Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160951 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutabarat, Edwardo Rizky
"Interferensi yang terjadi pada WCDMA dapat berasal dari sistem WCDMA sendiri dan juga dapat berasal dari sistem selular lainnya. Salah satu sumber interferensi yang berasal dari sistem selular lain adalah ACI, yaitu berasal dari sistem selular lain dengan alokasi frekuensi yang sating berdekatan. Skripsi ini akan membahas pengaruh interferensi pada WCDMA yang berasal dari sistem selular lain yaitu CDMA2000. Interferensi terjadi karena coexistence network WCDMA dan CDMA2000 dengan alokasi frekuensi dan letak Base Station yang saling berdekatan. Perhitungan dan simulasi dilakukan dengan menggunakan parameter - parameter serta mekanisme interferensi yang diharapkan dapat mewakili kondisi sebenarnya. Simulasi dan perhitungan yang telah dilakukan menghasilkan data analisis berupa grafik termasuk performa kapasitas sistem WCDMA yang dievaluasi pada jarak tertentu dari sistem CDMA2000. Didapatkan hasil bahwa interferensi yang berasal dari CDMA2000 mempengaruhi unjuk kerja sistem WCDMA. Interferensi tersebut menyebabkan degradasi unjuk kerja sistem WCDMA yang dapat dilihat dari berkurangnya kapasitas dan berkurangnya area jangkauan sistem dalam satu sel WCDMA."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Hendro
"Teknologi nirkabel berkembang sangat pesat dimulai dari First Generation dengan teknologi AMPS hingga Third Generation yang menggunakan teknologi WCDMA dan CDMA 2000. Teknologi yang diperkirakan menjadi penerus 3G adalah WiMAX yang menerapkan sistem Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) dan Adaptive Modulation and Coding (AMC). Teknologi 3G menjanjikan mobilitas, sedangkan WiMAX menawarkan transfer rate yang tinggi. Dikarenakan sifat fisik transmisi nirkabel, multipath fading menjadi salah satu faktor penting yang menentukan performa kedua teknologi tersebut. Skripsi ini menganalisis kemampuan WiMAX yang menggunakan sistem OFDM dalam menghadapi multipath fading, dibandingkan dengan teknologi 3G yang menggunakan sistem WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access).
Hasil simulasi menunjukkan bahwa WiMAX lebih baik dari WCDMA dalam menghadapi multipath fading pada kanal transmisi yang direpresentasikan oleh gangguan AWGN dan multipath Rayleigh fading. Hasil ini sesuai dengan pernyataan Intel Corp. selaku vendor teknologi WiMAX bahwa WiMAX lebih baik daripada WCDMA dalam menangani multipath fading."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Novianto
"Kehadiran teknologi WCDMA yang mampu memenuhi permintaan akan layanan multimedia dengan kecepatan tinggi dan bandwidth yang besar, tidak akan menghapus teknologi GSM yang telah hadir lebih dahulu. Teknologi WCDMA dan GSM diharapkan dapat saling mendukung dan menunjang kekurangan yang ada pada kedua teknologi tersebut. Sampai pada akhimya kedua teknologi tersebut dapat menjadi kesatuan yang utuh dalam rangka memenuhi kebutuhan komunikasi penggunanya yang semakin meningkat. Oleh karena itu diperlukan suatu interoperability antara Jaringan WCDMA dengan GSM.
Pada skripsi ini telah dilakukan pengambilan data dengan simulasi menggunakan software TEMS Investigation WCDMA 3.0 untuk melihat karakteristik interoperability antara Jaringan WCDMA dengan GSM. Simulasi dilakukan dengan cara drivetest untuk mengukur performansi sinyal WCDMA dan GSM, kemudian hasil simulasi tersebut dianalisa untuk dilihat karakteristik interoperability yang terjadi ketika simulasi. Adapun paramater-parameter yang dijadikan acuan untuk menganalisa interoperability tersebut adalah kekuatan dan kualitas sinyal dari WCDMA dan GSM. Bentuk interoperability yang terjadi pada simulasi berupa cell reselection.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa sebelum terjadinya interoperability dari WCDMA ke GSM, kualitas sinyal WCDMA menjadi semakin lemah (Ec/No = -14 dB) sampai di bawah ambang batas minimum (-13 dB) dan kekuatan sinyal WCDMA (RSCP) = -103 dBm, sedangkan kekuatan sinyal GSM (RxLevel = -82 dBm) di atas ambang batas minimum (-104 dBm). Delay pada cell reselection dari WCDMA ke GSM (3,5 - 4,4 detik) lebih besar dibandingkan delay pada cell reselection dari GSM ke WCDMA (1,1-1,2 detik)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Yuliarso Murti
"Tugas akhir ini menyajikan mengenai perhitungan kapasitas dan cakupan pada perencanaan jaringan cdma2000 IX. Perhitungan dibuat guna memberikan gambaran dalam menentukan suatu link budget, cakupan dan kapasitas pada cdma2000 IX, dan parameter dalam merancang ataupun meningkatkan nilai kapasitas dan cakupan. Teknologi cdma2000 IX merupakan teknologi cdma yang didesain untuk mendukung penggunaan multi carrier hingga bentangan tiga carrier pada bandwidth 1,25 MHz untuk transmisi data maupun voice. Teknologi cdma2000 IX diterapkan untuk FWA oleh PT Indosat Tbk karena teknologi ini memiliki pengembangan kedepan yang baik dalam menjembatani teknologi tersebut menuju sistem 3G yang memiliki bandwidth yang lebih lebar dan kapasitas yang lebih besar. Pada tugas akhir ini akan dibahas tentang tahapan dan parameter yang diperlukan dalam perhitungan kapasitas dan cakupan pada perencanaan jaringan cdma2000 IX. Dengan data teknis perangkat yang digimakan oleh PT Indosat Tbk maka didapatkan hasil perhitungan kapasitas per carrier sebesar 40 kanal trafik, cakupan jari-jari sel sebesar 0,897 km dan jumlah kebutuhan perangkat yang diimplementasikan pada sebagian daerah Jakarta yang bertipikal urban."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mushfar Ferdian
