Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103366 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prasminta Budiyanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Nina Evawaty
"PT. CAC merupakan pendatang baru (new comer) di dibidang Sistem Telekomunikasi Bergerak Seluler (STBS), dimana PT. CAC mendapatkan lisensi pada jaringan DCS 1800 pada Eekuensi operasi uplink 1775-1785 MHZ., downlink 1870-1880 MHz dan WCDMA FDD uplink 1920-1935 MHz dan Downlink 2110- 2125 MHz serta WCDMA TDD uplink dan downlink pada frekuensi 2010 MHz. Sebagai pendatang baru PT.CAC harus melakukan identifikasi dan analisis dari kondisi jaringan existing yang dimiliki oleh tiga operator yaitu PT. Telkomsel, PT. Indosat dan PT. Excelcom dengan memperhatikan kemampuan dan kendala dari intemal dan ekstemal untuk mencapai rencana yang diinginkan dalam bentuk Rencana Induk (Master Plan) yang akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan dan pengembangan jaringan telekomunikasi dalam jangka waktu 5 tahun untuk meningkatkan produktifitas dan eiisiensi PT. CAC. Berdasarkan hasil analisis kesenjangan (gap analysis) yang mencakup Spesifikasi teknis, infrastruktur dan bisnis, PT. CAC perlu melakukan penggelaran jaringan secara bertahap. Adanya kewajiban PT. CAC untuk mernbangun jaringan pada tahun 2005, maka pembangunan harus dimulai pada tahun 2005 dengan cakupan wilayah awal daerah DKI Jakarta Rencana Induk Perencanaan Jaringan Telekomunikasi PT. CAC mencakup:
1. SpesifikasiTelmis
Kapasitas jaringan telekomunikasi yang dibangun akan memberikan kuali tas sinyal yang lebih baik dari best practice;
2. Cakupan Jaringan
Cakupan jaringan akan mancakup wilayah nasional pada akhir tahun 2009 dengan menggunakan jaringan tulang punggung (backbone) yang disewa dan dibangun sendiri di seluruh wiiayah Indonesia;
3. Infrastruktur
Jumlah infiastruktilr yang dibangun sebanyak sites 9.935 sites untuk 2.5G pada akhir tahun 2009 sehingga dapat menjadi operator ke-2 terbesar di Indonesia. Sedangkan infrastruktur untuk 3G sebanyak 300 sites yang colocated dengan 2.5G akan dibangun pada tahun 2006. PT. CAC hams tetap melanjutkan pembangunan ll1&3S\I1.I.k11l1? 3G tanpa perlu menunggu keputusan tender ulang 1isensi3G.
4. Peningkatan CAPEX sebanding dengan peningkatan infrastruktur jaringan. Sedangkan peningkatan OPEX tezjadi karena adany faktor penyusutan (depreciation and amortisation) dan faktor pemeliharaan dan perawatan (operation and maintenance);
5. Time Frame Implementasi
Implementasi dijadualkan secara ketat dan konsisten untuk mencapai target infrastruktur dengan menggunakan skala prioritas.

PT. CAC ls a new comer in the mobile communications industry, where PT. CAC have been awarded a licence to operate a DCS 1800 network with its Uplink on 1775-1785 MI-iz frequency band, and Downlink on 1870-1880 MHZ, as well as WCDMA with its FDD Uplink on 1920-1935 MHz and Downlink on 2110-2125 MHz in addition to WCDMA TDD Uplink and Downlink on the 2010 MI-lz frequency. As a new comer, PT.CAC must identify and analyse conditions for existing networks run by the three major operators PT. Telkomsel, PT. [ndosat and PT. Excelcom, paying attention to current capabilities and obstacles both internally and extemally in order to tiillil targets elaborated in its Master Plan, which sets out guidelines in network implementation and development over a 5-year period aimed at enhancing overall productivity and efficiency at PT. CAC. Based on a gap analysis covering specifications on the technical, infrastructure and business perspectives, PT. CAC must roll-out its network in stages. As PT. CAC is under the legal obligation to start building its network in 2005, implementation must commence in 2005 with an initial coverage area spanning the whole DK1 Jakarta. The Master Plan for PT. CAC?s Network Planning covers:
1. Technical Specitications
implemented capacity of telecommunication network will have a better quality compared to the best practice;
2. Network Coverage
National coverage will be achieved in 2008 by using backbone that will be rented and built all over Indonesia.
