Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164946 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Indriyati
"Dalam beberapa tahun terakhir ini, jaringan ad hoc telah menjadi topik penting dalam berbagai penelitian. Hal ini disebabkan oleh karakteristik jaringan ad hoc yang tidak memerlukan adanya infrastruktur jaringan. Karakteristik tersebut menjadikan jaringan ad hoc dapat dibangun pada tempat-tempat dengan infrastruktur jaringan terbatas bahkan tidak ada sama sekali. Selain itu, jaringan ad hoc mempunyai karakteristik yaitu mampu mengirimkan informasi ke node lain yang berada di luar jangkauan suatu node melalui satu atau lebih node intermediate, atau disebutjuga dengan multihop. Banyak aplikasi yang telah dicoba untuk diterapkan pada jaringan ad hoc.
Salah satu contoh aplikasi yang dapat dijalankan pada jaringan ad hoc adalah video conference. Dapat dijalankannya aplikasi video conference pada jaringan ad hoc akan memberikan kemudahan dalam melaksanakan komunikasi dua arah secara real-time tanpa memerlukan infrastruktur jaringan. Hal ini merupakan tujuan penelitian yang dilakukan. Beberapa parameter Quality of Service diukur pada penerapan video conference ini di jaringan ad hoc. Parameter-parameter tersebut adalah packet loss, throughput, delay, dan Jitter.
Berdasarkan data-data yang diperoleh selama penelitian, jarak tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap parameter-parameter tersebut bagi jaringan single-hop ad hoc. Keadaan lingkungan, terutama berkaitan dengan interferensi sinyal, merupakan faktor yang harus diperhatikan pada jaringan ad hoc. Selain itu, jumlah hop pada jaringan ad hoc juga sangat mempengaruhi unjuk kerja jaringan ad hoc."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barus, Jhon Habibie
"Saat ini sistem belajar jarak jauh (distance teaming) menjadi salah satu piJihan untuk mendapatkan pendidikan bagi komunitas masyarakat yang hidup mobile. Pada sistem yang ada selama ini, mahasiswa hanya mengakses bahan kuliah dan setiap pertanyaan menyangkut bahan kuliah ditanyakan melalui email. Jadi sistem ini mempunyai masalah dalam bidang keinteraktifan antara dosen dan mahasiswa. Skripsi ini mencoba memberikan satu jalan keluar dengan rnembuat perangkat lunak konferensi video dengan bandwidth adaptation. Perangkat lunak ini memampukan dosen untuk melakukan perkuliahan tanpa harus berada di dalam ruang kuliah. Sistem konferensi video ini memampukan untuk dilaksanakan sistem perkuliahan yang interaktif karena mahasiswa dapat menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya secara langsung kepada dosen saat dosen memberikan kuliah. Perangkat lunak ini juga dilengkapi dengan sistem bandwidth adaptation. Sistem ini memampukan untuk melakukan pengaturan kualitas gambar yang dikirimkan disesuaikan dengan ukuran bandwidth yang tersedia. Sistem bandwidth adaptation ini dapat menjadi salah satu pilihan dalam mengatasi masalah klasik kekurangan bandwidth pada saat melakukan konferensi video. Hasil ujicoba terhadap sistem menunjukkan sistem bandwidth adaptation berjalan dengan baik. Data hasil ujicoba menunjukkan bahwa untuk rentang kualitas gambar 10 - 100 % maka rentang bandwidth yang digunakan oleh sistem sebesar 0,388 - 19,102 Mbit/detik. Selain itu bisa didapatkan bahwa lingkat kualitas gambar mempengaruhi nilai faktor kompresi JPEG yang dihasilkan. Pada percobaan didapatkan rentang nilai faktor kompresi sebesar 0,838- l."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40042
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Safitri
"Tugas akhir ini membangun collaborative elearning dengan menggunakan aplikasi video conference dan whiteboard untuk dapat digunakan dalam pembelajaran kolaborasi. Proses pembangunannya melalui tahapan pendefinisian perancangan kemudian implementasi dengan metode pemakaian ulang komponen yang diintegrasikan menjadi satu sistem. Alasan menggunakan metode ini adalah mempertimbangkan efisiensi waktu dan biaya, untuk bisa lebih fokus dalam pengembangan sistem dan penambahan fungsi pada tiap komponen yang digunakan.
