Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25261 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Weldy Rahman Nazmi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Leonard T.
"Multicarrier Code Division Multiple Access (muliticarrier CDMA) adalah suatu sistem hasil perpaduan dua teknologi, yaitu teknik akses spektrum sebar yang disebut Code Division Multiple Access (CDMA) dengan teknik modulasi pembawa jarnak (multicarrier) yang disebut Orrhogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). CDMA melakukan akses pada frekuensi yang sama dan pada waktu yang bersamaan sehingga dapat menawarkan kapasitas yang besar. Sedangkan OFDM mentransmisikan aliran data serial dengan terlebih dahulu mengkonversi aliran data tersebut menjadi sub-sub aliran data parallel yang tumpang tindih dan orthogonal sehingga dapat menawarkan penggunaan bandwidth yang elisien dan tahan terhadap interferensi. Secara garis besar, multicarrier CDMA dibagi menjadi dua grup, yaitu multicxzrrier CDMA berdomain frekwensi yang disebut dengan MC-CDMA dan multicarrier berdomain waktu yang disebut MC-DS CDMA MC-CDMA dapat direalisasikan dengan mengglmakan transfonnasi Fourier. Untuk menj aga sifat orthogonalitas maka cyclic prefix (CP) ditambahkan pada pemancar dan cyclic preps: tersebut dihilangkan pada penerima. Penggunaan cyclic prefix akan mengurangi efisiensi penggunaan bandwith. Kebutuhan terhadap penambahan cyclic preyix dapat dihilangkan apabila transformasi Fourier diganti dengan transformasi wavelet tanpa mengurangi perfonnansi sistem MC-CDMA tersebut.
Tesis ini menganalisa kineija sistem MC-CDMA berbasis transformasi wavelet dibandingkan dengan transformasi Fourier. Kinerja sistem diukur dengan memperlihatkan bit error rate (BER). Kinerja sistem MC-CDMA dengan menggunakan transformasi wavelet lebih baik daripada kinerja MC-CDMA berbasis transformasi Fourier. Modulasi yang digunakan adalah modulasi M-ary orthogonal. Kanal yang dipergunakan adalah kanal AWGN dan kanal Rayleighfading 4 lintasan jamak.

Multicarrier Code Division Multiple Access (multicarrier CDMA) is an integration result of two technologies that is Code Division Multiple Access(CDMA), a spectral spectrum access technique with Othogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM), a multicarrier modulation technique. CDMA offers higher capacity because it uses same frequency and time on its access method. On the other hand, OFDM transmits serial data flow by converting to its overlapping and orthogonal subs parallel data tlow offering ehicient and interference resistant bandwidth In general, multicarrier CDMA is divided into two groups, that is a frequency domain MC-CDMA and a time domain MC-DS-CDMA MC-CDMA can be perform using Fourier transformation. In order to keep its orthogonality, cyclic prefix (CP) is added on Transmitter and is removed on Receiver. Cyclic prefix will reduce bandwith efficiency. The need of cyclic prefix addition could be reduced without loosing MC-CDMA system performance if Fourier transformation is replaced by Wavelet transformation.
This thesis showed MC-CDMA system performance based on wavelet transfonnation compare to Fourier transformation. Performance of the system was measured to show bit error rate (BER). Performance of MC-CDMA system using wavelet transformation was much better than the one using Fourier transformation. Orthogonal M-ary was being used in this thesis. AWGN Channel and Fading Rayleigh Channel with 4 multipath were also being used.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raninditha
"ABSTRAK
Manajemen servis merupakan suatu proses transferring kegiatan operasional harian yang
berkaitan dengan kegiatan operasional dalam mengatur kegiatan operasional perusahaan agar
bisa mengefektifkan dan mengefisienkan kegiatan operasional perusahaan tersebut sehingga,
dapat membantu suatu perusahaan untuk dapat berkonsentrasi kepada bisnis utamanya.
Pada aplikasinya manajemen servis dapat menjadi solusi bagi provider telekomunikasi, dan
dapat menjadi peluang bagi provider network agar dapat tetap bernisnis di dunia
pertelekomunikasian Indonesia. Selain itu manajemen servis akan menjadi suatu ancaman bagi
provider telekomunikasi apabila tidak ada kontrol dari perkembangan dan persaingan pada
provider network keamanan data, dan sebagainya.
