Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73371 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pedro Libratu Putu Wirya
"Pengujian protokol beserta berbagai aplikasinya yang dapat diimplementasikan di dunia nyata dapat menggunakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk menganalisis dan merencanakan percobaannya, salah satunya dengan metode pengukuran dan penganalisisan jaringan komputer secara sebenarnya (langsung). Metode yang kedua adalah dengan simulasi jaringan (simulasi dengan Network Simulator) dan metode yang terakhir adalah dengan metode emulasi (Emulab Testbed, Deter Testbed, dan NIST Net). Metode emulasi pada jaringan adalah metode yang mengkombinasikan elemen-elemen nyata dari aplikasi jaringan yang telah diterapkan, seperti misalnya end host dan implementasi protokol, dengan elemen-elemen sintetik, tersimulasi atau terabstraksi, seperti misalnya network link, node penengah dan background traffic. Pada skripsi ini dilakukan pengujian sebuah aplikasi Voice over Internet Protocol (VoIP) yang berbasiskan pada protokol Session Initiation Protocol (SIP). Pengujian VoIP tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan software emulasi jaringan yang bersifat open source yang dinamakan NIST Net. Kemudian VoIP yang berbasiskan kepada SIP diterapkan pada jaringan hasil perancangan. Percobaan dilakukan dengan mengubah parameter pada jaringan tersebut (bandwidth dan drop packet), menghasilkan karakteristik bandwidth dengan jitter yang terjadi dan juga karakteristik kualitas VoIP dengan drop packet yang terjadi. Dapat disimpulkan kualitas VoIP sangat bergantung terhadap bandwidth, jitter, dan drop packet."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41656
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Riyanto
"Dengan perkembangan Internet yang pesat dan terus ditemukannya beberapa aplikasi jaringan seperti World Wide Web (WWW), e-mail serta perkembangan aplikasi yang memerlukan alamat IP global yang unik, pengalamatan IPv4 dianggap kurang mencukupi. Dilatarbelakangi kekurangan alamat IP inilah, IETF merekomendasikan IP generasi selanjutnya yang disebut IPv6. Dengan kelebihan utama berupa alamat IP 128 bit, IPv6 mampu mengalamatkan 2128 host atau setara dengan 3,4 x 10
Dalam skripsi ini, diujikan salah satu metode transisi dengan tunneling, yaitu ISATAP. Pengujian dilakukan untuk mengamati unjuk kerja web server pada jaringan ini. Sarana pengujian berupa test-bed yang terdiri dari lima buah PC yang terdapat pada Laboratorium Digital FTUI. Dari hasil pengujian, akan diamati parameter yang mewakili unjuk kerja web server berupa kecepatan transfer, jumlah koneksi per detik dan total waktu koneksi. Kemudian, hasil pengujian akan dibandingkan dengan unjuk kerja web server pada jaringan IPv4 dan IPv6.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kecepatan transfer dan jumlah koneksi per detik yang dihasilkan oleh konfigurasi jaringan dengan tunneling ISATAP memiliki unjuk kerja yang paling baik (kecepatan transfer lebih baik 2,958% dari jaringan IPv4 dan lebih baik 4,047% dari jaringan IPv6, sedangkan jumlah koneksi per detik lebih baik 5,965% dari jaringan IPv4 dan lebih baik 8,139% dari jaringan IPv6). Dalam hal total waktu koneksi, total waktu koneksi pada jaringan dengan tunneling ISATAP lebih lama 8,095% dari jaringan IPv4 dan lebih lama 2,399% dari jaringan IPv6."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40275
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryo Agung Trihasto
"Perkembangan internet yang tumbuh pesat, menyebabkan kebutuhan akan alamat IP semakin tinggi. Keterbatasan IPv4 mendorong penelitian dan pengembangan IPv6 sebagai sebuah solusi jangka panjang terhadap kelangkaan IPv4. Perubahan secara bertahap amat diperlukan untuk menjamin keberlangsungan jaringan internet yang telah ada, untuk itu diperlukan berbagai metode transisi agar perpindahan menuju IPv6 berjalan mulus. Uji coba dilakukan dengan mengirimkan file antara client dan server yang terletak di jaringan yang berbeda pada jaringan test bed. Jaringan test bed ini dibuat dengan menggunakan lima buah PC untuk mewakili kondisi jaringan internet yang sesungguhnya. Penelitian dilakukan pada tiga konfigurasi jaringan test bed, yaitu IPv4 murni, IPv6 murni, metode ISATAP. Dalam skripsi ini konfigurasi IPv4 dan IPv6 digunakan sebagai pembanding terhadap metode ISATAP. Pengujian dilakukan untuk meneliti unjuk kerja dari metode ISATAP. Parameter yang diuji adalah throughput dan latency, sebagai tolak ukur utama dalam memberikan quality of service (QoS) yang baik. Pada pengujian untuk aplikasi file transfer protocol (FTP) didapatkan hasil bahwa metode ISATAP memiliki unjuk kerja yang lebih baik jika dibandingkan dengan IPv4 murni. Perbaikan yang dihasilkan untuk throughput adalah sebesar 16,05 % terhadap IPv4 murni, sementara perbaikan yang dihasilkan untuk latency adalah sebesar 28,54 % terhadap IPv4 murni."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfahmi
