Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157992 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adjie Pamungkas
"Web-based distance learning kini telah menjadi salah satu alternatif untuk proses pembelajaran seiring dengan meningkatnya penggunaan dan perkembangan teknologi internet. Dalam pengimplementasiannya pada Daskom On-Line yang merupakan versi web-based learning dari mata kuliah dasar komputer semester gasal Jurusan Elektro FTUI 2000/2001 diterapkan juga user management untuk melakukan pengaturan data user. Data user tersebut dapat berupa data pribadi user dan data akademis user.
User management yang diterapkan dalam Daskom On-Line ini merupakan aplikasi rancangan yang diajukan dalam skripsi ini. Rancangan tersebut berupa sistem yang mengatur proses registrasi user pada Daskom On-Line dan sistem untuk melakukan usertracking terhadap kegiatan user pada kurikulum Daskom 0n~Line dengan mencatat halaman yang dibuka user ke dalam database sistem.
Pada hasil implementasi dari proses registrasi tersebut tercatat ke dalam database daskom.PENGGUNA sebanyak 126 mahasiswa peserta kuliah dasar komputer telah melakukan registrasi. Rancangan usertrack selama 30 hari dari 16 Nopember 2000 sampai 15 Desember 2001 berhasil mencatat akses ke kurikulum sistem dengan total akses oleh user sebanyak 2680 kali dan jumlah user yang pernah mengakses sebanyak 60 orang. Rata-rata akses per hari adalah 89,33 kali dengan jumlah akses tertinggi pada tanggal 28 Nopember 2000 sebanyak 604 kali. Rata-rata akses tiap jamnya adalah 111,67 kali dengan waktu yang paling sering digunakan untuk akses adalah sekitar pukul 13.00-14.00 WLB dengan jumlah akses sebanyak 535 kali."
2001
S39909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadilatusifa
"Pembelajaran yang bermakna dan mendalam pada pembelajaran kolaboratif daring memerlukan suatu rancangan pemodelan pembelajaran. Kerangka kerja Community of Inquiry (CoI) berfokus pada memfasilitasi pengalaman belajar yang bermakna dan mendalam melalui tiga aspek kehadiran yaitu sosial, kognitif, dan pengajaran. Forum diskusi asinkron saat ini sudah banyak digunakan namun beberapa kekurangan masih dirasakan oleh peserta didik maupun pengajar. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan implementasi dan evaluasi forum diskusi asinkron berbasis kerangka kerja CoI berupa aplikasi web yang dapat digunakan secara nyata berdasarkan hasil rancangan penelitian sebelumnya. Penelitian ini mengadopsi metode Waterfall sebagai metode Software Development Life Cycle (SDLC). Metode Waterfall yang dimodifikasi menjadi tiga tahapan yaitu design, implementation, serta verification & testing. Tahapan design menghasilkan definisi sistem secara teknis melalui rancangan Unified Model Language (UML) sistem. Tahapan implementasi menghasilkan aplikasi web yang dapat digunakan melalui kegiatan mempersiapkan tech stack, development backend, dan development frontend. Framework Django dan PostgreSQL digunakan untuk pengembangan backend dan Next.js untuk pengembangan frontend. Tahapan verification & testing menghasilkan bahwa tidak ditemukan error utama pada setiap fitur melalui pengujian User Acceptance Testing (UAT). Evaluasi dilakukan melalui survey daring yang berisi pertanyaan kualitatif dan kuantitatif untuk mengukur aspek usability dan keberhasilan memunculkan kehadiran pada model CoI. Hasil usability testing memperoleh tingkat complete success sebesar 81.08%. Evaluasi nilai System Usability Scale (SUS) memperoleh nilai 78,78 yang termasuk dalam kategori “Good” dan “Acceptable”. Hasil evaluasi terhadap aplikasi web menunjukkan bahwa fitur Reaction Post, Post, Thread Diskusi, Profil Pengguna, dan Text Editor dapat memunculkan kehadiran sosial. Fitur Post, Thread Diskusi, Ringkasan Diskusi, dan Referensi Diskusi dapat memunculkan kehadiran kognitif. Fitur Thread Diskusi, Panduan Diskusi, Referensi Diskusi, Week, dan Inquiry State dapat memunculkan kehadiran pengajaran.

