Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122801 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didi Wahyu Widiarosi
"Bangsa yang kuat adalah bangsa yang sehat. Imunisasi merupakan salah satu cara untuk membuat bangsa ini sehat. Dalam kenyataannya proses pendistribusian vaksin yang merupakan bagian utama dari imunisasi sangatlah kurang mendapat perhatian. Padahal vaksin tersebut sangat rentan hidupnya, untuk itu dibuatlah suatu prosedur pendistribusian vaksin yang disebut dengan cold chain[1]. Vaccine Carrier adalah alat yang digunakan untuk membawa vaksin dengan cara mempertahankan temperatur hidup vaksin. Alat ini merupakan salah satu bagian dari alat yang digunakan dalam prosedur cold chain. Saat ini Vaccine Carrier tengah dikembangkan di Laboratorium Perpindahan Kalor DTM-FTUI. Pada penelitian sebelumnya telah dikembangkan vacine carrier yang menggunakan modul termoelektrik (elemen peltier) yang menggunakan heatsink-fan di sisi panas dari elemen tersebut. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil yang baik, karena elemen peltier tersebut dapat mencapai dalam waktu 15 menit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui unjuk kerja pendinginan dan karakteristik vaccine carrier yang menggunakan heat pipe fan. Latar belakang menggunakan heat pipe karena heat pipe mampu memberikan jumlah kalor yang besar. Hasil dari penlitian ini menunjukkan bahwa vaccine carrier dengan menggunakan heat pipe sebagai pendingin sisi panas elemen peltier ganda dapat mencapai temperatur dibawah 8_C dalam waktu 5 menit.

To make our nation strong first we must make our nation health. Immunuization is the way to make it. Now a day, problem of the immunization is about the distribution, because vaccine have susceptible life. Cold chain procedure is a procedure that use to distribute a vaccine. Vaccine carrier is a device to carry vaccine, which maintain temperature of vaccine. The previous research has been developed the vaccine carrier that using peltier element, combine with heatsink to cooling the hot side of peltier element. The experiment gave the good result, because the element can drive the optimal temperature of vaccine in 15 minutes. The objective of this research is to know the cooling performance and characteristic of vaccine carrier that using heat pipe fan. The consideration for using heat pipe is because it can drive a large amount of heat. The results of the research are vaccine carrier employed heat pipe on double peltier hot side can lower the vaccine cabin's temperature to under 8_C in 5 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan masyarakat adalah dengan meningkatkan kekebalan tubuh melalui pemberian vaksin. Karena sifat vaksin yang sangat rentan terhadap temperatur, maka digunakan vaccine carier box, sebagai salah satu alternatif untuk meminimalisir kerusakan vaksin selama tahap distribusi. Dengan demikian, penyebaran dan pemberian vaksin dapat dilakukan secara merata di seluruh wilayah tanah air. Untuk keperluan tersebut, maka diperlukan sebuah pengendali temperatur, khususnya untuk mengendalikan temperatur ruang dalam vaccine carier box. Pada vaccine carier box ini, elemen yang digunakan sebagai pemompa panas adalah elemen peltier. Ada dua model diagram sistem closed loop yang digunakan, yaitu model diagram yang mana pengendalinya menghasilkan tegangan dalam range - 15 volt sampai 15 volt dan model yang lain pengendalinya menghasilkan tegangan sebesar - 7,5 volt sampai 7,5 volt yang kemudian dijumlahkan dengan tegangan luar sebesar 7,5 volt. Hal ini dimaksudkan untuk melihat model mana yang akan memberikan respon yang lebih cepat dan tidak merusak vaksin. Pengendali yang digunakan adalah Proposional Integrator (PI). Proses perancangan pengendali menggunakan metode tempat kedudukan akar dengan spesifikasi sistem baru yang diinginkan. Proses perancangan tersebut dilakukan guna mendapatkan nilai Kp dan Ki. Pengendali yang telah didapat akan diuji. Pengujian untuk melihat pengaruh terhadap tanggapan sistem dari pemberian pengendali PI pada sistem, yaitu dengan cara mengubah - ubah beberapa nilai parameter yang digunakan oleh sistem."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharon Hanandi
"Pelaksanaan distribusi vaksin yang merupakan salah satu produk rantai dingin, harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan untuk memastikan mutu vaksin tetap terjaga dengan baik. Puskesmas Kecamatan Makasar melaksanakan prosedur distribusi vaksin sesuai dengan peraturan Kementerian Kesehatan Indonesia dan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses distribusi vaksin adalah suhu cool box saat distribusi vaksin yang dapat dipantau melalui termometer yang tersedia, status freeze tag dalam cool box, jumlah vaksin, VVM vaksin bila ada, tanggal kadaluwarsa vaksin, serta suhu cold chain tempat vaksin disimpan yang dipantau tiga kali sehari. Seluruh hal tersebut harus tercatat dengan baik dan jelas pada berita acara serah terima vaksin dan laporan kedatangan vaksin. 

