Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176116 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sormin, Jefri C.
"Penggunaan jaringan seringkali membutuhkan alokasi besar bandwidth tertentu
dengan mengurangi pengaruh jarak dan delay seminimal mungkin. Terutama pada
perkembangan dunia internet saat ini, dimana ada pelanggan yang menginginkan
penggunaan alokasi jumlah bandwidth tertentu.
Pada skripsi ini dilakukan simulasi penerapan policy pada router yang dilalui
dengan menggunakan Weighted Round Robin (WRR), Random Early Detection (RED),
RED with In/Out (RIO) dan Time Sliding Windows with Three Colour (TSWTCM)
yang digunakan untuk memberikan spesifikasi terhadap keadaan bandwidth
yang diinginkan. Algoritma tersebut dijadikan sebagai policy yang digunakan
untuk mengatur aliran dan jumlah paket yang dikirimkan dari sumber ke
tujuan sesuai dengan besar bandwidth yang diinginkan.
Setelah menerapkan policy tersebut penggunaan besar bandwidth dapat diatur
sesuai kebutuhan pengguna jaringan. Hasil yang diperoleh selama simulasi
menunjukkan bahwa paket TCP dan UDP dapat dibagi menurut kebutuhan pelanggan
dengan pemakaian bandwidth 6.5 - 7.4 Mb untuk paket TCP dan diatas 7.9 Mb untuk
UDP pada jaringan yang mempunyai bandwidth sebesar 8 Mb. Juga diperoleh hasil
bahwa untuk TCP yang ukuran paketnya kecil yaitu 48 dan 100 byte hanya mampu
menggunakan bandwidth yang kecil karena adanya paket acknowledgment yang
mengurangi kapasitas bandwidth yang tersedia. Policy ini lebih efektif digunakan
untuk paket UDP yang tidak responsif dibandingkan dengan paket TCP yang
responsif. Disamping kemampuannya untuk membagi bandwidth ternyata penerapan
policy mengakibatkan jumlah dropping paket yang terjadi sedikit lebih banyak dari
sebelum penerapan policy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39644
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyan Agustian
"Manajemen bandtividth menjadi hal yang mutlak diperlukan bagi jaringan multi layanan, semakin banyak dan bervariasinya aplikasi yang dapat dilayani oleh suatu jaringan berpengaruh pada penggunaan link dalam jaringan tersebut. Link-link yang ada hares mampu menangam kebutuhan user akan aplikasi tersebut bahkan dalam keadaan kemacetan sekalipun, harus ada suatu ja.minan bahwa link tetap dapat berfungsi sebagaimana mestinya walaupun ter adi ledakan permintaan aplikasi. Manajemen bandwidth memegang peranan penting dalam mengatur jenis aplikasi yang bisa mengakses link yang ada, selain itu manajemen bandwidth mampu memberikan garansi kepada aplikasi yang mendapat alokasi bandwidth untuk terns mengirimkan data sesuai dengan alokasinya sekalipun terjadi kemacetan dalam jaringan bahkan dalam keadaan tertentu ketika alokasi bandwidth yang dimiliki oleh suatu aplikasi/layanan tidak digunakan, maka oleh Bandividth Manager alokasi bandtividih yang idle tersebut dapat dialihkan sementara Nvaktu kepada kelas yang sedang mengalami backlog/timbunan antrian, hal ini memberikan keuntungan mempercepat hilangnya backlog suatu kelas sekaligus mengoptimalkan penggunaan link yang ada. Hierarchical Token Bucket (HTB) dan Class Based Queuing (CBQ) sebagai implementator manajemen bandwidth yang tersedia secara gratis dan dapat dijalankan diatas platform Sistem Operasi LINUX merupakan Bandtividth Manager yang layak dianalisa keunggulan dan kelemahannya, diharapkan penggunaannya yang tepat dan akurat akan membuat jaringan yang menerapkan Bandwidth Mrmajer ini bekerja secara optimal. Pada hasil analisa tugas akhir ini, akan dibandingkan Bandwidth Manager FITB maupun CBQ dengan parameter throughput, Nvaktu proses, jitter dan response time dengan berbagai skenario mulai dari pembedaan pembagian pada kapasitas bandwidth, no port dan alamat IP address, sehingga akan didapatkan bandwidth manager yang lebih baik dan optimal diantara keduanya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliza Musa