Pengujian performansi sistem dilakukan dengan membandingkan latency sistem yang digunakan pada koneksi modem dan LAN. Hasil pengujian ini adalah untuk rata - rata latency video conference pada modem adalah 58,5 ms dan pada LAN adalah 3 ms. Perbedaan ini disebabkan adanya keterbatasan bandwidth pada modem untuk melewatkan paket sebesar 304 - 422 kbps untuk uplink dan 273 - 414 kbps untuk downlink. Untuk rata - rata latency whiteboard pada modem adalah 2.9 ms dan pada LAN adalah 3.1 ms. Perbedaan latency pada whiteboard tidak terlalu besar karena paket yang dikirimkan per karakter adalah 500 - 700 bps untuk uplink dan 1,4 - 1,7 kbps untuk dowlink. Pengujian juga dilakukan dengan survey kepada 15 orang. Hasil pengujiannya adalah sistem memiliki tingkat usabilitas, fugsionalitas dan efisiensi diatas 3.5 dari skala 4.
Dari kedua pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sistem telah dapat berjalan sesuai fungsi dan dapat digunakan untuk pembelajaran kolaborasi.

This final project is to create collaborative e-learning using video conference and whiteboard application to be used in collaboration learning. The creating process is through the step of design definition and then implementation with reuse component method that integrated to be one system. The reason using this method is to consider the time and cost efficiency, to be focuser in developing system and adding function for used component.
System performance testing is done with compare the system latency used in modem connection to LAN connection. The testing result is the average of video conference latency for modem is 58.5 ms and for LAN is 3 ms. This difference is caused to bandwidth limitation in modem to pass the packet of 304 - 422 kbps for uplink and 273 - 414 for downlink. The average of whiteboard latency for modem is 2.9 ms and for LAN is 3.1 ms. The difference of whiteboard latency between modem and LAN is not too far because per character is sent about 500 - 700 bps for uplink and 1.4 - 1.7 kbps for downlink. The testing also be done with survey on 15 persons. The testing result is the system has usability, functionality and efficiency level up to 3.5 with scale of 4.
By both testing can be concluded that the system works as its function and can be used to collaboration learning.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40465
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Isti Safira
"Social distancing yang diterapkan untuk mitigasi penyebaran COVID-19 menyebabkan terjadinya pengurangan interaksi tatap muka antar individu. Hal ini menyebabkan beralihnya pertemuan langsung menjadi pertemuan virtual, sehingga terjadi peningkatan dalam penggunaan aplikasi video conference untuk berkomunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan dan niat keberlanjutan penggunaan aplikasi video conference pada masa yang akan datang, termasuk saat era new normal maupun setelah pandemi COVID-19 berakhir. Penelitian ini merupakan modifikasi dari expectation confirmation model (ECM), model yang terbukti dapat menyelidiki niat berkelanjutan sistem informasi. Responden terdiri dari 556 pengguna aplikasi video conference dalam tiga bulan terakhir. Analisis dilakukan dengan metode partial least square SEM dengan SmartPLS 3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa confirmation (konfirmasi ekspektasi), perceived ease of use (kemudahan), perceived usefulness (kebermanfaatan), service quality (kualitas layanan), way to express affection (mengekspresikan kedekatan), dan system quality (kualitas sistem) berpengaruh positif dan signifikan terhadap satisfaction (kepuasan). Kemudian, perceived usefulness (kebermanfaatan) dan satisfaction (kepuasan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap continuance intention (keberlanjutan) penggunaan aplikasi video conference. Penelitian ini dapat membantu penelitian sebelumnya untuk menganalisis faktor yang memengaruhi kepuasan dan niat keberlanjutan penggunaan aplikasi video conference.

