Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191800 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Presipitator elektrostatik merupakan salah satu alihkasi yang digunakan untuk memisahkan partikel-partikel dari kandungan udara. Presipitator elektrostatik digunakan pada saluran gas buang industri-industri dan pembangkitan untuk meminimalisasikan partikel-partikel dari kandungan gas buang akibat aktifitasnya. Presipitator elektrostatik menggunakan efek tegangan tinggi untuk melakukan proses ionisasi dan proses pemuatan.. Kerja presipitator dipengaruhi oleh beberapa parameter, diantaranya bentuk-bentuk elektroda, tegangan elektrada, dan jenis partikel. Parameter-parameter tersehut akan mempengaruhi eftsiensi kerja presipitator elektrostatik. Untuk mendapatkan optimalisasi kerja presipitator elektrostatik maka perlu dilakukan pengujian dengan memvariasikan parameter-parameter tersebut. Hasil pengujaon akan memperlihatkan banyaknya parlikel yang terkumpul pada elektrada­ elektroda. Hasil pengujian dilakukan perbandingan dan analisis sehingga akan didapatkan parameter yang menunjukan kerja presipitator elektrostatik optimal. Pada tulisan ini, parameter yang digunakan adalah variasi bentuk elektroda positif, tegangan elektroda, dan jenis partikel. Pengujian dilakukan dengan tegangan tinggi arus searah"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39697
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Novianto
"ABSTRAK
Elektrostatik presipitator mempakan suatu alat yang biasa dipergunakan pada industri untuk mereduksi konsentrasi partikel dalam aliran udara atau gas.
Peralatan ini biasanya dipasang dibagian saluran pembuangan pada industri.
Sesuai dengan namanya, alat ini menggunakan gaya elektrostatik untuk menunjang fungsi utarnanya sebagai pemisah partikel. Kawat pelepas muatan (discharge electrode) yaitu tempat terjadinya pelepasan muatan negatif dan pelat kolektor sebagai tempat penangkapan partikel-partikel yang telah diberi muatan, merupakan bagian utama dalam elektrostatik presipitator.
Partikel-partikel yang telah diberi muatan akan tertarik dan berkumpul pada pelat kolektor, sehingga menyebabkan partikel-partikel tersebut terpisah dari aliran udara atau gas-nya dengan tujuan agar udara atau gas yang mengalir keluar dan saluran pembuangan benar-benar telah bersih.
Unjuk kerja yang tinggi dad elelctrostatik presipitator sebagai pengendali polusi udara, semakin dibutuhkan dengan berkembangnya industri-industri yang akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan berupa polusi udara akibat sisa proses industri tersebut.

"
1996
S36537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinuraya, Arwadi
"An Electrostatic Precipitator (ESP) is one of the most widely used particulate collection device. It has many advantages: Its range of size is enormous; it is used on the largest fossil-fuel-fired electric generating plants and in small household air-conditioning system as well. It is versatile enough to provide virtually complete collection of particles of many substances, both solids and liquids. It can operate at high temperatures and pressures and its power requirement are low. An ESP use electric field from DC High Voltage to generate corona field to ionize particles coming through.
The efficiency of an ESP theoretically influenced by gas flow, particles size and particle migration velocity. The material and form of the collecting plate electrodes are usually not included in efficiency formulas; in fact both of them influence the migration particle velocity. Flat, spotted and ram electrodes are electrodes form that will be analyzed in this thesis because each of them gives a different corona field. Aluminum, zinc and iron are electrodes material which will be analyzed also. The influence of forms and materials of electrodes will tested on CaCO3 and Ca(OH)2 particles using a DC high voltage power source will be tested to get a conclusion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osa Laksana
"Pembangkitan tegangan tinggi pada sebuah elektroda akan diikuti dengan terjadinya ionisasi pada udara, yang memicu terjadinya kegagalan. Kegagalan ini bisa berupa korona ataupun lompatan listrik. Korona yang terjadi pada sebuah elektroda bertegangan tinggi dapat berupa gangguan bising. Gangguan bising yang terjadi pada sebuah elektroda memiliki karakteristik yang berbeda bergantung kepada bentuk dari elektroda yang digunakannya. Selain bentuk elektroda yang digunakan, terdapat hal lain yang dapat mempengaruhi pembangkitan gangguan bising yaitu besar tegangan yang diterapkan dan kondisi lingkungan di sekitar elektroda. Pengujian akan dilakukan dengan membangkitkan tegangan tinggi AC yang kemudian akan dialirkan menuju ke elektroda. Korona yang dibangkitkan akan ditangkap menggunakan mikrofon dan akan diproses dengan Cool Edit Pro 2 sehingga besar dB, bentuk gelombang, dan spektrum dapat diketahui.