3. Inlifastructure
The 9.935 sites of 2.5G will be deployed until the end of 2009 then CAC will be the second largest operator in Indonesia. The 300 sites of 3G will be collocated with 2.5G sites, these 300 sites will be deployed in 2006. PT. CAC shall continue the development of 3G infrastructure without waiting for the decision of re-tender of 3G licence by government.
4. CAPEX and OPEX
The CAPEX will increase along with the network irL?&'astructure. The OPEX will increase every year due to depreciation and amortisation and operation and maintenance factor.
5. The Time Frame for Implementation
A tight and consistent schedule of implementation will be applied by using priority scale to pursue the target.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16126
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timbul Wahyono
"Untuk menjamin availabilitas jaringan yang tinggi, dibutuhkan kontrol jaringan komunikasi dengan routing. Dalam jaringan, routing beruni kegiatan pemilihan Salah sam dari kemungkinan jalur yang ada untuk pengiriman data tratik dari simpul sumber ke simpul tujuan. Algoritma routing dilakukan dengan dan meminimalkan bcberapa fungsi biaya, seperti jarak jalur iisik, delay jalur, intensitas trafik. dan iainnya. Dalam penelitian ini, dirancang sebuah perangkat hmak pengunaan dan pencarian rute efektif berdasar algoritma Dykstra menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 untuk mempercepat proses pencarian ini dalam kasus fixed hauling saat jalur mengalami kemacetan atau putus. Sebuah jaringan 10 simpul dengan topologi hybrid digunakan untuk penerapannya.

Controlling network traffic by routing the data How is needed to obtain high availability network Routing within network means activity of choosing one of possible paths to deliver message from source node to the destination. Routing algorithm was arranged to some cost function such as physical link distance, link delay, traffic intensity, etc. In this research, an application software was designed to list the posshale route and order those route according to their weighted cost and search for the most effective route based on Dijkstra algorithm using Visual Basic 6_0 programming language to quickly End the alternative route in case of fixed routing when the link suffered hom congestion or even disoomiect. The software was applied to a hybrid network with 10 nodes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satuhu Nugroho Tjahjadi
"Call center merupakan salah satu jenis layanan baru yang menawarkan kemudahan kepada pengguna jasa telepon di dalam mendapatkan sejumlah informasi maupun melakukan transaksi perdagangan. Adapun informasi yang dapat diberikan meliputi banyak hal antara lain informasi tentang produk tertentu, jasa transportasi, hiburan, pariwisata dan perhotelan, restoran serta dapat juga informasi tentang keluhan pelanggan.
Penelilian ini bertujuan untuk menemukan permasalahan dan memberikan solusi untuk pengembangan layanan call center di Indonesia khususnya yang dioperasikan oleh Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Untuk maksud tersebut sebelum membahas analisa, dijelaskan dahulu mengenai teori yang mendukung pembahasan, baik teori tentang call center sendiri maupun tentang strategi manajemen serta manajemen produksi yang sangat penting untuk menunjang bahasan-bahasan pada bab selanjutnya.
Dari sejumlah data dan informasi yang telah terkumpul kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan beberapa analisa yang meliputi analisa Strength Weakness Opportunity Threath (SWOT), analisa performansi dan sejumlah analisa obyektif lainnya dengan didukung oleh bahan-bahan dari berbagai sumber antara lain internet, majalah telekomunikasi, hasil seminar / presentasi, maupun hasil wawancara dengan para ahli dari Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Dari hasil analisa dan pemrosesan sejumlah data dan informasi dapat disimpulkan bahwa pengembangan layanan call center di Indonesia harus dilakukan dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui media massa, meyakinkan perusahaan calon pengguna layanan call center akan manfaat yang dapat diperoleh, memberikan kemudahan kepada pelanggan untuk mengakses nomor layanan call center, mengkaji pengintegrasian call center dengan internet, dan menggalang kerja sama dengan operator layanan call center lainnya baik di dalam maupun luar negeri.