A decrease in face-to-face encounters between people is caused by social distancing that is applied to reduce the spread of COVID-19. This has led to the switch from direct meetings to virtual meetings, leading to an increase in the use of applications for video conferencing to communicate. The goal of this study is to explore the factors affecting satisfaction and the decision to continue using video conferencing applications in the future, even after the COVID-19 pandemic ends during the new normal period. This research is a modification to the expectation confirmation model (ECM), a model that has been proven to analyze the sustainable intention of information systems. The respondents consisted of 556 users of video conferencing applications in the last three months. The analysis was performed using the partial least square SEM method with SmartPLS 3. The findings of this study show that confirmation, perceived ease of use, perceived usefulness, service quality, way to express affection, and system quality have a positive and significant effect on satisfaction. Then, perceived usefulness and satisfaction have a positive and significant effect on continuance intention of video conferencing applications. This study enriches previous researches to analyze the factors that influence satisfaction and intention to continue using video conferencing applications."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tami Utiwi Handayani
"PT Pertamina Persero adalah perusahaan yang bergerak di bidang energi yang menjalankan bisnisnya dari hulu hingga hilir. Pada tahun 2015, Pertamina menuntut dirinya untuk melakukan efisiensi di segala lini. Sebagai fungsi yang bertanggung jawab terhadap layanan teknologi informasi TI di Pertamina, Corporate Shared Service CSS mengambil langkah efisiensi dengan menyediakan infrastruktur video conference vicon sebagai alternatif rapat yang membutuhkan biaya perjalanan dinas. Permasalahan yang terjadi menurut VP IT Operation adalah penyediaan layanan vicon masih perlu ditingkatkan. Dari analisis akar permasalahan, dapat diambil pertanyaan penelitian yaitu, bagaimana rancangan kebijakan dan prosedur pada penyediaan layanan vicon agar dapat meningkatkan layanan vicon Pertamina?
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun kebijakan dan prosedur penyediaan layanan vicon. Penyusunan kebijakan dan prosedur dilakukan dengan Soft System Methodology SSM two strands model. Tahapan penelitian dilakukan sesuai dengan tahap-tahap pada SSM. Kebijakan dan prosedur juga disusun berdasarkan ITIL- Service Strategy dan hasil wawancara dengan tim vicon serta tim Manajemen IT Operation. Kebijakan dan prosedur yang disusun dapat mendukung beberapa klausul pada ISO/IEC 20000.
Dari tahap penyusunan kebijakan dan prosedur tersebut, dihasilkan dokumen Pedoman sebagai dokumen kebijakan, dokumen Tata Kerja Organisasi TKO dan Tata Kerja Penggunaan Alat TKPA sebagai dokumen prosedurnya. Selain ketiga dokumen tersebut, dihasilkan juga strategi implementasi dan manajemen perubahan yang mendukung pelaksanaan ketiga dokumen tersebut. Dokumen-dokumen ini berisi aturan serta panduan kepada tim vicon dan juga pelanggan terkait penyediaan layanan vicon, sehingga meningkatkan layanan vicon Pertamina.

PT Pertamina Persero is a company engaged in the field of energy that runs its business from upstream to downstream. In 2015, Pertamina demands itself to make efficiency on all fronts. As a responsible function of Information Technology IT services in Pertamina, Corporate Shared Service CSS takes efficiency by providing video conference vicon infrastructure as an alternative to meetings that require official travel expenses. Problems that occur according to VP IT Operation is, the provision of vicon service still need to be improved. From root cause analysis, the research question is, how is the design of policy and procedure on vicon service provision in order to improve Pertamina vicon service.
This study aims to develop policies and procedures the provision of vicon services. The design of policies and procedures is done with Soft System Methodology SSM two strands model. The stages of the study were conducted in accordance with the stages of the SSM. Policies and procedures are also developed on the basis of the ITIL Service Strategy and interviews with the vicon team and the IT Operation Management team. The policies and procedures prepared may support some clauses in ISO IEC 20000.
