Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182177 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwandi
"Terdapat beberapa teknologi yang digunakan dalam sistem wireless LAN, yaitu direct sequence spread spectrum (DSSS), frequency hopping spread specfrum (FHSS), dan infra merah. Teknologi yang kini paling banyak digunakan adalah DSSS. Seperti komunikasi nirkabel lainnya, interferensi baik pada kanal yang sama (co-channel) maupun kanal bersebelahan (adjacent channel), adalah faktor yang sangat mempengaruhi unjuk kerja sistem didalam wireless LAN. Skripsi ini menganalisa pengaruh interferensi kanal sama dan kanal bersebelahan terhadap kecepatan transfer data.
Dari data pengukuran secara empiris diperoleh hasil bahwa pada daerah cakupan yang sama, unjuk kerja kecepatan transfer data suatu wireless LAN akan menurun apabila terdapat interferer berupa wireless LAN lainnya yang bekerja pada kanal sama ataupun bersebelahan. Semakin jauh jarak antar kanal frekuensi yang digunakan oleh dua buah jaringan nirkabel, maka kecepatan transfer data akan semakin mendekati kecepatan tanpa adanya interferer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afriyandi Amin
"Dalam skripsi ini akan dibahas fenomena path loss pada propagasi indoor untuk frekuensi 2,4 GHz DSSS wireless LAN. Akan dilihat pengaruh karakteristik ruangan terhadap parameter path loss exponent. Dengan mengetahui parameter tersebut maka dapat dipekirakan besarnya path loss untuk jarak tertentu yang nantinya dapat digunakan untuk mengetahui jangkauan dari sistem DSSS Wireless LAN yang digunakan. Hal ini sangat berguna untuk mendesain penempatan suatu Access Point. Selain itu pada skripsi ini juga akan dibahas mengenai unjuk kerja kecepatan penerimaan data pada user untuk beberapa kondisi. Pengukuran dan penelitian pada skripsi ini dilakukan pada beberapa ruangan yang ada di Divisi RisT1 PT. Telkom, Bandung dengan menggunakan perangkat RoamAbout Wireless LAN 802,11b.
Hasil perhitungan dan pengolahan data pada skripsi ini menunjukkan bahwa tiap-tiap ruangan yang dijadikan obyek penelitian ternyata mempunyai path loss exponent yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena karakteristik masing-masing ruangan berbeda satu sama lain. Dengan demikian jangkauan maksimum dari access point juga bervariasi untuk tiap ruangan. Untuk analisa unjuk kerja kecepatan penerimaan data ternyata pengaruh dari jumlah user dan adanya sumber interfensi dapat mengurangi tingkat kecepatan penerimaan data bila dibandingkan dengan hanya menggunakan satu user dan tanpa adanya sumber interferensi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Susilowati
"Konsep Orthogonal Frequency Division Multiplexing ( OFDM) adalah membagi aliran data input serial ke dalam sejumlah aliran data paralel dan mengirimkan aliran data paralel dengan rate rendah tersebut secara bersamaan. Salah satu keuntungan penggunaan OFDM dibandingkan dengan jenis modulasi lain adalah penggunaan lebar pita yang tersedia dengan lebih efisien.
Simulasi dan analisa dilakukan terhadap performansi sistem OFDM pada beberapa mapper modulasi 16-my pada kondisi kanal AWGN dan kanal fading lambat. Jenis konstelasi yang digunakan adalah 16-QAM rektangular, 16-QAM star dan 16-PSK.
Hasil pada kondisi kanal AWGN memperlihatkan bahwa sistem OFDM yang menggunakan 16-QAM rektangular memberikan performansi BER terbaik dibandingkan penggunaan 16-QAM star atau 16-PSK.
Performansi OFDM pada kanal fading multipath dianalisa menggunakan respons impuls kanal statik. Hasil pada kedua model kanal fading multipath yang digunakan menunjukkan performansi yang relatif buruk. Algoritma forward error correction atau estimasi kanal perlu digunakan untuk mengurangi probabilitas kesalahan bit.
Hasil akhir pada penggunaan kedua algoritma tersebut membuktikan bahwa pengaruh fading kanal multipath dapat dihilangkan sehingga meningkatkan performansi BER sistem OFDM.

