Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106414 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saleh Budi Rahardjo
"ABSTRAK
Wireless Office merupakan integrasi antara jaringan GSM dengan jaringan PBX.
Sistem ini memungkinkan jaringan PBX suatu perusahaan menjadi jaringan wireless dengan tetap memakai ekstension PBX maupun nomor Mobile Station GSM sebagai nomor panggilnya. Seluruh infomiasi voice maupun data ditumpangkan pada sebuah jaringan LP, yang juga terintegrasi dengan jaringan LAN/W AN perusahaan, Bagi perusahaan dengan area yang sangat luas, seperti pada perusahaan pertambangan atau pengeboran minyak, sistem ini al-can membuat pemakaian handset GSM para karyawan lebih efekrtifi Mobile Station akan berfimgsi sebagai telepon kantor yang rnelalui jaringan PBX ketil-ra memasuki linglcungan perusahaan, dan al-can kembali ke jaringan provider PLMN masing-masing karyawan ketika lceluar dari linglcungan perusahaan.
Dalam skripsi ini, dibuat suatu perencanaan penerapan dari sistem Wireless Office pada perusahaan Pertamina Daerah Operasi Hulu Cepu_ Alasan dipilihnya lokasi ini adalah karena DOH Cepu merupakan daerah pengeboran yang sangat luas dengan area yang terpisah-pisah_ Para karyawannya juga banyak yang sering melakukan tugas ke tempat-tempat pengeboran dan harus tetap dapat berkomunilcasi dengan kantor pusat Cepu_ Untuk im dibuat rencana penerapan yang terdiri dari integrasi jaringan, penentuan peralatan, perhitungan dan penempatan BTS, perhitungan kapasitas transmisi, serta perancangan simulasi sistem database pada gateway.

"
2001
S39741
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Pujo Winarko
"Dalam dunia industri, untuk mengetahui performa mesin motor dapat dilakukan diagnosa menggunakan machinery analyzer. Machinery analyzer yang dibahas pada penelitian ini yaitu Haliza. Terdapat permasalahan dalam melakukan diagnosa mesin motor menggunakan Haliza yaitu penggunaan kabel komunikasi antara sensor kecepatan dan Haliza, yang mengurangi fleksibilitas saat proses diagnosa dilakukan dan waktu pemasangan yang cukup lama. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan rancang bangun interface untuk modul komunikasi wireless yang akan dipasang pada sensor kecepatan dan Haliza. Rancang bangun interface di kembangkan dengan menggunakan mikrokontroler ATmega16A, sebagai kontroler pada modul wireless RF CC2500. Telah dilakukan pengujian hardware dan software dari modul komunikasi wireless. Dari hasil uji komunikasi diperoleh jangkauan jarak maksimum tanpa BER (Bit Error Rate) sejauh 16 meter pada kecepatan putaran motor 1800 rpm dengan nilai RSSI -79 dBm. Kecepatan putaran motor maksimum yang dapat terukur yaitu 2100 rpm, dengan tingkat kesalahan 0.14% dibandingkan dengan hasil pengukuran tachometer. Untuk uji kehandalan komunikasi wireless, didapatkan tingkat kesalahan rata-rata sebesar 0.09% pada pengujian jarak 10 meter dengan kecepatan 2100 rpm selama 5 jam pengujian.

