Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68818 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Idham Harry S.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryani Diah Sitawati
"Peringkas Otomatis merupakan pembuatan ringkasan dengan bantuan komputer. Peringkas Otomatis bertujuan untuk menemukan dokumen yang relevan atau mengetahui isi suatu dokumen secara mudah dan cepat. Penelitian ini mengembangkan Peringkas Otomatis untuk dokumen ilmiah bahasa Indonesia menggunakan dua metode yaitu metode Tf-Idf dan metode Frase Penunjuk. Metode Tf-Idf dan metode Frase Penunjuk memiliki kesamaan yaitu sama-sama menghitung bobot untuk kata-kata tertentu dalam dokumen untuk selanjutnya dijumlahkan untuk tiap kalimat dan diambil yang bobot kalimatnya tertinggi. Khusus untuk metode Frase Penunjuk dilakukan serangkaian pelatihan lebih dahulu untuk menghasilkan kamus Frase Penunjuk untuk dokumen ilmiah berbahasa Indonesia.
Pengujian hasil ringkasan dilakukan dengan menggunakan rasio kompresi 10% dan 20%. Berdasarkan pengujian, didapat bahwa nilai precision dan recall dari ringkasan dengan metode Tf-Idf lebih baik daripada menggunakan metode Frase Penunjuk. Untuk rasio kompresi 10%, nilai precision metode Tf-Idf adalah sebesar 45,1%, sedangkan nilai precision metode Frase Penunjuk adalah sebesar 43%. Namun untuk rasio kompresi 20%, nilai precision metode Tf-Idf adalah sebesar 60,8%, sedangkan nilai precision metode Frase Penunjuk adalah sebesar 60,1%. Nilai recall untuk metode Tf-Idf dengan rasio kompresi 10% adalah 21,6% sedangkan untuk metode Frase Penunjuk adalah sebesar 20,6%. Untuk rasio kompresi 20%, nilai recall dari metode Tf-Idf adalah sebesar 14,5% dan nilai recall dari metode Frase Penunjuk adalah sebesar 13,3%. Jika diukur berdasarkan waktu eksekusi, ringkasan dengan metode Frase Penunjuk membutuhkan waktu yang lebih singkat daripada waktu eksekusi metode Tf-Idf yaitu 0,6 menit dibanding 5,4 menit. Sedangkan untuk panjang kata, ringkasan dengan metode Tf-Idf menghasilkan ringkasan dengan jumlah kata yang lebih banyak dari pada metode Frase Penunjuk. Untuk rasio kompresi 10%, jumlah kata metode Tf- Idf adalah 484 kata, sedangkan untuk metode Frase Penunjuk adalah sebanyak 357 kata. Untuk rasio kompresi 20%, jumlah kata dari metode Tf-Idf adalah sebanyak 845 kata dan untuk metode Frase Penunjuk adalah sebanyak 670 kata."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrom, Karl Johan, 1934-
Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall International, 1997
629.89 AST c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Budiman
"ABSTRAK
Dunia seakan tidak berbatas karena adanya era globalisasi dimana banyak perusahaan perusahaan yang tidak lagi diam disatu negara tetapi mereka mulai membuka cabang cabang mereka dinegara lain. Maka tantangan bagi perusahaan penerbangan berjadwalpun akan dirasakan semakin berat, baik penerbangan domestik maupun internasional. Persaingan ini dipengaruhi dengan berkembangnya dan perubahan yang sangat cepat dalam bisnis penerbangan dan dihadapkan dengan issue-issue penting seperli deregulasi, liberalisasi, privatisasi, multiliteral agreement, dan strategi aliansi yang telah mendorong munculnya mega carrier yang berskala global.