From the preparation stage of such policies and procedures, Pedoman areproduced as a policy document, Tata Kerja Organisasi TKO and Tata Kerja Penggunaan Alat TKPA as the procedure documents. In addition to these three documents, also generated implementation and change management strategies that support the implementation of the three documents. These documents contain rules and guidelines to vicon teams as well as customers related to the provision of vicon services, thereby enhancing Pertamina vicon services.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Djauhari
"Dalam teknologi informasi saat ini multimedia merupakan salah satu aspek yang sangat digemari. Salah satu teknologi baru yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan manusia adalah multimedia melalui jaringan internet atau yang lebih dikenal dengan nama Multimedia Over Internet Protocol (MoIP). Agar komunikasi dapat dilakukan maka diperlukan sebuah gatekeeper yang berfungsi sebagai central point untuk semua call dan memberikan layanan kontrol call ke endpoint-endpoint. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis, pengumpulan data, dan perancangan. Perancangan program manajemen user dibuat untuk melakukan fungsi - fungsi manajemen pada user seperti misalnya registrasi, mengganti nomor telepon, unregister user, dan sebagainya. Kualitas gambar pada endpoint mempengaruhi besarnya bandwidth dan delay yang terjadi saat endpoint saling berkomunikasi.

One of new technology which can fulfill community need is multimedia by internet system or it's more famous with multimedia over internet Protocol (MoIP). In order community can communicate are needed gatekeeper which function for central point to all call and give control call service end point to end point. Method of research use analyst data collection and design. Design of user management program have been for do function of user like registration, change number of phone, and register user, etc. The qualities of picture on MoIP can influent large of bandwidth and result of value when end point communicate each other."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T40809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azkiya Hanna Rofifah
"Dalam menghadapi abad ke-21, peserta didik diharapkan memiliki skill dalam critical thinking and problem solving, communication, collaboration, dan creativity. Pengembangan skill tersebut dapat dilakukan melalui penerapan metode pembelajaran Cooperative Problem Based Learning (CPBL) yang banyak dilakukan menggunakan aplikasi video conference pada masa pandemi COVID-19. Dalam praktiknya, beberapa aspek CPBL belum dipenuhi oleh aplikasi video conference yang marak digunakan saat ini, khususnya pemberian evaluasi kinerja peserta didik, interaksi fasilitator dengan peserta didik, dan aksesibilitas informasi diskusi. Penelitian ini melibatkan empat dosen dan enam belas peserta didik dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia sebagai responden wawancara. Pertanyaan wawancara disusun berdasarkan kerangka kerja PBL dan hasilnya digunakan untuk pemetaan usulan solusi pengembangan aplikasi video conference bernama Wiyata. Usulan solusi diterapkan dalam rancangan desain yang dimulai dengan pembuatan user journey, benchmarking, serta pembuatan desain antarmuka. Sementara pengembangan sistem berdasarkan usulan solusi dimulai dengan perancangan implementasi sistem menggunakan diagram UML, pemilihan teknologi, perancangan arsitektur aplikasi, pengembangan bagian backend dan frontend, hingga deployment. Setelah perancangan desain dan pengembangan sistem, pengujian dan evaluasi dilakukan. Pengujian rancangan desain menggunakan metode Usability Testing dan SUS dan menghasilkan skor rata-rata sebesar 78.75 atau nilai B. Sementara pengujian implementasi sistem dilakukan dengan functional testing. Hasil functional testing menunjukkan keberhasilan implementasi aplikasi dari sisi fasilitator dan peserta didik berturut-turut adalah 92% dan 93%.