"Transmission Control Protocol (TCP) merupakan protokol yang berfungsi untuk mengatur aliran data antar dua komputer, atau disebut dengan transport protocol. TCP Vegas merupakan salah satu jenis TCP yang diperkenalkan pada tahun 1995 oleh Brakmo [1]. Kemacetan yang terjadi pada sistem komunikasi data bila tidak ditangani dengan baik maka akan sangat mempengaruhi unjuk kerja sistem tersebut. Pembuangan paket data akan dilakukan untuk mengatasi kemacetan. Random Early Detection (RED) merupakan salah satu teknik pembuangan data yang dapat digunakan untuk mengatasi kemacetan yang muncul akibat jumlah data yang telah melebihi kapasitas buffer pada router (overflow) [2]. RED yang diperkenalkan pada tahun 1993, menggunakan TCP Tahoe sebagai transport protocol pada end user [2]. Tahap slow start yang terdapat pada TCP Tahoe bekerja dengan meningkatkan jumlah pengiriman data secara eksponensial dalam waktu yang singkat sehingga menyebabkan banyaknya paket data yang terbuang [3]. Oleh sebab itu modifikasi pada TCP Tahoe dapat meningkatkan unjuk kerja dari teknik RED. TCP Vegas memodifikasi teknik Slow Start yang terdapat pada TCP Tahoe.
Penelitian ini mensimulasikan dan menganalisa unjuk kerja clan TCP Vegas yang dikombinasikan dengan teknik RED. Hasil simulasi menunjukkan bahwa dengan mengkombinasikan TCP Vegas dengan teknik RED dapat mengurangi jumlah data yang dibuang.

Transmission Control Protocol (TCP) is a protocol that manages data flow between two computers, called transport protocol. TCP Vegas is one of TCPs which is proposed in 1995 by Brakmo [1]. The Congestion will lead to bad performance of communication system if it is not well overcome. Usually, packet dropping will be done in order to alleviate congestion. Random Early Detection (RED) is a packet dropping policies that can be used to overcome congestion due to packet overflow in a router [2]. RED technique that is proposed in 1993, used TCP Tahoe as end user protocol [2]. Slow start phase which is a part of TCP Tahoe technique that increases data transfer rate exponentially in short time made a packet loss in large amount [3]. That's why a modified end user protocol may improve the performance of RED. TCP Vegas is a end user protocol that modified TCP Tahoe's slow start technique.
This research simulates and analyzes performance of Transmission Control Protocol (TCP) Vegas with Random Early Detection (RED) technique. The Result shows that the combination of TCP Vegas and RED can decrease the packet loss.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfahmi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
TA3258
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Isa
"Mekanisme transisi IPv6 diperlukan untuk menjamin interoperabilitas jaringan antara IPv6 dengan IPv4 selama masa migrasi. Network Address Translation (NAT) dan sifatnya pada sebuah jaringan akan menjadi hambatan tersendiri bagi sebagian besar metode transisi IPv6, atau dikenal dengan istilah proto-41 forwarding. Diperlukan metode transisi khusus yang dapat menembus NAT untuk memberikan konektivitas IPv6 melalui infrastruktur IPv4. Teredo dan IPv6 VPN, dimana keduanya menggunakan tunneling berbasis UDP, merupakan solusi untuk menjawab kebutuhan tersebut.
Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui metode dengan performa yang lebih baik antara Teredo dan IPv6 VPN, serta sejauh mana perbedaannya terhadap jaringan IPv4 murni (existing). Untuk itu dilakukan beberapa pengujian menggunakan jaringan test-bed secara lokal. Pengujian meliputi koneksi TCP dan UDP untuk memberikan gambaran umum performa jaringan, serta koneksi FTP untuk memberikan gambaran khusus performa aplikasi jaringan. Parameter yang diamati selama pengujian adalah throughput TCP, frame loss dan jitter UDP serta latency, transfer time, dan throughput FTP.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa IPv6 VPN memiliki performa yang lebih baik di seluruh parameter pengujian, dibandingkan Teredo. Perbedaan yang terjadi berkisar antara 286.18% - 458.64% untuk throughput TCP, 23.64% - 2088.69% untuk jitter UDP, 168.07% - 267.57% untuk latency FTP, 279.41% - 447.36% untuk transfer time FTP, dan 257.35% - 391.21% untuk throughput FTP. Selain itu, metode IPv6 VPN memiliki performa yang tidak jauh berbeda dengan jaringan IPv4 murni. Hal ini menjadikan metode IPv6 VPN sebagai alternatif yang lebih baik dibandingkan metode Teredo, dalam memberikan konektivitas IPv6 bagi jaringan private yang berada dibalik NAT melalui infrastruktur jaringan IPv4.