Meaningful and deep learning in online collaborative learning requires a learning design framework. The Community of Inquiry (CoI) framework focuses on facilitating meaningful and deep learning experiences through three aspects of presence: social, cognitive, and teaching. Asynchronous discussion forums are widely used, but some shortcomings are still felt by students and teachers. This study aims to implement and evaluate an asynchronous discussion forum based on the CoI framework in the form of a web application that can be used effectively based on the previous research design. This research adopts the Waterfall method as the Software Development Life Cycle (SDLC) method. The modified Waterfall method consists of three stages: design, implementation, and verification & testing. The design stage produces a technical system definition through Unified Modeling Language (UML) system design. The implementation stage develops a web application through activities such as preparing the tech stack, developing the backend, and developing the frontend. The Django framework and PostgreSQL are used for backend development, and Next.js is used for frontend development. The verification & testing stage confirms that no major errors were found in each feature through User Acceptance Testing (UAT). Evaluation is conducted through an online survey that includes qualitative and quantitative questions to measure usability aspects and the success of bringing presence to the CoI model. The results of the usability testing achieved a complete success rate of 81.08%. The System Usability Scale (SUS) evaluation obtained a score of 78.78, which falls into the "Good" and "Acceptable" categories. The evaluation of the web application showed that features such as Reaction Post, Post, Discussion Thread, User Profile, and Text Editor can evoke social presence. Features like Post, Discussion Thread, Discussion Summary, and Discussion References can evoke cognitive presence. Features like Discussion Thread, Discussion Guide, Discussion References, Week, and Inquiry State can evoke teaching presence."
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Ninette Putri Mustika
"Sejak COVID-19 menimpa Indonesia, pemerintah mengimbau seluruh siswa untuk
melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ), yaitu sebuah kondisi dimana pengajar
dan peserta didik tidak berada di tempat yang sama. Perubahan sistem pembelajaran ini tentunya mempengaruhi berbagai kondisi peserta didik, termasuk bagaimana ia mempersepsikan pengalaman belajar yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah kesiapan belajar online dapat memprediksi persepsi mahasiswa terhadap belajar. Partisipan pada penelitian ini adalah mahasiswa yang melaksanakan PJJ selama masa pandemi (N=540). Hasil menunjukkan bahwa kesiapan belajar online mempengaruhi persepsi terhadap belajar baik secara langsung maupun tidak langsung melalui motivasi akademik. Regulasi diri dan sikap terhadap e-learning yang dimiliki mahasiswa memperkuat kaitan antara
motivasi akademik dan persepsi terhadap belajar yang dimiliki. Namun, hubungan
tidak langsung antara kesiapan belajar online dan persepsi terhadap belajar tidakbergantung pada regulasi diri dan sikap terhadap e-learning yang dimiliki. Hal ini menandakan bahwa siswa yang sudah siap untuk menjalani PJJ serta memiliki motivasi yang tinggi, dapat mempersepsikan pengalaman belajarnya dengan baik.

Since COVID-19 reached Indonesia, the government notify all students to conduct
distance learning: a condition in which lecturers and students are not in the same
place. The change over this learning system certainly affects students’
psychological conditions, including how they perceive their learning experiences.