In facing the 21st century, students are expected to have skills in critical thinking and problem solving, communication, collaboration, and creativity. These skills can be developed through the application of the Cooperative Problem Based Learning (CPBL) method which is frequently done using video conferencing applications during the COVID-19 pandemic. Several aspects of CPBL have not been supported by video conferencing applications that are widely used today, in particular providing evaluations of student performance, interaction of facilitators with students, and accessibility of discussion information. This research involved four lecturers and sixteen students from the Faculty of Computer Science, University of Indonesia as respondents. The interviews question were arranged based on PBL framework and the results were used to map the proposed video conference application development solution called Wiyata. The proposed solution was implemented in the design, starting with creating user journeys, benchmarking, and building the user interface. Meanwhile, the system development based on the proposed solution began with system design using UML diagrams, technology selection, application architecture design, backend and frontend development, and deployment. After designing the user interface and developing the application, testing and evaluation are carried out. The design was tested by using the Usability Testing and SUS methods and resulted in an average score of 78.75 or a B value. Meanwhile, the system implementation was tested by functional testing. The results of functional testing show that the success rate of the application from the facilitator's and student's point of view are 92% and 93%, respectively."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zunaidi Ma`ruf
"ABSTRAK
Untuk mendukung pendidikan di Indonesia ke arah yang lebih baik, digunakan e-Pesantren yang mengintegrasikan e-learning ke dalam pengajaran tradisional pesantren. e-Pesantren dibangun dari platform LMS Moodle terintegrasi modul Openmeetings sebagai layanan web conference, Red5 sebagai streaming server dan Openmeetings sebagai penyedia aplikasi video conference. Semua itu adalah aplikasi bebas dan open source. Aplikasi video conference pada e-Pesantren yang dibangun dapat diimplementasikan untuk metode pembelajaran pesantren berupa ceramah, halaqah, sorogan, dan hafalan. Pengujian terhadap aplikasi tersebut dilakukan menggunakan Wireshark untuk mengukur parameter QoS jitter terhadap ketersediaan bandwidth jaringan ketika menjalankan satu sesi video conference dengan skenario pengujian yang telah ditentukan. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa video conference jenis halaqah, sorogan, dan hafalan membutuhkan bandwidth minimum 384 kbps dengan jitter lebih kecil dari 50 ms. Selain itu juga dilakukan pengujian kualitas subjektif aplikasi video conference menggunakan metode Mean Opinion Score (MOS) dan hasilnya menunjukkan bahwa fitur video conference secara keseluruhan mendapat skor diatas 3,95 yang berarti aplikasi dapat berjalan dengan baik.

ABSTRACT
In order to support better education in Indonesia, e-Pesantren is used to integrate e-learning as a part of traditional pesantren learning activity. e-Pesantren is established from LMS moodle platform-which is integrated with Openmeeting modul-as a conference web service, Red5 as a streaming server and Openmeeting as video conference application provider. All the applicatons are free and open source. Video conference application on e-pesantren can be implemented for ceramah, halaqah, sorogan and tahfidz learning activity. A testing on the application was done using Wireshark to measure the parameter of QOS jitter to network bandwidth availability while running a video conference session with a certain scenario. The testing result shows that halaqah, sorogan and tahfidz video conference need a minimum bandwidth of 384 kbps with jitter smaller than 50 ms. Beside that, the subjective quality testing using Mean Opinion Score (MOS) method shows that all the video conference features achieved score above 3,95 means that the application was running well.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S719
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Andrean Phanama
"Named Data Networking NDN merupakan arsitektur jaringan komputer yang sedang berkembang.NDN mengubah paradigma jaringan yang terdapat pada Internet Protocol IP yang menggunakan alamat-alamatlogika mesin atau ldquo;dimana rdquo; mendapatkan data, langsung ke penggunaan nama data secara langsung atau ldquo;apa rdquo;nama datanya. NDN telah dibuktikan arsitekturnya melalui implementasi berbagai jenis aplikasi, termasukpenggunaan video-conferencing dengan lebih dari satu pengguna, yang dilakukan di atas jaringan NDN dalamimplementasi library NDN-RTC. Pada penelitian ini, dilakukan analisis terhadap kinerja mekanisme penarikandata realtime melalui Interest pada library NDN-RTC melalui pengujian pada kondisi jaringan yang berbedabeda, pengubahan faktor pengali pada modul Interest Expression Control, serta pengujian dengan jumlah banyakpengguna.
Dari hasil evaluasi yang dilakukan melalui pengujian dengan headless client NDN-RTC, ditemukanbahwa tidak ada hubungan linear antara bertambahnya latensi jaringan dengan kualitas playout yang ditampilkanke pengguna. NDN-RTC juga mengalami ketidakpastian akibat mekanisme estimasi round trip time pada tingkataplikasi yang implisit selama rata-rata 3 detik pertama. Dibutuhkan mekanisme yang lebih eksplisit untukmendapatkan round trip time yang lebih pasti antara Konsumen dan Produsen. Pada pengubahan nilai faktorpengali, didapati nilai faktor 0.25 sebagai nilai yang baik pada latensi 100 dan 200 milidetik, serta nilai faktor0.25 dan 1.00 sebagai nilai yang baik untuk latensi 300 milidetik. Mekanisme implisit NDN-RTC jugamengakibatkan ketidaksinkronan pada implementasi banyak pengguna, dengan nilai playout yang tidak sinkronhingga selisih waktu 4 detik. Penelitian lebih lanjut untuk kontrol ekspresi Interest yang lebih adaptif danmekanisme sinkronisasi playback antar-pengguna dapat menjadi solusi atas masalah-masalah yang ditemukanpada penelitian ini.