Dari pengujian dapat diketahui bahwa pengaruh kenaikan tegangan pada elektroda adalah kenaikan besar dB yang akan dipancarkan oleh elektroda. Selain itu kenaikan tegangan juga akan mempengaruhi penguatan dan pelemahan pada spektrum frekuensi yang dibangkitkan dan noise pada gelombang suara. Besar dB, bentuk spektrum dan gelombang yang dibangkitkan memiliki karakteristik yang berbeda untuk tiap bentuk elektroda dan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Dari kelima bentuk elektroda, elektroda bola adalah elektroda yang membangkitkan gangguan bising terendah yaitu untuk tegangan mencapai 50 kV yang dibangkitkan adalah -4,29 dB karena permukaan yang rata. Lalu kawat dengan kondisi basah merupakan elektroda yang membangkitkan gangguan bising tertinggi yaitu dengan tegangan 20 kV besar dB yang dibangkitkan adalah 0.78 dB karena terdapatnya permukaan yang tidak rata di sepanjang kawat dan kondisinya yang basah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40091
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengujian mengenai alat penghisap debu ini merupakan salah satu
gambaran dalam perindustrian berdasarkan prinsip kerja dari gaya elektrostatik.
Dengan mencari efisiensi yang optimal maka diharapkan alat penghisap debu ini
dapat mengurangi jumlah polusi udara akibat partikel-partikel yang ada di udara
akibat emisi sehingga dapat mencemari lingkungan sekitarnya. Gambaran industri
yang direpresentasikan adalah suatu manufaktur yang menggunakan bahan baku
dan emisi berupa partikel kalsium karbonat untuk proses produksinya. Jenis
industri tersebut banyak dijumpai seperti pada proses pembuatan semen, batu
hiasan(ornamenta1 stone), dan lain-lain.
Efisiensi yang didapatkan merupakan desain yang bergantung kepada
banyak parameter. Untuk mendapatkan efisiensi yang optimum, pengujian ini
menggunakan parameter kombinasi dari jenis korona pada bahan elektroda
alumunium, besi, dan seng dengan kerapatan bintik 1 cm, 1,5 cm, dan 2 cm
dengan kecepatan angin konstan dan ukuran luas elektroda adalah 20 x 10 cm2.
Adapun dari hasil pengujian yang didapatkan ternyata efisiensi optimum
dimiliki oleh elektroda dengan bahan material alumunium yang diberi korona
negatif dengan kerapatan bintik yang diterapkan berjarak 1,5 cm dengan efisiensi
sebesar 69,98 % pada kuat medan listrik sebesar 7,93 kV/ cm."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39792
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Triswantoro
"Isolasi merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dengan peralatan tegangan tinggi. Transformator merupakan alat yang berperan besar dalam penyaluran tenaga listrik. Dalam hal ini minyak transformator berfungsi sebagai pemisah atau isolasi antara kumparan dengan peralatan yang berada di sekitarnya. Namun tingginya beban akan mengakibatkan pemanasan pada transformator yang dapat menyebabkan terdegradasinya minyak isolasi transformator dimana berakibat pada meningkatnya potensi terjadinya tegangan tembus.