This study investigated whether online learning readiness can predict perceived
learning. Participants in this study were undergraduate students who undergo
distance learning during pandemic (N = 540). The results showed that online
learning readiness predicts perceived learning both directly and indirectly through
academic motivation. However, self-regulated learning and attitudes toward elearning
could strengthen the link between academic motivation and perceived
learning. The indirect relationship between online learning readiness and perceived
learning was not conditional on the students’ self-regulated learning and attitudes
toward e-learning. This indicates that students who are ready for online learning
and highly motivated are more likely to perceive their learning better.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailatul Rursakinah
"Mahasiswa baru menghadapi banyak tantangan saat memasuki perguruan tinggi. Namun, tantangan yang dihadapi mahasiswa baru angkatan 2020 bertambah dengan adanya perkuliahan daring akibat pandemi COVID-19. Adapun pandemi COVID-19 merupakan peristiwa traumatis yang dapat meningkatkan traumatic event stress mahasiswa baru. Ditemukan adanya hubungan yang negatif antara kesiapan belajar daring dan optimisme dengan traumatic event stress. Kesiapan belajar dan optimisme menjadi penting untuk diteliti guna mengetahui besaran pengaruhnya terhadap tingkat stres mahasiswa baru. Penelitian ini merupakan penelitian regresi sederhana yang bertujuan untuk melihat besaran kontribusi kesiapan belajar daring dan optimisme terhadap traumatic event stress mahasiswa baru. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa baru yang berjumlah 327 orang (88 laki-laki dan 238 perempuan; rata-rata usia = 18,10). Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa optimisme dan kesiapan belajar daring tidak signifikan dalam berkontribusi terhadap traumatic event stress (p>0,05, p=0,48, p=0,65, secara berurutan). Besaran kontribusi optimisme dan kesiapan daring terhadap traumatic event stress sangatlah minim (R2=0,02%, R2=0,01%, secara berurutan). Seluruh hipotesis dalam penelitian ini ditolak dan adapun diskusi serta saran mengenai hasil penelitian ini akan dijelaskan lebih lanjut

First year students face many challenges when entering university. However, the challenges faced by first year students of the 2020 are increased by online learning due to the COVID-19 pandemic. The COVID-19 pandemic is sugested as traumatic event that can increase students traumatic event stress. It was found that there was a negative relationship between readiness to online learning and optimism with level of traumatic event stress. Readiness to online learning and optimism are important to be researched in order to see the magnitude of their effect on students level of stress. This research is a simple regression research which aims to see the contribution of readiness to online learning and optimism on students level of traumatic event stress. The participants of this study were 327 of first year students (88 male and 238 female; mean age = 18.10). The results of the regression analysis showed that optimism and readiness to online learning were not significant in contributing on traumatic event stress levels (p> 0.05, p=0.48, p=0.65, respectively). The contribution of optimism and readiness to online learning on traumatic event stress levels is minimal (R2 = 0.02%, R2 = 0.01%, respectively). All hypotheses in this study are rejected and implications this study are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Zara Islami
"Tuntutan perkuliahan yang tinggi terutama dalam konteks pembelajaran daring dapat
menyebabkan academic burnout pada mahasiswa. Academic burnout dapat berdampak
pada kesejahteraan psikologis dan kelancaran perkuliahan mahasiswa, sehingga selfcompassion
diprediksi dapat menjadi strategi coping yang efektif. Penelitian ini menguji
hubungan antara self-compassion dan academic burnout pada mahasiswa program
sarjana, dengan menggunakan Self-Compassion Scale versi adaptasi bahasa Indonesia
(Sugianto dkk., 2020) dan Oldenburg Burnout Inventory Student Version (Reis dkk.,
2015). Partisipan berasal dari Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan
Universitas Gadjah Mada (N=291). Hasil penelitian mendukung hipotesis penelitian ini.
Ditemukan bahwa self-compassion memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan
academic burnout (r = -0,43, p <0,01). Artinya, mahasiswa yang memiliki selfcompassion
yang tinggi, akan memiliki kecenderungan yang rendah untuk mengalami
academic burnout. Mahasiswa pada penelitian ini termasuk pada kategori kelompok yang
burnout (M=2,79, SD=0,45), dimana metode pembelajaran daring berperan pada hal
tersebut.

High study demands at college especially in online learning can make an impact on
academic burnout for the students. Academic burnout can affect the psychological wellbeing
and the smoothness journey of student's college life, thus self-compassion is
predicted to be the effective coping strategies for them. This study examines the
relationship between self-compassion and academic burnout in undergraduate students,
using Self-Compassion Scale Indonesian adaptation version (Sugianto et al., 2020) and
Oldenburg Burnout Inventory Student Version (Reis et al., 2015). The participants were
from Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, and Universitas Gadjah Mada
(N=291). The result of this study supports the hypothesis of this study. Namely, selfcompassion
has the negatively significant relationship with academic burnout (r = -0,43,
p <0,01). That means, student who have high self-compassion, would likely have a low
tendency of academic burnout. The students in this study is categorized in burnout group
(M=2,79, SD=0,45), whereas online learning method could take a role in this.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayaning Pakarti Prasetyo
"Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di perguruan tinggi Indonesia menghadirkan sejumlah tantangan besar, terutama di tengah masa pandemi Covid-19. Self-efficacy dalam pembelajaran daring diketahui menjadi komponen penting bagi mahasiswa untuk menghadapinya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara self-compassion dengan self-efficacy dalam pembelajaran daring pada mahasiswa program sarjana yang tengah menjalani perkuliahan daring secara penuh. Partisipan penelitian (N=290) merupakan mahasiswa S1 dari UI, ITB, dan UGM yang berusia 18-23 tahun. Mereka diukur menggunakan Self-Efficacy Questionnaire for Online Learning (SeQoL) dan Self-Compassion Scale (SCS). Ketiga institusi pendidikan ini dipilih atas dasar klasterisasi perguruan tinggi di Indonesia yang melihat adanya perbedaan kualitas dalam pembelajaran daring. Hasil pengujian korelasi Pearson menunjukkan bahwa self-compassion yang dimiliki mahasiswa berhubungan secara signifikan dan positif dengan self-efficacy dalam pembelajaran daring (r(290) = 0,42, p < 0,01). Hubungan positif dan signifikan terkuat ditemukan pada komponen self-kindness dengan dimensi self-efficacy dalam berinteraksi sosial dengan teman sekelas. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman baru mengenai kondisi mahasiswa dalam konteks pembelajaran daring.

