Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158608 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Prayitno
"Skripsi ini bertujuan untuk menganalisa dan membandingkan kualitas jaringan IPv4 murni, IPv6 murni, IPv6 dengan Tunneling 6to4 dan ISATAP, khususnya untuk aplikasi video streaming. Analisa didasarkan pada pengaruh bit rate terhadap delay dan packet loss dari video streaming. Rancangan jaringan lokal terdiri dari 2 buah mobile computer yang berfungsi sebagai client dan server dengan platform Windows XP, serta 2 buah Router Cisco 2600 Series sebagai intermediate device. Aplikasi yang akan diimplementasikan pada jaringan lokal adalah aplikasi VideoLAN Client pada sisi client dan server.
Pengujian dilakukan dengan melakukan streaming file berformat .mpg berdurasi 29 detik, berukuran 9285 KB dan frame rate 23,98 fps. Video streaming dilakukan sebanyak 10 kali dengan pengaturan bit rate yang bervariasi untuk video dan audio. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tunneling 6to4 dan ISATAP mempunyai delay lebih besar dibanding IPv4 dan lebih kecil dibanding IPv6, serta mempunyai packet loss lebih kecil dibanding IPv4 dan lebih besar dibanding IPv6. Tunneling ISATAP mempunyai keunggulan dibanding dengan tunneling 6to4 dimana delay pada ISATAP sebesar 0.9149-0.9523 detik dan 6to4 sebesar 0.9276-0.9549 detik, sedangkan persentase packet loss pada ISATAP sebesar 0.08-0.16% dan 6to4 sebesar 0.11-0.18%.

This thesis is purposed to analyze and compare the quality of network on IPv4, IPv6, IPv6 with 6to4 and ISATAP tunneling, especially for video streaming application. Analysis is focused on bit rate influence for delay and packet loss on video streaming. The local network design included 2 mobile computers as client and server with Windows XP platform, and also 2 Router Cisco 2600 Series as intermediate device. The application that implemented is VideoLAN Client at client and server.
The test is done by streaming the .mpg format file with 29 seconds duration, sized 9285 KB, and frame rate 23,98 fps. Video streaming is done 10 times with variation of bit rate for video and audio. The examination result indicate that 6to4 and ISATAP have delay more higher than IPv4 and less than IPV6. And also have packet loss less than IPv4 and more than IPv6. ISATAP tunneling more excellence rather than 6to4 tunneling which delay ISATAP equal to 0.9149-0.9523 seconds and delay 6to4 0.9276-0.9549 seconds. Meanwhile the ISATAP packet loss equal to 0.08-0.16% and 6to4 packet loss 0.11-0.18%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51427
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ramdhan Akbar
"Teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Menerima maupun mengirim informasi dimana saja dan kapan saja memungkinkan munculnya inovasi untuk berkomunikasi secara bergerak. Teknologi prosesor pengolah multimedia, media transfer data yang berkecepatan tinggi dan peningkatan dalam menciptakan perangkat-perangkat yang berukuran kecil semakin mendukung konsep komunikasi bergerak. Mobile IPv6 adalah salah satu solusi dalam komunikasi bergerak. Mobile IP memungkinkan pengguna tetap dapat berkomunikasi melalui Internet Protocol (IP) dimana saja dan kapan saja. IPv6 memiliki kelebihan dalam pengalamatannya yang luar biasa banyak, yaitu 3.4 x 1038/sup>. Aplikasi yang dapat mendukung komunikasi secara bergerak salah satunya adalah VoIP yaitu sebuah aplikasi komunikasi suara melalui IP.
Skripsi ini membahas kualitas layanan yang dapat diberikan oleh VoIP pada jaringan route optimization Mobile IPv6. Pengujian dilakukan dengan menganalisa kualitas layanan yaitu delay, jitter dan packet loss. Pengujian dilakukan terhadap perbandingan dua codec video yaitu MPEG-4 dan Theora, dan tiga codec suara yaitu G.711, GSM dan Speex pada jaringan IPv6 murni dan Mobile IPv6. Hasil untuk IPv6 murni delay codec audio Speex 20.07 ms dan 33.17 ms untuk delay video Theora. Packet loss Speex 0.03% dan 0.01% untuk Theora. Hasil Mobile IPv6 delay audio codec Speex 20.87 ms dan 34.92 ms. Packet loss audio codec Speex 5.64% sedangkan packet loss video terkecil dimiliki oleh kombinasi MPEG-4 dan G.711 dengan 5.46%.

Information and communication technology has become a growing part of human life. The need to receive or send information anywhere and at any time allowing the emergence of innovation to be able to communicate in a move. Processor technologies such as multimedia processor, media high speed data transfer and increase on creating devices that are small are increasingly supporting the concept of mobile communications. Mobile IP allows users could communicate via Internet Protocol (IP) anywhere and anytime. IPv6 provides better support, one of which is the number of addressing with total 3.4 x 1038 addresses. Applications that can support mobile communication is VoIP or Voice over IP.