The concept of OFDM is to divide the serial input data stream into a number of parallel streams and to transmit these low-rate parallel streams simultaneously. One advantage of using OFDM compared to other types of modulation is better use of the available bandwidth.
The performance of the OFDM system under various 16-ary modulation mappers in AWGN and slowly fading channels are analyzed. It considers three candidate constellations : 16 rectangular-QAM, 16 star-QAM and 16-PSK.
The results for AWGN channel shows that the OFDM system using 16 rectangular-QAM gives the best BER performance compared to the same system using 16 star-QAM or 16-PSK mapper.
The performance of OFDM on multipath fading channels is analyzed using static channel impulse responses. The results of system in the two models of multipath fading channels indicate a relatively poor performance. Forward error-correcting or channel estimation algorithm is necessary to reduce the bit error probability.
The final results obtained after the use of both algorithms : convolutional coding and channel estimation, prove that fading effects can be removed, reducing almost totally the effects of the multipath channel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8489
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Pujo Winarko
"Dalam dunia industri, untuk mengetahui performa mesin motor dapat dilakukan diagnosa menggunakan machinery analyzer. Machinery analyzer yang dibahas pada penelitian ini yaitu Haliza. Terdapat permasalahan dalam melakukan diagnosa mesin motor menggunakan Haliza yaitu penggunaan kabel komunikasi antara sensor kecepatan dan Haliza, yang mengurangi fleksibilitas saat proses diagnosa dilakukan dan waktu pemasangan yang cukup lama. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan rancang bangun interface untuk modul komunikasi wireless yang akan dipasang pada sensor kecepatan dan Haliza. Rancang bangun interface di kembangkan dengan menggunakan mikrokontroler ATmega16A, sebagai kontroler pada modul wireless RF CC2500. Telah dilakukan pengujian hardware dan software dari modul komunikasi wireless. Dari hasil uji komunikasi diperoleh jangkauan jarak maksimum tanpa BER (Bit Error Rate) sejauh 16 meter pada kecepatan putaran motor 1800 rpm dengan nilai RSSI -79 dBm. Kecepatan putaran motor maksimum yang dapat terukur yaitu 2100 rpm, dengan tingkat kesalahan 0.14% dibandingkan dengan hasil pengukuran tachometer. Untuk uji kehandalan komunikasi wireless, didapatkan tingkat kesalahan rata-rata sebesar 0.09% pada pengujian jarak 10 meter dengan kecepatan 2100 rpm selama 5 jam pengujian.

In the industrial, to know the performance of the machine can be diagnosed using machinery analyzer. Machinery analyzer are discussed in this research that Haliza. There are problems in diagnosing the machine using Haliza namely the use of the communication cable between the speed sensor and Haliza, which reduces the flexibility when the diagnosis is made and the installation of a long time. Therefore, in this report will be conducted design interface for a wireless communication module that will be installed on the speed sensor and Haliza. The design of the interface is developed by using microcontroller ATmega16A, as a controller in the wireless module RF CC2500. The hardware and software of the wireless communication module have been tested. Communication test results obtained maximum distances without the BER (Bit Error Rate) as far as 16 meters at a motor rotating speed of 1800 rpm with RSSI value of -79 dBm. The maximum rotation speed of the motor which can be measured at 2100 rpm, with an error rate of 0.14% compared with the measurement results tachometer. The reliability test of wireless communication, obtained average error rate of 0.09% at the testing distance of 10 meters at a speed of 2100 rpm for 5 hours of testing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, M. Amperandus
"Penelitian ini bertujuan untuk mendesain dan menganalisa unjuk kerja trellis coded TC 2 x 4PSK pada kanal fading Nakagami. Desain kode TC multidimensi dilakukan berdasarkan konsep trellis coded modulation pada kanal fading yaitu dengan memperbesar effective code length (ECL) dan product of distance (PD). Untuk mendapatkan performansi yang lebih baik, dilakukan pemilihan kode-kode sinyal dari kombinasi kode yang ada untuk meminimalkan korelasi dari pasangan kode sinyal sehingga diperoleh independensi. Pemilihan kode sinyal dilakukan dengan memilih 8 dari 16 kombinasi pasangan kode sinyal yang mempunyai jarak Euclidean yang lebih besar. Analisa performansi TCM multidimensi pada kanal fading dilihat dari besarnya Probabilitas Error (Pe) yang terjadi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa TC 2 x 4PSK dengan pemilihan pasangan kode sinyal (expurgated phase code) mempunyai unjuk kerja BER yang lebih baik dari TC 2 x 4PSK bila seluruh pasangan kode sinyal digunakan (full code) baik pada A WGN maupun pada kanal fading Nakagami. Penerapan TC 2 x 4PSK dengan expurgated phase code memberikan coding gain sebesar 0,125 dB pada AWGN serta meningkatkan performansi sebesar 4 dB pada kanal fading Nakagami untuk m = 2 pada BER = w-5 , dibandingkan dengan TC 2 X 4PSK denganfull code.