The implementation of distance learning among higher education institutions in Indonesia presents a number of challenges, especially in the midst of Covid-19. Self-efficacy in online learning context is known to be one of core component for students to deal with it. This study aimed to examine the relationship between self-compassion and online learning self-efficacy among undergraduate students who are undergoing full online lectures. Research participants (N= 290) are undergraduate students from UI, ITB, and UGM, aged between 18-23 years old. They were measured using Self-Efficacy Questionnaire for Online Learning (SeQoL) and Self-Compassion Scale (SCS). These three institutions were selected on the basis of a clusterization among universities in Indonesia, which saw differences in the quality of online learning. The Pearson correlation’s result showed that the students' self-compassion had a significant and positive relationship with online learning self-efficacy (r(290) = 0,42, p < 0,01). The strongest positive and significant relationship was found in self-kindness with dimension self-efficacy in social interaction with classmates. This study presents a new understanding of the students’ conditions in the context of online learning."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryanti
"Latar belakang: Interprofessional education (IPE) merupakan strategi yang digunakan untuk menyiapkan tim kolaborasi interprofesional di masa mendatang. Namun dengan adanya berbagai pembatasan interaksi sosial di masa pandemi COVID-19 mendorong adanya inovasi dalam metode pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah modul pembelajaran interprofesional daring di Fakultas Kedokteran Universitas Batam (FK UNIBA) sebagai strategi untuk mempersiapkan tim kolaborasi di masa yang akan datang.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed-method untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran kebutuhan pemangku kepentingan terhadap rancangan pembelajaran IPE daring. Responden terdiri dari pimpinan PRODI, dosen dan mahasiswa beberapa PRODI di Fakultas Kedokteran Universitas Batam (FK UNIBA). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur dan focus group discussion (FGD). Data direkam dan dibuat verbatim, selanjutnya dilakukan coding dan disusun menjadi tema dan subtema. Evaluasi terhadap rancangan pengajaran IPE daring dilakukan dengan mengukur persepsi mahasiswa terhadap pendidikan interprofesional sebelum dan sesudah mengikuti modul menggunakan kuesioner IEPS (Interdisciplinary Education Perception Scale)
Hasil: Penelitian kualitatif (wawancara terstruktur dan FGD) terhadap unsur pimpinan, 2 orang dosen, dan 5 orang mahasiswa setiap program studi menghasilkan sebanyak 14 tema dan 47 subtema yang dijabarkan ke dalam capaian pembelajaran modul, topik kajian, aktivitas pembelajaran, dan karakteristik peserta didik modul IPE daring. Evaluasi modul dilakukan dengan menguji perbedaan persepsi 252 mahasiswa terhadap pendidikan interprofesional pra dan pascamodul. Hasil uji bivariat Wilcoxon menunjukkan terdapat perbedaan bermakna skor persepsi terhadap pendidikan inteprofesional pascamodul dibandingkan pramodul( p=0,00). Terdapat perbedaan bersifat positif, yaitu adanya jumlah perolehan skor pascamodul yang lebih tinggi daripada perolehan skor pra modul sebanyak 141 orang. Peningkatan skor persepsi juga terlihat dari hasil analisis bivariat Prodi Kedokteran, Keperawatan, Kebidanan, dan Psikologi.