Saat ini kerjasama antara kedua belah pihak ini diikat dan diatur oleh kerjasama dan
kesepakatan antara kedua belah pihak saja. Campur tangan pemerintahan untuk mengatur
sistem ini, dengan membuat regulasi sangat diperlukan,dan saran regulasi yang bagaima agar
dapat bermanfaat dari manajemen servis ini, dan akan berdampak pada pertelekomunikasian
Indonesia dan masyarakat.

ABSTRACT
Management of Services have a pivotal role to play in support of the core business
and must be closely coupled with the organisation's overall strategy. Management service is
simply a process of transferring the daily operations related to the company services and
maintenance to set up operations in order to make the overall process effective and efficient.
That will allow time to focus in core areas that matter most for the development and growth
of business.
Application of Management of Services can be a solution for
Telecommunications providers, and can be an opportunity for Network providers in order to
remain in the Indonesian Telecommunication business. However, at the same time it has to be
well controlled in terms of market competitiveness, development pace and security systems
etc, in order to protect and minimize any threat to Telecommunications providers.
The current rules between the two sides are bound and regulated only by the
agreement between both parties only (Telecommunication provider and Network
provider).Government intervention to regulate this system is needed, by making the
appropriate and adequate Regulations for this service, considering the benefits of
management service that will have an impact on Pertelekomunikasian Indonesia in particular
and the community in general."
2012
T31184
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Ramzy
"Perkembangan arah penyelenggaraan telekomunikasi dan monopoli menuju kompetisi membutuhkan dukungan perangkat regulasi yang memadai guna menjamin berlangsungnya persaingan secara sehat dan efektif. Salah satu regulasi tersebut adalah pengaturan interkoneksi termasuk penentuan biaya interkoneksi. Pengaturan interkoneksi harus didasarkan pada prinsip keadilan (fairness), berbasis biaya, tidak membeda-bedakan (non-discrimatory) dan tidak saling merugikan masing-masing penyelenggara. Biaya interkoneksi yang berlaku saat ini belum didasarkan pada biaya, sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 32 tahun 2004 pemerintah merencanakan implementasi biaya interkoneksi berbasis biaya pada tahun 2005.
Bagi penyelenggara PSTN Incumbent yaitu PT Telekomunikasi Indonesia, interkoneksi telah menjadi salah satu kontributor utama pendapatan operasi perusahaan. Berdasarkan data performansi perusahaan periode triwulan tiga 2004 yang diterbitkan Telkom, kontribusi pendapatan interkoneksi mencapai 17,45% pendapatan konsolidasi atau 28,01% pendapatan perusahaan tidak terkonsolidasi.
Memperhatikan bahwa hampir sepertiga pendapatan perusahaan tidak terkonsolidasi dikontribusi dari pendapatan interkoneksi, maka perubahan yang menyangkut pengaturan interkoneksi yang dapat memberi dampak bagi performansi perusahaan, terutama performansi bisnis harus dianalisis dan diantisipasi.
Proposal ini diarahkan untuk menyusun kerangka penelitian dalam melakukan identifikasi dan analisis perubahan regulasi interkoneksi serta potensi dampak perubahan regulasi terhadap performansi Telkom. Kerangka penelitian didisain untuk melakukan simulasi terhadap pemberlakuan biaya interkoneksi berbasis biaya, sehingga dapat dilakukan perbandingan antara pendapatan dan beban interkoneksi berdasarkan regulasi saat ini dibandingkan dengan regulasi cost base.
Dari hasil identifikasi dan simulasi perhitungan dampak implementasi regulasi interkoneksi akan dirumuskan formulasi strategi antisipasi yang dapat dipergunakan untuk dalam mengantisipasi rencana implementasi biaya interkoneksi berbasis biaya.

Telecommunication industry that has moved towards competition requires a set of regulations that sufficient enough to guaranty effective and healthy competition among operators. Interconnection regulation including interconnection cost is one of those regulations. To support effective and healthy competition, interconnection regulation must be made based on fairness, cost base, non-discriminatory principles and mutually beneficial to operators. Current interconnection cost applied in Indonesia is not based on cost, but it will be changed by the submission of Ministerial Decree number 32, 2004 that states the implementation of cost base interconnection cost will be applied in 2005.
