Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157071 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmatullah
"Kedepan kebuttuhan bahan bakar miinyak semakiin meniingkatt akan tetapi ketersediaan bahan bakar minyak semakin menipis. Selain masallah ketersediaan bahan bakar yang semakin menipis, bahan bakar yang akan digunakan juga harus memperhatikan kualliittas lliingkungan dallam hall ini adallah pengurangan emisi gas buang. Salah satu solusi adalah bahan bakar biodiesel. Biodiesel dibuat dengan menggunakan procesor BDP-10FG-BV tipe batch dan pereaksi spirtus. Pembuatan meliputi pencampuran trgliserida, pereaksi ethanol spirtus dan katalis NaOH. Setelah proses itu terjadi, kemudian dilakukan proses pemisahan antara biodiesel dan gliserol dan tahap yang terakhir adalah pencucian untuk menghilangkan ethanol spirtus dari biodiesel. Prosessor yang digunakan mempunyai kelebihan yaitu kendali suhu dan fiber glass sehingga reaksi yang terjadi dapat dilihat dan diukur, kelemahannya adalah waktu proses yang lama. Hasil yang didapatkan cukup bagus, dapat dilihat dari uji spesifikasi hanya beberapa variabel yang tiidak sesuai. Dari hasil pengujian spesifikasi didapatkan bahwa biodiesel jagung dan sawit masih ada bagian yang tidak sesuai standard. Total gliserol biodiesel jagung memiliki kelebihan 0,,0835% dari standard, sedangkan biodiesel sawit memiliki kelebihan dalam viskositas dan total gliserol (kelebihan total gliserol 0,,0832% dan viskositas kelebihan 0,183 cSt) dan kurang dallam flash point (kurang 30 dari nilai standard 100). Sellain itu biodiesel sawit mempunyai titik tuang, titik kabut, viskositas, angka asam total, angka penyabunan, angka setana dan kandungan ester lebih tinggi dari pada biodiesel jagung, sedangkan biodiesel jagung mempunyai nilai lebih tinggii dalam massa jenis, titik nyala, jumlah gliserol bebas dan gliserol total.

In the future the demand of oil fuel will increase but the supply will decrease. Beside that problem, the oil fuel that we use shouldn?t destroyed the environment in this case is exhaust gas. One of the solution are biodiesel of corn oil and palm oil which produce by transesterification process. Biodiesel producted by batch procesor BDP-10FG-BV and alcohol spirtus ethanol and catalyst NaOH. There are three step/phase in producing biodiesel. First mixing trigeliceride, spirtus and NaOH. Then the second step is separating biodiesel from glycerol and the last step is washing biodiesel with water. The processor has a temperature controller and fiber glass so we can see and measure the reaction, but the processor has weakness it need long time to produce biodiesel. The result is good enough because there is only a few variable outside standard of biodiesel. The result from the test are first biodiesel of corn oil have surplus of total glyserol 0,0835%, the biodiesel of palm oil surplus total gliserol 0,,0835% and 0,183 cSt of viscosity and minus 30 point of Flash Point. The palm oil biodiesel have better point in viscosity, cloud point, pour point, total acid number, saponification number, cetane numebr and estter contentt. The corn biodiesel have better point in density, flash point, free glycerol and total glycerol."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Eka Firmansyah
"Kedepan kebutuhan bahan bakar minyak semakin meningkat akan tetapi ketersediaan bahan bakar minyak semakin menipis. Selain masalah ketersediaan bahan bakar yang semakin menipis, bahan bakar yang akan digunakan juga harus memperhatikan kualitas lingkungan dalam hal ini adalah pengurangan emisi gas buang. Untuk itulah perlu dicari bahan bakar minyak yang terbarukan dan juga ramah lingkungan. Salah satu solusinya adalah bahan bakar biodiesel dari minyak sawit dan minyak jagung yang dihasilkan dari tumbuhan melalui proses transesterifikasi. Biodiesel yang telah dibuat perlu diuji unttuk mengetahui apakah bisa menggantikan solar. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian prestasi mesin serta gas buang. Dalam pengujian prestasi mesin, biodiesel jagung dan sawit dicampur dengan solar dengan komposisi 10% biodiesel 90% solar (B10), komposisi 20% biodiesel 80% sollar (B20), komposiisii 30% biosiesel 70% solar (B30). dari hasil pengujian prestasi mesin biosiesel jagung dan sawit memiliki nilai efisiiensi thermal dan opasitas yang lebih baik dari solar. Campuran biosiesel yang paling baik adalah B30 Jagung dan B30 sawit untuk efisiensi thermal dan B30 Jagung dan B20 Sawit untuk opasitas.

