Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153789 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amien Rahardjo
1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Sari
"Ruang lingkup dan cara penelitian : Penelitian epidemiologi pada pekerja kelistrikan dan masyarakat yang bermukim di kawasan tegangan tinggi, menunjukkan adanya korelasi pengaruh listrik terhadap peningkatan resiko mendapat kanker darah, limfoma dan kanker otak. Hasil penelitian pemajanan medan elektromagnetik in vitro dan in vivo, dapat meningkatkan aberasi kromosom dan proliferasi sel. Hasil penelitian in vivo dengan menggunakan medan elektrostatik pada tikus jantan dewasa dosis 6 kV dan 7 kV, menunjukkan beberapa anaknya menderita kelainan kongenital. Tetapi pada penelitian tersebut tidak dilaporkan pengaruhnya terhadap materi genetik yang mendasari terjadinya kelainan itu. Untuk membuktikan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan menggunakan mencit sebagai hewan coba. Prekuensi aberasi kromosom dihitung, diperiksa ada tidaknya aberasi kromsom spesifik, yang diikuti dengan pemeriksaan proliferasi limfosit. Data yang diperoleh diuji normalitas dan homogenitasnya, kemudian dilakukan analisis varian faktorial.
Hasil dan kesimpulan : Dari penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: pemajanan medan elektrostatik masing-masing dosis 6 kV dan 7 kV pada mencit dapat meningkatkan aberasi kromosom (p < 0,01). Pemajanan medan elektrostatik pada mencit selama 48 jam, 72 jam dan 96 jam tidak berpengaruh terhadap frekuensi aberasi kromosom, aberasi kromosom spesifik dan proliferasi limfosit (p > 0,005). Pemajanan medan elektrostatik masing-masing dosis 7 kV pada mencit dapat meningkatkan proliferasi limfosit (p , 0,01).
Kesimpulan: pemajanan medan elektrostatik masing-masing dosis 6 dan 7 kV terbukti meningkatkan frekuensi aberasi kromosom, tidak terbukti menimbulkan aberasi spesifik. Pemajanan medan elektrostatik selama 48 jam, 72 jam dan 96 jam tidak terbukti terhadap peningkatan frekuensi aberasi kromosom, pembentukan aberasi kromosom spesifik dan peningkatan proliferasi limfosit."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwa Garniwa M.K.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Monika Besti Yolanda
"Penggunaan alat-alat listrik saat ini tidak bisa dihindari, sehingga manusia terpajan dengan Extremely Low Frequency ? Electromagnetic Field (ELF-EMF). Pemajanan ini dapat menyebabkan gangguan perkembangan folikel ovarium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemajanan ELF-EMF terhadap jumlah dan morfologi folikel sekunder serta untuk melihat efek kumulatif pemajanan tiap generasi. Metode penelitian yaitu eksperimental terhadap mencit betina strain Swiss Webster. Digunakan 12 pasang mencit parental yang mendapatkan empat perlakuan pemajanan. Beberapa mencit dari tiap perlakuan akan dikawinkan untuk mendapatkan mencit generasi pertama, kedua dan ketiga. Mencit lainnya akan dietanasi untuk diambil ovariumnya dan dijadikan preparat. Jumlah preparat yang digunakan yang dianalisis adalah 60 sampel. Setiap sampel diamati untuk mendapatkan jumlah folikel sekunder normal dan folikel sekunder atresia. Uji hipotesis dilakukan uji One-Way ANOVA dan Kruskal-Wallis. Pada analisis data didapatkan perbedaan yang bermakna pada folikel atresia sekunder berbagai tegangan di generasi F2 (p=0,002) dan F3 (p=0,027), dan dilanjutkan ke analisis Post Hoc. Didapatkan perbedaan yang bermakna antar tegangan di generasi F2 dan F3. Sementara pada analisis data folikel sekunder dan folikel atresia sekunder antar generasi tidak terdapat perbedaan bermakna. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemajanan ELF-EMF berbagai tegangan terhadap morfologi folikel sekunder ovarium. Namun, tidak didapatkan efek kumulatif tiap generasi.