In the industrial, to know the performance of the machine can be diagnosed using machinery analyzer. Machinery analyzer are discussed in this research that Haliza. There are problems in diagnosing the machine using Haliza namely the use of the communication cable between the speed sensor and Haliza, which reduces the flexibility when the diagnosis is made and the installation of a long time. Therefore, in this report will be conducted design interface for a wireless communication module that will be installed on the speed sensor and Haliza. The design of the interface is developed by using microcontroller ATmega16A, as a controller in the wireless module RF CC2500. The hardware and software of the wireless communication module have been tested. Communication test results obtained maximum distances without the BER (Bit Error Rate) as far as 16 meters at a motor rotating speed of 1800 rpm with RSSI value of -79 dBm. The maximum rotation speed of the motor which can be measured at 2100 rpm, with an error rate of 0.14% compared with the measurement results tachometer. The reliability test of wireless communication, obtained average error rate of 0.09% at the testing distance of 10 meters at a speed of 2100 rpm for 5 hours of testing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Susilowati
"Konsep Orthogonal Frequency Division Multiplexing ( OFDM) adalah membagi aliran data input serial ke dalam sejumlah aliran data paralel dan mengirimkan aliran data paralel dengan rate rendah tersebut secara bersamaan. Salah satu keuntungan penggunaan OFDM dibandingkan dengan jenis modulasi lain adalah penggunaan lebar pita yang tersedia dengan lebih efisien.
Simulasi dan analisa dilakukan terhadap performansi sistem OFDM pada beberapa mapper modulasi 16-my pada kondisi kanal AWGN dan kanal fading lambat. Jenis konstelasi yang digunakan adalah 16-QAM rektangular, 16-QAM star dan 16-PSK.
Hasil pada kondisi kanal AWGN memperlihatkan bahwa sistem OFDM yang menggunakan 16-QAM rektangular memberikan performansi BER terbaik dibandingkan penggunaan 16-QAM star atau 16-PSK.
Performansi OFDM pada kanal fading multipath dianalisa menggunakan respons impuls kanal statik. Hasil pada kedua model kanal fading multipath yang digunakan menunjukkan performansi yang relatif buruk. Algoritma forward error correction atau estimasi kanal perlu digunakan untuk mengurangi probabilitas kesalahan bit.
Hasil akhir pada penggunaan kedua algoritma tersebut membuktikan bahwa pengaruh fading kanal multipath dapat dihilangkan sehingga meningkatkan performansi BER sistem OFDM.

The concept of OFDM is to divide the serial input data stream into a number of parallel streams and to transmit these low-rate parallel streams simultaneously. One advantage of using OFDM compared to other types of modulation is better use of the available bandwidth.
The performance of the OFDM system under various 16-ary modulation mappers in AWGN and slowly fading channels are analyzed. It considers three candidate constellations : 16 rectangular-QAM, 16 star-QAM and 16-PSK.
The results for AWGN channel shows that the OFDM system using 16 rectangular-QAM gives the best BER performance compared to the same system using 16 star-QAM or 16-PSK mapper.
The performance of OFDM on multipath fading channels is analyzed using static channel impulse responses. The results of system in the two models of multipath fading channels indicate a relatively poor performance. Forward error-correcting or channel estimation algorithm is necessary to reduce the bit error probability.
The final results obtained after the use of both algorithms : convolutional coding and channel estimation, prove that fading effects can be removed, reducing almost totally the effects of the multipath channel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8489
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afriyandi Amin
"Dalam skripsi ini akan dibahas fenomena path loss pada propagasi indoor untuk frekuensi 2,4 GHz DSSS wireless LAN. Akan dilihat pengaruh karakteristik ruangan terhadap parameter path loss exponent. Dengan mengetahui parameter tersebut maka dapat dipekirakan besarnya path loss untuk jarak tertentu yang nantinya dapat digunakan untuk mengetahui jangkauan dari sistem DSSS Wireless LAN yang digunakan. Hal ini sangat berguna untuk mendesain penempatan suatu Access Point. Selain itu pada skripsi ini juga akan dibahas mengenai unjuk kerja kecepatan penerimaan data pada user untuk beberapa kondisi. Pengukuran dan penelitian pada skripsi ini dilakukan pada beberapa ruangan yang ada di Divisi RisT1 PT. Telkom, Bandung dengan menggunakan perangkat RoamAbout Wireless LAN 802,11b.