In the future the demand of oil fuel will increase but the supply will decrease. Beside that problem, the oil fuel that we use shoulldn?t destroyed the environment in this case is exhaust gas. One of the solution are biodiesel of corn oil and palm oil which produce by transesterification process. Biodiesel that we made have to be tested to compare with Automotive Diesel Oil (ADO). There are two kind of tested, engine perform test and opacity test. In this process we blended the biosiesel from oil corn and pllm oil, the percentage of blending are 10% (10% biosiesel and 90% ADO), 20% (20% biosiesel and 80% ADO), and 30% (30% biosiesel and 70% ADO). Biiodiiesell productted by battch procesor BDP-10FG-BV and alcohol spirtus ethanol and catalyst NaOH.there are three step/phase in producing biodiesel.First mixing trigeliceride , spirtus and NaOH. Then the second step is separating biodiesel from glycerol and the last step is wahing biodiesel with water.procesor BDP-10FG-BV suittable for small scale production with good quality because it has fiber glass and temperature controller, the weakness is tthe process need alot of time. The result from it are the biosiesel of corn oil and palm oil have better thermal effciency and opacity than diesel fuel. The best blending are B30 Jagung and B30 Sawit for thermal efficiency and B30 Jagung and B20 Sawit for opacity."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain
"Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif yang dapat diperbaharui dan ramah terhadap lingkungan. Potensi sumber bahan bakar nabati di Indonesia yang cukup besar, memungkinkan pengembangan dan penggunaan biodiesel yang diolah dari sumber tersebut. Pengolahan biodiesel dilakukan dengan proses transesterifikasi.
Biodiesel yang ditinjau diolah dari minyak goreng curah (sawit) dan minyak jagung. Pengujian prestasi dan emisi gas buang dilakukan pada Diesel Engine Research and Test Bed dengan mesin uji Nissan tipe SD 22 dan tidak dilakukan modifikasi (standar). Campuran bahan bakar antara solar dan biodiesel divariasikan pada kandungan masing-masing biodiesel 10 %, 20 %, dan 30 %.
Perubahan putaran poros dari 1300, 1500, 1700 dan 1900 rpm. Pembebanan dikondisikan pada bukaan throttle 30%, 40%, 50% dan 60%. Hasil pengujian menunjukkan penambahan kandungan biodiesel dalam campuran bahan bakar dapat mengurangi emisi (opasitas) yang dihasilkan. Dan pada biodiesel minyak goreng curah dapat meningkatkan effisiensi thermal, Brake Horse Power dan menurunkan konsumsi bahan bakar spesifiknya pada pengujian dengan variasi putaran mesin. Secara umum diantara kedua jenis biodiesel tersebut yang memiliki hasil paling baik yaitu biodiesel minyak goreng curah dengan kandungan campuran bahan bakar sebesar 10 %.

Biodiesel is the one of the alternative energy which can be renewed and environmental friendly. Indonesia has a big potency to develop and use biodiesel as a diesel fuel because there are many kind of plantation resources in it. The Process of biodiesel can be conducted with process of transesterification.
Biodiesel which was evaluated, was processed from corn oil and cooking oil. The performance test was conducted on Diesel Engine Research and Test Bed with Nissan tipe SD 22 engine without any modification. The fuel mixing between diesel fuel and biodiesel was variated at biodiesel contain 10%, 20% and 30%.