Bagi PT. Garuda Indonesia, prospek usaha pada bisnis penerbangan yang dihadapi saat ini dan masa yang akan datang, mempunyai potensi yang besar untuk berkembang. Pasar yang ada di berbagai kawasan masih dapat ditumbuh kembangkan lebih lanjut, diperkirakan pasar Garuda Indonesia tumbuh sebesar kurang-lebih 5.7% pertahun. Hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat baik di dalam negri maupun di kawasan Asia Pasifik. Namun demikian, tanpa persiapan yang matang serta penerapan strategi korporasi yang terpadu secara menyeluruh, maka PT. Garuda Indonesia bisa jatuh justru ditengah maraknya industn penerbangan dalam masa recovery setelah masa perang teluk dewasa ini.
Meski proteksi pemerintah masih mungkin dapat dilakukan untuk melindungi airline Domestik, tetapi dimasa yang akan datang tampaknya hal itu harus dilepaskan. Mengingat adanya desakan open Sky? baik melalui multilateral agreement seperti GATT maupun Bilateral agreement yang semakin kuat, serta pertimbangan ekonomi bahwa sumbangan dunia bisnis penerbangan kurang Iebih hanya sebesar 7% dan perekonomian secara keseluruhan. Sebagal contoh telah dikeluarkan PP-20 yang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi swasta asìng(PMA) untuk mendirikan perusahaan di Indonesia, serta adanya kerja sama antara Pemenntah Indonesia dengan Pemerintah Singapura di bidang pariwisata, yang telah membuka jalur penerbangan Iangsung dari singapura ke beberapa kota di Indonesia , baik oleh Singapore Airline maupun carrer di Indonesia dan juga pemberian fifth freedom kepada Singapore Airline untuk penerbangan ke Austyralia.
Untuk menghadapi hal itu maka perlu bagi para eksekutif di PT. Garuda Indonesia mendapatkan peralatan yang cukup sehingga mereka dapat menghadapi persaingan ¡ni dengan Iebih baik. Para eksekutif itu harus dllengkapi dengan sebuah sistem informasi yang canggih sehingga mereka dapat mengetahui keadaan mereka. Jika mereka tidak diperlengkapi dengan informasi yang aktual maka mereka seakan mengendarai pesawat udara tanpa mempunyai sistem navigasi dan radar yang memadai. Tanpa informasi yang aktual para eksekutif akan merasa aman, yang seharusnya sudah harus dalam situasi gawat dawrat.
Kelemahan dari sistem informasi yang berada di PT. Garuda Indonesia adalah banyaknya personnel yang belum menyadari akan pentingnya data. Data bagi beberapa orang hanya merupakan sesuatu yang tidak berarti sama sekali. Tetapi mereka lupa bahwa para eksekutif memerlukan data yang balk untuk mengambil keputusan yang lebìh baik. Sering ditemui penginman data yang tidak lengkap dari perwakilan sehìngga sistem yang canggih dianggap tidak dapat menangani persoalari. Juga kemauan untuk belajar sesuatu yang baru, sehingga terkadang mereka menganggap komputer sebagal pesaing mereka dan perlu dimusuhi. Tidak jarang komputer yang ada akhimya dipergunakan hanya sebagai mesin ketik dan tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. Juga dapat dilihat bahwa sistem informasi yang berada di PT. Garuda Indonesia sangat banyak jenisnya sehingga datapun agak sulit untuk dìhubungkan satu dengan yang lain sehingga untuk pengolahan data-data ¡tu untuk menjadikan sebagai informasi sangatlah sulit dan lama. Untuk itu perlu dicarikan jalan keluar supaya komputer-komputer yang ada dapat terintegrasi secara baik.
Sistem Informasi Eksekutif sangatlah berguna bagi para eksekutif kita karena selain dapat mengetahul keadaan dari perusahaan secara menyeluruh dari hari kesehari mereka juga dapat mendapatkan masukan mengenai keadaan pesaing. Maka dengan sistem informasi eksekutif yang dirancang secara baik maka akan diharapkan pula para eksekutif dapat bekerja secara maksimal sehingga dapat memajukan perusahaan.