"ABSTRAK
Teknologi Asynchronous Transfer Mode (A TM) dapat diandalkan sebagai tulang punggung (backbone) hubungan antar jaringan lokal (LAN) untuk memenuhi permintaan kebutuhan kapasitas bandwidth yang besar dan kecepatan yang tinggi. Namun terdapat kesulitan di dalam melakukan interkoneksi antara LAN dengan jaringan ATM, yaitu pada saat antar muka (interfacing) antara LAN yang bersifat connectioniess dan jaringan ATM yang bersifat connection-oriented. Di dalam jaringan ATM, kapasitas bandwidth yang diperiukan dalam proses connection setup untuk mengirim data antar LAN tidak diketahui karena data tersebut bersifat connectionless. Untuk mengatasi hal ini dipedukan suatu metode manajemen bandwidth yang tidak memedukan connection setup. Salah satu metode ini adalah bandwidth advertising. Tugas akhir ini bertujuan untuk mengamati unjuk keda dari jaringan ATM yang menggunakan metode bandwidth advertising. Pada tugas akhir ini akan dibuat simulasi unjuk keda berupa transmisi paket antar host LAN melalui sebuah titik switching pada jaringan ATM dan analisa perhitungan sebagai perbandingannya. Karaktehstik unjuk keda jaringan yang diamati adalah probabilitas sel hilang dan probabilitas paket hilang. Unjuk keda ini diukur sebagai pengaruh dari jumlah host, panjang paket rata-rata, laju bit pengiriman dan burstiness."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S39619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Agusta
"Sebagai salah satu teknologi yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan Quality af Service, Differentiated Services menyediakan tingkat pelayanan yang berbeda berdasarkan prioritas dari sebuah paket dalam suatu agregasi traffic dalam internet yang sangat heterogen dapat djumpai bermacam-macam traffic dengan sifat yang berbeda seperti UDP yang connectionless oriented dan TCP yang connection oriented atau trafik CBR yang konstan dan VBR yang dapat terus berubah.
Untuk itu diperlukan suatu analisa terhadap pola-pola trafik tersebut terutama bila diagregasikan ke dalam jaringan DiffServ. Skrpsi ini memberikan analisa tentang prilaku dan kinerja dari kombinasi trafik UDP dan TCP dengan pola trafik CBR dan VBR yang diagregasikan pada suatu jaringan Differentiated Services melalui serangkaian simulasi yang dilakukan menggunakan Network Simulator 2.Ib8.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa trafik UDP akan mempunyai incoming rate throughput, packet loss dan utilisasi alokasi bandwidth yang lebih tinggi daripada TCP, terutama bila menggunakan trajfik CBR. Sifat TCP yang responsive terhadap kemacetan di jaringan membuat utilisasi alokasi bandwithnya tidak maksimal, sehingga excess bandwidth selalu dapat dimanfaatkan oleh UDP."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Paket dalam jaringan yang padat dapat mengalami delay yang, lama haik karcna delay link yang panjang ataupun karena mekanisme scheduling pada lnyér router.