Named Data Networking NDN shifts the current internet protocol rsquo s networking paradigm fromaddresses of machines or lsquo where rsquo to get data into the needed data or lsquo what rsquo data to get directly through namingdata packets. NDN has proven its architecture through the use of various applications, including multipartyrealtime videoconferencing, run on multiple devices on NDN network, which had been implemented in NDNRTC library. In this work, we analyze and evaluate NDN RTC rsquo s performance. We assess NDN RTC throughseveral runs on different network conditions, tuning NDN RTC rsquo s multiplier factor in the Interest ExpressionControl Module, and running NDN RTC on multiple clients simultaneously with different network conditions.
Through the implementation and evaluation, we found that there is no linear relationship between the increase ofnetwork latency in impacting the quality of playout on application layer. NDN RTC also suffers from the earlyuncertainty of application level round trip time, which is the result of NDN RTC rsquo s RTT averaging, for aroundthe first 3 seconds. On the change of multiplier factor, the factor 0.25 is found to be the best for the networklatency of 100 and 200 milliseconds, and 0.25 and 1.00 for the 300 milliseconds network latency, compared tothe worse performing default factor of 0.50. The findings opens the discussion of developing a more adaptivestrategy. NDN RTC rsquo s implicit fetching mechanism and its lack of synchronization methods also leads to the outof sync state of multiple clients, with up to 4 seconds playout difference in this work. Further study anddevelopment can be done for NDN RTC rsquo s strategy to control Interest expression, and for a new inter consumerplayback synchronization method, to cope with the problems found in this work.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yessi Natalia
"Dewasa ini jumlah populasi dari mobile computing device sangat meningkat, sehinggajaringan komunikasi tanpa kabel(wireless network) antara mobile device tersebut sangat diperlukan agar users dapat saling berbagi informasi. Namun seringkali user berada pada lingkungan yang tidak mendukung terjadinya komunikasi tersebut. Misalnya, user berada pada daerah yang tidak tersedia infrastruktur (access point, internet), maka diperlukan suatu teknologi baru pada wireless network yang dapat menangani permasalahan tersebut. Teknologi baru itu adalah ad hoc network yang merupakan infrastructureless wireless network.
Mobile ad hoc network merupakan kumpulan dari wireless mobile host yang membentuk jaringan sementara dimanapun dan kapanpun tanpa adanya dukungan dari infrastruktur yang telah ada. Keuntungan dari Mobile ad hoc network adalah mengurangi batasan dari infrastruktur dan menghubungkan device-device untuk membuat suatu jaringan kapanpun, dimanapun tanpa perlu di konfigurasi terlebih dahulu. Oleh karena itu, diperlukan suatu algoritma routing untuk meningkatkan kualitas dan performanya Algoritma routing yang akan dibahas pada makalah ini adalah adalah Ad hoc On Demand Distance Vector (AODV).
Pada skripsi ini, aplikasi dari mobile ad hoc network yang diimplementasikan adalah video streaming. Konfigurasi sistem yang dilakukan ada dua, yaitu single hop communication dan multi hop communication. Pada konfigurasi single hop communication dilakukan 2 buah skenario pengukuran yaitu didalam ruangan dan diluar ruangan. Masing-masing untuk setiap skenario dilakukan variasi jarak antara kedua node. Pada konfigurasi multi hop communication juga terdapat 2 buah skenario yaitu saat node-node-nya diam (fixed) dan salah satu node-nya bergerak (mobile), parameter-parameter QoS yang akan diukur dan yang akan dibandingkan untuk setiap skenario adalah delay/latency, jitter, packet loss, dan throughput-nya. Dan untuk skenario node yang bergerak, akan dilihat apakah protokol AODV nya telah bekerja dengan baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S39969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>