We can hardly avoid the use of electricity tools, so human are exposed to Extremely Low Frequency ? Electromagnetic Field (ELF-EMF). This exposure can affect development of ovarian follicles. Aim of this study is to determine the effects of ELF-EMF exposure on number and morphology of secondary follicles, also to see the inter-generational cumulative effects. This study use experimental design and strain Swiss Webster female mice as the subject. There are 12 pairs of parental mice who received four treatments. Some mice from each treatment will be mated to obtain the first, second and third generation of mice. Other mice's ovaries will be taken. There are 60 samples of ovaries preparation to be observed under microscope. Hypothesis testing is done by One-Way ANOVA test and Kruskal-Wallis. There is significant differences in the secondary atresia follicles at the various voltages in the F2 (p = 0,002) and F3 (p = 0,027). The analysis than continue to Post-Hoc analysis. There are significant differences in voltage between F2 and F3 generations, while there are no significant differences in data analysis of secondary follicles and secondary atresia follicles between generations. The conclution is there are significant effects of ELF-EMF exposure to various voltages on secondary ovarian follicles morphology. However, there are no cumulative effects in each generation."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Purnama Sari
"Energi listrik telah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan manusia, terlebih lagi di zaman modern seperti saat ini, dimana dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi dan informasi, penggunaan alat elektrik rumah tangga yang diketahui merupakan sumber Extremely Low Frequency - Electromagnetic Field (ELF-EMF) tidak dapat dielakkan lagi. Pemajanan ELFEMF dalam jangka panjang diketahui memiliki banyak dampak bagi kesehatan manusia, termasuk sistem reproduksi. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh pajanan ELF-EMF terhadap jumlah dan morfologi folikel tersier ovarium mencit.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan mencit strain Webster sebagai hewan coba. Kelompok penelitian yang digunakan, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan merupakan kelompok mencit yang diberikan pajanan ELF-EMF dengan tegangan masing-masing 3 kV, 4 kV, dan 5 kV. Masing-masing kelompok tersebut akan diamati pada setiap generasi, mulai dari generasi pertama hingga ketiga. Kemudian sampel diambil dari setiap kelompok penelitian untuk diamati di bawah mikroskop.
Hasilnya menunjukan bahwa terdapat penurunan jumlah folikel tersier yang bermakna pada generasi pertama dan ketigadi semua besar tegangan yang diberikan. Didapati juga peningkatan jumlah folikel tersier atresia yang bermakna pada generasi pertama dan generasi kedua di semua besar tegangan. Sedangkan efek akumulasi pajanan ELF-EMF terhadap jumlah dan morfologi folikel tersier belum dapat dibuktikan.

Electrical energy has become an important part of human life, especially in this modern society where the increasing development of information technology led to increase use of electrical appliances household that known as a source of Extremely Low Frequency - Electromagnetic Field (ELF-EMF). Prolonged exposure of ELF-EMF can cause many effects on human health, including reproductive system. This study aimed to examines the effect of ELF-EMF exposure on the number and morphology of ovarian tertiary follicles of mice.
This research uses experimental methods with Webster strain mice as experimental animals. There are two research group, the control and the treatment group. Treatment group is the group of mice given exposure to ELF-EMF voltage of 3kV, 4kV and5 kV. Each group will be observed from the first to the third generation. Then the samples were taken from each study group to be observed under a microscope.
The result shows that there is a significant decreasing number of tertiary follicles in the first and third generation for all of the voltage. There is also an significant increasing number of tertiary follicle atresia in the first and second generation for all of the voltage. While the cumulative effects of exposure to ELF-EMF and the number of tertiary follicles morphology has not been proven."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sovina Helyati
"Exremely low frequency-electromagnetic field (ELF-EMF) merupakan salah satu jenis radiasi non-ion yang dapat dihasilkan dari perangkat listrik rumah tangga atau alat komunikasi elektronik. Paparan ELF-EMF jangka panjang diduga mengganggu pelepasan hormon gonadotropin yang berperan dalam perkembangan dan pematangan folikel ovarium, terutama perkembangan folikel pre antral menjadi folikel antral ataupun folikel de Graaf. Oleh karena itu, melalui penelitian ini dapat diamati pengaruh paparan ELF-EMF dengan berbagai tegangan terhadap jumlah dan morfologi folikel de Graaf. Penelitian ini juga melihat apakah ada efek kumulatif pajanan medan elektromagnetik pada generasi-generasi selanjutnya. Dua belas pasang mencit strain Swiss Webster (P) dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu kelompok kontrol, kelompok perlakuan 3 kV 5,5 μT, kelompok perlakuan 4 kV 5,4 μT, dan kelompok perlakuan 5 kV 5,3 μT. Perlakuan ini dilanjutkan dan diberikan pada mencit generasi pertama (F1), generasi kedua (F2), dan generasi ketiga (F3). Selanjutnya lima ekor mencit usia 2,5 bulan dari masing-masing kelompok perlakuan pada tiap generasi diperiksa ovariumnya untuk mengevaluasi jumlah dan morfologi folikel de Graaf. Uji hipotesis Kruskall-Wallis menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna jumlah folikel de Graaf (p=0,480) dan folikel atresia de Graaf (p=0,336) di antara kelompok. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pemajanan ELF-EMF tidak mempengaruhi jumlah dan morfologi folikel de Graaf mencit strain Swiss Webster serta tidak dijumpai efek kumulatif pemajanan pada generasi-generasi seterusnya.

