Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80291 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elvian Syafrurizal
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arnando Ferdian
"ABSTRAK
Sistem pendeteksian wajah pada citra telah berkembang pesat sampai saat ini.
Tujuan dari deteksi wajah adalah untuk mengindentifikasi dan menempatkan
wajah manusia dengan pasisi. skala,oarientasi dan kondisi pencahayaan tertentu. Berbagai metode telah diajukan sampai saat ini. Salah satu pengembangan lebih lanjutnya adalah dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan (neural network). Pada paper ini dibahas sistem deteksi wajah berdasarkan jaringan syaraf tiruan dengan metode training propagasi balik dengan momentum. Jaringan syaraf tiruan menguji setiap window dari citra, dan memmtukan apakah setiap window berisi wajah atau tidak. Setelah itu sistem menentukan window terbaik, yang akan disimpulkan sebagai wajah. Sistem inl dapat mendeteksi wajah frontal pada citra grayscale dengan latar belakang yang kompleks dan skala yang bervariasi. Agar dapat menguji citra masukan untuk ukuran wajah yang berbeda-beda, maka dilakukan metode piramida terhadap citra masukan.
Pada skripsi ini, ststem deteksi dengan jaringan syaraf tiruan diuji dengan perubahan pada parameter jumlah lapisan tersembunyi dan jumlah epoch yang dilakukan pada proses training. Sistem akan dianalisa kinerjanya berdasarkan lamanya waktu deteksi serta ketepatan hasil proses deteksi. Dari hasil pengujian didapatkan waktu deteksi sangat dipenganthi oleh ukuran citra, dan ketepatan proses deteksi sangat dipengaruhi oleh jumlah lapisan tersembunyi dan banyaknya epoch pada proses training, serta karakteristik dari citra masukan

"
2001
S39932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya P.
"Semakin meningkamya kemampuan komputasi dari prosesor sebuah komputer pada saat ini, membuat pemecahan kunci publik dari suatu algoritma enkripsi asimetrik semakin mudah. Akibatnya data yang beredar dalam jaringan komputer memerlukan enkripsi yang lebih baik Iagi. Agar kunci publik sulit untuk dipecahkan, salah satu caranya adalah dengan memperbesar jumlah bit yang digunakan untuk enkripsi (misalnya, RSA 1024 bit). Akan tetapi, cara ini menjadi tidak efektif apabila diterapkan pada sistem yang memiliki kapasitas memori yang kecil seperti Smart Card.
Algoritma Elliptic Curve C13/Cryptography (ECC) dikembangkan untuk mengatasi masalah di atas. Secara teori, ECC 160 bit memiliki tingkat keamanan yang sama dengan RSA 1024 bit. Akan tetapi, ECC masih menghadapi kendala dalam standarisasi.
Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk membuktikan teori tasebut di atas. Pembuktian dilakukan dengan membandingkan ketepatan proses enkripsi-dekripsi pada komunikasi data real-time dan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan kunci publik antara RSA dan ECC. Deugan asumsi bahwa semakin lama waktu yang dibutuhkan umuk memecahkan kunci publik maka tingkat keamanan kunci tersebut makin tinggi, dari uji coba yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Ukuran kunci publik 96 bit:
RSA = 0.22 detik
ECC = 1.08 detik
Ukuran kuuci public 112 bit:
RSA = 1.12 detik
ECC = 14.59 detik"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doloksaribu, Rudy
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lila Puspita Ardiati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39091
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sistem komunikusi nirkabel saat ini telah memasuki kepada era teknologi
generasi ketiga (3G). Guna memenuhi permintaan akan layanan yang berkualitas dan
akses data yang tinggi digunakan teknologi Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA)
sebagai salah satu teknologi 3G. WCDMA merupakan kanal CDMA
dengan kanal empat kali lebih lebar dari kanal yang digunakan pada sistem komunikasi
generasi kedua (2G).