The distribution of vaccines, which are one of the cold chain products, must be carried out in accordance with the stipulated requirements to ensure that the quality of the vaccines is maintained properly. The Makassar District Health Center carries out vaccine distribution procedures in accordance with the regulations of the Indonesia’s Ministry of Health and BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Some points that have to be considered in the vaccine distribution process are the temperature of the cool box during vaccine distribution which can be monitored by the provided thermometer, the status of the freeze tag in the cool box, the number of vaccines, the VVM of the vaccine if available, the expiration date of the vaccine, and the temperature of the cold chain where the vaccine is stored which is monitored three times a day. All of these aspects must be recorded properly and clearly in the vaccine handover records and vaccine arrival reports."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiyanto
"Cool box merupakan sebuah alat yang biasa digunakan untuk menyimpan bahan - bahan yang memerlukan kondisi dingin seperti makanan, minuman, vaksin, darah dan lain sebagainya. Kotak bagasi ( box carrier ) merupakan salah satu aksesori sepeda motor yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang bawaan sehingga bermanfaat dalam jasa pengiriman menggunakan sepeda motor. Untuk menambah nilai fungsional dari box carrier maka dibuat suatu produk yang dapat menyimpan barang dalam suhu dingin atau kondisi refrigerasi seperti minuman atau buah - buahan.
Saat ini tengah dikembangkan box carrier di Laboratorium Perpindahan Kalor DTM-FTUI. Pada penelitian sebelumnya telah dikembangkan box carrier yang menggunakan modul termoelektrik (elemen peltier) yang menggunakan heatsink-fan di sisi panas dari elemen tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui unjuk kerja pendinginan dan karakteristik box carrier yang menggunakan heat pipe fan dan cold sink. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa box carrier dengan menggunakan heat pipe sebagai pendingin sisi panas elemen peltier ganda dapat mencapai temperatur 4 °C.

Cool Box is a device that usually used for saving goods requiring cold condition such as food, drink, vaccine, blood, etc. Carrier box is a accessory of motorcycle used as storage of property so it is useful in transportation field using motorcycle. For adding functional value of box carrier, it is need to make a product that can save the product in cold condition or refrigeration condition such as drink or fruits.
Now, it is developed box carrier in Laboratory of Heat transfer DTM-FTUI. Researches before has been developed a box carrier using thermoelecric module using heat sink-fan on hot side of the element. The objective of this research is to know the cooling performance and characteristic of box carrier that using heat pipe fan and cold sink. The results of the research are box carrier employed heat pipe on double peltier hot side can the cabin's temperature to 4 °C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38224
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santosa
"1. Pada masa kini kegiatan perusahaan distribusi yang dilakukan oleh perusahaan besar dan perusahaan kecil semakin tumbuh dan berkembang. Hal ini dapat dilihat dari sumbangan sektor pedagang besar dan eceran kepada produk domestik brute yang menunjukkan trend kenaikan yang cukup pesat. Pada tahun 1980 sampai dengan 1990 sumbangan sektor pedagang besar dan kecil ini sekitar 13 s/d 16 persen dari total Produk Domestik Bruto Indonesia.
2. Diperkirakan dimasa mendatang persaingan diantara sesama perusahaan distribusi akan semakin ketat. Hal ini merupakan tantangan berat yang harus dihadapi oleh kegiatan usaha yang bergerak dibidang ini.