Extremely low frequency- electromagnetic fields are categorized as non-ionising radiation which could be produced by electrical household appliances or communication devices. ELF-EMF long term exposure suggested can disturb releasing gonadotropine hormon (GnRH) which have a role in follicle development and maturation, especially pre antral follicle development. Therefore, this study aims to evaluate the influence of extremely low frequency-electromagnetic field in varying frequencies on number and morphology of follicle de Graaf. This study also evaluate ELF-EMF cumulative effect on multiple generation (F1, F2, and F3). Twelve pairs mice strains Swiss Webster as parental mice (F0) were divided into four groups. One group as control and three other groups were exposed by magnetic field,which doses were 3kV 5,5μT, 4kV 5,4μT,and 5kV 5,3μT. These treatments were also given to first, second, and third generation. Five female mices aged 2,5 months from each first (F1), second (F2),and third (F3) generation on each groups were examined to evaluate number and morphology (atresia follicle) of de Graaf follicle from their ovarium. The hypothesis was tested using Kruskall-Wallis which show no significant difference between groups on follicle de Graaf number (p=0,480) and atresia follicle de Graaf (p=0,336). These results suggest ELF-EMF exposure don?t affect number and morphology of follicle de Graaf and there are no cumulative effect on multiple generation."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Nur Istiqomah
"Dislipidemia menyebabkan abnormalitas pada lemak darah seperti peningkatan Low-Density Lipoprotein Cholesterol (LDL-c). Pajanan SMF berpengaruh pada membran untuk memodulasi jumlah Ca2+ intraseluler melalui jalur calmodulin sehingga mempengaruhi ekspresi gen yang memodulasi degradasi LDL-c. Protein Sterol-regulatory element-binding protein-2 (SREBP-2) merupakan protein yang berperan dalam regulasi kolesterol dan sebagai faktor transkripsi dari gen Low Density Lipoprotein Receptor (LDLR) untuk berikatan dengan LDL-c yang ada di plasma darah, sehingga berkaitan dengan kadar LDL-c. Tujuan peneitian ini melihat efek pajanan SMF dengan Bmax=2mT selama 1 jam/hari dalam mempengaruhi efek biologis sel sehingga mempengaruhi kadar kalsium, Ekspresi SREBP-2 dan LDLR. Mencit C57BL/6J jantan dibagi menjadi kelompok pakan normal dan High Fat Diet (HFD). Kelompok HFD dibagi menjadi kelompok Obes (0,2,7,14,dan21) berdasarkan hari pajanan. Kemudian diambil plasma untuk untuk melihat Kolesterol dan LDL-c dan organ hati untuk analisis kalsium dan ekspresi SREBP-2 dan LDLR. Terdapat perubahan kadar kolesterol dan LDL-c pada plasma darah secara signifikan P<0.05 dan cenderung mengalami peningkatan kadar kalsium, ekspresi LDLR, dan SREBP-2, pada kelompok pajan dibandingkan dengan kontrol P>0.05. Oleh karena itu, pajanan SMF berpengaruh terhadap kadar total kolesterol dan LDL-c pada sirkulasi darah serta mempengaruhi kadar kalsium, ekspresi protein SREBP-2, dan ekspresi gen LDLR. Efek pajanan SMF terhadap total kolesterol, LDL-c, kadar kalsium, ekspresi SREBP-2 dan LDLR. Bergantug pada lama pajanan, dimana pada penelitian ini lama pajanan optimal adalah 7 har

Dyslipidemia causes abnormalities in blood lipids, such as an increase in Low-Density Lipoprotein Cholesterol (LDL-c). SMF exposure affects the membrane to modulate the amount of intracellular Ca2+ through the calmodulin pathway, thereby affecting the expression of genes that modulate LDL-c degradation. Protein Sterol-regulatory element-binding protein-2 (SREBP-2) is a protein that plays a role in cholesterol regulation. As a transcription factor of the Low-Density Lipoprotein Receptor (LDLR) gene binds to LDL-c in blood plasma, it is related to LDL-c levels. This study aimed to look at the effect of exposure