Call center is a kind of new service that offer some eases to the telephony customers in order to get several information or doing business transaction. The information that can be given covered information about certain product, transportation, tour and travel, restaurant, info-banking, entertainment, retail business, and customer services etc.
The objective of this research is to find the problem and give the solution for call center service development in Indonesia especially that be operated by Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbk To reach that goals, before discussing analysis, first be explain about theory that giving contribution to the discussion, that consist of the call center theory it self management strategy theory, and management production theory that very important to support discussion in the next chapters.
From several information that has been collected, then be continued with doing analysis such Strength Weakness Opportunity and Threat (SWOT) analysis, performance analysis, and another objectives analysis that support with some information from internet, telecommunication magazine, seminar papers, presentation, and interview outcomes with some expert .from PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
From data processing and information analysis their can be conclude that call center service development in Indonesia can be done with introducing to the public by using mass media, convince the company that will be call center user about benefit that will be reach, giving the customer ease to access call center service number, preparing call center integration with internet, and making cooperation with another national and international call center service operator.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Prabawanto
"ABSTRAK
Serat optik merupakan media transmisi yang mempergunakan cahaya sebagai pembawa informasi. ?ibandingkan dengan media transmisi yang lain, serat optik mempunyai beberapa kelebihan, seperti rugi-ruginya yang rendah, lebar pits frekuensinya yang besar, tidak terpengaruh terhadap interFerensi elektromagnetik, dan sebagainya. Oleh karena itu serat optik merupakan media transmisi andalan pada saat ini dan di masa yang akan datang. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan seperti ini maka sistem transmisi cenderung diarahkan pada pemanfaatan media serat optik secara efisien dan optimal.
Sebagai langkah yang efisien maka kabel serat optik dipilih sebagai perigganti kabeI tembaga yang menghubungkan antar local exchange di PT. Telkom. Dalam rangka inilah PT_ Telkom, khususnya Jakarta, telah membangun suatu Sistem Komunikasi Serat Optik yang diberi nama CAN OF. Proyek CAN-OF (Costumer Access Network Optical Fiber) atau disebut juga sebagai Jarlokaf (Jaringan Lokal Akses Fiber) merupakan jaringan serat optik yang menghubungkan beberapa remote site ke Sentral Telepon Otomatis (STO). Salah satu proyek CAN-OF ini adalah untuk daerah pelayanan Slipi yang berpusat di STO Slipi, Jalan Raya S. Parman, Jakarta Barat.

"
2000
S39850
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Rudolf P.
"Perubahan di abad informasi saat ini tak mungkin terbayangkan oleh kita semua. Perubahan yang terjadi di berbagai sektor begitu dramatis dan banyak mengubah hubungan antar sisi kehidupan manusia. Dibalik perubahan tersebut terdapat peran teknologi telekomunikasi dan informasi yang sentral. Teknologi telekomunikasi dan informasi kini telah menjadi tools yang efektif untuk mengubah efisiensi dan efektivitas interaksi manusia. Dalam perkembangtan bangsa-bangsa di dunia , kemajuan teknologi telekomunikasi dan informasi tampalknya akan menjadi daya dorong pergerakan peradaban tiap negara. Teknologi telekomunikasi selular berkembang cukup pesat. Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penetrasi selular adalah value evaluation dari sisi content seluler sebagai life style, seluler sebagai jaringan substitusi. Dan kunci sukses operator seluler adalah terletak dari coverage area dan brand image. Pertumbuhan pelanggan yang begitu cepat harus diantisipasi dengan penambahan kapasitas dan perluasan jaringan. Dalam ha ini operator selular berusaha mencari jalan keluar agar belanja perusahaan bisa lebih efisisien dengan jalan membuat prosedur perencanaan dan implementasi infrastruktur jaringan yang sama."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Sumantra
"ABSTRAK
Dalam tesis ini, dibahas usulan penyederhanaan jaringan telekomunikasi nasional, untuk kondisi saat ini dan untuk kondisi masa depan. Untuk kondisi saat ini, diusulkan melakukan penyederhanakan jaringan PSTN dan jaringan jarak jauh.