Hasil perhitungan dan pengolahan data pada skripsi ini menunjukkan bahwa tiap-tiap ruangan yang dijadikan obyek penelitian ternyata mempunyai path loss exponent yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena karakteristik masing-masing ruangan berbeda satu sama lain. Dengan demikian jangkauan maksimum dari access point juga bervariasi untuk tiap ruangan. Untuk analisa unjuk kerja kecepatan penerimaan data ternyata pengaruh dari jumlah user dan adanya sumber interfensi dapat mengurangi tingkat kecepatan penerimaan data bila dibandingkan dengan hanya menggunakan satu user dan tanpa adanya sumber interferensi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Permasalahan utama dalam teknologi-teknologi Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) adalah kemungkinan nilai peak to Average Power Ratio (PAPR) yang tinggi, pada generasi terbaru Wireless Local Area Network (WLAN) IEEE 802.11n, yang mengusung teknologi multiple input multiple output (MIMO) OFDM, permasalahan PAPR merupakan salah satu isu penting. Nilai PAPR pada bagian short dan Long Training Field (STF dan LTF) masih di bawah rata-rata sinyal pada umumnya untuk ukuran Fast Fourier Transform (FFT) yang sama karena adanya pola perulangan sinyal. Pada data field, proses pengacakan dilibatkan yang salah satu fungsinya untuk mengurangi nilai PAPR. Namun pada signal field, baik untuk format legacy (L-SIG) maupun high throughput (HT-SIG), tidak ada proses pengacakan maupun pola perulangan signal. Sehingga besar kemungkinan bahwa nilai PAPR bagian signal field lebih tinggi daripada bagian lainnya. Pada makalah ini, kami ingin menggali lebih dalam mengenai nilai PAPR pada bagian signal field khususnya untuk legacy signal field (L-SIG). Dengan mempertimbangkan semua kemungkinan parameter di legacy signal field, diperoleh bahwa nilai PAPR terbesar (12,72 dB) terjadi saat data rate 6 Mbps dengan panjang data 3864 oktet."
JURTEL 17:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Nashirudin
"Sistem Wireless Avionics Intra-Communications (WAIC) adalah suatu teknologi masa depan untuk sistem komunikasi pada pesawat yang akan menggantikan sistem komunikasi kabel menjadi sistem komunikasi nirkabel (wireless). Sistem WAIC tidak menyediakan komunikasi antara udara dengan darat, udara dengan udara, dan udara dengan satelit. Kandidat pita frekuensi kerja yang paling kompatibel dengan sistem WAIC adalah 4200-4400 MHz dan 22-23 GHz. Skripsi ini telah memodelkan dan mensimulasikan interferensi antara sistem WAIC dengan fixed service pada pita frekuensi 22-23 GHz. Parameter yang disimulasikan pada skripsi ini adalah frekuensi, daya transmitter, gain, bandwidth, feeder loss, atenuasi oleh gas, dan batas kriteria interferensi.
Simulasi yang telah dilakukan pada skripsi ini adalah untuk mengetahui jarak proteksi agar sistem WAIC dan fixed service tidak terganggu. Batas wilayah interferensi antara sistem WAIC denga fixed service belum pernah dilakukan simulasi atau analisis di berbagai penelitian sebelumnya. Hasil simulasi pada skripsi diperoleh bahwa agar sistem WAIC terhindar dari interferensi sistem fixed service, maka pesawat tidak boleh lebih dekat 1,45 km dari main-lobe dan 230 meter dari side-lobe yang pertama fixed service, sedangkan ketinggian maksimum pesawat ketika sistem WAIC terjadi interferensi adalah 30 meter relatif terhadap antena fixed service. Batas wilayah interferensi dilakukan penelitian untuk memudahkan pilot pesawat penerbangan sipil untuk tidak melewati batas wilayah interferensi tersebut.

Wireless Avionics Intra-Communication (WAIC) is the standard of future avionics communications systems, which will substitute wired-communication in a single aircraft. The WAIC systems do not provide any communication between air-to-ground, air-to-air, and air-to-satellite. The WAIC systems are designed for enhancing the efficiency and reliability communications systems of the aircraft. The purposes of the systems are monitoring, controlling, and communicating the parts of the aircraft, such as landing gear, wings, nacelles, vertical stabilizer, engine, etc.