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi modul IPE daring FK UNIBA telah berhasil meningkatkan persepsi mahasiswa terhadap kompetensi dan otonomi, kebutuhan yang dirasakan untuk bekerjasama, dan persepsi mengenai bekerjasama interprofesional. Terobosan ini merupakan sebuah solusi alternatif yang dapat dipertimbangkan bagi pembelajaran interprofesional di masa pandemi.
Latar belakang: Interprofessional education (IPE) merupakan strategi yang digunakan untuk menyiapkan tim kolaborasi interprofesional di masa mendatang. Namun dengan adanya berbagai pembatasan interaksi sosial di masa pandemi COVID-19 mendorong adanya inovasi dalam metode pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah modul pembelajaran interprofesional daring di Fakultas Kedokteran Universitas Batam (FK UNIBA) sebagai strategi untuk mempersiapkan tim kolaborasi di masa yang akan datang.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed-method untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran kebutuhan pemangku kepentingan terhadap rancangan pembelajaran IPE daring. Responden terdiri dari pimpinan PRODI, dosen dan mahasiswa beberapa PRODI di Fakultas Kedokteran Universitas Batam (FK UNIBA). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur dan focus group discussion (FGD). Data direkam dan dibuat verbatim, selanjutnya dilakukan coding dan disusun menjadi tema dan subtema. Evaluasi terhadap rancangan pengajaran IPE daring dilakukan dengan mengukur persepsi mahasiswa terhadap pendidikan interprofesional sebelum dan sesudah mengikuti modul menggunakan kuesioner IEPS (Interdisciplinary Education Perception Scale)
Hasil: Penelitian kualitatif (wawancara terstruktur dan FGD) terhadap unsur pimpinan, 2 orang dosen, dan 5 orang mahasiswa setiap program studi menghasilkan sebanyak 14 tema dan 47 subtema yang dijabarkan ke dalam capaian pembelajaran modul, topik kajian, aktivitas pembelajaran, dan karakteristik peserta didik modul IPE daring. Evaluasi modul dilakukan dengan menguji perbedaan persepsi 252 mahasiswa terhadap pendidikan interprofesional pra dan pascamodul. Hasil uji bivariat Wilcoxon menunjukkan terdapat perbedaan bermakna skor persepsi terhadap pendidikan inteprofesional pascamodul dibandingkan pramodul( p=0,00). Terdapat perbedaan bersifat positif, yaitu adanya jumlah perolehan skor pascamodul yang lebih tinggi daripada perolehan skor pra modul sebanyak 141 orang. Peningkatan skor persepsi juga terlihat dari hasil analisis bivariat Prodi Kedokteran, Keperawatan, Kebidanan, dan Psikologi.
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi modul IPE daring FK UNIBA telah berhasil meningkatkan persepsi mahasiswa terhadap kompetensi dan otonomi, kebutuhan yang dirasakan untuk bekerjasama, dan persepsi mengenai bekerjasama interprofesional. Terobosan ini merupakan sebuah solusi alternatif yang dapat dipertimbangkan bagi pembelajaran interprofesional di masa pandemi.

Introduction: Interprofessional education (IPE) is an approach used to prepare future interprofessional collaboration teams. However, restrictions of social interaction during the COVID-19 pandemic has driven innovation in learning strategies. Therefore, this study is aimed at designing an online interprofessional learning module at the Faculty of Medicine, University of Batam (FK UNIBA) as a strategy to prepare collaborative teams in the future.
Method: This study utilised a mixed-method approach. Semi-structured interview and focus group discussions were used to explore the needs of stakeholders (dean, 2 teachers, and 5 students from each study program) regarding online IPE instructional design. Evaluation of the online IPE instructional design was carried out by measuring 252 students' perceptions towards interprofessionalism before and after completing the module by using Interdisciplinary Education Perception Scale, Indonesia version.
Result: The first phase of qualitative research resulted in 14 themes and 47 sub-themes which were translated into learning outcomes, study topics, learning activities, and student characteristics of online IPE modules. The second phase of quantitative research was carried out by examining the differences in 252 students' perceptions of pre- and post-module. The results of the Wilcoxon bivariate test showed that there was a significant difference in perception scores for post-module compared to pre-module (p<0,05). There is a positive improvement, in which 141 students had higher post-module scores compared to those of the pre-module. The increase in perception scores was also seen from the results of the bivariate analysis of all study programmes.