The speed engine changing are 1300, 1500, 1700 and 1900 rpm while the throttle valve open in 30%, 40%, 50% and 60%. The testing result showed that the opacity value decrease when using these biodiesels. The result also showed that biodiesel from cooking oil can increase the thermal efficiency, brake horse power and decrease specific fuel consumption of diesel engine test especially in variaton of speed engine charge. Generally, from two kinds of biodiesel, cooking oil with contain 10% mix with diesel fuel has the best result."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Handriyanto
"Pada masa depan kebutuhan bahan bakar minyak akan semakin meningkat namun ketersediaan bahan bakar minyak yang merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui akan semakin menipis. Selain masalah ketersediaan bahan bakar yang semakin menipis, bahan bakar yang akan digunakan juga harus memperhatikan dampak terhadap lingkungan, dalam hal ini adalah pengurangan emisi gas buang. Untuk itulah perlu dicari bahan baker minyak yang terbarukan dan juga ramah lingkungan. Salah satu solusinya adalah bahan bakar biodiesel dari minyak kelapa yang dihasilkan dari tumbuhan melalui proses transesterifikasi. Biodiesel dibuat dengan proses batch dengan prosesor BDP-10FG-BV dengan methanol sebagai pereaksi dan NaOH sebagai katalis. Terdapat tiga langkah dalam pembuatan biodiesel. Pertama adalah pencampuran trigeliceride, methanol and NaOH. Kemudian yang kedua adalah memisahkan biodiesel dari gliserol, dan yang terakhir adalah pencucian biodiesel dengan menggunakan air murni. Prosesor BDP-10FG-BV cocok untuk produksi berskala kecil karena memiliki hasil yang berkualitas baik. Kelemahan dari proses ini adalah waktu produksi yang lama. Biodiesel yang telah dibuat perlu diuji untuk mengetahui apakah bias menggantikan solar. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian spesifikasi biodiesel dan pengujian prestasi mesin serta gas buang. Dalam pengujian prestasi mesin, biodiesel minyak kelapa dicampur dengan solar dengan komposisi 5% biodiesel 95% solar (BM-5), komposisi 10% biodiesel 90% solar (BM-10), komposisi 20% biodiesel 80% solar (BM-20). Dari hasil pengujian spesifikasi biodiesel, didapatkan bahwa biodiesel minyak kelapa dengan pereaksi methanol masih memiliki gliserol total yang tidak sesuai dengan standar syarat mutu biodiesel. Gliserol total pada biodiesel minyak kelapa dengan pereaksi methanol memiliki kelebihan 0,0489 [% - massa] dari standar. Sedangkan dari hasil pengujian prestasi mesin, dapat disimpulkan bahwa biodiesel minyak kelapa dengan pereaksi methanol memiliki nilai efisiensi thermal yang lebih baik dari biosolar dan juga memiliki opasitas yang lebih baik dari solar maupun biosolar. Campuran biodiesel yang terbaik adalah BM-10 untuk efisiensi thermal pada bukaan throttle tetap dan BM-20 pada putaran tetap. Sedangkan untuk opasitas campuran biodiesel yang terbaik adalah BM-5 pada bukaan throttle tetap dan BM-20 pada putaran tetap.