This paper simulate and analyze the interference between WAIC and Fixed Service systems at 22-23 GHz. There are two scenarios interference between these systems. Each scenarios are found the protection distance. The first is maximum protection distance between aircraft and Fixed Service is 1.45 km to protect the WAIC from the interference of the Fixed Service systems. The second is to protect the Fixed Service systems, the separation distance and the airport do not be able to less than 45 km. This paper have analyzed that the 22-23 GHz band is suitable to support the development standard to WAIC systems. Also the WAIC systems is compatible with the Fixed Service systems in that frequency band.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adityo Abdi Nugroho
"ABSTRAK
Rogue Access Point (RAP) menjadi salah satu ancaman dalam keamanan jaringan Wireless Local Area Network (WLAN) . RAP merupakan perangkat yang menciptakan sebuah jaringan wireless yang tidak dilegitimasi oleh network admin jaringan tersebut. Beberapa metode digunakan untuk mendeteksi RAP, yaitu berbasis hardware misalnya : perangkat sensor khusus untuk mendeteksi keberadaan RAP dan berbasis software, misalnya dibuatnya sistem berbasis aplikasi yang mampu mendeteksi RAP seperti sistem aplikasi berbasis web ini. Ada 2 bentuk model yang dapat terciptanya perangkat RAP yaitu RAP Unauthorized AP, RAP Bridging Connection.
Sistem ini menggunakan 3 parameter yaitu IP, MAC Address dan Round Trip Time (RTT). Parameter ini menjadi penentu terdeteksinya suatu perangkat palsu yang termasuk RAP dalam skala satu jaringan. ketiga parameter itu akan diukur dengan cara membandingkan antara legal dan illegal. Perangkat yang legal telah didaftarkan oleh network admin kemudian melakukan deteksi terhadap jaringan tersebut, setelah itu dilakukan komparasi antara kedua data tersebut, perangkat yang tidak terdifinisikan dalam database merupakan perangkat yang ilegal. Sistem akan memberikan output berupa alarm dalam website. Dari hasil pengujian bahwa, waktu rata-rata Load Time yang dibutuhkan 5213.5569 milidetik untuk mendeteksi satu jaringan. Selain itu, juga diketahui bahwa tingkat akurasi sistem untuk model unauthorized AP sebesar 53,3% , sedangkan model Bridging Connection sebesar 90% mampu mendeteksi secara sempurna.

Abstrak
Rogue Access Point (RAP) is one network security threat in Wireless Local Area Network (WLAN). RAP is a device that creates a wireless network that is not legitimized by admin network. Some of the methods used to detect RAP, which is based on hardware such as sensor devices for detecting and RAP-based on software, for example detection system that can detect RAP applications such as web-based application systems. There are two model that RAP-Unauthorized AP and RAP-Bridging Connection.
This system uses three parameters, IP, MAC Address and Round Trip Time (RTT). This parameter determines the detection of a prosthetic device that includes a RAP-scale networks. All parameter will be compare between legal and illegal device. Legal devices that have been registered by the network admin and then perform detection on the network, after that, it carried out a comparison between the data, the device is not in the database, It mean that an illegal device. The system will give alarm output from the website. From the results of that testing, the average time needed 5213.5569 milliseconds Load Time to detect a network. In addition, it is also known that the accuracy of a model system for unauthorized APs of 53.3%, while the Connection Bridging the model is able to detect 90% perfectly.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43204
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irpan SPS
"Telah dibuat suatu alat Sistem Aliran Cairan Infus Berbasis Microcontroller yang dapat dipantau secara Wireless. Pada alat ini proses yang akan diatur adalah kecepatan aliran, proses kecepatan aliran ini diatur dengan memasukkan nilai dari keypad. Alat ini dikendalikan oleh Mikroprosesor, dimana penulis memakai IC Microcontroller ATmega 128 sebagai pembaca data dan pengendalian mekanik pada sistem aliran cairan infus. Penulis juga menggunakan Wireless untuk memantau proses aliran cairan infus.