Conclusion: This study shows that the implementation of the online IPE module has succeeded in increasing students' perceptions of competence and autonomy, the perceived need to cooperate, and the perception of interprofessional collaboration. This innovative learning strategy can be considered for interprofessional learning during a pandemic.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titian Fitriana Prasasti
"Pandemi Covid-19 telah memaksa Indonesia menggeser pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring. Dalam pelaksanaannya ditemui berbagai macam hambatan dari faktor sosial, faktor aksesibilitas, dan faktor kapabilitas guru. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran persepsi ketiga faktor tersebut oleh peserta didik SMA/SMK dan guru SMA/SMK pada pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19. Partisipan penelitian ini terdiri dari 121 peserta didik SMA/SMK dan 99 guru SMA/SMK yang berdomisili di Jabodetabek dan luar Jabodetabek. Penelitian ini dilakukan dengan metode komparatif menggunakan alat ukur faktor penghambat untuk mengukur persepsi ketiga faktor tersebut. Hasil penelitian menunjukan peserta didik SMA/SMK dan guru SMA/SMK memiliki persepsi yang sama terkait faktor sosial, faktor kapabilitas pengajar dan faktor aksesibilitas. Namun, jika dilihat per item terdapat perbedaan persepsi yang signifikan pada salah satu item dari faktor sosial. Kemudian jika dilihat dari domisilinya, terdapat perbedaan yang sigfikan pada persepsi faktor aksesibilitas antara guru yang berdomisili di Jabodetabek dan di luar Jabodetabek begitu juga dengan peserta didik yang berdomisili di jabodetabek dan di luar Jabodetabek.

The Covid-19 pandemic has forced Indonesia to shift face-to-face learning to online learning. In its implementation, various obstacles were encountered, from social factors, accessibility factors, and teacher capability factors. This study was conducted to describe the perception of these three factors by High School and Vocational High School Teacher and Student towards online learning during the Covid-19 pandemic. The participants of this study consisted of 121 students and 99 teachers domiciled in Greater Jakarta and outside Greater Jakarta. This research was conducted using a comparative method using an faktor penghambat measuring instrument to measure the perception of these three factors. The results showed that High School and Vocational High School students and teachers had the same perception regarding social factors, teacher capability factors and accessibility factors. However, when viewed per item, there is a significant difference in perception on one item of social factors. Then when viewed from the domicile, there is a significant difference in the perception of the accessibility factor between teachers who live in Greater Jakarta and outside Greater Jakarta as well as students who live in Greater Jakarta and outside Greater Jakarta."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wildan Syah
"Pandemi COVID-19 menyebabkan universitas mulai menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk meneruskan aktivitas pembelajaran dari rumah, namun penerapan PJJ kerap terkendala masalah. Hal tersebut akan mempengaruhi kehidupan akademik seorang mahasiswa, terutama penilaian kemampuan diri sendiri dalam aktivitas akademis, atau academic self-efficacy (ASE). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah kualitas online learning berperan dalam memprediksi ASE pada mahasiswa angkatan 2018-2020. Hipotesis penelitian ini adalah kualitas online learning memprediksi naik dan turunnya ASE pada mahasiswa. Alat ukur yang digunakan adalah College Academic Self-Efficacy Scale (CASES), alat ukur kualitas online learning buatan Elango, Gudep dan Selvam. Sebanyak 119 mahasiswa angkatan 2018-2020 berpartisipasi dalam penelitian ini, 49 mahasiswa laki-laki dan 70 mahasiswa perempuan. Hasil analisis regresi linear menunjukkan bahwa kualitas online learning mampu memprediksi ASE mahasiswa, dengan naiknya kualitas online learning memprediksi naiknya ASE mahasiswa.