"Teknologi CDMA 2000 memanfaatkan sistem circuit switch dalam komunikasi suara dan packet switch dalam komunikasi data antara pengguna dan RBS (Radio Base Station) melalui udara. Penanganan terhadap kedua jenis komunikasi tersebut merupakan ukuran yang bisa menunjukkan kehandalan suatu jaringan. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui dan mengoptimalkan performansi dari RBS untuk menangani trafik suara maupun paket data. Pada skripsi ini dibahas mengenai performasi RBS dalam menangani komunikasi suara dan data dari pelanggan di mana trafik suara ditangani secara circuit switch melalui fundamental chanel, sedangkan trafik data ditangani secara packet switch melalui supplemental chanel. Performansi dari RBS dapat diketahui dengan cara mengukur parameter performansi RBS pada BSC (Base Station Control). Parameter-parameter ini antara lain berupa set up failure ratio, drop ratio, dan occupancy. Selain itu dihitung pula trend peningkatan trafiknya untuk masa yang akan datang. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan maka diketahui bahwa salah satu cara untuk meningkatkan performansi RBS adalah dengan menyesuaikan pengaturan tiap RBS dengan daerah cukupannya. Penambahan kapasitas perlu segera dilakukan pada beberapa RBS dan belum perlu pada beberapa RBS lainnya. DI sisi lain didapatkan bahwa komunikasi data via jaringan Flexi buruk, sedangkan untuk suara sudah cukup baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Hoga
"Ketidakseimbangan kapasitas antara kanal uplink dan kanal downlink pada pelapisan narrowband COMA dan wideband COMA dianalisa dengan menggunakan kontrol daya berbasis SIR. Kanal uplink dan kanal downlink tidak dioperasikan didalam suatu kondisi yang serupa maka kapasitas antara uplink dan downlink berbeda dan salah satu dari dua link menentukan keseluruhan kapasitas sistem. Link mana yang membatasi kapasitas sistem dan apa yang merupakan faktor pembatasan diselidiki. Uplink seringkali membatasi keseluruhan kapasitas jika kontrol daya downlink efektif. Aktifitas pengguna berperan paling utama didalam menentukan pembatasan link menyangkut kapasitas koneksi. Penggunaan bandwidth yang efisien akan membentuk layanan yang sedemikian rupa sehingga pertentangan keseluruhan aktifitas bisa dikurangi. Peningkatan kapasitas berhubungan erat dengan kontrol daya, bagaimanapun didalam sistem kontrol daya berb3sis SIR memelihara (Eb-Io) pada suatu level yang diinginkan. Kita menerapkan metoda kalkulasi yang berulang menyangkut mean dan variance dari interferensi yang dipertimbangkan untuk kontrol daya yang berbasis SIR. Kemudian hasil kapasitas transmisi dan kapasitas koneksi antara uplink dan downlink dengan penerapan kontrol daya SIR dibandingkan.

Capacity unbalance between uplink and downlink in spectrally overlaid narrow-band and wide-band COMA is analyzed by using SIR-based power control. Uplink and downlink channel are not operated in an identical condition, the capacity between uplink and downlink are unequal and either of links determines the whole system capacity. Which links limits the system capacity and what are the limiting factors. Uplink often limits the overall capacity if downlink power control is effective. The users activities plays the most important role in determining the limiting link of connection capacity. The efficiently utilize the bandwidth should devote their efforts to forming services so that the overall activity discrepancy could be mitigated. Increasing capacity has close relationship with power control, by the way in SIR-based power control keep (Eb-Io) in expected. We use calculation method the looping about mean and variance of interference that consider SIR-based power control. Than the result from transmission capacity and connection capacity between uplink and downlink by using power control SIR are compared.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T40706
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agastya Rangga Kurnia
"Komunikasi tanpa kabel di masa mendalang akan berusaha menyarukan beberapa jenis trafik dan kelas penggunaan yang berbeda seperti, suara, data, gambar, dan kompresi video. Untuk dapat mencapai tujuan ini telah dikaji penerapannya dalam bentuk DS-CDMA. Pada sistem ini parameter yang membatasi kapasitas transmisi antara lain interferensi dari sel tetangga, bandwidth, rate dari transmisi, dan pemilihan nilai processing gain.