Pada karya akhir ini diberikan gambaran mengenai Sistem Informasi Eksekutif yang sebaiknya di buat untuk para eksekutif PT. Garuda Indonesia. Pembuatan model dan Sistem Informasi Eksekutif ini dilakukan dengan menggunakan Commander prism dan pemasukan data dilakukan secara manual karena belum adanya sistem yang dapat merubah dari data yang ada kedalam program aplikasi ini secara Iangsung. Dengan memasukan data secara manual maka juga didapatkan bahwa banyak data yang sulit didapatkan karena sistem yang rumit dan sulit mengkonrfersikan data kedaLam bentuk ascii yang dapat di baca.
Sebagai saran penulis juga menjelaskan bagaimana sebaiknya mengintegrasikan komputer komputer yang ada di PT. Garuda Indonesia. Dengan sistem yang terintegrasi dìharapkan pemasukan data akan dapat dilakukan secara otomatis dan penyajian informasi kepada para eksekutif dapat dilakukan secara lebih baik dan menyeluruh."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seto Koesoemo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36373
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ogata, Katsuhiko
Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, 1994
629.8 OGA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Wahyuherma
"ABSTRAK
Green building di dunia masih didominasi bangunan baru. Di lain sisi,melimpahnya jumlah existing building memiliki potensi untuk menerapkan green building. Di Indonesia, existing green building masih tertinggal dengan bukti hanya memiliki 6 bangunan bersertifikasi Existing Building. Maka dalam penelitian ini memaparkan model perubahan existing building menjadi green building berdasarkan pencapaian level sertifikasinya dengan pendekatan analisa life-cycle assesment. Penelitian menggunakan wawancara mendalam dan studi kasus untuk menghasilkan model optimasi perhitungannya. Penelitian ini menyatakan bahwa penambahan investasi awal akan meningkatkan benefit cost sehingga akan mendapatkan IRR dan BCR yang lebih tinggi serta mempercepat payback period untuk konversi konsep dari bangunan konvensional menjadi existing green building.

ABSTRACT
Green Building in the world is still dominated by new construction. On the other hand, the abundant amount of existing buildings has the potential to adopt it. In Indonesia, existing green buildings are lagging behind that proves there has only 6 certified existing buildings. So, this research explains the conversion model amount of buildings to get green certification with life cycle assessment method. The research uses in depth interviews and case studies to generate optimized calculation models. The research claims that the addition of initial cost will increase benefit cost so that it will achieve higher BCR and IRR and accelerate payback period for the conversion of conventional building to existing green building."
2017
T48770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Ardhi Haqi
"Sebuah Sistem Berbasis Mikrokontroler untuk mengukur cepat rambat bunyi di udara berbasis metode Quincke sudah dibuat. sebuah sumber sinyal listrik sinusoida dengan frekuensi yang dapat diatur, digunakan sebagai sumber gelombang bunyi melalui sebuah speaker. Salah satu tabung pada sistem ini dapat digeser maju atau mundur untuk mengatur beda lintasan antara dua buah gelombang yang berinterferensi.
Hasil interferensi di monitor oleh sebuah mikrofon. Keseluruhan proses pengaturan dan pengambilan data dilakukan oleh mikrokontroler, yang dihubungkan dengan sebuah komputer untuk menampilkan grafik hasil eksperimen. Grafik eksperimen tersebut dibuat plot dengan software LabView dan software tersebut sekaligus sebagai antar muka antara sistem dengan komputer.

Microcontroller based instrumentation system for measuring wave speed of the waves in the air has been built. This system is designed based on Quincke experiment. A frequency controllable sinusoida electrical signal source is used as sound wave generator through a speaker. One of the pipes in the system can be shifted forward or backward to set the path difference between the two interfering sound waves.
The result of interference is monitored by using a microphone. All of the control processes and data acquisition is executed by a microcontroller, which is connected to computer for displaying the result of the experiment. Graphs plot experiments were made with LabView software and software as well as an interface between the computer system
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>