In the future the demand of oil fuel will increase, but because oil fuel is a non renewable energy the supply will decrease. Beside that problem, oil fuel that we used must be care with environment, in this case is reducing of exhaust gas. For that reason, we must search for the oil fuel which made from renewable energy and care with environment. One of the solutions is biodiesel of coconut oil which produce by transesterification process. Biodiesel produced by batch processor BDP-10FG-BV with methanol and catalyst NaOH. There are three step in producing biodiesel. First mixing trigeliceride, methanol and NaOH. Then the second step is separating biodiesel from glycerol and the last step is washing biodiesel with pure water. Processor BDP-10FG-BV suitable for small scale production because have a good quality result. The weakness is the process need a lot of time. Biodiesel that we made have to be tested to compare with diesel fuel. There are two kind of tested, biodiesel specification test and engine perform and opacity test. In engine perform and opacity test, biodiesel from coconut oil are blended with diesel fuel. The percentage of blending are 5% biodiesel and 95% diesel fuel (BM-5), 10% biodiesel and 90% diesel fuel (BM-10), 20% biodiesel and 80% diesel fuel (BM-20). From the biodiesel specification test result, we got that coconut biodiesel with methanol still had unsuitable total glycerol value from biodiesel standardization. Total glycerol from coconut biodiesel with methanol have 0,0489 [% - mass] surplus than standard. From engine perform and opacity test we got that coconut biodiesel with methanol had better thermal efficiency than biodiesel fuel (biosolar) and had better opacity than biodiesel fuel (biosolar) and diesel fuel (solar). The best blending are BM-10 for thermal efficiency at constant throttle opened and BM-20 at constant rpm. For opacity, the best blending are BM-5 at constant throttle openedand BM-20 at constant rpm."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37931
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Adilah
"Kolom pancaran didesain dengan menggunakan nosel yang dapat mempercepat pencampuran ke arah reaksi. Tabbed nozzle mempunyai dua arah pancaran, ke arah tengah dan samping, sehingga gradien kecepatannya tinggi terhadap lingkungan sekitarnya. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan konversi dan yield biodiesel pada rasio mol metanol/CPO yang lebih rendah pada reaksi katalitik.
Variabel penelitian ini yaitu rasio mol metanol/CPO (3,75:1, 4,5:1, 5,25:1, dan 6:1). Konversi CPO dan yield tertinggi dihasilkan tabbed nozzle pada rasio mol 6:1 dalam waktu reaksi 60 menit sebesar 87,82% dan 96,64 %. Pada circular nozzle menghasilkan yield sekitar 75,06% yang lebih kecil dari tabbed nozzle pada rasio mol 5,25:1, yaitu 88,43%.

Jet column designed using nozzle that can accelerate mixing towards reaction. Tabbed nozzle has two jet directions, toward the middle and sides, so that have high velocity gradients against surroundings. This study is to increase conversion and yield of biodiesel in lower mole ratio of methanol/CPO on catalytic reaction.
This study variables are mole ratio of methanol/CPO (3,75:1, 4,5:1, 5,25:1, and 6:1). The highest CPO conversion and yield produced by tabbed nozzle at 6:1 mole ratio (60 minutes reaction) was 87.82% and 96.64%. Yield in circular nozzle is 75.06% that is smaller than tabbed nozzle at mole ratio 5,25:1, which is 88.43%.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Republik Daudi Parthu
"Biodiesel dapat dihasilkan dengan bantuan biokatalis melalui reaksi enzimatik enzim lipase melalui rute non-alkohol atau reaksi interesterifikasi. Enzim lipase sebagai biokatalis dapat diaplikasikan tetapi enzim lipase merupakan enzim komersial dimana pemakaiannyadapat menaikan harga jual produk biodiesel. Oleh karena itu, diperlukan metode imobilisasi enzim lipase untuk memaksimalkan penggunaan enzim lipase.
Penelitian ini diarahkan pada optimalisasi metode imobilisasi enzim lipase terpilih yaitu metode entrapmentdan sintesis biodiesel. Metode entrapment menggunakan serbuk zeolit sebagai support dan NaF agen pengemulsi gel. Kondisi optimal imobilisasi didapatkan dari besarnya konsentrasi enzim termobilisasi pada support.
Pengukuran dilakukan dengan mengukur konsentrasi sisa enzim imobilisasi dengan metode Lowry dimana didapatkan rasio 3% enzim dalam support zeolit sebagai kondisi optimal dengan enzim loading 80%. Sintesis biodiesel rute non-alkohol dengan reaksi interesterifikasi antara minyak goreng yang merupakan minyak kelapa sawit dan metilasetat dengan perbandingan 1:12 dimanapada sistem batch diujikan dengan kondisi suhu 37°C, shaker150 rpm dan menggunakan biokatalis hasil imobilisasi dengan rasio massa enzim 3% berbanding massa supportmaka didapatkan 64,52% yield biodiesel dalam waktu 40 jam.
