient energy. The one that is being developed is the ocean current power plant by using technology of vertical axis turbine, namely Darrieus Turbines.
Darrieus turbines is one of the ocean current power plant technology which is consideredsuitable with Indonesia's condition. For instance, the speed of ocean current that are not so high and the direction of ocean currents that bidirectional caused by coriolis force. One of the potential areas is Larantuka Strait. According to the calculations of the ACDP, the average speed of the current in Larantuka Strait at a depth of 5 meters, amounting to 1,84 m/s with a power density 3.192,62 watts/m2. Darrieus turbine that is used has diameter 3,6 m, high 2,5 m with an efficiency of 40% that can generate electrical energy to 3,9 kW. The ocean current power plant can be alternative energy sources,it can be connected to off-grid or on-grid to meet the power load.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Maulana
"Energi listrik adalah energi yang sangat vital bagi semua umat manusia di seluruh dunia tak terkecuali Indonesia. Indonesia sebagai negara kepulauan kaya dengan potensi energi lautnya. Energi laut yang cukup potensial di Indonesia adalah energi gelombang laut karena Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia dan luas daerah dua pertiga bagian adalah lautan serta gelombang laut yang tidak pernah berhenti sepanjang hari dengan ketinggian yang cukup tinggi 0,5 m - 4m . Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut PLTGL mampu memanfaatkan energi gelombang laut dikonversi menjadi energi listrik.
Generator linear merupakan alat yang dapat mengubah energi mekanik gerakan linear menjadi energi listrik. Metode yang digunakan penulis yaitu mempelajari dasar teori tentang gelombang laut dan generator linear, melakukan studi literatur tentang pengaplikasian teknologi konversi energi gelombang laut, dan merancang sistem PLTGL generator linear dengan konfigurasi vertikal.
Hasil dari penelitian ini adalah purwarupa sistem PLTGL dengan tegangan rata-rata hubung terbuka maksimum sebesar 3,77 V, daya maksimum sebesar 0,16 W dan efisiensi daya keluaran maksimum sebesar 7,77 pada keadaan amplitudo gelombang 4 cm dan periode gelombang 1,5 detik.

Electrical energy is a very vital energy for all people around the world including Indonesia. Indonesia as an archipelago country is rich of its sea energy potential. The sea energy which is potential enough in Indonesia is sea wave energy because Indonesia has the second biggest coast line in the world, and two third of its area is the sea with sea waves that never stop all day with a quite high altitude 0.5 m ndash 4 m . Ocean Wave Power Plant can harness the sea wave energy and convert it to electrical energy.
Linear generator is a device that can convert mechanical energy of linear movement into electrical energy. The method used by the author is studying the fundamental theory about sea wave and linear generator, conducting literature study about the application of sea wave energy conversion technology, and designing SWPP linear generator system with vertical configuration.
The result of this research is a prototype of SWPP system with average open circuit voltage of 3,77 V, maximum power of 0,16 W, and output power efficiency of 7,77 during the condition while wave amplitude of 4 cm and wave period of 1.5 second.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S70155
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Absar Ilmi
"Indonesia, dengan sumber daya kelautan yang luas dan garis pantainya yang mencapai 81.290 kilometer, memiliki potensi besar dalam mengoptimalkan energi gelombang laut sebagai sumber daya listrik terbarukan. Dengan tujuan mencapai 25% listrik dari sumber terbarukan pada tahun 2025, pemanfaatan energi gelombang laut di sepanjang pantai Indonesia menjadi sangat penting. Skripsi ini menyajikan analisis komprehensif tentang energi gelombang laut dan potensinya, yang secara khusus difokuskan pada pantai selatan Pulau Bali. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kelayakan energi gelombang sebagai sumber daya listrik yang berkelanjutan dan terbarukan di wilayah ini. Penelitian ini menggunakan data karakteristik gelombang yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk periode antara 2021 dan 2022. Dengan menggabungkan pengukuran setiap jam menjadi rata-rata bulanan, pemahaman yang komprehensif tentang potensi energi gelombang sepanjang tahun dapat dicapai. Analisis ini mengungkap pola siklus yang jelas dalam potensi energi gelombang, dengan nilai puncak terlihat selama bulan Juni hingga Agustus. Puncak ini dapat diatribusikan pada pengaruh angin monsun tenggara yang berasal dari Australia, yang berdampak signifikan pada ketinggian gelombang di sepanjang pantai selatan Bali. Sebaliknya, potensi daya terendah terjadi pada bulan November selama periode transisi menuju musim monsun barat laut, yang ditandai dengan angin berhembus dari utara ke selatan.