to SMF with Bmax=2mT for 1 hour/day in influencing the biological effects of cells, thereby affecting calcium levels, SREBP-2, and LDLR expression. Male C57BL/6J mice were divided into standard and high-fat diet (HFD) groups. The HFD group was divided into obese groups (0,2,7,14, and 21) based on the day of exposure. Then plasma was taken to see Cholesterol and LDL-c and liver for calcium analysis and SREBP-2 and LDLR expression. There were significant changes in blood plasma cholesterol and LDL-c levels P<0.05 and tended to have increased calcium levels, LDLR expression, and SREBP-2 in the exposure group compared to controls P>0.05. Therefore, SMF exposure affects total cholesterol and LDL-c levels in the blood circulation and affects calcium levels, SREBP-2 protein expression, and LDLR gene expression. Effect of SMF exposure on total cholesterol, LDL-c, calcium levels, SREBP-2, and LDLR expression. Depending on the length of exposure, in this study, the optimal exposure time was 7 days."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virginia Septiani
"Latar Belakang: Seiring berkembangnya teknologi dan informasi di seluruh dunia, pemakaian tenaga listrik di berbagai negara, termasuk Indonesia, semakin meningkat. Tanpa disadari, hal tersebut mengakibatkan peningkatan pemajanan medan elektromagnet extremely low frequency (ELF) pada kehidupan manusia. Hal tersebut menyebabkan banyak kelainan pada tubuh manusia, termasuk pengaruh terhadap sistem reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemajanan medan elektromagnet ELF dengan perubahan jumlah folikel ovarium melalui mencit sebagai model.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan hewan coba, yang merupakan bagian dari penelitian eksperimental lain yang lebih besar. Kelompok yang digunakan terdiri dari 6 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang masing-masing terdiri dari 3 generasi. Penelitian ini membandingkan jumlah folikel ovarium antara mencit kontrol dan perlakuan dari generasi satu sampai generasi tiga serta melihat efek akumulasi pemajanan medan elektromagnet dengan membandingkan jumlah folikel ovarium antar generasi dalam kelompok perlakuan. Data folikel ovarium mencit diperoleh dengan melihat sediaan di bawah mikroskop cahaya untuk menghitung jumlah folikel primer, sekunder, tersier, de Graaf, dan atresia (primer, sekunder dan tersier).
Hasil: Terdapat perbedaan jumlah folikel sekunder yang bermakna (p < 0.05, uji t tidak berpasangan) pada kelompok perlakuan dan kontrol generasi pertama, serta terdapat perbedaan jumlah folikel tersier yang bermakna (p < 0.05, uji Mann-Whitney) pada kelompok perlakuan dan kontrol generasi pertama. Sedangkan perbedaan jumlah folikel primer dan folikel de Graaf serta folikel atresia pada kelompok perlakuan tidak bermakna. Begitu pula dengan efek akumulasi pemajanan ( p > 0.05, ANOVA 1 arah dan Kruskal Wallis).
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian ditemukan adanya penurunan jumlah folikel sekunder dan tersier yang bermakna. Sedangkan penurunan jumlah folikel primer dan folikel de Graaf serta peningkatan folikel atresia pada kelompok perlakuan tidak tebukti, begitu pula dengan efek akumulasi pemajanan.

Background: The usage of electricity in various countries including Indonesia has been increasing, along with the development of information and technology in the world. Without realizing it, the exposure of extremely low frequency-electromagnetic field on human life is increasing rapidly. This could bring up a lot of abnormalities in human body, including the influence of the electromagnetic field in the reproductive system. This research aims to determine the relationship between extremely low frequency-electromagnetic field exposures on changes of number of ovarian follicle with mice as a model.
