Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101574 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Antena susun telah digunakan sebagai antena penerima dalam komunikasi nirkabel COMA karena peningkatan jumlah elemen susun dapat meningkatkan gain. Pola pancaran dari antenna susun dapat diarahkan dengan mencari nilai weighting vector, w, yang optimal. Pembentukan pancaran secara dijital mencari nilai w dengan menggunakan algoritma adaptif. Skripsi ini membahas model aplikasi sistem antena cerdas yang diterapkan sebagai antena penerima di basesation. Model sistem antena cerdas terdiri dari antenna susun linier dan pembentukan pancaran secara dijital yang menggunnakan afgoritma LMS. Hasil simulasi menunjukkan dengan pembentukan pancaran secara dijital, antenna susun dapat mengarahkan main lobe ke arah pengguna dan null ke arah sumber interferensi Sistem antenna cerdas mernberikan nilai BER yang lebih rendah dari antenna susun biasa walaupun sistem mempunyai level SNR yang sama. Nilai BER 10ยท' dicapai pada level SNR 4 dB ketika sistem diopernsikan pada kanal AWGN. Nilai BER = 10 3 tidak dapat dicapai ketika system dioperasikan pada kanal dengan fading Rayleigh walaupun level SNR sudah mencapai 10 dB"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arriyadhul Qolbi
"Transfer daya listrik tanpa kabel dengan menggunakan prinsip kopling magnetik yang biasa dikenal dengan istilah WPT (Wireless Power Transfer) adalah metode transfer daya listrik yang paling efisien dibandingkan dengan metode lainnya dan memungkinkan terjadinya transfer daya listrik tanpa kabel walaupun terdapat benda-benda penghalang antara pemancar dan penerima. Saat ini, Dr-Ing. Eko Adhi Setiawan dan timnya di Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia, telah mengembangkan sebuah sistem WPT yang memiliki efisiensi sekitar 40% pada jarak transfer 5 cm. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi transfer pada sistem WPT yang telah dikembangkan ini, diantaranya adalah dengan meningkatkan medan magnetik yang diserap oleh antena penerima agar tegangan induksi di antena penerima juga meningkat sehingga meningkatkan daya yang diserapnya. Cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan medan magnetik yang diserap oleh antena penerima ialah dengan memasang lapisan shield magnetik pada antena penerima.
Untuk itulah, penulis melakukan penelitian berupa penambahan lapisan elektroplating nikel dan krom yang merupakan lapisan shield magnetik untuk mengamati apakah terjadi peningkatan efisiensi transfer daya atau tidak. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa adanya penambahan lapisan elektroplating di antena penerima malah menurunkan efisiensi transfer daya pada sistem ini sekitar 10% (dari 44.17% ke 33.38% setelah penambahan lapisan elektroplating nikel pertama). Setelah lapisan elektroplating nikel dipertebal, efisiensi relatif tidak berubah signifikan, hanya meningkat menjadi 34,46% dan 35,01% setelah lapisan nikel ditebalkan dua kali.

Wireless power transfer using Magnetic Coupling Resonance, known as WPT (Wireless Power transfer), is the most efficient method used in wireless power transfer compared to other methods. Although the environment between transmitter and receiver is non line of sight, wireless transfer power is still feasible using this method. Recently, Dr-Ing. Eko Adhi Setiawan and his team in Electrical Engineering Department University of Indonesia has developed a WPT system which efficiency is 40% on a range of 5 cm. There are several ways to improve the efficiency of this system. One of which is by improving the absorbed magnetic field on the receiver coil in order to gain the induction voltage produced in the coil so that the power absorbed would also be improved. One of the ways to improve the absorbed magnetic field is by putting magnetic shield on the receiver coil.
