Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15389 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Sejak ditemukannya material Carbon Nanotube pada tahun 1998, berbagai pihak mulai mengaplikasikan Carbon Nanotube pada divais elektronika. Hal ini dilalcukan karena Carbon Nanotube mempunyai karakteristik elektris dan karalcteristik termal yang lebih baik dibandingkan dengan material Iainnya.
Aplikasi Carbon Nanotube sebagai channel menyebabkan terjadinya fenomena ballistic transport pada CN TFET karenajarak source dan drain yang kecil. .
Pada penelitian ini dilakukan simulasi bertujuan melihat pengaruh parameter gate insulator dielectric constant, gate insulator' thickness dan temperatur terhadap besar arus drain-source dan terjadinya fenomena ballistic transport.
Simulasi menghasilkan nilai arus drain-source CNTFET optimal sesuai variasi keti ga parameter tersebut.
Hasil simulasi menunjukkan parameter gate insulator dielectric constant dan temperatur berbanding lurus dengan besar arus drain source, sedangkan parameter gate insulator thickness berbanding terbalik dengan besar arus drain source. Arus drain-source optimal didapatkan pada koniigurasi gate insulator thickness 3nm, gate insulator dielectric constant 25 dan temperatur 600K, sebesar 3.lxl0`5A dengan VD5=0,6V dan VG=0,6V."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fani Triwiyanto
"Fenomena charge transfer pada nanotube terjadi ketika nanotube bereaksi dengan molekul lain. Charge transfer ini terjadi karena adanya perubahan orbital elektron dalam sebuah atom dan interaksi antar elektron dalam molekul, sehingga elektron tersebut akan melepaskan sebagian energinya. Proses charge transfer ini dapat dijelaskan dengan metode Lennard-Jones interaction, Local Density Approximation (LDA) dan Generallized Gradient Approximation (GGA). Metode memperhitungkan spin dari elektron. Pada penelitian ini dilakukan simulasi dengan menggunakan software mathcad dan Matlab 6.5 guna mempelajari pengaruh molecul attachment terhadap besar absobrtion energi di nanotube. Besarnya charge transfer ini dipengaruhi oleh jari-jari dan nomor atom. Atom oksigen, nitrogen dan hidrogen digunakan untuk mengetahui besarnya charge transfer pada nanotube, karena ketika unsur ini merupakan penyusun utama dari molekul organik. Hasil simulasi yang dilakukan menunjukkan besar obsobtion energy tiap atom berbeda-beda. Atom oksigen mempunyai nilai obsorbtion energy yang terbesar, yaitu ~ -6.7 H, hal ini dikerenakan reaksi antara nanotube dengan oksigen mempunyai ikatan yang stabil dengan bond order = 3, Atom nitrogen menghasilkan absorbtion energy sebesar ~ -2 H dan atom hidrogen sebesar ~ +0.6 H."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahganda
"Aligned Carbon Nanotube (ACNT) adalah salah satu jenis nanomaterial yang memiliki sifat luar biasa dan dapat digunakan untuk berbagai aplikasi di masa depan. LPG adalah salah satu sumber karbon yang dapat menghasilkan ACNT dengan metode Water Asssisted Chemical Vapour Deposition (WA-CVD). Penelitian ini mempelajari bagaimana kinerja dari substrat kuarsa dan bagaimana pengaruh suhu pertumbuhan dan waktu reaksi terhadap kualitas ACNT yang dihasilkan. Penelitian ini menghasilkan nanokarbon dengan yield yang cukup tinggi yaitu mencapai 2,70 mg/cm2. Hasil dari variasi waktu 100 menit dan 120 menit, didapatkan morfologi CNT yang dihasilkan pada waktu reaksi 100 menit lebih merata. Selanjutnya, uji pengaruh suhu terhadap hasil CNT menghasilkan produk pada suhu 800oC sebagai suhu optimum dimana yield dari nanokarbon adalah 2,22 mg/cm2 dan morfologi yang lebih merata dengan diameter 38 nm dilihat dari karakterisasi TEM, SEM-EDX, dan mapping. Sementara itu, keberadaan dari pengotor seperti karbon amorf dan CNT yang terenkapsulasi oleh