Oleh sebab itu minyak isolasi memerlukan uji tegangan tembus yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar ia mampu menahan tegangan tinggi sampai mengalami kegagalan. Pengujian yang dilakukan adalah dengan membuat simulasi tegangan tembus menggunakan tiga jenis elektroda, elektroda runcing-runcing, kotak-kotak dan bola-bola serta menggunakan variasi temperatur dengan menggunakan minyak isolasi baru dan minyak isolasi lama. Selain itu pengujian tegangan tembus juga membuat variasi jarak antar elektroda dengan jarak 3 mm, 5 mm, dan 7 mm.
Setelah dilakukan pengujian diperoleh hasil bahwa dengan bertambahnya temperatur pada minyak isolasi maka tegangan tembus yang terjadi semakin menurun. Jenis elektroda runcing-runcing mempunyai tegangan tembus yang paling rendah, dan semakin jauh jarak antar elektroda maka tegangan tembus juga semakin besar. Minyak isolasi yang baru mempunyai tegangan tembus yang lebih besar dibanding dengan minyak isolasi lama.

Insulation is a very important and cannot be separated by high voltage equipment . The transformer is a tool that plays a major role in the distribution of electric power. In this case the function of transformer oil as a separator between the coil with the equipment located in the transformer. However, the high load on the transformer will result in heating which can lead to degradation of insulating oil which results in increased potential for breakdown voltage.
Therefore insulating oil require breakdown voltage test to find how much it is able to hold high voltages until fail. Testing is done by making simulated breakdown voltage using three types of electrodes , sharps, boxes and balls as well as the use of temperature variation using the new insulating oil and old insulation oil.
Besides testing the breakdown voltage also make variations of the distance between the electrodes with a distance of 3 mm , 5 mm , and 7 mm. After testing the results showed that with increasing temperature the insulating oil breakdown voltage occurs is decreased. Sharps type of electrode has the lowest breakdown voltage, and the greater the distance between the electrodes the breakdown voltage also increases. New insulating oil has a breakdown voltage greater compared with the old insulating oil."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56108
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anugrah Hermanto
"Faktor ekonomis dan keandaan menjadi suatu keharusan dalam sistem transmisi dan distribusi. Gejala korona merupakan salah satu persoalan yang timbul dalam sistem transmisi tenaga listrik tegangan tinggi karena menimbulkan rugi-rugi transmisi dan mengganggu lingkungan sekitar. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya korona adalah kondisi penghantar, yakni bentuk elektroda, jarak celah antar elektroda, dan diameter kawat penghantar. Untuk itu perlu dilakukan pengujian terhadap berhagai bentuk elektroda guna mendapatkan karakteristik dan pengaruh dari bentuk elektroda yang dianggap mewakili keadaan sebenarnya.
Pada kondisi ruangan dan jenis bahan elektroda yang sama, jarak celah antar elektroda mempengaruhi tegangan awal terjadinya korona, dimana kenaikan tegangan awal korona berbanding lurus secara logaritma terhadap jarak antar elektroda. Dan pada jarak antar elektroda di bawah 20 mm, proses korona tidak dapat diamati, melainkan langsung terjadi kegagalan. Bentuk permukaan elektroda sangat berpengaruh terhadap terjadinya korona, dimana pada elektroda jarum, tegangan awol terjadinya korona lebih rendah dibandingkan dengan elektroda type batang atau type flat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
TA2798
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aryatama Wisnu Wardhana
"Partial discharge adalah suatu fenomena yang terjadi pada tegangan tinggi; secara definisi, ia adalah terjadinya pelepasan muatan bunga api listrik yang menghubungkan isolasi diantara konduktor secara parsial dan dapat atau tidak dapat terjadi bergantung pada konduktor. Partial discharge terjadi pada bahan isolasi padat, gas, dan cair.Skripsi ini bersangkutan dengan kejadian partial discharge pada 5 konfigurasi elektroda yang disebabkan oleh medan tegangan tinggi yang terdistorsi di sekeliling udara. Konfigurasi elektroda tersebut adalah jarum-plat, jarum-bola, jarum-silinder, bola-bola, plat-plat.