Because of that, the writer did an experiment adding nickel and chrome electroplating layer as magnetic shield to observe whether the efficiency also going to be improved or not. Setelah lapisan elektroplating nikel dipertebal, efisiensi relatif tidak berubah signifikan, hanya meningkat menjadi 34,46% dan 35,01% setelah lapisan nikel ditebalkan dua kali. The result shows that adding electroplating layer on the receiver coil causes declining of the efficiency about 10% (from 44.17% to 33.38% after first electroplating layer addition). After the nikel layer was thickened, the efficiency was not changed significantly; it increases to 34.46% and 35.01% after the nickel layer was thickened twice.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1339
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irfandella Pratama
"Kebutuhan masyarakat akan mobilitas yang tinggi pada zaman modern saat ini mendorong diciptakannya alat navigasi GPS Global Positioning System Agar dapat menunjang sistem penerimaan GPS yang baik dan akurat diperlukan antena penerima dengan spesifikasi yang memadai Antena GPS yang banyak digunakan bekerja pada frekuensi L1 GPS yaitu 1 575 GHz dengan parameter gain 2dBi axial ratio 3dB dan polarisasi melingkar ke kanan right handed circular polarization RHCP Untuk mencapai spesifikasi yang diharapkan pada skripsi ini dirancang sebuah antena mikrostrip patch segiempat catu tunggal dengan penambahan lima slot persegi panjang untuk mendapatkan polarisasi melingkar Berdasarkan hasil simulasi dan pengukuran diperoleh antena dengan polarisasi melingkar yang memiliki frekuensi resonansi di 1 575 GHz dengan gain 3 dBi dan axial ratio 1 52 dB.

Along with the community needs for high mobility in current modern era allowing to develop navigation systems like GPS Global Positioning System that presently widely used for supporting daily activities In order to accurately support the GPS reception system the received antenna is required to be sufficiently met the existing specifications Most of the GPS antennas work at the frequency of L1 band that is 1 575 GHz with the gain more than 2 dBi the axial ratio less than 3dB and have the right handed circular polarization RHCP In order to achieve the aforementioned specification in this thesis a single feed square microstrip patch antenna with five rectangular slots on the patch is designed for generating a circular polarization According to the simulated and measured results the antena operates well at the resonant frequency 1 575 GHz with the gain is approximately 3 dBi and the axial ratio by 1 52 dB.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46117
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rofan Aziz
"ABSTRAK
Penggunaan peralatan telemedis memiliki kelebihan karena kebutuhan daya yang kecil dan dapat digunakan secara portabel. Salah satu alternatif pemilihan bahan antena untuk sistem wearable applications adalah dengan menggunakan antena tekstil. Pada tesis ini dilakukan rancang bangun antena tekstiltipe magnetik pada frekuensi 2,45GHz dengan menggunakan desain yang terinspirasi dari motif batik mega mendung (batik Cirebon), serta penggunaan model tubuh manusia berupa phantom untuk mengetahui pengaruh tubuh manusia terhadap kinerja antena yang diletakkan di dekatnya. Dalam tesis ini, dirancang dua tipe antena yang bersifat magnetik yaitu microstrip spiral antenna (tipe-1) dan microstrip spiral slot antenna (tipe-2) menggunakan metode finite integration technique (FIT).Berdasarkan analisis dari hasil simulasi, antena tipe-1 dantipe-2 memilikikecenderungan sebagai antena magnetik, dimana hal ini dapat dilihat dari besaranintensitas medan listrik (E) dan medan magnet (H) pada area di sekitar medan dekat (near field) antena. Hasil simulasi dan pengukuran menunjukkan hasil unjuk kerja antena tipe-1 memiliki frekuensi resonansi di 2,45 GHz,dengan nilai|S11|berturut-turut24,15 dB dan12,09 dBdi udara bebas.Bandwidth impedansi (VSWR  2)sebesar 27,10 MHz (1,1%) dan 40 MHz (1,6%) berturut-turut untuk simulasi dan pengukuran.Gain antena didapatkan 0,96 dBi (simulasi) dan 0,42 dBi (pengukuran).Ketika antena tipe-1 ini diletakkan di dekat model tubuh manusia (phantom) didapatkan nilai specific absorption rate (SAR) sebesar 0,00083 W/Kg pada standar 10g rata-rata jaringan tubuhdengan daya masukan 1 mW. Pada antena tipe-2, hasil simulasi dan pengukuran menunjukkan unjuk kerja |S11| berturut-tutut sebesar -21,61 dB dan -24,19 dB. Bandwidth impedansi sebesar 52,90 MHz (2,1%) dan 43 MHz (1,76%) berturut-turut untuk simulasi dan pengukuran. Gain antena pada simulasi 10,68 dBi, sedangkan hasil pengukuran didapatkan 12,73 dBi karena fabrikasi antena dikerjakan secara manual. Simulasi SAR memperlihatkan nilai 0,03029 W/Kg (10g rata-rata jaringan tubuh) jika diberikan daya masukan 1 mW.