It had been made a tool of system infusion flow based on Microcontroller wireless monitored. In this tool, the process setting using keypad. This tool is controlled by Microcontroller. Writer used Microcontroller Integrated Circuit (IC) ATmega 128 as data processing and control the mechanic in the system control of infusion flow. Writer also used wireless to monitoring the process of infusion flow. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1538
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Hendriana
"Skripsi ini membahas mengenai serangan Man in the Middle yang dikombinasikan dengan SSLstrip. Tipe serangan ini adalah jenis serangan yang hanya bisa dilakukan dalam satu jaringan dengan korbannya. Serangan ini secara umum bertujuan untuk mengambil data-data penting dari korbannya, seperti username, password, dan data-data penting lainnya yang bersifat rahasia. Metode serangan ini tentu sangat berbahanya mengingat data-data yang diambil sifatnya sangatlah penting. Analisis serangan MitM dan SSLstrip dilakukan untuk mengetahui tingkat bahaya dari serangan ini. Variasi-variasi skenario dilakukan untuk mengetahui secara detail teknik serangan ini. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa untuk melakukan serangan ini tidak dibutuhkan spesifikasi komputer yang tinggi. Hanya dibutuhkan waktu kurang dari 0.2 detik dampak sudah bisa dirasakan oleh target. Akibat dari serangan ini adalah meningkatnya waktu yang dibutuhkan untuk mengakses halaman web. Terjadi peningkatan waktu hingga sebesar 381,7 % ketika penyerangan terjadi.

This final project discussing about Man in the Middle attack combined with SSLstrip. The type of the attack only can be done in the same network with the victim. Generally this attack is intended to steal any important data from the victim, like username, password and the other important datas. The kind of the attack is absolutely dangerous because the purpose its self is for stealing the privacy of the victim. Analysis MitM attack and SSLStrip conducted to determine the danger level of these attacks. Variations scenarios conducted to determine the details of this attack technique. From the results of this study found that this attack is not high specification computer needed. It took less than 0.2 second impact could be felt by the target. The result of this attack is the increased time needed to access web pages. An increase of time up to 381.7% when the attack occurred."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Hal yang terutama pada jaringan wireless bergerak adalah kualitas layanan (QoS).
Jaringan wireless bergerak ini memiliki topologi yang selalu dinarnis setiap saat.
Kemungkinan putusnya koneksi pada jaringan komunikasi yang seperti ini adalah Iebih
besar. Sehingga perlu diperhatikan pertama sekali perutean koneksinya.
Pada skripsi ini diberikan suatu bentuk perutean untuk jaringan bergerak ini.
Pemecahan masalah yang diberikan bentuk perutean ini adalah pada bagaimana
memulihkan kembali link-link koneksi yang terputus akibat mobilitas node-node. Selain
itu perutean ini pun harus mampu meningkatkan kinerja jaringan, yang artinya dengan
perutean bandwith ini kualitas jaringan yang seperti ini dapat ditingkatkan. Karena
mungkin saja untuk menginterkoneksikan jaringan bergerak ini dengan jaringan berkabel
yang mengutamakan QoS dalam kinerjanya, seperti ATM ataupun Internet.
Dari pengujian-pengujian yang akan dilakukan pada simulator yang
mensimulasikan keberadaan jaringan bergerak ini, pengaruh perutean bandwith ini pada
kinerja jaringan bergerak dapat diketahui. Salah satu kelebihan dari bentuk perutean
bandwith pada simulator adalah adanya kalkulasi informasi bandwith. Ini berguna sekali
dalam membantu pembentukan call ataupun koneksi dari suatu node asal ke node tujuan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>