Pada sistem kontinyu reaksi dilakukan pada reaktor packed bedberukuran ID 11 mm dan panjang 150 mm. Kondisi operasi dilakukan dengan laju alir umpan 1mL/jam, suhu jaket 37°C, waktu tinggal 5 jam, dan kolom reaktor terisi 75% biokatalis dari volume total. Sistem kontinyu ini mampu menghasilkan %yield biodiesel sebesar 40,62% pada sampel jam ke-50.

Biodiesel can be produced with the help of biocatalyst lipase enzyme through an enzymatic reaction via the route of non-alcoholic or interesterification reaction. The enzyme lipase as a biocatalyst can be applied but enzyme lipase is commercial enzyme and use it can raise the selling price of biodiesel product. Therefore, lipase immobilization methods are needed to maximize enzyme lipase.
This study aimed at optimizing the lipase enzyme immobilization method was chosen the method of entrapment and synthesis of biodiesel. Entrapment method using zeolite powder as a support and NaF emulsifying agent gel. Optimal immobilization conditions obtained from the large concentration of enzyme immobilized on a support.
Measurements were made by measuring the residual concentration of enzyme immobilization by Lowry method which the ratio of 3% of enzyme obtained in support of zeolite as the optimal conditions with an enzyme loading of 80%. Biodiesel synthesis route of non-alcoholic interesterification performed on the reaction between vegetable oil which is palm oil and methyl acetate with a ratio of 1:12 which in batch system was tested with the conditions of 37° C, 150 rpm shaker and the results biocatalyst immobilization of enzymes with a ratio of 3% then 64.52% yield of biodiesel obtained within 40 hours.
In continuous systems the reaction carried out in packed bed reactor sized ID 11 mm and length 150 mm. Operating conditions performed with the feed flow rate 1mL/jam, jacket temperature of 37°C, residence time 5 hours, and a column reactor filled with 75% of the total volume biocatalyst. Continuous system is capable of producing 40.62% at sampling 50 hour.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1899
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Banyak penelitian telah dilakukan untuk menemukan bahan bakar
elternetif atau bahan bakar pengganti minyak bumi. Salah satu bahan bakar
elternatif yang dibuat dari minyak nabati adalah biodiesel. Sampai saat ini
biodiesel masih terus dikembangkan untuk dapat menggantikan minyak solar
sebagai bahan bakar mesin diesel. Dalam penelitien ini dicoba menggunakan
katalis padatan yaitu katalis y-AIQO3 yang diimpregnasi dengea KOH dan KQCO3
untuk mengkatalisis reaksi transesterifikasi minyak jarak dengan metanol. Untuk
tujuan ini maka dilakukan beberapa variasi antara lain variasi persen impregnasi
KOH pede y-AIQO3: 10%, 7%, 4% dan impregnasi dengan K2CO3 yang dilakukan
pada kondisi optimum KOH yaitu 10% den 7%. Reaksi katalisis heterogen ini
dilakukan secara batch pada temperatur 65°C dengan % katalis terhadap
minyak jarak yaitu 2%. Hasil %konversi maksimum minyak jarak sebesar
46,51 %. Kecilnya %konversi berhubungan dengan reaksi seponifikasi yang lebih
dominan."