ABSTRACT
Currently, the use of wireless telemedicine equipment is greatly developed due to some advantages such as low power and its portability. To be used for wearable applications, telemedicine requires a suitable device that is comfortable for attaching on the human body. To do that, textile-type device is usually proposed, of which a textile antenna is required. This thesis proposes a magnetic-type textile antenna at 2.45 GHz, where the antenna design is basically inspired by traditional Cirebon batik style called mega mendung. The proposed antenna is put in the proximity of the human body model (called a phantom), in order to investigate the body effect on the antenna performances. In this thesis, two structures of magnetic antenna, namely a microstrip spiral antenna as an antenna type-1 and a microstrip spiral slot antenna as type-2, are numerically analyzed by the use of finite integration technique (FIT). According to the simulation results, both of the proposed antennas tend to have magnetic properties as the magnetic-type antenna has, which it can be seen from the electric and magnetic fields intensity within the near field region. The simulated and measured results show that the antenna type-1 resonates at 2.45 GHz in free space with |S11| is -24.15 dB and -12.09 dB, respectively. The impedance bandwidth is 27.10 MHz (1.1%) and 40 MHz (1.6%) for simulated and measured result, respectively. The antenna gain is 0.96 dBi (simulation) and 0.42 dBi (measurement) without any human body is present. When the human body model is put in proximity to the antenna and 1 mW of input power is given to the antenna, very small value of specific absorption rate (SAR) by 0.00083 W/Kg is obtained for 10g-tissue averaged standard. As for antenna type-2, the simulated and measured results show that it resonates at 2.45 GHz in free space with |S11| is -21.61 dB and -24.19 dB, respectively. The impedance bandwidth is 52.90 MHz (2.1%) and 43 MHz (1.76%) for simulated and measured result, respectively. The antenna gain is 10.68 dBi for simulation and 12.73 dBi for measurement since the fabricated antenna is manually manufactured. The simulated SAR value by 0.03029 W/Kg (10g-tissue averaged standard) is obtained when the input power of 1 mW is given"
2014
T39053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Ralph K.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39385
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdi Hafidz
"Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat saat ini menghantarkan dunia telekomunikasi pada keadaan di mana layanan-layanan yang diberikan kepada para pengguna teknologi telekomunikasi tidak lagi terbatas hanya pada layanan suara / voice, tetapi sudah masuk kepada layanan data. Walaupun begitu, masalah kapasitas / bandwidth tetap menjadi suatu permasalahan yang timbul. Selain itu, masalah rentang jarak terakhir antara pengguna dan jaringan penyedia layanan yang sering disebut dengan 'last-mile problems' juga mengemuka. Teknologi wireless menunjukan keunggulannya untuk menanggulangi masalah- masalah tersebut. Salah satunya adalah teknologi Wireless Interoperability for Microwave Access disingkat WiMAX. WiMAX, dikenal dengan standar 802.16, dapat melakukan transfer data dengan kecepatan sekitar 70 MBps dalam radius jarak 30-50 Km untuk menyediakan akses pita lebar bagi ribuan pelanggan dari sebuah base station. Skripsi ini menjelaskan tentang pengimplementasian jaringan WiMAX pada kondisi Non Line of Sight yang dibangun oleh sebuah tim dari Departemen Elektro FTUI. Skripsi ini disusun melalui proses studi literatur, pengimplementasian di lapangan, pengambilan data, dan diakhiri dengan proses analisis. Hasil yang paling utama dari proses riset yang dijelaskan dalam skripsi ini adalah tersedianya layanan internet broadband melalui jaringan WiMAX yang telah diimplementasikan.