3. Dalam menghadapi persaingan yang ketat, suatu perusahaan distribusi sebagai perusahaan pemasar produk dituntut untuk meningkatkan produktivitas assetnya. Hal ini dapat ditanggulangi melalui manajemen persediaan dan piutang serta improvisasi dalam keputusan stratejik seperti dalam hal penentuan target market, assortimen produk, harga, lokasi cabang dan sebagainya. Selain dari itu keberhasilan perusahaan distribusi sebenarnya tergantung pada kemampuannya membina jaringan kerja. Suatu jaringan kerja perusahaan distribusi yang berupa cabang, berfungsi sebagai penyalur dari produk yang dijual, penghasil pendapatan perusahaan atau sebagai strategic business Unit (SBU) bagi perusahaan distribusi.
4. Permasalahan yang penting bagi strategi pengembangan SBU pada perusahaan distribusi, adalah :
(a). Bagaimana mengevaluasi secara tepat tentang posisi bisnis ( Business Positioning ) tiap-tiap SBU pada perusahaan distribusi.
(b). Bagaimana memilih arah yang tepat pada tiap-tiap SBU, dengan melihat faktor kondisi intern dan kondisi ekstern di wilayahnya.
5. Model Portfolio General Electric dapat dijelaskan dengan mempergunakan matrik 2 sumbu, masing-masing sumbu untuk faktor internal perusahaan dan sumbu untuk faktor eksternal. Pada tiap-tiap sumbu terdiri dari beberapa unsur variabel yang diperhitungkan. Tiap-tiap sumbu terbagi dalam 3 kolom terdiri dari rendab, sedang dan tinggi, sebingga matrik terbagi dalam 9 cell. Untuk tiap-tiap portfolio dibitung pada masing-masing sumbunya, kemudian diletakan dikwadrannya ( dalam cell ). Bertitik tolak pada posisi portfolio dalam cellnya dapat diambil berbagai alternatif arab pengembangan portfolio tersebut.
6. Konsep analisa portfolio General Electric, dapat dijadikan acuan dalam melibat " business positioning cabang dengan melakukan beberapa modifikasi pada faktor-faktor yang dinilai sesuai dengan kegiatan usaba perdagangan. Penetapan faktor yang dinilai, penentuan bobot faktor serta pemberian rating dapat disesuaikan dengan kebutuban melalui pertimbangan perseorangan ( personal judgement ).
7. Dari hasil perbitungan yang mempergunakan konsep General electric. Evaluasi terhadap 29 cabang perusabaan P.T.Dharma Niaga . Dengan mempergunakan 8 faktor untuk faktor internal dan 7 faktor untuk faktor eksternal diperoleh posisi bisnis masing- masing cabang dan alternatif penetapan arab pengembangannya, sebagai berikut :
(a). Sebuah cabang , dalam kondisi yang Rendah , pada faktor internnya, namun kondisi ekternalnya masih dalam kondisi tinggi . Dalam kondisi demikian arah pengembangan sebaiknya lebih memperhatikan kekuransa.n dala.m aspek kondisi intern cabang yang bersifat controlable. Selain itu perlu memanfaatkan peluang yang ada secara selektif sejalan dengan kekuatan yang ada di cabang.
(b). Untuk kondisi intern yang sedans namun mempunyai daya tarik pasar yang tinggi, terdapat 9 cabang. Dalam kondisi yang demikian cabang dapat diharapkan untuk dapat tumbuh, namun dalam pemilihan kegiatan usahanya harus secara selektif sesuai dengan kekuatan yang dipunyai cabang.
(c). Pada kondisi kekuatan internal yang tinggi dan kondisi eksternal yang tinggi terdapat 6 cabang. Dalam kondisi ini manajemen dapat mengharapkan suatu hasil yang lebih. baik untuk meningkatkan pertumbuhan cabang melalui investasi tambahan. Cabang dalam kondisi ini umumnya dapat diharapkan sebagai cabans andalan perusahaan dalam hal perolehan pendapatan.
(d). Dalam kondisi internal yang rendah dan kondisi eksternal yang sedans terdapat 2 cabang. Cabans dalam kondisi ini sulit diharapkan akan dapat tumbuh baik. Manajemen diharapkan dapat menemukan peluang-peluang baru, disampins membina berbagai kekurangan faktor internalnya. Untuk itu apabila kondisi cabang yang bersanskutan sudah begitu sulit diperbaiki, sebaiknya manajemen hila perlu meng hentikan kegiatannya (melikuidasi).