The purpose of this theses is to design and analize the performance of trellis coded TC 2 x 4PSK on Nakagami fading channel. The code design is based on maximizing the effective code length (ECL) and product of distance (PD). To give better performance, expurgated phase code is used instead of complete code by selecting 8 from all 16 code combinations which have larger Euclidean distance to minimize the maximum correlation between any pair of signals. BER performance TC 2 x 4PSK with expurgated phase code on Nakagami fading channel for various Nakagami fading pameters m are calculated and analized. The result shows that TC 2 x 4PSK with expurgated phase code gives better performance than TC 2 x 4PSK with full code on both A WGN and Nakagami fading channel. It is shown that by using TC 2 x 4PSK with expurgated phase code, coding gain is achieved 0.125 dB in A WGN and gives performance improvement 4 dB in Nakagami fading channel, compared to TC 2 x 4PSK with full code. As comparison, the BER performance of TC QPSK and TC 8PSK are also presented.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T40707
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Sari
"Skema Multiple Input Multiple Output (MIMO) menjadi topik penelitian penting dalam bidang telekomunikasi nirkabel, karena memiliki kapasitas tinggi tanpa memerlukan tambahan bandwidth serta ketahanannya terhadap multipath fading. Permasalahan yang timbul pada MIMO adalah diperlukannya suatu skema agar setiap antena pemancar dapat digunakan untuk mengirimkan aliran data yang berbeda pada saat bersamaan, dan aliran data yang berbeda-beda tersebut dapat dipisahkan secara tepat di bagian penerima. Permasalahan lain pada sistem MIMO adalah pengkodean yang tepat untuk aliran data jamak sehingga data dapat diterima secara handal.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pada penelitian ini diajukan penggabungan arsitektur berlapis Vertical Bell Laboratories Space-Time Multiple Input Multiple Output (V-BLAST MIMO) serta pengkodean Rate Compatible Punctured Convolutional (RCPC). Penggunaan V-BLAST memungkinkan pengiriman data yang berbeda pada setiap antena, dan kode RCPC memberikan proteksi terhadap kesalahan kanal. Untuk mempermudah perhitungan parameter kode RCPC, digunakan kode konvolusional ekivalen. Kriteria Zero Forcing (ZF) dan Minimum Mean Squared Error (MMSE) digunakan untuk mengekstrak setiap sub-aliran informasi yang tiba di penerima.
Penelitian ini menghasilkan kode RCPC menggunakan kode konvolusional ekivalen dengan periode puncturing Pc = 2 hingga 6, serta kode RCPC tanpa kode konvolusional ekivalen dengan periode puncturing Pc = 6. Hasil lainnya adalah persamaan BER untuk RCPC V-BLAST MIMO pada kanal fading Nakagami-m. Kanal fading Nakagami-m digunakan karena memiliki karakteristik empiris yang sesuai dengan pola fading secara general. Persamaan BER sistem dinyatakan dalam persamaan matematis yang modular, yang terdiri atas kinerja BER subsistem modulasi M-QAM multikanal, subsistem V-BLAST MIMO, dan subsistem RCPC dengan modulasi M-QAM dan kanal Nakagami-m.
Simulasi numerik yang dilakukan menunjukkan bahwa peningkatan periode puncturing Pc akan meningkatkan jarak bebas kode dfree, sehingga memperbaiki BER sistem. Peningkatan dfree juga dapat dicapai dengan meletakkan bit yang di-puncture pada satu kolom dalam matriks puncturing, tanpa mengubah Pc. BER sistem juga akan semakin baik dengan penambahan jumlah antena, dimana penambahan jumlah antena penerima akan meningkatkan BER dengan lebih signifikan dibandingkan dengan penambahan jumlah antena pemancar. Semakin tinggi Pc yang digunakan, perbaikan BER yang dihasilkan oleh penambahan antena akan semakin kecil. Penggunaan deteksi berbasis MMSE akan meningkatkan BER sistem pada kisaran 0,5 hingga 1 dB dibandingkan deteksi berbasis ZF.