The growth of telecommunications technology nowadays have reached condition whereabout the services which is given to consumer no longer limited to voice service, but also have enter data services such as picture, video, internet, etc. Data delivery services even have started to take over amount of traffic service voice. Along with the increase of the services type at telecommunications world, also arise various problem. Among the problems is bandwidth problem. Data service requires much more bandwidth compared to voice service. The bandwidth itself is very dependent on transmission medium connecting network provider and end user. consumer. Hence pop out various technology and alternative on medium transmission to overcome this bandwidth problems, strarting from DSL technology, wireless, up to fiber optic. This journal will explains about WiMAX technology overview, its difference with Wi-Fi, the features and performance evaluation of wireless communication system using WiMAX within UI base station."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40675
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tri Purwanto
"Kebutuhan masyarakat akan informasi dan entertainment menanjak tajam seiring dengan perkembangan jaman dan kesibukan setiap orang, yang memungkinkan untuk dapat memperoleh berita yang aktual, tajam dan terpercaya serta kebutuhan entertainment dalam bentuk film, musik ataupun olahraga secara langsung. Indovision merupakan salah satu sarana yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Jangkauan yang luas dan antena penerima yang berukuran relatif kecil menyebabkan produk ini bisa diterima di seluruh wilayah Republik Indonesia dengan peralatan penerima yang mudah dipindah-pindahkan. Penerimaan siaran indovision sejauh ini terbatas pada satu tempat yang tetap, dan tidak bisa diaplikasikan penerimaan sinyal siaran pada sebuah sistem yang bergerak. Dalam tugas akhir ini akan dilakukan perancangan tahap awal peralatan sistem kendali auto-track antena penerima indovision pada suatu benda bergerak dan menganalisa basil simulasi terhadap respon yang akan terjadi pada sistem kendali auto-track antena yang dirancang akibat perubahan posisi yang terjadi pada objek yang bergerak tersebut, dimana sistem yang dirancang disimulasikan dengan menggunakan program MATLAB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2002
S28509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idris Satria
"ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan informasi pada awal lahun millenium baru, pengguna layanan telekomunikasi data dan multimedia berharap bahwa kedua pelayanan tersebut akan dapat digunakan tents-menerus dimanapun dan kapan pun. Sistem seluler generasi kedua yang tclah ada tidaklah mencukupi, oleh karcna itu guna mewujudkan pelayanan tersebut diperlukan suatu teknologi bernama universal mobile telecommuirication systems (UMTS).
Dengan munculnya sislem baru ini maka harus juga dipersiapkan sarana dan prasarana yang mendukung dan kompatibel dengan sislem tersebut termasuk dart sarana hose iranxceiver station (t3TS). Untuk mendapatkan suatu kinerja yang baik dart suatu BTS maka Iangkah yang pertama sekali harus ditakukan adalah nienentukan lokasi penempatan I3TS tersebut yang paling sesuai dengan kapasitas pelanggan pada suatu daerah tertentu serta menghitung besarnya daerah yang mampu dilayani oleh BTS itu. Dengan demikian perlu dibuat suatu sistem percncanaan dalam bentuk simulasi terlebih daliulu guna mendukung Iangkah tersebut diatas. Sebab dengan menganalisa terlebih dahulu melalui simulasi maka diharapkan dalam praktek pengerjaannya tidak akan incngalami kesulitan yang bcrarli terutama dalam menentukan posisi penempatan BTS.

"
2000
S39160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>