Untuk jaringan PSTN, diusulkan memanfaatkan sentral kapasitas besar (kapasitas >150.000 SST), sebagai pengganti dari sejumlah sentral kapasitas kecil (kapasitas < 50.000 SST) yang saat ini banyak uioperasikan di lingkungan PT. TELKOM. Sedangkan untuk jaringan jarak jauh diusulkan menerapkan sistem SDH dengan topologi ring, sebagai pengganti dari sistem PDH topologi star.
Hasil penyederhanaan pada jaringan PSTN adalah adanya pengurangan jumlah sentral lokal, sedangkan hasil penyederhanaan pada jaringan jaringan jarak jauh adalah dapat dikuranginya jumlah hirarki yang semula 3 level menjadi 2 level saja.
Dengan berdasarkan kepada karakteristik daerahnya masing-masing (kondisi geografis, potensi sarana/perangkat eksisting), dalam tesis ini diusulkan secara makro suatu konfigurasi jaringan.
Untuk kondisi masa depan, di mana pada waktu itu pelayanan telekomunikasi sudah memasuki era pelayanan pita lebar, diusulkan adanya pemisahan dalam hal pengelolaan jaringan ke dalam 2 kelompok, yakni kelompok penyedia pelayanan dan kelompok penyedia jaringan. Dengan adanya pemisahan ini diharapkan tercapai efisiensi yang maksimal dalam hal pemanfaatan sumber daya yang ada.

ABSTRACT
This thesis discuss proposal on the simplification of a national telecommunication network for both the present and the future condition. For the current condition, it is proposed a simplification of local (PSTN) networks and long distance networks.
For the local networks, it is suggested to use large capacity switch (capacity > 150.000 L.U), as a replacement for a number of small capacity switch (capacity < 50.000 L.U) being operated a lot by PT. TELKOM. For the long distance networks, it is proposed to implement the SOH system with ring topology to replace star topology.
The result of the simplification on the local network is the decrease of the local switches, and the result of the simplification on long distance networks is the decrease of the amount of hierarchies from 3 levels at the beginning into 2 levels.
Based on the characteristic of each area, such as geographical condition and existing equipment, this thesis proposes the macro design of the network configuration.
For the future condition in which telecommunication services entered broadband era, it is recommended that network management to be divided into 2 groups, service provider and network provider. Hoping by the separation, a maximum efficiency could be achieved in used of telecommunication infrastructure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Denny Hasminta S. Maha
"Dengan adanya UU no.36/'99 dan WTO, Indonesia harus menghadapi liberalisasi telekomunikasi dimana akibatnya akan meningkatkan suasana kompetisi antara banyak penyelenggara. Salah satu alternatif terbaik untuk meningkatkan kualitas kompetisi adalah dengan menggunakan bersama Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT), sebagai dampak dari penguraian jaringan lokal. Penguraian jaringan lokal membuat penyelenggara baru menggunakan bersama JARLOKAT milik penyelenggara lama untuk menyalurkan layanan jasa telekomunikasinya ke pelanggan. Negara pertama yang mengadopsi alternatif ini adalah Amerika Serikat, dan sekarang telah berkembang di negara-negara Eropa.
Dalam tesis ini, sistem teknologi x-DSL yang dipakai dalam penggunaan bersama JARLOKAT adalah ADSL dan DSL Lite. Kedua jenis teknologi ini memungkinkan satu kabel tembaga ke pelanggan dapat disalurkan layanan data dan telepon.