This thesis discusses the quality of services can be provided by VoIP in the route optimization Mobile IPv6 networks. Testing is done by analyzing the comparison of two video codecs: MPEG-4 and Theora and three audio codec are G.711, GSM and Speex in pure IPv6 and Mobile IPv6. The result for pure IPv6 are getting that Speex audio codec has the smallest delay time with 20.07 ms and 33.17 ms for Theora. Packet loss of Speex is 0.03% and Theora is 0.01%. The result for Mobile IPv6 are getting that delay audio for Speex is 20.87 ms dan delay video for Theora is 34.92 ms. Speex audio packet loss is 5.64% and the smallest video packet loss is owned by combination of MPEG-4 and G.711 with 5.46%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51169
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Adiwinata
"Masalah utama yang dihadapi layanan Voice over IP adalah besarnya delay dan packet loss yang dihasilkan. Kontribusi delay terbesar adalah pada saat paket-paket VoIP mengantri pada router. Sistem antrian FIFO tidak memiliki pengaturan terhadap trafik yang melewatinya. Semua paket dianggap sama, tidak ada prioritas dan alokasi bandwidth khusus untuk kelas tertentu. Sehingga apabila paket VoIP ikut diantrikan pada sistem ini maka delay yang dihailkan akan sangat besar. Diperlukan suatu metode yang dapat mengatur penjadwalan paket-paket pada router sesuai dengan kelas dan prioritasnya.
CBQ merupakan mekanisme penjadwalan yang menyediakan link-sharing diantara kelas-kelas yang menggunakan link fisik yang sama. Metode ini memungkinkan pembagian alokasi bandwidth dari output port router sesuai dengan class atau jenis trafficnya. Apabila terjadi kongesti, maka class-class tersebut akan menerima alokasi bandwidth minimum sebagaimana yang telah direservasi sebelumnya. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penerapan metode CBQ menghasilkan nilai delay yang mampu memenuhi standar rekomendasi ITU-T G.114 mengenai one way delay maksimum 150 ms.
Pada kapasitas link yang kecil (512 Kbps), CBQ mampu memberikan karakteristik loss yang jauh lebih baik dari pada FIFO. Sedangkan pada kapasitas link yang relatif besar (1Mbps dan 2 Mbps), metode CBQ berhasil menghilangkan efek paket loss sebagaimana yang diihasilkan metode FIFO. Melihat nilai MOS yang dihasilkan metode CBQ yaitu sebesar 4.13, secara umum metode CBQ layak digunakan dalammm mengaplikasikan layanan VoIP pada jaringan IP walaupun kualitas suara yang dihasilkan masih dibawah kualitas jaringan PSTN yang dapat menghasilkan nilai MOS antara 4.5 s.d 4.7. Sedangkan metode FIFO hanya menghasilkan nilai MOS sekitas 3.5 yang berarti kualitas suara yang dihasilkan rendah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Zakiah
"Kemajuan teknologi Packet Switching dengan kecepatan akses yang semakin tinggi, dan kemungkinan kesalahan yang semakin kecil mendorong gagasan untuk `menumpangkan' trafik suara pads jaringan paket. Untuk membawa trafik suara tersebut, protokol internet atau lebih dikenal dengan TCP/IP dipandang sebagai sarana yang paling tepat, karena selain protokolnya sederhana jaringan ini merupakan jaringan paket yang paling banyak dipakai di dunia saat ini. Trafik suara yang dibawa pads jaringan paket dengan menggunakan TCP/IP akan sangat menguntungkan bila diaplikasikan pada sebuah LAN, sehinga suatu instansi tidak perlu memiliki dua jaringan yang terpisah untuk mentransfer data dan suara. Performasi merupakan faktor yang panting dalam aplikasi VOIP karena pada pada jaringan paket trafik voice diperlakukan sama dengan trafik data lainnya. Delay merupakan masalah yang sangat sensitif pads trafik voice, karena delay yang melebihi batas yang ditoleransi akan mengganggu kenyamanan berkomunikasi. Dalam tulisan ini akan dibahas aplikasi VoIP dalam suatu rancangan LAN yang disimulasikan dengan Comnet Ill 2.01, keuntungan dan masalah yang dihadapi dalam aplikasi ini, serta analisa performansi layanan voice pads LAN tersebut. Dan hasil simulasi, didapatkan bahwa protokol akses yang bersifat deterministik seperti token ring dan token bus lebih cocok untuk digunakan pads LAN yang mengaplikasikan VoIP, penambahan stasiun menimbulkan penurunan performansi layanan suara. Dari simulasi juga didapatkan jumlah prosesor yang optimal pads sentral PBX."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rahmat Dwiyanto
"Aplikasi suara melalui jaringan IP (Internet Protocol) pada saat ini berkembang pesat dikarenakan kualitasnya yang tinggi dan biayanya yang cukup terjangkau. Diperlukan sebuah jaringan telekomunikasi yang dapat menyediakan VoIP dengan kualitas tinggi. Oleh karena itu, digunakan jaringan WiMAX karena jaringan tersebut dapat diandalkan untuk menyediakan VoIP dengan kualitas tinggi. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menganalisis kinerja voice over WiMAX pada jaringan IEEE 802.16e melalui analisis QoS pada modulasi BPSK dan QPSK pada berbagai coding rate dengan mempertimbangkan parameter BER dan SNR. Simulasi dilakukan dengan menggunakan PHY-layer IEEE 802.16e pada Simulink dengan menggunakan file audio sebagai input. Pada simulasi dilakukan proses puncture, proses tersebut berfungsi untuk menghilangkan output stream dari low-rate encoder sehingga dapat meningkatkan transfer rate. Berdasarkan hasil simulasi, modulasi QPSK dengan coding rate ¾ (QPSK ¾ ) memiliki nilai BER yang paling baik karena pada proses puncture, modulasi QPSK ¾ menghasilkan transfer rate yang cukup baik sehingga nilai BER yang didapatkan juga baik. Berdasarkan uji mean opinion score (MOS) kepada 20 responden, didapatkan nilai BER yang dapat menjadi standar untuk layanan VoIP yaitu sebesar 0.0004762 didapatkan dengan menggunakan modulasi QPSK dengan coding rate ¾ pada SNR 15 dB. Dapat disimpulkan bahwa modulasi QPSK lebih tahan error bila dibandingkan dengan modulasi BPSK.