Abstract. The COVID-19 pandemic has caused universities to start implementing Long Distance Learning (Pembelajaran Jarak Jauh) to continue learning activities from home, but the implementation of PJJ tends to be plagued with issues. This will influence the academic life of a student, especially the self-judgement of their capabilities in academic activities, or academic self-efficacy (ASE). The purpose of this research is to find out whether online learning quality has a role in predicting the ASE of university students of the years 2018-2020. This research hypothesizes that online learning quality can predict the rise and fall of ASE in university students. The measures used are College Academic Self-Efficacy Scale (CASES), an online learning quality scale developed by Elango, Gudep and Selvam. 119 university students of the years 2018-2020 participated in this research, 49 male students and 70 female students. The results of a linear regression analysis shows that online learning quality can predict the ASE of university students, with a rise of online learning quality predicting the rise of ASE"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianti Primata Ayu
"Latar Belakang: Pemberlakuan pembelajaran secara dalam jaringan (daring) dilakukan sebagai upaya penghambatan COVID-19 di institusi pendidikan. Perubahan ini, menimbulkan perbedaan persepsi dari dosen khususnya dalam bidang kedokteran gigi terkait keterampilan ilmu teknologi informasi (TI) dan persiapan, efektivitas, tantangan, serta keuntungan dari pembelajaran daring. Belum terdapat analisis tentang hubungan sosiodemografi dosen dengan persepsi pembelajaran daring di bidang kedokteran gigi Indonesia. Tujuan: Mengetahui persepsi dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) terhadap pembelajaran daring selama pandemi COVID-19. Metode: Penelitian analitik potong lintang menggunakan kuesioner pada dosen aktif FKG UI. Data dianalisis menggunakan perangkat lunak statistik SPSS. Hasil: Sebanyak 105 dosen (85,3%) berpartisipasi. Responden (>50%) merasa mereka mempunyai keterampilan ilmu TI yang baik, memerlukan persiapan yang lebih, terdapat tantangan dan keuntungan, namun responden meragukan efektivitas dari pembelajaran daring. Responden (84,7%) menyatakan pembelajaran daring tidak lebih baik dari pembelajaran luar jaringan. Responden (81%) memilih pembelajaran bauran setelah mengalami pembelajaran daring selama masa pandemi COVID-19 di kedokteran gigi. Persepsi dosen FKG UI tentang keterampilan ilmu TI dan persiapan, serta tantangan dalam pembelajaran daring dipengaruhi oleh sosiodemografi, kecuali efektivitas dan keuntungan. Usia, lama mengajar, dan jabatan akademik berhubungan dengan persepsi tentang keterampilan TI dan persiapan pembelajaran daring. Pengalaman pelatihan pembelajaran daring berhubungan dengan persepsi tentang tantangan pembelajaran daring. Kesimpulan: Dosen FKG UI mempunyai persepsi yang baik terhadap pembelajaran daring selama pandemi COVID-19 terkait keterampilan ilmu TI dan persiapan, keuntungan dan tantangan, kecuali efektivitasnya yang diragukan. Selanjutnya, mayoritas dosen FKG UI memilih pembelajaran bauran sebagai metode yang dipakai di bidang kedokteran gigi setelah masa pandemi COVID-19

Background: The implementation of online learning is carried out as an effort to inhibit COVID-19 in educational institutions. This change has led to different perceptions from lecturers, especially in the field of dentistry, regarding information technology (IT) skills and preparation, effectiveness, challenges, and advantages of online learning. There has been no analysis of the sociodemographic relationship between lecturers and perceptions of online learning in Indonesian dentistry. Purpose: To find out the perceptions of lecturers at the Faculty of Dentistry, University of Indonesia (Dentistry UI) towards online learning during the COVID-19 pandemic. Method: A cross-sectional analytic study using a questionnaire on active lecturers at Dentistry UI. Data were analyzed using SPSS statistical software. Results: A total of 105 lecturers (85.3%) participated. Respondents (> 50%) feel they have good IT skills, require more preparation, there are challenges and advantages, but respondents doubt the effectiveness of online learning. Respondents (84.7%) stated that online learning was no better than offline learning. Respondents (81%) chose hybrid learning after experiencing online learning during the COVID-19 pandemic in dentistry. Dentistry UI lecturers' perceptions of IT skills and preparation, as well as challenges in online learning are influenced by sociodemography, except for effectiveness and benefits. Age, length of teaching and academic position are related to perceptions of IT skills and online learning preparation. The experience of online learning training is related to perceptions of the challenges of online learning. Conclusion: Dentistry UI lecturers have a good perception of online learning during the COVID-19 pandemic in terms of IT skills and preparation, advantages, and challenges, except for the effectiveness which is doubtful. Furthermore, the majority of Dentistry UI lecturers chose hybrid learning as the method used in dentistry after the COVID-19 pandemic."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>