The Multiple Input Multiple Output (MIMO) system has been the subject of rigorous research in the wireless telecommunication field, due to its ability to increase capacity without necessitating extra bandwidth and its robustness against multipath fading. There are two main problems arising in this system. The first is the need to find a scheme to send different information symbols simultaneously using multiple transmit antennas, as well as enabling the extraction of those symbols in the receiver. The second problem is finding a correct coding type for multiple information streams to provide robustness against channel errors.
To solve these problems, this research proposes the integration of Vertical Bell Laboratories Space-Time Multiple Input Multiple Output (V-BLAST MIMO) scheme and Rate Compatible Punctured Convolutional (RCPC) encoding. The use of V-BLAST scheme will enable the transmission of different data streams simultaneously using the multiple transmit antennas, while RCPC codes protect the data against channel errors. To simplify the calculation of RCPC code parameters, equivalent convolutional codes are used. Zero Forcing (ZF) and Minimum Mean Squared Error (MMSE) criteria are used to extract the different data streams arriving in the receiver.
In this research RCPC codes using equivalent convolutional codes which puncturing periods are Pc = 2 to 6, and an RCPC code without equivalent convolutional code which Pc = 6 are obtained. A mathematical formulation of BER for RCPC V-BLAST in Nakagami-m fading channel is derived and numerically simulated. The Nakagami-m model is used as its empirical characteristics match those of general fading pattern. The mathematical BER of the system is stated as a modular equation, consisting of the subsystems BER.
The numerical simulations results show that the increase of Pc will increase the free distance of the codes dfree, which in turn will increase the system BER. The increase of dfree can also be obtained by placing the punctured bits in one column of the puncturing matrix, without changing the Pc. Increasing the number of antennas will also improve the system BER. The increased number of receive antennas will contribute more significantly to the BER improvement compared to the increase of transmit antennas. The larger the Pc used, the BER improvement yielded by increasing the antenna numbers will be more insignificant. The use of MMSE-based detection will improve the system BER by 0.5-1 dB compared to the ZF-based detection.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
D995
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Feher, Kamilo
Upper Saddle River, N.J. : Prentice-Hall, 1995
621.384 5 FEH w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Permasalahan utama dalam teknologi-teknologi Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) adalah kemungkinan nilai peak to Average Power Ratio (PAPR) yang tinggi, pada generasi terbaru Wireless Local Area Network (WLAN) IEEE 802.11n, yang mengusung teknologi multiple input multiple output (MIMO) OFDM, permasalahan PAPR merupakan salah satu isu penting. Nilai PAPR pada bagian short dan Long Training Field (STF dan LTF) masih di bawah rata-rata sinyal pada umumnya untuk ukuran Fast Fourier Transform (FFT) yang sama karena adanya pola perulangan sinyal. Pada data field, proses pengacakan dilibatkan yang salah satu fungsinya untuk mengurangi nilai PAPR. Namun pada signal field, baik untuk format legacy (L-SIG) maupun high throughput (HT-SIG), tidak ada proses pengacakan maupun pola perulangan signal. Sehingga besar kemungkinan bahwa nilai PAPR bagian signal field lebih tinggi daripada bagian lainnya. Pada makalah ini, kami ingin menggali lebih dalam mengenai nilai PAPR pada bagian signal field khususnya untuk legacy signal field (L-SIG). Dengan mempertimbangkan semua kemungkinan parameter di legacy signal field, diperoleh bahwa nilai PAPR terbesar (12,72 dB) terjadi saat data rate 6 Mbps dengan panjang data 3864 oktet."
JURTEL 17:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Mahendra
"Salah satu tantangan utama dalam dunia telekomunikasi adalah menyediakan jasa Iayanan data berkecepatan tinggi. Kondisi keadaan pada saat ini, dengan teknologi broadband wireless yang ada dapat memberikan suatu cakupan area yang luas serta mampu dalam layanan data berkecepatan tinggi yang mengaplikaslkan multimedia.