Tesis ini menyediakan wacana tentang penerapan penggunaan bersama JARLOKAT di Indonesia, dimana akan merubah penyelenggaraan telekomukasi. Penerapannya sendiri disesuaikan dengan infrastruktur JARLOKAT yang dimiliki oleh PT. TELKOM. Hasil penelitian tesis menunjukkan bahwa penggunaan bersama JARLOKAT dibagi menjadi dua model. Model pertama memakai wilayah lokal dengan banyak sentral, dan model yang kedua memakai wilayah lokal dengan sentral tunggal.

With the introduction of Telecommunication Act no. 36/'99 and the World Trade Organization (WTO) Agreement, Indonesia has to face telecommunication liberalization, which ultimately will improve competition environment for multi operators. One of the best alternatives for enhancing the quality of competition is the sharing of copper local loop access network as the impact of Unbundling Local Loop (ULL). ULL will facilitate new entrants to use the incumbent's local loop for delivering their telecommunication services. The USA is the first country to apply ULL, and presently many European countries adopt ULL.
In this thesis, the x-DSL technology systems for the sharing of copper local loop access network are ADSL and DSL Lite. Both systems enable a copper local loop to deliver simultaneously data services and Public Old Telephone Service (POTS).
This thesis provides a discourse about the application of the sharing of copper local loop access network in Indonesia, which will change in the provisioning of telecommunication services. Its application is adapted to the copper local loop access network infrastructures owned by PT. TELKOM. The result of the research in this thesis shows that the sharing of copper local loop access network is divided into two models. The first model is based on Multi Exchange Area, and the second is based on Single Exchange Area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T4211
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puguh Ngudi Widodo
"Produk sirkit langganan Jaringan Multi Service (JAMUS) adalah produk jasa sirkit langganan digital yang biasanya digunakan untuk komunikasi data maupun suara (voice) secara permanen (dedicated), dengan menggunakan infrastruktur jaringan transmisi terrestrial digital, dan perangkat Intelligent Multiplexer (IMUX). Produk tersebut merupakan produk Divisi Network (DIVNET) yang bukan monopoli. Dibandingkan dengan produk lainnya yang masih monopoli, misalnya jasa long distance, maka strategi pengembangan JAMUS harus berbeda. Apalagi pada saat ini iklim persaingan semakin tajam.
Untuk menentukan beberapa altematif strategi kebijakan pengembangan JAMUS, maka beberapa faktor yang harus dipetimbangkan antara lain: kondisi lingkungan strategis perusahaan, kondisi pesaing, dan kondisi produk eksisting. Sedangkan metode analisa yang dipergunakan adalah analisa Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT), analisa Boston Consulting Group (BCG), analisa produk, dan analisa persaingan.
Hasil dari analisa strategi tersebut didapatkan beberapa alternatif strategi yang selanjutnya dipilih satu atau dua strategi utama dengan menggunakan metode matrik Quantitatif Strategy Planning Matrix (QSPM). Strategi utama tersebut adalah strategi penggabungan antara sirkit langganan JAMUS dengan TELKOMnet Divisi Multimedia, serta strategi pembenahan Sumber Daya Manusia (SDM) dan struktur organisasi.

JAMUS or Jaringan Multi Service is a Digital Leased Circuit Service applied for dedicated data and voice communication. The basic network is digital terrestrial transmission and Intelligent Multiplexer (IMUX) Equipment. Unlike long-distance service, JAMUS is a non-monopoly product offered by Divisi Network (DIVNNET). Therefore the development strategy of JAMUS should be distinguished from the previous product (long distance service) in order to compete with the other competitor.
Some factors should be consider in developing some strategy alternatives are internal and external environmental of Divisi Network, competition environment and current product performance. These factors would be analyzed by employing some method as follows: Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT) analysis, Boston Consulting Group (BCG) analysis, product analysis and competitor analysis.
The results are some strategy alternatives fit with competitive market situation. Then utilizing Quantitatif Strategy Planning Matrix (QSPM) method creates two main strategies, first is "Product bundling of JAMUS and TELKOMNET", and second is "Developing new organization and improving human resources capabilities"."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>