Lengkap +
Universitas Indonesia, 2007
S30437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savia Keisha Davina
"Minyak jelantah kelapa sawit Indonesia memiliki bilangan iodin yang rendah (50-55 g-I2/100g) jika dibandingkan dengan permintaan kualitas ekspor oleh Eropa (minimal 70 g-I2/100g). Minyak jelantah jika dibuang begitu saja dapat mencemari lingkungan dan jika dipakai berulang kali dapat memberikan dampak bagi kesehatan. Maka, salah satu solusi untuk minyak jelantah yang ada di Indonesia yaitu mengekspornya ke Eropa untuk dijadikan bahan baku pembuatan biodiesel. Dehidrogenasi oksidatif (ODH) merupakan salah satu metode alternatif dalam menghilangkan senyawa hidrogen pada minyak jelantah untuk dapat meningkatkan bilangan iodin dari minyak jelantah sehingga dapat memenuhi standar kualitas ekspor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa dari karbon dioksida sebagai donor oksigen dan Ti/NiO sebagai katalis untuk meningkatkan bilangan iodin dengan mengurangi senyawa hidrogen pada minyak jelantah sehingga terbentuk ikatan rangkap. Variasi yang dilakukan adalah rasio loading katalis dan suhu reaksi. Untuk mengetahui jumlah bilangan iodin sebelum dan sesudah proses ODH, digunakan metode Wijs dengan standar ASTM D5554-15 dan uji FTIR untuk memvalidasi adanya peningkatan ikatan rangkap pada produk. Hasil penelitian menunjukkan bilangan iodin yang paling tinggi didapatkan dari hasil reaksi ODH dengan suhu reaksi 350oC dan rasio loading katalis Ti/NiO 2% dengan bilangan iodin sebesar 75 g-I2/100g.

Indonesian palm cooking oil has a low iodine value (50-55 g-I2/100g) compared to the export quality demand by Europe (at least 70 g-I2/100g). If used cooking oil is thrown away, it can pollute the environment and if used repeatedly, it can have an impact on health. So, one solution for used cooking oil in Indonesia is to export it to Europe to be used as raw material for biodiesel production. Oxidative dehydrogenation (ODH) is one of the alternative methods in removing hydrogen compounds in used cooking oil to increase the iodine number of used cooking oil so that it can meet export quality standards. This study aims to determine the performance of carbon dioxide as an oxygen donor and Ti/NiO as a catalyst to increase the iodine number by reducing hydrogen compounds in used cooking oil so that double bonds are formed. Variations made are catalyst loading ratio and reaction temperature. To determine the amount of iodine number before and after the ODH process, the Wijs method was used with ASTM D5554-15 standard and FTIR test to validate the increase of double bonds in the product. The results showed that the highest iodine number was obtained from the ODH reaction with a reaction temperature of 350oC and a Ti/NiO catalyst loading ratio of 2% with an iodine number of 75 g-I2/100g."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dani Supardan
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses produksi biodiesel dari minyak goreng bekas menggunakan peralatan kavitasi hidrodinamik. Proses produksi biodiesel dilakukan dalam 2 (dua) tahap. Tahap pertama adalah proses esterifikasi menggunakan katalis asam yang bertujuan untuk menurunkan kandungan asam lemak bebas dalam minyak goreng bekas. Pada tahap kedua dilakukan proses transesterifikasi menggunakan katalis basa untuk mengkonversi minyak menjadi biodiesel.
Hasil penelitian proses esterifikasi dengan perbandingan molar metanol terhadap minyak 5:1 dan temperatur 60°C menunjukkan bilangan asam awal minyak goreng bekas sebesar 3,9 mg KOH/g dapat diturunkan menjadi 1,81 mg KOH/g dalam waktu 120 menit. Pada proses transesterifikasi, rendemen biodiesel tertinggi sebesar 89,4% diperoleh pada waktu reaksi 150 menit dengan rasio molar metanol terhadap minyak 6:1. Analisis komponen biodiesel menggunakan kromatografi gas-spektrometer massa (GC-MS) menunjukkan biodiesel terdiri dari 5 (lima) metil ester asam lemak dominan yaitu metil oleat, metil palmitat, metil linoleat, metil stearat dan metil miristat. Selain itu, beberapa parameter biodiesel yang diuji telah memenuhi persyaratan SNI No. 04-7182-2006.