Indonesia, with its extensive marine resources and a coastline spanning an impressive 81,290 kilometers, holds great potential for harnessing ocean wave energy as a renewable source of power. With a goal to achieve 25% of its electricity from renewable sources by 2025, the utilization of ocean wave energy along Indonesia's shores becomes crucial. This bachelor thesis presents a comprehensive analysis of ocean wave energy and power potential specifically focused on the south shore of Bali Island. The primary objective of this study is to evaluate the feasibility of wave energy as a sustainable and renewable power source in this region. The research employs wave characteristic data obtained from the Meteorological, Climatological, and Geophysical Agency (BMKG) for the period between 2021 and 2022. By compiling hourly measurements into monthly averages, a comprehensive understanding of the wave power potential throughout the year is achieved. The analysis reveals a distinct cyclic pattern in the wave power potential, with peak values observed during the months of June to August. These peaks can be attributed to the influence of the southeasterly monsoon wind originating from Australia, which significantly impacts wave heights along the south shore of Bali. In contrast, the lowest power potential occurs in November during the transition period to the northwest monsoon, characterized by winds blowing from the north to the south."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyas Andhika Putra
"Energi listrik adalah energi yang sangat vital bagi semua umat manusia di seluruh dunia tak terkecuali Indonesia. Indonesia sebagai negara kepulauan kaya dengan potensi energi lautnya. Energi laut yang cukup potensial di Indonesia adalah energi gelombang laut karena Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia dan luas daerah dua pertiga bagian adalah lautan serta gelombang laut yang tidak pernah berhenti sepanjang hari dengan ketinggian yang cukup tinggi 0,5 m ndash; 4m . Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut PLTGL mampu memanfaatkan energi gelombang laut dikonversi menjadi energi listrik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat rancang bangun dan menganalisa penggunaan PLTGL metode tuas pengungkit versi 1.0 sebagai pembangkit listrik skala kecil. Metode yang digunakan penulis yaitu mempelajari dasar teori tentang gelombang laut, tuas pengungkit, gerak 2 roda berhubungan, generator sinkron 1 fasa, studi literatur tentang konversi energi listrik dari energy gelombang laut, dan merancang sistem PLTGL metode tuas pengungkit versi 1.0 yang dikopel dengan generator sinkron 1 fasa dan beberapa komponen pendukung. Hasil dari penelitian ini adalah prototype PLTGL metode tuas pengungkit versi 1.0 dengan kecepatan putar roda maksimum 2,3 rad/s, tegangan maksimum 3,341 volt, daya maksimum 0,165 Watt, dan efisiensi 2,74 pada amplitudo 9 cm dan periode 2,07 s. Kata kunci: Gelombang laut, Roda Gigi Freewheel, Energi terbarukan, Pembangkit Listrik, Tuas Pengungkit.