Method: The design of this research is experimental design study with laboratory animals, which was part of a bigger experimental research. The mice take divided into 6 groups which were group of control and treatment each consisting of 3 generations. It compared the number of ovarian follicle between control and treatment mice from first generation to third generation and sees the effect of the accumulation electromagnetic field exposure which compares the number of ovarian follicle inter-generation in the treatment group. Mice ovarian follicle data obtained from observing the sample under light microscope to count the number of primary, secondary, tertiary, de Graaf, and atretic (primary, secondary and tertiary) follicle.
Result: There is significant difference in the number of secondary follicles between first generation of treatment and control group (p < 0.05, independent-unpaired-t-test). The significant difference is also found in the number of tertiary follicles between first generation of treatment and control group (p <0.05, Mann-Whitney test). The difference between the number of primary, de Graaf follicles, and atretic follicle in treatment is found not significant. The effect of accumulation in treatment is also found not significant (p > 0,05, One-Way-Anova and Kruskal Wallis).
Conclusion There was a significant decrease in the number of secondary and tertiary follicles. However the decrease in the number of primary follicle and de Graaf follicle, and the increase of atretic follicle in the treatment group were not proved, as well as the effect of the exposure accumulation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aqsha Azhary Nur
"Berbagai produk teknologi berupa alat elektronik yang dipergunakan sehari-hari ternyata mampu menghasilkan medan elektromagnetik dengan frekuensi samgat rendah (extremely low frequency) yang dapat mengganggu kesehatan sistem organ manusia, salah satunya sistem reproduksi. Beberapa penelitian telah membuktikan gangguan pada sistem reproduksi pria dapat memicu terhambatnya proses spermatogenesis sehingga menurunkan produksi sperma. Untuk itu, dilakukan penelitian terhadap salah satu sel pada proses spermatogenesis, yakni sel spermatosit 1 pakiten, dan dilihat pengaruh pajanan elektromagnetik terhadap jumlah sel tersebut. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan melakukan pemajanan pada mencit jantan Strain Webster generasi pertama (F1), kedua (F2), dan ketiga (F3) dengan tegangan 0 kV (kontrol), 3 kV, 4 kV, dan 5 kV.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penurunan jumlah sel spermatosit 1 pakiten pada pemajanan kelompok mencit 3 kV, 4 kV, 5 kV dibandingkan dengan kelompok kontrol (p < 0,05). Pemajanan dengan tegangan 3 kV tidak memiliki efek akumulatif pada generasi pertama, kedua, dan ketiga (p > 0,05). Pemajanan dengan tegangan 4 kV hanya memiliki efek akumulatif pada generasi pertama ke generasi kedua. Pemajanan dengan tegangan 5 kV memiliki efek kumulatif pada generasi kedua ke generasi ketiga. Selain itu, pemajanan dengan tegangan 3 kV, 4 kV, 5 kV berkorelasi sebanding dengan penurunan jumlah sel. Dengan demikian, pajanan medan elektromagnetik ELF berpengaruh terhadap penurunan jumlah sel spermatosit 1 pakiten dan memiliki efek akumulatif pada generasinya.

Many high tech-product electronic devices that is used daily capable on producing extremely low frequency electromagnetic field that could disturb human organ, one of which is reproduction system. Many research has showed that disturbance in male reproduction system could cause impeded spermatogenesis process so as decrease sperm production. This research was done to one of the cell related to spermatogenesis process, which is the spermatocyte 1 in its pachytene stage. Consequently, the effect of the electromagnetic exposure to the quantity of the cell was observed. This experimental research was done by exposing first generation (F1), second generation (F2), and third generation (F3) male Webster strain albino house mouse with 0 kV (control), 3 kV, 4 kV, and 5 kV voltage.
The result show a decline in pachytene spermatocyte 1 at the 3 kV, 4kV, 5kV exposure group than the control group (p<0,05). The exposure of more than 3kV did not have accumulative effect on first, second, and third generation (p>0,05). Exposing with 4 kV only has an accumulative effect in the first and second generation. Exposing with 5 kV showed an accumulative effect on second to third generation. Moreover, exposing with 3kV, 4kV, 5kV correlated consecutively with propotional decline in cell quantity. Therefore, ELF electromagnetic field exposure has an effect to decline in pachytene spermatocyte 1 quantity and have an accumulative effect to each generation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>