The voice applications over IP networks are growing rapidly due to their increasing popularity and cost. To meet the demand of providing high-quality of VoIP, we need to use reliable network. Therefore, we use WiMAX networks because it can provide high quality of VoIP due to its high speed data rates. The purpose of this thesis is to analyze voice over WiMAX performance in IEEE 802.16e networks by analyzing BPSK and QPSK with various coding rate which SNR and BER included in consideration. The simulation was running in PHY-layer IEEE 802.16e by using Simulink and put an audio file as its input. In simulation, puncturing process was done. Puncturing is the process of systematically deleting bits from the output stream of a low-rate encoder in order to reduce the amount of data to be transmitted, thus forming a high-rate code. Based on the simulation, QPSK modulation with coding rate ¾ (QPSK ¾ ) had the best BER because while in puncturing process, QPSK ¾ had the good high rate code. Therefore, we have got a lowest BER as its result among the other modulation. Based on the mean opinion score (MOS) test to 20 respondents, BER value which could be a standard of VoIP service is 0.0004762 with QPSK ¾ modulation at SNR 15 dB. The conclusion is the higher coding rate, the higher rate-code could be transmitted and QPSK modulation is more robust to error than BPSK.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sony Chahyadi
"Voice over Internet Protocol (VOIP) semakin banyak digunakan sebagai layanan komunikasi suara, sebagai altematif dari teknologi PSTN yang selama ini digunakan. Kemudahan lmplementasi serla penghematan biaya di banyak sektor merupakan faktor utama yang mendorong berkembangnya VoIP. Namun sampai saat ini VoIP masih menemui suatu kendala besar, yaitu kemampuan untuk memberikan layanan komunikasi suara sebaik PSTN. Salah satu faktor yang menentukan kualitas suara pada VoIP adalah pemilihan codec suara yang tepat. G711 yeng merupakan codec yang dipakai pada PSTN saat ini memiliki kualilas suara yang sangat baik. Dari kelompok codec dengan birrate rendah muncul G.729 yangjuga menawarkan kualitas suara hampir sama baiknya. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk membandingkan kedua codec tersebut denan menggunakan simulasi pengkodean pada 7 tingkat packet loss. Penilaian terhadap kualitas hasil pengkodean dilakukan dengan menggunakan metode E-Model dan melakukan tes MOS subjektif pada 20 orang responden. Hasil dari simulasi serta tes subjektif menunjukkan bahwa G.7l I dapat memberikan kualitas suara yang lebih baik dibanding G.729. Selain itu, G.71l masih dapat memenuhi nilai MOS minimum untuk layanan komunikasi suara pada lingkat packet loss 4 %, sedangkan G.729 hanya dapat bertahan sampai dengan tingkat packer loss 1%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Erlangga
"Ketersedian bandwidth merupakan hal yang sangat penting bagi setiap aphkasi multimedia dan juga salah satu faktor penentu QoS pada. Ada beberapa metode estimasi yang digunakan untuk mencari nilai bandwidth baik kapasitas bandwidth maupun bandwidth yang tersisa. Metode ini menggunakan paket UDP yang akan bekerja pada layer aplikasi. Pada skripsi dilakukan analisa perbandingan terhadap metode packet pair, packet train dan packet triplet. Data-data yang digunakan dalam skripsi ini diambil dari referensi [2J,[3] yang digunakan. Pengambilan data menggunakan program network simulator.
Skripsi ini mengestimasi kapasitas banchvidth dengan mengirimkan sejumlah pasangan paket, gabungan paket (packet train), dan packet triplet dengan jarak interval waktu tertentu dan mengukur dispersi interval waktu tersebut ketika diterima pada sisi receiver. Pengujian ini dilakukan pada jaringan bertopologi bus dan menguji kapasitas bandvidth dalam traffic tertentu. Hasil analisa menunjukkan bahwa packet triplet memiliki keunggulan yang tidak dimilii oleh packet pair dan packet train."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Hendrik
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>