Interconnection revenue has become of incumbent main operating revenue contributor. For the third quarter of 2004, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk as incumbent operator, achieve 17,45% of its consolidated revenue and 28,01% of unconsolidated revenue from interconnection.
This research proposal is aimed to develop research framework to identify and analyze the change in interconnection regulation and also potential impact that may be effect to Telkom. This research framework is designed to do some simulation with the implementation of new interconnection tariff scheme. The result of simulation will be compared with current condition.
This research proposal will include strategic formulation to anticipate regulation change. Incumbent to anticipate implementation of cost based interconnection may use strategic formulation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indar Atmanto
Jakarta: Independent Society, 2013
384 IND k (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Prasetya
"Kebutuhan akan TV mobil yang dapat dinikmati di handset berkembang dengan pesat akhir-akhir ini, hal tersebut saat ini dimungkinkan dengan menggunakanjaringan seluler berbasis 3G. Akan tetapi jaringan 3G yang berbasis komunikasi point to point tidak dapat secara efisien menampung jumlah pengakses konten siaran TV yang dikirimkan dalam waktu bersamaan sebagaimana layaknya TV broadcaster. Sebagai alternatif dengan adanya teknologi digital broadcast yang didesain untuk mengatasi hal tersebut akan memungkinkan pengiriman konten TV ke handset secara massal dan diharapkan akan mampu menampung lonjakan kebutuhan akan jasa mobile TV mobil ini. Berbagai macam Teknologi Digital di Mobile TV yang berkembang dewasa ini khususnya yang paling populer adalah DVB-H yang menunjukkan trend adopsi terbesar di banyak negara perlu dicermati dalam hal pemilihan transmisi maupun implementasi di lapangan. Implementasi Mobile TV berbasis DVB-H di Jakarta yang merupakan uji coba secara mikro guna menentukan konsep secara keseluruhan baik tingkat adopsi maupun konsep bisnisnya menurut perhitungan adalah sangat layak untuk dilakukan dengan hasil untuk meliput wilayah Jakarta dan sekitarnya dibutuhkan 7 pemancar outdoor dan 40 repeater di dalam gedung bertingkat dengan hasil perhitungan bisnis adalah NPV sebesar Rp. 200 Milyar, IRR sebesar 47% dan Payback Period 2.5 tahun. Dengan demikian direkomendasikan untuk melakukan implementasi layanan Mobile TV berbasis teknologi DVB-H di Jakarta.

Trend of Mobile TV has been started in Indonesia, currently available Mobile TV access is through 3G cellular network. 3G cellular network has limitation since it was design based on point to point communication therefore for broadcast capabilities using 3G network is limited compare with the real broadcasting network itself. As an alternative for delivering mobile TV solution currently is by using new technology of digital broadcast that has been design for more reliable TV channel delivery to mobile mass user handset at one times. This solution supposed to answer needs of user demands on the mobile TV access. Most popular mobile TV access technology is DVBH based which is adopted in many major country in the world, for Indonesia adoption on which technology is the best really need to have brief in detail implementation study along with business case exercise especially for big cities deployment such as Jakarta. Implementation of DVB-H Mobile TV in Jakarta has proven to be success and feasible based on the analysis that Jakarta is covered by 7 big transmitter cell and 40 in-door repeater for high rise building, financial analysis shown that business case result are NPV is Rp. 200 Billion, IRR is 47% and Payback period is 2.5 years. The analysis of implementing DVB-H in Jakarta is covered both cost and revenue associated with along recommendation for adapting DVB-H technology for Mobile TV deployment in Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24771
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fony Carolina
"Pelanggan telepon seluler sendiri dengan CAGR 26,7% akan bertambah menjadi 122,1 juta pada 2010. Perusahaan penyewaan menara telekomunikasi mengambil bagian dalam pengembangan menara BTS (Base Transceiver Station) untuk para penyedia layanan telekomunikasi (operator seluler).