Selama kongesti, bzwr masih dapat tetap penuh yang menyebabkan paket mengalami delay yang lama dan beberapa diantaranya mengalami drop. Hal ini menyebabkan turunnya performansi jari ngan_ lmplementasi metode sclzedullng yang tepat dapat meningkatkan llzroughpul dan memperkecil delay. Tugas akhir ini mempelajari peningkatan unjuk keria yang dihasilkan dengan implementasi ketiga jenis scheduling yaitu FIFO, FQ dan RED. Dengan mempergunalcan ns-2 simulator, diketahui bahwa RED mampu rneningkatlcan kualitas delay unluk How TCP khususnya dengan buffer yang besar. Selain im, RED dapat menghindari efek global synchronization pada jaringan. Untuk flow TCP dan UDP yang dicampur, implementasi multiple queue FQ dapat secara signitikan meningkatkan falrness flow paket Untuk flow UDP, RED dapat memberikan jitter yang lebih stabil dibandingl-can kedua metode lainnya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fitri Aprilia
"Pada sebuah jaringan, jumlah server hampir pasti lebih kecil dari jumlah customer yang mengaksesnya, sehingga server terkadang kesulitan untuk memenuhi semua kebutuhan customer. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pelanggaran pada Service Level Agreement (SLA). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa connection-oriented bandwidth scheduler merupakan bandwidth scheduler yang paling efektif. Pengujian dilakukan untuk mengetahui skalabilitas dan keandalan dari connection-oriented bandwidth scheduler menggunakan Peersim Simulator.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa connection-oriented bandwidth scheduler memiliki efisiensi yang tinggi. Saat keadaan default, utilisasi link hampir mencapai 90,00%. Sementara itu kenaikan level parallel degree ternyata memiliki pengaruh yang linier terhadap kenaikan utilisasi link. Semakin tinggi level parallel degree, semakin besar pula utilisasi link. Namun kenaikan tertinggi terjadi saat parallel degree level 2, dengan kenaikan 5,12% dibandingkan dengan parallel degree level 1. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa pada saat simulasi, sistem yang menerapkan connection-oriented bandwidth scheduler mampu menangani jaringan dengan perbandingan server dan customer sebesar 1: 89.

In a network, the number of servers is almost certainly less than the number of customers who access it, so sometimes, it might be difficult to meet all the customer’s needs. This can lead to violations of the Service Level Agreement (SLA). Previous studies showed that one of the most effective bandwidth scheduler is connection-oriented bandwidth scheduler. Testing was conducted to determine the scalability and reliability of the connection-oriented bandwidth scheduler using Peersim Simulator.
Simulation results show that connection-oriented bandwidth scheduler has a high effectiveness. During the default state, the utility link almost reaches 90.00%. Meanwhile the increase in the level of parallel degree proved to have a linear influence on the increase in the utility link. However, the highest increase occurred when the level of parallel degree is set to 2, with an increase of 5.12% in link utility. Analysis of the simulation results also shows that during the simulation, the system using connection-oriented bandwidth scheduler is able to handle a network with a server and customer ratio of 1: 89.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harimukti S.
"Pengaiokasian bandwidth virtual path merupakan saiah satu faktor yang periu dipertimbangkan dalam menciptakan jaringan ATM dengan utilisasi jaringan yang tinggi dengan tetap mempertahankan mutu pelayanan.
Pada skripsi ini dibuat suatu perangkat lunak dari dua algoritma pengalokasian bandwidth, yaitu algoritma upper bound of cell loss probability dan algoritma peak rate allocation. Unjuk kerja kedua algoritma ini dilihat dengan membandingkan seberapa besar bandwidth virtual path yang dibutuhkan oleh masing-masing algoritma bila beberapa virtual channel connection dikelompokan ke dalam satu virtual path.
Parameter input yang digunakan pada pengujian kedua algoritma ini adalah :jumlah VCC, peak cell rate, average cell rate, batas atas probabilitas sel hilang. Sernua parameter ini merupakan variabei bebas yang dapat dirubah harganya. Adapun parameter output yang digunakan untuk mengukur unjuk kerja masing-masing algoritma adalah besar bandwidth yang dihasilkan oleh masing-masing algoritma dan a iisiensi algoritma satu terhadap algoritma lainnya.