Pengukuran partial discharge dilakukan dengan osiloskop dijital dan dua computer pribadi. Analisa data dilakukan dengan menggunakan waktu mula pra-peluahan dan tingkat pengulangan.Hasil pengukuran menunjukan bahwa tegangan yang terdistrosi mempunyai efek langsung terhadap pengukuran partial discharge berkenaan dengan waktu mula pra-peluahan dan tingkat pengulangan.

Partial discharge is a phenomenon that occurs at high voltage by definition, it rsquo s a localized electrical discharge that only partially bridges the insulation between conductors and which may or may not occur adjacent to a conductor. Partial discharge occurs at solid, gas, and liquid insulation materials.This thesis deals with the occurrence of partial discharges on 5 electrode configurations due to the distorted high electric field exceeding the electric strength of Air. The electrode configurations are needle plate, needle sphere, needle rod, sphere sphere.
The partial discharge measurement was conducted using a digital oscilloscope combined with two personal computers. The analysis of the data was conducted by utilizing the partial discharge inception time and partial discharge repetition rate.The experimental results showed that the distorted voltage has a direct effect to the partial discharge measurement in terms of its inception time and repetition rate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rembianov
"Material karbon menjadi alternatif material yang dapat digunakan sebagai elektroda pada sel surya perovskite. Karbon memiliki keberagaman pada jenis alotropinya berdasarkan ikatan atom. Namun, hingga saat ini belum ada penelitian penggunaan karbon aktif yang berasal dari material biomassa sebagai elektroda pada sel surya perovskite. Pada riset ini, karbon aktif yang digunakan berasal dari arang batok kelapa. Ukuran partikel dari karbon aktif berbentuk bubuk, yaitu 30 mikrometer mesh 500 dan 15 mikrometer (mesh 1000) serta rentang waktu pembuatan elektroda karbon aktif akan diteliti pada skripsi ini untuk mengetahui unjuk kerja sel surya perovskite yang menggunakan karbon aktif arang batok kelapa sebagai elektrodanya dengan metode yang digunakan adalah powder pouring. Perbedaan jenis prekursor titanium Ti juga akan diteliti pengaruhnya terhadap unjuk kerja dari sel surya perovskite yang dihasilkan. Prekursor Ti yang digunakan untuk membentuk lapisan penghantar elektron TiO2 pada penelitian ini adalah Titanium Isopropoxide TTIP dan Titanium Diisopropoxide Bis Acetylacetonate TTDB dengan metode yang digunakan spin coating dan annealing. Hasil dari skripsi ini, unjuk kerja sel surya perovskite terbaik adalah sel surya perovskite yang menggunakan prekursor TTIP pada lapisan penghantar elektron TiO2 dan elektroda karbon aktif dengan ukuran partikel mesh 1000 serta pembuatan elektroda dilakukan pada hari yang sama dengan proses fabrikasi dengan unjuk kerja yang dihasilkan adalah VOC sebesar 1,28 volt; ISC sebesar 8,04 mA; fill factor sebesar 0,512; dan efisiensi sebesar 2,85%.

Carbon can be an alternative material as the electrode of perovskite solar cells (PSCs). According to the different atom bonded, there are several allotropes of carbon which makes carbon as the diversity material. However, there is no research that uses activated carbon derived from biological materials as the electrode of PSCs. In this research, the activated coconut shell charcoal will be used as the electrode of PSCs. Effect of the particle size of coconut shell charcoal which is 30 micrometer mesh 500 and 15 micrometer mesh 1000, as well as the lifespan of the activated carbon based electrode, towards the performance of PSCs, was investigated. The method in depositing activated carbon is powder pouring. This research also investigated the effect of Ti precursors for the TiO2 based electron transport layer. Ti precursors that used in this research consists of Titanium Isopropoxide TTIP and Titanium Diisopropoxide Bis Acetylacetonate TTDB. The best performance of PSCs in this research is the PSCs that use TTIP precursor for the TiO2-based electron transport layer, the particle size of the activated carbon-based electrode is mesh 1000, and the lifespan of the activated carbon based electrode is 0 days. The device produced VOC of 1.28 volt; ISC of 8.04 mA; fill factor of 0.512; and efficiency of 2.85%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>