Ditemukan 86286 dokumen yang sesuai dengan query
Nur Farahatan
"Komponen pengaman rangkaian listrik pada konsumen yang banyak dipakai, yaitu sikring dan gawai pemutus tenaga listrik. Komponen ini memiliki peranan yang penting dalam hal melindungi manusia ruang dan peralatan listrik terhadap gangguan arus hubung singkat dan arus lebih. Unjuk kerja dari alat pengaman ini sangat ditentukan dari kurva karakteristik waktu pemutusan dari alat pengaman tersebut. Kinerja dari gawai pemutus tenaga beban lebih sangat dipengaruhi dari besar dan lamanya arus beban lebih. Selain itu temperatur ruang akan mempengaruhi waktu pemutusan gawai pemutus tenaga tersebut. Faktor kenaikan temperatur ruang dari gawai pemutus tenaga berasal dari kesalahan penempatan gawai pemutus tenaga, ataupun kenaikan temperatur dari benda sekitarnya, seperti di dekat dengan pemanas, motor-motor listrik yang menyumbang panas.
Tulisan ini akan menjelaskan hasil pengujian yang dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh temperatur ruang dari gawai pemutus tenaga terhadap waktu pemutusan dari gawai tersebut ketika dialiri arus beban lebih tertentu. Gawai pemutus tenaga yang digunakan saat pengujian yaitu gawai pemutus tenaga beban lebih, MCB (Miniature Circuit Breaker), sebagai sampel pengujiannnya. Pengujian dilakukan dengan cara membuat suatu simulasi temperatur ruang yang diinginkan dalam suatu ruang (chamber), yang terbuat akrilik. Temperatur ruang ini akan membuat pemuaian pada bimetal dari gawai pemutus tenaga dan menghasilkan peningkatan tahanan dari gawai pemutus tenaga. Selain itu, pengujian ini dapat memperlihatkan bahwa semakin besar temperatur ruang dari gawai pemutus tenaga, maka tahanan dari gawai pemutus tenaga yang digunakan semakin besar. Kenaikan temperatur ini akan membuat waktu pemutusan dari gawai pemutus tenaga menjadi singkat. Maka dengan adanya peningkatan temperatur ruang dari gawai dengan arus nominal yang lebih besar tersebut akan memperburuk unjuk kerja dari gawai pemutus tenaga tersebut.
Fuses and Circuit Breakers are protection devices that mostly used by people. These devices are the most important things for preventing people and electrical devices from overload and short circuit hazardous. The performances of devices are determined by characteristics of tripping times of these protection devices. Tripping times of overload circuit breaker are influenced by the value of load and timing of overload. Ambient temperatures also give effects of circuit breaker performances especially for the tripping times. The increasing of ambient temperature can be caused by mistaken of placement of the circuit breaker or has been placed nearby heater, electrical machines that give heats.This paper describes result of testing for showing influences of ambient temperature for tripping times of circuit breaker when it's loaded amount of over currents. For the samples of testing, MCB (Miniature Circuit Breaker) was used for these testings. The ambient temperatures were made by the chamber that's made of acrylics. This ambient temperature can heat the bimetals of circuit breaker. The higher the ambient temperatures, the circuit breaker would be trip faster. The heat of bimetal would also make the conductor expanded. For the conclusions, if the ambient temperatures increase so the performances of circuit breaker'or tripping times would decrease."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40380
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39149
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
KLET 9(1-2) (2010)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Taufiq Afandi
"Dalam industri kawat konduktor listrik paduan Aluminium, proses pembuatannya sangat menekankan dalam hal sifat konduktivitas listrik, kekuatan tarik dan elongosinya. Biasanya paduan Aluminium yang sering digunakan adalah kelompok 6XXX, salah satunya yaitu type 6201. Untuk memperoleh karakteristik spesifikasi standar PLN dilakukan proses aging buatan (penuaan). Penelitian yang dilakukan menggunakan temperatur aging 200 °C dengan waktu bervariasi antara 15 hingga 60 menit. Hasil pengujian menunjukkan bahwa waktu aging ,30 menit memberikan hasil yang paling baik dibandingkan 15. 45 ataupun 60 menit. Berdasarkan kaidah bahwa penggunaan temperatur aging yang lebih tinggi akan menurunkan penggunaan waktu aging, maka sumbangan yang dapat dberikan dari hasil penelitian ini adalah didapatkannya alternatif baru penggunaan waktu dan temperatur aging saat pembuatan konduktor listrik sehingga dapat memenuhi standar PLN."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41945
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Asrizal Tatang
"Saat dilakukan penutupan pada pemutus tenaga terhadap tegangan sumber transformator diperkirakan timbul arus sampai beberapa kali arus normalnya atau yang lebih dikenal dengan arus Inrush. Akibat dari arus Inrush ini dapat menimbulkan pengaruh terhadap unjuk kerja jari rele-rele pengaman Transformator yang pada akhirnya dapat menghambat kontinuitas pelayanan terhadap tenaga listrik. Karena sudut penutupan yang terjadi saat dilakukan penutupan pemutus tenaga tidak bisa dikontrol dan dilihat dari akibat arus inrush diatas terhadap kontinuitas pelayanan, maka perlu ditentukan pedoman dan data untuk dapat memperkirakan arus inrush yang mungkin terjadi saat penutupan pemutus tenaga. Dari hasil percobaan dan perhitungan terlihat bahwa sudut penutupan pemutus tenaga mempunyai pengaruh terhadap besarnya arus Inrush maksimum yaitu semakin kecil sudut penutupan semakin besar arus Inrush yang terjadi dan sebaliknya semakin besar sudut penutupan semakin kecil arus Inrush yang terjadi."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41282
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39408
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rudy Triandi
"Penghantar merupakan salah satu komponen terpenting dalam sistem distribusi daya listrik. Kemampuan penghantar dalam menghantarkan arus listrik salah satunya dipengaruhi oleh temperatur penghantar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap penghantar NFA2X 2x10mm rm 0.6/1kV. Untuk mengetahui pengaruh temperatur pada penghantar, maka penghantar diberikan arus sebesar 0.6-1In dengan variasi suhu 25-70°C.
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa temperatur di sekitar penghantar menyebabkan kenaikan resistansi konduktor meningkat lebih tinggi saat pengujian dengan temperatur yang lebih tinggi daripada pengujian dalam kondisi normal (25°C). Kenaikan resistansi rata-rata dari semua variasi pengujian sebesar 0.163E. Temperatur di sekitar penghantar juga menyebabkan perubahan konduktivitas penghantar, semakin besar suhu di sekitar penghantar maka konduktivitas penghantar akan semakin kecil.
Conductor is one of the most important component in the electric power distribution system. Conductors have ability to deliver electrical current. This ability depend on conductor's temperature. This research has purpose to get effect of temperature on conductor NFA2X 2x10mm rm 0.6/1kV. Conductor will be given current rating 0.6-1In with temperature 25-70°C. Based on the test, the temperature surrounding conductor cause increasing conductor's resistance higher than testing on normal condition (25°C). The average resistance increment from all testing variation is 0.163O. The temperature also cause conductor conductivity changed, increasing of temperature surrounding conductor will decrease conductor conductivity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51298
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Stevenson, William D.
Jakarta: Erlangga, 1996
621.3 STE a
Buku Teks Universitas Indonesia Library