Salah salu upaya untuk menyediakan jasa layanan data berkecepatan tinggi adalah dengan melakukan teknik diversitas Dimana dalam hal ini adalah teknik diversitas yang dilakukan adalah teknik divertisitas ruang (Space diversity technique).
Dalam tesis ini dilakukan simulasl teknik Space Time Block Coding (STBC) dan Space Frequency Block Coding (SFBC). Simulasi yang dilakukan adalah dengan memakai teknik pemancar tunggal clan pemancar ganda serta teknik penerima tunggal dan ganda.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa teknik space time coding dan space frequency block coding dengan memakai teknik pemancar dan penerima ganda memiliki perfomansi yang balk dibandinkan memakai teknik pemancar tunggal penerima ganda atau sebaliknya.

One of the main challenge in telecommunication is to provide high speed data services. ln this recent condition, the broadband wireless technology could provide high scope coverage area and able to provide high speed data services using multimedia applications.
One of the efforts to proved high speed data services is to diversity technique, which means that we use space diversity technique.
ln this theses, we would use technique simulation space time block coding (STBC) and space frequency block coding (SFBC). ln this simulation we use single transmitter technique and multiple transmitter technique; we also use single receiver and multiple receiver technique.
This test result showed that using double transmitter and receiver technique in space time block coding technique and space frequency block coding will have a better performance compare to using single transmitter technique multiple receiver or on the contrary."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Nashirudin
"Sistem Wireless Avionics Intra-Communications (WAIC) adalah suatu teknologi masa depan untuk sistem komunikasi pada pesawat yang akan menggantikan sistem komunikasi kabel menjadi sistem komunikasi nirkabel (wireless). Sistem WAIC tidak menyediakan komunikasi antara udara dengan darat, udara dengan udara, dan udara dengan satelit. Kandidat pita frekuensi kerja yang paling kompatibel dengan sistem WAIC adalah 4200-4400 MHz dan 22-23 GHz. Skripsi ini telah memodelkan dan mensimulasikan interferensi antara sistem WAIC dengan fixed service pada pita frekuensi 22-23 GHz. Parameter yang disimulasikan pada skripsi ini adalah frekuensi, daya transmitter, gain, bandwidth, feeder loss, atenuasi oleh gas, dan batas kriteria interferensi.
Simulasi yang telah dilakukan pada skripsi ini adalah untuk mengetahui jarak proteksi agar sistem WAIC dan fixed service tidak terganggu. Batas wilayah interferensi antara sistem WAIC denga fixed service belum pernah dilakukan simulasi atau analisis di berbagai penelitian sebelumnya. Hasil simulasi pada skripsi diperoleh bahwa agar sistem WAIC terhindar dari interferensi sistem fixed service, maka pesawat tidak boleh lebih dekat 1,45 km dari main-lobe dan 230 meter dari side-lobe yang pertama fixed service, sedangkan ketinggian maksimum pesawat ketika sistem WAIC terjadi interferensi adalah 30 meter relatif terhadap antena fixed service. Batas wilayah interferensi dilakukan penelitian untuk memudahkan pilot pesawat penerbangan sipil untuk tidak melewati batas wilayah interferensi tersebut.

Wireless Avionics Intra-Communication (WAIC) is the standard of future avionics communications systems, which will substitute wired-communication in a single aircraft. The WAIC systems do not provide any communication between air-to-ground, air-to-air, and air-to-satellite. The WAIC systems are designed for enhancing the efficiency and reliability communications systems of the aircraft. The purposes of the systems are monitoring, controlling, and communicating the parts of the aircraft, such as landing gear, wings, nacelles, vertical stabilizer, engine, etc.
This paper simulate and analyze the interference between WAIC and Fixed Service systems at 22-23 GHz. There are two scenarios interference between these systems. Each scenarios are found the protection distance. The first is maximum protection distance between aircraft and Fixed Service is 1.45 km to protect the WAIC from the interference of the Fixed Service systems. The second is to protect the Fixed Service systems, the separation distance and the airport do not be able to less than 45 km. This paper have analyzed that the 22-23 GHz band is suitable to support the development standard to WAIC systems. Also the WAIC systems is compatible with the Fixed Service systems in that frequency band.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>