Pada penelitian ini, perhitnngan dikembangkan menjadi multisel, dengan berbagai parameter dan asumsi yang dibuat. Pada skripsi ini juga dilihat pengaruh pengunaan multicode pada kapasitas sistem multisel bila dibandingkan dengan kapasitas sistem sel tunggal. Trafik yang akan dilihat disini adalah trafik kelas data dan suara, serta trafik dua kelas data.
Seperti yang telah kita diketahui bahwa sistem CDMA multisel memiliki kapasitas sistem yang lebih buruk daripada sel tunggal. Hal tersebut dikarenakan adanya tambahan interferensi dari sel tetangga. Hasil yang diperoleh pun menunjukan perihal yang sama, baik untuk user kelas suara dan data maupun untuk aser kelas dua data.
Hasil juga menunjukkan bahwa semakin besar nilai bandwidth maka kapasitas sistem dalam hal konektisitas juga akan meningkat. Sedangkan untuk penggunaan multicode dapat dilihat bahwa semakin besar jumlah kode yang digunakan dengan nilai processing gain yang sama, maka kelas tersebut akan semakin berkurang kapasitas koneksinya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikry
"Informasi mengenai posisi dari sebuah mobile terminal (MT) yang berada di suatu tempat adalah sangat penting sehingga diperlukan algoritma dan keakurasian penentuan posisi suatu MT. Dari berbagai macam teknik penentuan posisi, hal yang terpenting adalah seberapa efektif dan seberapa efisien sebuah teknik dapat diimplementasikan sehingga dapat dioperasikan pada sistem yang sudah ada tanpa perubahan yang mendasar baik pada MT maupun pada penyedia jasa layanan telekomunikasi seluler. Oleh karena itu, performansi sistem penentuan posisi perlu ditingkatkan. Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan teknik Time Difference of Arrival (TDOA).
Dalam skripsi ini dilakukan simulasi penentuan posisi MT dengan Time Difference of Arrival menggunakan metode Chan pada sistem komunikasi CDMA. Model kanal yang digunakan adalah kanal AWGN dengan nilai Eb/No yang berbeda-beda. Simulasi dilakukan dengan menggunakan software MATLAB versi 6.1. Asumsi bahwa MT tidak bergerak dan level daya yang diterima setiap BTS adalah sama, kemudian ditentukan Time Difference of Arrival dan posisi MT. Akurasi dari penentuan posisi ini dipengaruhi oleh nilai parameter dari jumlah sampel/chip dan panjang snapshot.
Dari hasil simulasi yang dilakukan menunjukkan bahwa penentuan posisi dengan TDOA menggunakan metode Chan memberikan perforrnansi yang baik pada nilai Eb/No yang rendah dan memiliki RMS error rata-rata sebesar 88,58 m. Akurasi penentuan posisi meningkat dengan bertambahnya nilai parameter dari jumlah sampel/chip, dan tidak dipengaruhi oleh nilai parameter dari panjang snapshot. Waktu proses dari penentuan posisi meningkat dengan bertambahnya nilai parameter dari jumlah sampel/chip dan panjang snapshot."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada skripsi ini dicari parameter-parameter untuk mencapai suatu untuk kerja yang optimum pada sistem koniunikasi MSAT multibeam dengan teknik akses CDMA, dengan menghitung link budget dan znencari banyaknya pemakai pada waktu yang sama dengan berbagai barga EIRP terninal bergerak, berbagai harga G/T terminal bergerak, lebar penyebaran bandlvidth dan berbagai laju informasi suara dijital . Dari perhitungan te:sebut dapat dilihat bahiva dengan laju informasi 13 Kbps dan EIRP terminal bergerak 1 dBW yang biasa digunakaii untuk handphone diperoleh kepadatan terminal sebesar 14.012 Ha/ pelanggan dimana luas satu beam adalah 21.000.000 Ha untuk EIRP satelit 65,8 dBW clan diameter antena satelit 12 m. Kepadatan terminal yang lebih tinggi yaitu sebesar 5 pelanggan /100 Ha (SDI' Telkom) dapat diperoleh dengan cars memperkeeil luas satu beans. Hal ini tidak dapat dilakukan dengan menggunakan satelit multibeam dengan orbit geostasioner. Cara lain vang dapat dilakukan adalah dengan memperkecil laju informasi suara dijital sampai sebesar 4,8 Kbps. Dengan Cara ini nzasih diperoleh kepadatan terminal yang lebih kecil dari 5 pelanggan / 100 Ha. Maka dapat disimpulkan bahNva teknik akses CDMA tidak sesuai bila digunakan untuk komunikasi bergerak untuk keperluan umum seperti sistem selular sekarang. Sistem ini hanya dapat digunakan untuk keperluan khusus seperti keperluan iniliter atau keperluan komunikasi pada alat transportasi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 2004
621.384 WCD
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>