Dalam meningkatkan unjuk kerja kanal downlink WCDMA, ada beberapa cara
yang dapat digunakan. Salah satunya adalah penggunaan diversitas antena pada base
station (BS) yang terbagi dua, yaitu loop terbuka dan loop tertutup. Space time transit
diversity (STTD) merupakan salah satu diversitas antena pada loop terbuka. STTD
merupakan diversitas yang berbasiskan Space Zime Block Coding (STBC). Penerapan
STTD dilakukan dengan menggunakan minimal dua antena pada BS, sedangkan pada MS minimal satu antena.
Dari hasil simulasi ditunjukkan bahwa dengan pemakaian STTD pada kanal downlink mode FDD WCDMA,
kapasitas bandwith sistem dapat ditingkatkan
terutama dalam penghantaran data. Perolehan gain yang didapat juga cukup signifikan
bila dibandingkan dengan WCDMA tanpa STTD meskipun delay yang diterapkan
bervariasi. Sedangkan dengan bertambahnya kecepatan yang digunakan oleh MS dan
atau dengan ditingkatkannya SNR maka perbedaan BER yang didapat juga semakin
besar. STTD akan sangat menguntungkan bila ditetapkan pada MS yang bergorak dengan
kecepatan yang semakin tinggi. Sebaliknya STTD kurang berpengaruh pada MS
yang bergerak dengan kecepatan tidak terlalu ringgi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Nurfitriana
"Parasitemia rendah umumnya tidak dapat terdeteksi pada saat pemeriksaan secara mikroskopis. Penelitian dilakukan untuk mendeteksi infeksi submikroskopis Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax di Nangapanda, Ende menggunakan metode Real-time Polymerase Chain Reaction (PCR). Sebanyak 72 sampel darah anak (umur 5--18 tahun) digunakan dalam amplifikasi DNA menggunakan gen target 18S rRNA. Hasil yang diperoleh menunjukkan Realtime PCR mampu mendeteksi adanya infeksi submikroskopis P. falciparum dan P. vivax di Nangapanda. Persentase infeksi submikroskopis yang diperoleh dari sampel positif P. falciparum sebesar 11,1%, P. vivax sebesar 9,7% dan infeksi campuran sebesar 2,8%. Sensitivitas Real-time PCR mampu mendeteksi kategori nilai Ct low load of DNA (Ct>35) dengan persentase infeksi sebesar 9,7% untuk P. falciparum dan 8,3% untuk P. vivax. Hasil uji chi-square menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan (p>0,05) antara infeksi submikroskopis dengan variabel jenis kelamin dan kelompok umur. Deteksi terhadap infeksi submikroskopis berguna terutama dalam program eliminasi malaria.

In malaria endemic areas, individuals are frequently asymptomatic are present at densities below the limit for conventional microscopy. An 18S rRNA based multiplex Real-time Polymerase Chain Reaction (PCR) had been done to determine sub-microscopic infection of Plasmodium falciparum and Plasmodium vivax. A total of 72 blood samples from children 5--18 years of age in Nangapanda sub-district, Ende were analysed. The sensitivity of Real-time PCR revealed that sub-microscopic infections are common in this area. The prevalence for P. falciparum, P. vivax and mixed infection of both species are 11,1%, 9,7% and 2,8%, respectively. A low load of Plasmodium species-specific DNA (Ct>35) was found for P. falciparum and P. vivax in 9,7% and 8,3% of the positive cases, respectively. There was no significant correlation (p>0,05) between malaria submicroscopic with gender and age groups. Real-time PCR provides more insight into the epidemiology of P. falciparum and P. vivax infections, which could be applied for monitoring and evaluation of novel programs for the elimination of malaria."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Priscilla
"Jamu merupakan obat tradisional berbahan alami dan telah didayagunakan oleh bangsa Indonesia dalam memecahkan berbagai masalah kesehatan yang dihadapinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi populasi mikroba dan menganalisis kemungkinan kontaminasi mikroba Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella spp., dan Staphylococcus aureus yang terdapat pada sediaan jamu di Indonesia menggunakan teknik real-time PCR dan membandingkannya dengan metode konvensional yaitu Angka Lempeng Total (ALT) dan uji bakteri patogen. Berdasarkan hasil yang diperoleh, metode konvensional belum dapat digunakan sebagai pengujian utama karena masih memberikan hasil positif palsu dan dengan metode real-time PCR dapat dideteksi adanya cemaran Pseudomonas aeruginosa pada sampel jamu yang tidak dapat terdeteksi dengan metode konvensional