Electrical energy is a very vital energy for all human beings around the world including Indonesia. Indonesia as an archipelago is rich with its marine energy potential. The potential marine energy in Indonesia is ocean wave energy because Indonesia has the second longest coastline in the world and the area of two thirds is sea and sea waves that never stop all day long with high altitude 0,5m 4m . Marine Wave Power Plants PLTGL are able to harness ocean wave energy converted into electrical energy. Therefore, this study aims to design and analyze the use of PLTGL method of levers lever version 1.0 as a small scale power plant. The method used by the author is to study the basic theory of sea waves, levers, 2 wheel motion related, 1 phase syncronous generator, literature study on the conversion of electrical energy from sea wave energy, and to design PLTGL system of lever method version 1.0 which is coupled with synchronous generator 1 phase and some supporting components. The result of this research is prototype PLTGL method of levers lever version 1.0 with maximum rotational speed of 2,3 rad s, maximum voltage 3,341 volt, maximum power 0,165 Watt, and efficiency 2,74 at Amplitude of 9 cm and period 2,07 s."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhafif Adli Dzakiariq
"Permasalahan iklim global yang sangat serius dimana global warming telah memberikan kontribusi besar pada kenaikan suhu global. Tidak dapat dipungkiri kenaikan rata-rata suhu global telah mencapai 1.25°C pada Agustus 2023 bahkan menurut para peneliti ada kemungkinan sebesar 66% bahwa kenaikan suhu global akan melewati angka 1.5°C antara saat ini hingga tahun 2027. Pertumbuhan laju kenaikan suhu bumi ini mayoritas disebabkan oleh aktivitas hidup umat manusia dimana emisi CO2 pada sektor energi yakni emisi hasil pembakaran minyak, gas, dan batu bara menjadi penyebab terbesar terjadinya kenaikan rata-rata suhu global yang signifikan. dari itu, perlu adanya peralihan penggunaan energi berbasis fossil menuju energi baru terbarukan dengan bertujuan untuk menekan angka kenaikan suhu bumi dengan salah satunya memanfaatkan energi arus laut dengan menggunakan turbin tidal yang mana akan berputar akibat adanya pasang surut arus laut yang menyebabkan energi kinetik air laut untuk menghasilkan energi listrik. Pada dasarnya cara kerja turbin tidal mirip seperti turbin angin begitupun cara kerja nya. Namun, kedua jenis turbin tersebut menggunakan fluida yang berbeda. Dibandingkan dengan turbin angin, turbin tidal lebih banyak memiliki keuntungan diantaranya ketersediaan energi yang lebih teratur dan dapat diprediksi karena pasang surut memiliki pola yang dapat dihitung dan pasang surut memiliki perubahan yang cenderung stabil. Agar kinerja turbin tidal menjadi lebih efisien, penggunaan diffuser dan brim telah terbukti dapat meningkatkan efisiensi turbin dengan adanya efek vortex yang terjadi. Dari studi ini, kami menganalisis dampak penggunaan diffuser dan brim yang diaplikasikan bersamaan dengan blade aerofoil NACA 4418 yang mana hasilnya menyatakan bahwa semakin tinggi ketinggian brim yang digunakan, maka hasil power coefficient yang dihasilkan akan semakin tinggi, dalam studi ini, kami memvariasikan penggunaan diffuser 10,43° dan 15,34° dengan variasi brim 0,1D dan 0,3D serta variasi TSR 1-4. Hasil studi menunjukkan bahwa nilai power coefficient tertinggi terdapat pada penggunaan diffuser 15,34° dengan brim 0,3D pada TSR 3 dengan nilai 47,5%.

The global climate problem is very serious, with global warming having significantly contributed to the rise in global temperatures. It is undeniable that the average global temperature increase reached 1.25°C in August 2023. Moreover, researchers estimate a 66% chance that global temperature increases will exceed 1.5°C between now and 2027. This rapid increase in Earth's temperature is largely caused by human activities, with CO2 emissions from the energy sector—specifically from the burning of oil, gas, and coal—being the largest contributor to the significant rise in average global temperatures. Therefore, there is a need to transition from fossil fuel-based energy to renewable energy sources with the aim of reducing the rate of temperature increase. One of the ways to achieve this is by harnessing tidal energy using tidal turbines, which rotate due to the tidal currents, converting the kinetic energy of seawater into electrical energy. Essentially, the working principle of a tidal turbine is similar to that of a wind turbine, but the two types of turbines use different fluids. Compared to wind turbines, tidal turbines have several advantages, including a more regular and predictable energy supply since tides follow calculable patterns and tend to have stable variations. To enhance the efficiency of tidal turbines, the use of diffusers and brims has been proven to increase turbine efficiency through the vortex effect. In this study, we analyzed the impact of using diffusers and brims in conjunction with NACA 4418 aerofoil blades. The results indicated that the higher the brim used, the higher the resulting power coefficient. In this study, we varied the use of diffusers with angles of 10.43° and 15.34°, brim heights of 0.1D and 0.3D, and TSR (Tip Speed Ratio) from 1 to 4. The study results showed that the highest power coefficient was achieved with a 15.34° diffuser and a 0.3D brim at a TSR of 3, with a value of 47.5%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Eufrat Erardi
"Kondisi alam dan letak geografis menjadikan Indonesia memiliki banyak pulau dan selat, merupakan salah satu potensi energi yang cukup berprospek untuk dikembangkan adalah pembangkit listrik tenaga gelombang laut PLTGL . Guna meningkatkan perkembangan energi baru dan terbarukan, maka diperlukan pihak swasta untuk menjalin kerjasama dan bersedia investasi dalam pengembangan energi baru dan terbarukan.