The aim of this research was to study biodiesel production from low cost feedstock of waste cooking oil (WCO) using hydrodynamic cavitation apparatus. A two-step processes esterification process and transesterification process using hydrodynamic cavitation for the production of biodiesel from WCO is presented. The first step is acid-catalyzed esteri-fication process for reducing free fatty acid (FFA) content of WCO and followed by base-catalyzed transesterification process for converting WCO to biodiesel as the second step.
The result of esterification process with methanol to oil molar ratio of 5 and temperature of 60°C showed that the initial acid value of WCO of 3.9 mg KOH/g can be decreased to 1.81 mg KOH/g in 120 minutes. The highest yield of biodiesel in transesterification process of 89.4% obtained at reaction time of 150 minutes with methanol to oil molar ratio of 6. The biodiesel produced in the experiment was analyzed by gas chromatography-mass spectrometry (GC-MS), which showed that it mainly contained five fatty acid methyl esters. In addition, the properties of biodiesel showed that all of the fuel properties met the Indonesian National Standard (INS) No. 04-7182-2006 for biodiesel.
"
Lengkap +
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Hartomo Yusuf
"Penggunaan solar sebagai bahan bakar mesin diesel telah menimbulkan banyak masalah terhadap kesehatan manusia dan lingkungan karena emisi pembakarannya menghasilkan senyawa-senyawa seperti NOx, SOx, dan lain-lain sehingga dikembangkan penelitian untuk mendapatkan bahan bakar yang ramah lingkungan. Metode elektrokimia sederhana digunakan untuk mensintesis Biodiesel Fuel dari minyak kedelai. Metode elektrokimia yang digunakan difasilitasi dengan elektroda kerja boron-doped diamond (BDD) dengan dua sel elektrokimia dipisahkan oleh membran pemisah polimer NafionÒ. Temperatur reaksi diatur pada suhu ruang (25C). Reaksi yang dilakukan adalah transesterifikasi trigliserida dengan metanol menghasilkan fatty acid methyl ester (FAME) yang popular sebagai biodiesel.
Karakterisasi awal minyak kedelai menunjukkan bahwa kandungan asam lemak bebas, air dan bahan menguap dalam minyak 0,059% dengan angka asam sebesar 0,112 mengindikasikan bahwa kualitas minyak kedelai tergolong baik. Waktu reaksi elektrokimia berlangsung selama 0,5 jam dengan masing-masing garam elektrolit Na2SO4 1 M dan TBAP (tetra butil ammonium perklorat) 0,13 M. Konsentrasi Na2SO4 yang digunakan sebesar 1,5 M untuk 0,5 jam reaksi elektrokimia. Penggunaan TBAP 0,13 M sebagai garam elektrolit menghasilkan persen komposisi FAME tertinggi, yaitu 0,0569%.

Diesel usage as fuel for diesel engines has caused many problems for the human health and environment due to exhaust gases such as NOx, SOx, etc, emitted from combustion. Therefore, studies are developed to obtain an environmental friendly fuel. In this work, a simple electrochemical method to synthesize biodiesel fuel from soybean oil was developed. The electrochemical method was applied using a boron-doped diamond film as the working electrode with two-separated compartments of electrochemical cells. NafionÒ was used as the separating membrane. The reaction temperature was set at room temperature (25oC). Transesterification reaction between triglyceride and methanol through an electrochemical method (Galvanostat technique) was expected to produce fatty acid methyl ester (FAME), widely known as biodiesel.
Initial characterization of soybean oil showed that the content of free fatty acids, water, and volatile matters in the oil were 0.059% with the acid number of 0.112, indicated that the quality of soybean oil was respectable. The electrolysis time of 0.5 h was applied for both electrolytes Na2SO4 1 M and TBAP (tetrabutylammonium perchlorate) 0.13 M while the maximum concentration of Na2SO4 is 1,5 M. The use of TBAP 0,13 M as an organic salt electrolyte produced the highest FAME percent composition of 0,0569%.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S58235
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>