Herbal medicine is a traditional medicine made from natural materials that have been used by Indonesian people to solve health problems. This study aims to identify the microbial population and analyze microbial contamination of mikroba Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella spp., dan Staphylococcus aureus were found in herbal medicine in Indonesia using real-time PCR technique and compared with conventional methods such as Total Viable Count (TVC) and identification of bacterial pathogens. The result has shown that conventional methods can not be used as the main test because of false positive results. Realtime PCR method can detects the presence of contaminant bacteria Pseudomonas aeruginosa and in herbal medicine sample that can not be detected with conventional method."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S57057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Kripton Nugraha
"Perkembangan teknologi robotika semakin pesat belakangan ini. Keberadaan teknologi Artificial Intelligence (AI) merupakan salah satu faktor yang mendorong perkembangan dari robotika ditambah dengan semakin besarnya kemampuan komputasi dan menurunnya biaya yang diperlukan untuk melakukan komputasi. Robot adalah suatu perangkat yang dapat menggantikan manusia dalam melakukan pekerjaan tertentu. Artificial Intelligence digunakan pada Robot agar dapat melakukan pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan seperti melakukan pendeteksian gulma berdasarkan citra dari kamera. Deep Learning dapat digunakan untuk memberikan kemampuan mengekstraksi informasi dari citra sehingga dapat dilakukan tindakan dari adanya informasi tersebut. Jenis neural network yang digunakan harus memiliki kemampuan untuk memahami pola dari gambar dan dapat melokalisasikan setiap objek yang ada beserta dengan jenis objeknya dalam waktu yang cepat. Salah satu arsitektur dengan kemampuan tersebut adalah Single Shot MultiBox Detector (SSD) yang terdapat Convolutional Neural Network (CNN) untuk melakukan ekstraksi informasi dari gambar dan menghasilkan feature map, Convolutional Layer untuk melakukan lokalisasi dan klasifikasi objek dari setiap feature map, dan Non-max Suppression untuk meminimalkan hasil deteksi yang tidak relevan. Sebagai proof-of-concept, pada skripsi ini arsitektur SSD akan digunakan untuk mendeteksi Gulma pada taman kota. Arsitektur SSD digunakan untuk mendeteksi gulma pada gambar beserta dengan posisinya secara real-time. Pada pengujian yang dilakukan, didapatkan Average Precision sebesar 44%. Sedangkan rata-rata waktu komputasi yang diperlukan selama 38.99 milidetik.

The development of Robotics technology has grown rapidly lately. The existence of Artificial Intelligence (AI) technology is one of the factors that drives the development of Robotic besides the growing computational capacity and the reduced costs required to do computing. Robot is a device that can replace humans in doing certain jobs. Artificial Intelligence is used on Robots to be able to do jobs that require intelligence such as detecting weeds based on images from the camera. Deep Learning can be used to provide the ability to extract information from images so that action can be taken based from obtained information. The type of neural network used must have the ability to understand the pattern of the image and be able to localize every object that exists along with the type of object in limited time. One architecture with this capability is Single Shot Detectors (SSD) where consist of Convolutional Neural Network (CNN) to extract information from images and produce a feature map, Convolutional Layer to localize and classify object within images, and Non-max Suppression to filter not relevant from detected object. As a proof of concept, the SSD architecture will be used for weeds detection in the park. The SSD architecture is used to detect weeds in images along with their position in real-time. In testing, Average Precision score from the model is 44%. The time needed for inference is around 38.99 milliseconds per one image."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>