katalis pada suhu 850oC didapatkan karena trade-off suhu tinggi dimana laju pelarutan karbon dalam katalis melebihi laju difusi dari karbon. Sedangkan sintesis dengan suhu 750oC hanya menghasilkan Carbon Nanofibers (CNF). Dengan hasil ini, dapat dikatakan bahwa orientasi dari CNT yang dihasilkan belum aligned atau dengan kata lain belum terbentuk ACNT. Meskipun demikian, orientasi dan morfologi paling merata didapatkan pada waktu reaksi 100 menit dengan 800oC. Perlakuan terhadap katalis menjadi suatu permasalahan belum didapatkannya ACNT. Selain itu, kinerja steam juga menjadi suatu masalah yang belum teratasi sehingga ACNT belum didapatkan. Waktu reaksi juga harus diturunkan untuk mendapatkan aligned dan penurunan waktu reaksi tidak akan jadi masalah untuk yield karena substrat kuarsa mampu menghasilkan yield yang tinggi.

Aligned Carbon Nanotube (ACNT) is a nanomaterial with extraordinary properties and has very wide future applications. LPG is one of carbon source to produce ACNT through Water Assisted Chemical Vapour Deposition (WA-CVD) method. This research investigates performance of quartz substrate and effects of growth temperature and reaction time on the quality of ACNT. The synthesis in this research produced nanocarbon with high yield reaching 2.70 mg/cm2. At the varied reaction time (100 and 120 minutes), morphology of ACNT produced at 100 minutes is more uniform. Afterwards, growth temperature effect shows that 800oC is the optimum where the yield is reaching 2.22 mg/cm2 and more uniform morphology with diameter 38 nm characterized by TEM, SEM-EDX, and mapping. However, existence of polluter such as amorphous carbon and encapsulated CNT by the catalyst was obtained as trade-off of high temperature at 850oC where dissolution rate of carbon to catalyst is higher than diffusion rate of carbon. Meanwhile, at 750oC only Carbon Nanofiber (CNF) can be produced. Therefore, this research could not produced aligned structured of CNT. Yet, good orientation and morphology of CNT were produced at 100 minutes synthesis and at 800oC. Catalyst pretreatment is one of root cause of not producing ACNT. Besides that, the performance of steam could be another source of the problem. Reaction time has to be reduced until below 100 minutes to get aligned carbon nanotube. The reduced reaction time could still produced high yield since quartz substrate could bear high yield of nanocarbons including ACNT."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boca Raton: CRC Press, Taylor & Francis Group, 2006
620.5 CAR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Harsono
"Titania nanotube dengan dopan karbon (C-TiNT) telah berhasil disentesis dan diuji untuk degradasi fenol. Sintesis dilakukan dengan dua tahap yaitu pembentukan titania nanotube dengan metode hydrothermal dan pemberian dopan karbon pada fotokatalis TiO2 nanotube. Pemberian dopan karbon dilakukan dengan dua metode post treatment yaitu kalsinasi dan hydrothermal. Selain itu, juga dilakukan variasi jenis sumber dopan karbon yaitu glukosa dan 1-propanol. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan analisis SEM-EDS, XRD, dan DRS.
Hasil SEM menunjukkan hasil morfologi nanotube telah terbentuk dan terdapat dopan karbon didalamnya. Analisis XRD menunjukkan pada semua katalis terbentuk kristal anatase 100% dengan ukuran kristal 7 - 10 nm. Karakterisasi DRS menunjukkan bahwa katalis nanotube dengan dopan karbon memberikan respon yang baik pada panjang gelombang cahaya tampak dengan nilai band gap 3,0 eV hingga 3,20 eV. Hasil pengujian terhadap fenol menunjukkan katalis C-TiNT mampu mendegradasi fenol dengan kinerja 60% hingga 80%. Nilai ini jauh lebih baik dibandingkan dengan TiO2 nanopartikel yang hanya mampu mendegradasi fenol dengan kinerja sebesar 33%.