Hasil simulasi menunjukan bahwa algoritma upper bound of cell loss probability dapat mengalokasikan bandwidth secara iebih efisien dibandiingkan algoritma peak rate allocation dengan kondisi input yang diubah-ubah. Adapun perubahan kondisi input yang dimaksud adalah perubahan jumlah VCC, perubahan burstiness (peak cell rate dibagi average cell rate), dan perubahan batas atas probabilitas hilang set."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"MPLS hadir sebagai sebuah solusi baru untuk mengatasi permasalahan
teknologi IP. MPLS berusaha menjaga kesinambungan hubungan dengan teknologi
IP dan teknologi-teknologi lainnya yang hadir sebagai tawaran solusi pemasalahan,
seperti teknologi ATM, Frame Relay dan Iain sebagainya.
Semakin kompleksnya persyaratan jenis paket yang terkirim dalam jaringan
internet dewasa ini, semakin memberikan gambaran sebuah kebutuhan sumberdaya
jaringan yang nyaris sempurna, tanpa ada toleransi kesalahan / kerusakan jalur
sedikitpun.
Seiring dengan kemajuan zaman, penemuan dibidang komputer(baik
hardware maupun software) maka jaringan komputer pun semakin tangguh.
Kesalahan (failure) yang terjadi dalam jaringan komputer sekarang ini paling banyak
10% dari total resource yang ada.
Failure sebaiknya ditiadakan, walaupun dalam kenyataannya tidak mungkin
dihilangkan. Apabila failure terjadi maka jaringan komputer tersebut dituntut mampu
melakukan park restoration / perbaikan path / pembetulan jalur secepat mungkin,
seefektif mungkin sehingga efek negatif pada traffic sangat kecil (diharapkan).
Kunci dari pemulihan kesalahan pada jaringan MPLS adalah untuk
meminimalisasi kerusakan data apapun jenis failure-nya. Harapan dalam sebuah
pemulihan kesalahan, traffic pada LSP tidak boleh sampai terganggu sama sekali
ketika jaringan berusaha untuk dibetulkan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Wildan
"Seiring dengan perkembangan teknologi informasi baik data, voice, maupun video melalui jaringan TCP/IP, sedangkan bandwidth yang tersedia pada jaringan relatif terbatas, maka perlu adanya suatu mekanisme pengaturan pemakaian bandwidth tersebut. Pengaturan bandwidth bisa dilakukan oleh bandwidth manager yang memiliki kemampuan mengatur trafrk data yang melewatinya. Dalam togas akhir ini akan dirancang bandwidth manager CBQ, yaitu suatu hardware yang terbuat dari sebuah komputer yang diinstall software linuxdan free software lain, seperti software CBQ yang berfungsi mengatur bandwidthTCPIIP yang memiliki harga relatif jauh lebib murah dibandingkan dengan bandwidth manager dipasaran. Web Interface sebagai alat bantu penginputan konfigurasi juga akan diterapkan pads bandwidth manager CBQ untuk menghindari kesalahan pada pembuatan konfigurasi CBQ.
Dalam tugas akhir ini juga akan dibuat konfigurasi bandwidth manager CBQ untuk mengatur bandwidh pada jaringan PT. Capella dengan tujuan sebagai berikut: Menjamin pemakaian bandwidth internet oleh aplikasi-aplikasi penting seperti Email, Web browsing, Ftp. Menyesuaikan apokasi bandwidth dengan karakteristik transfer data suatu aplikasi atau protokol. Sebagai contoh aplikasi akses web dan akses ftp ke internet memiliki bandwidth upload lebih kecil dibandingkan dengan bandwidth download, sedangkan akses web server internal dan akses f1p server internal dari internet memiliki karakteristik bandwidth upload lebih besar dibandingkan dengan bandwidth download. Serangkaian aturan tersebut di-set pada Bandwidth Manager CBQ, sehingga pemakaian bandwidth internet pada jaringan komputer tersebut menjadi lebih optimal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>