Metode SERVQUAL digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan kesuksesan layanan yang diberikan perusahaan. Metode Quality Function Deployment (QFD) digunakan untuk menyusun strategi baru untuk memberikan layanan yang terbaik bagi konsumen. Data diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada manajer seluruh operator seluler.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa kinerja para perusahaan tower provider baru memenuhi 67.41% harapan operator seluler. Oleh karena itu prioritas service element (respon teknis) yang dapat dilakukan adalah meningkatkan koordinasi antara penyewa dengan tower providernya.

Telecommunication holds a significant role as an information provider. Cellular phone customer themselves, with the CAGR of 26.7% will gradually increase into 122.1 million in 2010. The telecommunication tower provider company will take part in developing BTS (Base Transceiver Station) tower to all telecommunication provider service (celluler operator).
SERVQUAL method is used to identification customer's need and service succeeded by the company. Quality Function Deployment (QFD) method is used to arrange a new strategy for giving the best service to the customer. Data which writer got is from the qustionairre of all celluler operator managers.
This research found that operator celluler's expectation only reached 67.41% with the effort that have been done by the tower provider company. Therefore, the service element priority (technical response) that ought to be done by the company is increasing coordination between celluler operator and tower provider.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50322
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Stiawan
"Telnet adalah aplikasi remote login Internet, Telnet digunakan untuk login ke komputer lain di Internet dan mengakses berbagai macam pelayanan umum, termasuk katalog perpustakaan dan berbagai macam database, Telnet memungkinkan pengguna untuk duduk didepan komputer yang terkoneksi ke internet dan mengakses komputer lain yang juga terkoneksi ke internet. Yang menjadi masalah adalah telnet beroperasi pada lapisan jalur internet yang sangat rawan. Proses autentikasi menjadi syarat mutlak bagi penyedia layanan ini, sehingga apabila client ingin menggunakan layanan ini haruslah memasukkan Username dan password -yang selanjutnya akan dikirimkan kepada server. Layanan telnet adalah layanan yang tidak menggunakan enkripsi, sehingga password mudah untuk disadap oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Untuk itu salah satu cara mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan konsep One Time Password (OTP) dimana penggunaan password terbatas hanya untuk satu kali login,sehingga passwordnya berubah tiap kali akan login. Untuk aplikasi OTP ini digunakan algoritma hash function SHA-1 yang memiliki hasil keluaran sebesar 160 bit. Algoritma SHA-1 adalah salah saru algoritma yang digunakan pada aplikasi 01P. Algoritma ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan algoritma untuk aplikasi OTP lainnya, diantaranya adalah algoritma ini memiliki buffer yang lebih besar, kemudian algoritma ini lebih secure walaupun prosesnya lebih lambat. Pada percobaan dilakukan pengujian dan analisa terhadap masukan berupa variasi passphrase dan challenge pada setiap keluaran password yang dihasilkan. Autentikasi OTP dengan menggunakan algoritma SHA-1 secara umum dapat mengatasi permasalahan security atau keamanan pada telnet. Hasil dari percobaan yang dilakukan yaitu dengan cara memvariasikan passphrase dan challenge untuk kemudian dianalisa hasil password OTP keluarannya ternyata menghasilkan password yang selalu berubah pada setiap kali login."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39300
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyono
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T5807
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Afianto
"ABSTRAK
Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi berdampak pada mudahnya proses
penyampaian informasi. Salah satu pengaruhnya merambah pada pemanfaatan
fasilitas SMS ke dunia bisnis dan industri, dengan daerah jangkauan yang luas, sms
menawarkan keselamatan transmisi data yang terjamin. Dalam penelitian ini dibuat
sebuah sistem yang dapat mentransmisikan data dengan memanfaatkan fasilitas sms
pada telepon seluler. Pertama, GPS memantau posisi kendaraan yang jika terdeteksi
terdapat perubahan posisi maka melalui media sms akan dikirimkan pesan yang
menginformasikan bahwa mobil telah dicuri. Kedua, jika pemilik mobil ingin
mengetahui dimana kini mobil berada maka pemilik mobil hanya perlu mengirimkan
sms berisi posisi lalu sistem akan memberi sms balasan yang berisi data koordinat dan
posisi dimana mobil tersebut berada melalui layanan pesan singkat. Pemrograman
mikrokontroler pada sistem pengaman kendaraan ini menggunakan bahasa basic yaitu
Basic Compiler AVR (BASCOM-AVR)."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>