Transition mechanism is required to guarantee IPv4 and IPv6 interoperability during the migration period. Network Address Translation (NAT) and its behaviour would become a drawback to some usual IPv6 transition mechanism, this problem also known as proto-41 forwarding. Specific transition mechanism is required to pass NAT and gave IPv6 connectivity through current IPv4 backbone infrastructure. Teredo and IPv6 VPN, both are based on UDP tunneling mechanism, could exceed this problem.
This paper was made to examine which methods, between Teredo and IPv6 VPN, would have better performance. This paper also made to examine the effect of each method compare to existing IPv4 network. To answer that, some testing that based on local test-bed have been done. The test includes TCP and UDP connection to give an illustration of general network performance, and FTP connection to give an illustration of spesific internet application performance. Parameters to watch during the test are TCP throughput, UDP frame loss and jitter, then FTP latency, transfer time and throughput.
Overall result from the test indicates that IPv6 VPN gave a better performance than Teredo at all testing parameters. The differences occurred around 286.18% - 458.64% for TCP throughput, 23.64% - 2088.69% for UDP jitter, 168.07% - 267.57% for FTP latency, 279.41% - 447.36% for FTP transfer time and 257.35% - 391.21% for FTP throughput. IPv6 VPN’s performances also closed enough comparing to the existing native IPv4 network performances. From this paper and the test result, gave indication that IPv6 VPN would become a better solution than Teredo in relations to give IPv6 connectivity for a private network that stand behind NAT devices through IPv4 network infrastructure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40498
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Internet Protocol yersion 6 (IPV6) telah menjadi standar baru bagi internet
di masa yang akan datang, untuk itu diperlukan metode transisi yang dapat
membantu pergantian protokol standar ini secara bertahap. Salah sam melodc
transisi yang dikenal adalah reling, yang memungkinkan sebuah jaringan IPv6
berkomunikasi dengan jaringan IPv6 yang lain melalui jaringan IPV4. Terdapat
beberapa macam metode tunneling, dua di antaranya adalah 6over4 dan 6to4.
Metode tunneling 6over4 dan 6to4 ini diuji coba pada sebuahjaringan rest
bed IPv6 yang dibuat terlebih dahulu. Penelitian yang dilakukan adalah
bagaimana pengaruh penerapan metode I zfrrr :eling terscbut dibandingkan dcngan
penggunaan IPv4 yang sudah ada sekarang dan IPv6 yang akan digunakan di
masa mendalang. Parameter yang .diamati adalah rhroughpnt dan laiency pada
aplikasi pengiriman file menggunakan File Transfer Protoco! (FTP).
Uji coba dilakukan dengan mengirimkan file antara dua host yang terletak
di jaringan yang berbeda pada jaringan test bed. Jaringan test bed ini dibuat
dengan menggunakan lima buah PC untuk mewakili kondisi jaringan internet
yang sesungguhnya. Penelitian dilakukan pada empat konfigurasi jaringan rest
bed, yailu IPv4 mumi, IPv6 mumi, metode 6over4 dan metodc 6to4. Data diambil
dari transfer rate dan waktu yang diperlukan untuk mengirimkan file. Pada
penelitian ini digunakan enam buah file dengan jenis dan ukuran yang berbeda
untuk saling ditukarkan melalui FTP.
Hasil uji coba menunjukkan penggunaan metode tunneling 6over4 dan
6to4 tidak mcngurangi kemampuan jaringan dalam hal pengiriman dam melalui
FTP, bahkan dapat meningkatkan throughpnr dan mengurangi latency jika
dibandingkan dengan menggunakan IPv4. Peningkatan yang diperoieh metode
60ver4 dan 6to4 jika dibandingkan dcngan IPv4 nyaris sama yaitu :t 4,64% untuk
throughput dan pengurangan +_ 2,92% untuk latency Penggunaan IPv6 secara
penuh juga meningkatkan kemampuan jaringan dalam hal throughput dan
Iatency, yaitu +_ 9,0S% untuk throughput dan :t 9,12 % untuk infancy."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eliade, Mircea, 1907-1986
New York: Harper Torchbooks & Row, 1958
291.13 ELI r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Taofik Haryanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>