A variety of carbon doped on titania nanotube (C-TiNT) have already syntesied well as investigeted for phenol degradation. Synthesis has been conducted in two steps. First step was synthesis of titania nanotube by using hydrothermal method. Second step was incorporated carbon doped to the photocatalyst TiO2 nanotube. Carbon doped was also given by using two methods of post treatment. They are calcination and hydrothermal methods. In addition, we also examined two carbon sources of dopan. They are glucose and 1-Propanol. The prepared samples were characterized with SEM-EDS, XRD, and DRS.
The SEM result showed that nanotube morphology was already exist and contained with carbon. XRD analysis showed existence of anatase crystalline phase reached 100%, and size of crystal was around 7-10nm. DRS result showed good response to visible light range (λ > 400nm) which has band gap value at 3,0 eV-3,20 eV. The results of phenol degradation showed those photocatalyst have performance in range 60% - 80%.This result is much better compared to TiO2 nanoparticle which only degradated 33% of phenol.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore: World Scientific Publishing, 2011
R 547.1 HAN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore: World Scientific Publishing, 2011
R 620.5 HAN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian Ferdiansyah
"Nanotubes mendapat perhatian yang sangat besar karena memiliki rasio luas permukaan yang tinggi, hal ini penting dalam aplikasinya sebagai elektroda Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). Pada penelitian ini telah difabrikasi nanotubes TiO2 melalui teknik hidrotermal standar dimana serbuk nano TiO2 P25 Degussa dilarutkan pada larutan alkalin sodium hidroksida berkonsentrasi tinggi di dalam otoklaf tersegel. Untuk meningkatkan nanokristalinitas, dilakukan sebuah modifikasi dimana proses anil konvensional dikombinasikan dengan pasca hidrotermal. Detail struktur, morfologi dan kristalinitas diuji dengan XRD, spektroskopi Raman, SEM dan TEM, sedangkan sifat optik dari nanotubes diinvestigasi dengan spektroskopi UV-Vis.
Hasil investigasi menunjukkan bahwa dengan memberikan kombinasi anil konvensional dan pasca hidrotermal pada nanotubes, nanokristalinitas dapat ditingkatkan secara signifikan pada saat yang sama integritas struktur hollow tetap terjaga. Untuk sampel nanotube yang sebelumnya diberikan anil 150°C, ukuran kristalit anatase bertambah dari 6,93 sampai 7,82 nm setelah perlakuan pasca hidrotermal 80-150°C. Peningkatan nanokristalinitas lebih besar ditunjukkan ketika temperatur anil dinaikkan sampai 300°C kemudian dilanjutkan pasca hidrotermal yang sama, menghasilkan peningkatatan ukuran kristalit mulai dari 17,20 sampai 18,30 nm. Energi celah pita yang dihasilkan nanotubes berbanding terbalik dengan ukurun kristalit, dimana nilai terendah sebesar 3,19 eV didapatkan dari ukuran kristalit terbesar yaitu 18,30 nm. Nanotubes ini juga memberikan sirkuit tegangan terbuka pada DSSC hasil fabrikasi sebesar 108 mV.

TiO2 nanotubes have attracted extensive attention because it has a high surface area to volume ratio, which is important for its application as electrodes in dye sensitized solar cells (DSSC). In this study, TiO2 nanotubes have been fabricated through a standard hydrothermal technique where TiO2 P25 Degussa nanopowder was dissolved in highly concentrated alkaline solution of sodium hydroxide (NaOH) in a sealed autoclave. For nanocrystallinity improvement, a modification route was carried out where the conventional annealing process was combined with post-hdyrothermal treatment. The detail of the structure, morphology and crystallinity of the resulting nanotubes were examined by XRD, Raman spectroscopy, SEM and TEM, while the optical properties of nanotubes was investigated by UV-visible spectroscopy.