Penelitian ini secara umum analisis ekonomi dengan menggunakan metode NPV, IRR, Payback Periode, IP, dan WACC terhadap tiga skenario yang berbeda. Skenario pertama dengan komposisi pinjaman 70 surat hutang berwawasan lingkungan Green Bond, dan 30 bank. Skenario kedua komposisi pinjaman 80 surat hutang berwawasan lingkungan Green Bond dan 20 bank. Skenario ketiga komposisi pinjaman 70 surat hutang berwawasan lingkungan Green Bond, 20 saham preferen, dan 10 saham biasa.
Berdasarkan hasil perhitungan keekonomian diperoleh untuk skenario pertama didapatakan IRR sebesar 11 dan NPV sejumlah 8,352,117.18 dengan masa pengembalian selama 4,06 tahun untuk OW Pelamis dan IRR sebesar 13 dan NPV sejumlah 4,945,027.64 dengan masa pengembalian selama 3,71 tahun untuk OW Coloumn.
Skenario kedua IRR sebesar 11 dan NPV sejumlah 8,318,300.99 dengan masa pengembalian selama 4,64 tahun untuk OW Pelamis dan IRR sebesar 12 dan NPV sejumlah 4,887,483.19 dengan masa pengembalian selama 5,34 tahun untuk OW Coloumn.
Skema ketiga dengan IRR sebesar 12 dan NPV sejumlah 9,103,173.06 dengan masa pengembalian selama 4,29 tahun untuk OW Pelamis dan IRR sebesar 13 dan NPV sejumlah 5,354,283.25 dengan masa pengembalian selama 3,71 tahun untuk OW Coloumn.
Analisis risiko menggunakan metode analisis sensitivitas dan risiko yang menggangu parameter resiko investasi. Berdasarkan hal tersebut, teknologi OW Pelamis Skema 3 cocok untuk diterapkan di PLTGL NTB.

Natural conditions and geographical location made Indonesia has many islands and straits, is one potential energy is prospective enough to be developed is a wave power plant PLTGL . To increase the energy of new and renewable energy, it is necessary for private parties to establish relationships and renewals in the development of new and renewable energy.
This study uses economic analysis using NPV, IRR, Payback Period, IP, and WACC methods against three different scenarios. The first scenario with the composition of the loan 70 of environmental bonds Green Bond , and 30 of banks. The second scenario is the form of 80 of the green bond loan and 20 of the bank. The scheme affects 70 of environmentally sound debt securities Green Bonds, 20 of preferred stock, and 10 of common stock.
Based on the economic results obtained for the first scenario was obtained IRR of 11 and NPV of 8,352,117.18 with a return period of 4.06 years for OW Pelamis and IRR of 13 and NPV of 4,945,027.64 with a payback period of 3.71 year for OW Column.
The second IRR scenario is 11 and the NPV is 8,318,300.99 with a payback period of 4.64 years for OW Pelamis and IRR of 12 and NPV is 4,887,483.19 with a payback period of 5.34 years for OW Coloumn.
The scheme with an IRR of 12 and NPV of 9,103,173.06 with a duration of 4.29 years for OW Pelamis and IRR of 13 and NPV of 5,354,283.25 with a return period of 3.71 years for the OW column.
The analysis used sensitivity analysis methods and disruptive risk parameters. Therefore, OW Pelamis Scheme 3 technology is suitable for application in PLTGL NTB.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>