The result of investigation showed that by subjecting the nanotubes to the combined treatment of annealing and post-hydrothermal, the nanocrystallinity of nanotubes can be enhanced significantly while the integrity of the hollow structure can be well-maintained. For the nanotube sample which has been previously annealed at 150°C, the crystallite size of anatase TiO2 in nanotubes increased from 6.93 to 7.82 nm after being subjected to post-hydrothermal treatment at 80 to 150°C. Further improvement in nanocrystallinity was obtained when the temperature of annealing process was raised up to 300°C prior to the same post-hydrothermal procedure, resulting in nanocrystallite size enhancement from 17.20 to 18.30 nm. The band gap energy of the resulting nanotubes is inversely proportional to the crystallite size of anatase phase where the lowest value of 3.19 eV was obtained from the nanotube sample with a biggest crystallite size of 18.30 nm. This nanotube also provided the highest open circuit votage in the fabricated DSSC of 108 mV.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29932
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Fitriani
"Pada era ini, Aluminum AC4B telah banyak diaplikasikan untuk komponen kendaraan salah satunya adalah torak. Torak berperan sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan hasil pembakaran pada ruang bakar dan tersambung ke bagian poros engkol. Namun terdapat masalah-masalah seperti keausan dan penggunaan pelumas yang boros yang harus diatasi dengan ide melapisi cylinder liner dan cincin torak menggunakan nanokomposit dengan memvariasikan komposisi penguat CNT (0%, 2%, dan 4%) dengan metode pelapisan penyemprotan dingin. Prosedur perlakuan pendispersian dan planetary ball mill juga memegang peranan penting sebelum proses pelapisan dilakukan. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian kekerasan mikro, metalografi-SEM, EDS (pemetaan unsur), kekasaran permukaan, ketahanan aus, dan FTIR. Dari hasil pengujian didapatkan data bahwa penambahan CNT hingga 2% akan meningkatkan kekerasan, ketahanan aus, dan juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pelumas.

In this era, Aluminum AC4B has widely applied to vehicle components, one of the application is piston. Piston acts in order to pressing the air and receiving the results of the combustion pressure in the combustion chamber which is connected to the crankshaft. However, there are problems such as wear and wasteful use of lubricants that must be overcome by the idea of ​​coating the piston ring and also cylinder liner using nanocomposite by varying the composition of CNT reinforcement (0%, 2%, and 4) by using cold spraying for the coating method. Dispersing treatment procedures and planetary ball mill also plays an important role before the coating process is done. Tests were carried out which micro hardness testing, metallography-SEM, EDS (mapping element), surface roughness, wear resistance, and FTIR. Data obtained from the test results that the addition of up to 2% CNT will increase hardness, wear resistance, and also can improve the efficiency of the use of lubricants."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64727
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanaka, K.
"Carbon nanotubes and graphene is a timely second edition of the original Science and Technology of Carbon Nanotubes. Updated to include expanded coverage of the preparation, purification, structural characterization, and common application areas of single- and multi-walled CNT structures, this work compares, contrasts, and, where appropriate, unitizes CNT to graphene. This much expanded second edition reference supports knowledge discovery, production of impactful carbon research, encourages transition between research fields, and aids the formation of emergent applications. New chapters encompass recent developments in the theoretical treatments of electronic and vibrational structures, and magnetic, optical, and electrical solid-state properties, providing a vital base to research. Current and potential applications of both materials, including the prospect for large-scale synthesis of graphene, biological structures, and flexible electronics, are also critically discussed."
Amsterdam: Elsevier, 2014
e20426848
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>