(e). Cabang dalam kondisi internal sedang dan kondisi eksternal sedang terdapat 10 cabang. Dalam kondisi ini manajemen perlu lebih selektif dalam berbagai kegiatan yang dilakukan cabang, terutama dalam hal pengembangan kegiatan-kegiatan baru. Manajemen sebaiknya bersifat memelihara kegiatan yang sudah ada saja.
(f). Sebuah cabang pada posisi internal yang tinggi dan kondisi eksternal yang sedang. Untuk itu dengan kekuatan internal yang tinggi sebaiknya dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan mengadakan diversifikasi kegiatan yang membutuhkan investasi tambahan.
8. Dari berbagai kondisi ( business positioning ) cabang, - pada umumnya faktor Posisi eksternalnya masih cukup tinggi 16 cabang ( 55% ) dan sedang 13 cabang (45%). Namun hanya faktor internalnya saja yang begitu variatif dari tinggi 7 cabang (24,1 %), sedang 19 cabang (65,6 %) dan rendah 3 cabang (10,3 %). Hal ini menujukkan bahwa masih terbuka peluang usaha yang cukup baik bagi P.T. Dharma Niaga untuk memperluas/memperbesar kegiatannya. Namun pada beberapa cabang dirasa masih memerlukan pembinaaan yang intensif untuk meraih peluang usaha yang masih terbuka."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"zooplankton terdiri dari berbagai jenis lrava dan bentuk dewasa yang mewakili hampir seluruh filum hewan,mulai dari filum Protozoa (hewan bersel tunggal) sampai ke filum Chordata (hewan bertulang belakang)
..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Faica Almacky
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Kurnia Azzahra
"Upaya kesehatan perlu dilakukan oleh seorang apoteker sebagai tenaga kesehatan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Salah satu pekerjaan kefarmasian yang dapat dilaksanakan oleh apoteker adalah penyaluran atau pendistribusian sediaan farmasi di fasilitas distribusi. Fasilitas distribusi yang digunakan sebagai sarana pendistribusian sediaan farmasi adalah Pedagang Besar Farmasi (PBF). Dalam pelaksanaan seluruh kegiatannya, PBF dan PBF Cabang wajib menerapkan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), yang mana CDOB ini menjadi standar kefarmasian pada sarana distribusi yang ditetapkan oleh Menteri. Apoteker di Pedagang Besar Farmasi (PBF) harus memahami penerapan CDOB yang merujuk pada Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Nomor 6 Tahun 2020, dimana pada tugas khusus ini menganalisis terkait implementasi BAB X, XI, dan XII. Tujuan dari tugas khusus ini yaitu mengamati dan menganalisa terkait penerapan dan implementasi PerBPOM No. 6 Tahun 2020 tentang Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) terkait penanganan bahan obat, produk rantai dingin (cold chain product), serta narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi di KFTD Cabang Jakarta 2. Metode yang digunakan dalam pengerjaan tugas khusus ini adalah dengan menggunakan studi literatur dan observasi. Hasil diperoleh bahwa proses distribusi obat yang dilaksanakan di KFTD Cabang Jakarta 2, terkait dengan penanganan bahan obat, produk rantai dingin (cold chain product), serta narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi telah berpedoman pada CDOB yang diatur dalam Peraturan BPOM No. 6 Tahun 2020.

Health efforts need to be carried out by a pharmacist as a health worker in order to realize the highest degree of public health. One of the pharmaceutical jobs that can be carried out by pharmacist is the distribution or distribution on pharmaceutical dosage form in distribution facilities. The distribution facility used as a means of distributing pharmaceutical dosage form is the Pharmaceutical Wholesaler (PBF). In carrying out all its activities, PBF and PBF branches are required to apply CDOB, where this CDOB becomes a pharmaceutical standard in distribution facilities determined by the Minister. Pharmacists at PBF need to understand the application of CDOB which refers to the Regulation of the PerBPOM No. 6 Tahun 2020, where on this task analyses the implementation of X, XI, and XII chapters. The aim of this task is to observe and analyze related to the implementation and implementation of PerBPOM No. 6 Tahun 2020 concerning CDOB related to handling drug ingredients, cold chain product, as well as narcotics, psychotropics, and pharmaceutical precursors at KFTD Jakarta 2. The method used in working on this task is to use literature studies an dobservation. The results obtained that the drug distribution process carried out at KFTD Jakarta 2, related to the handling of grug ingredients, cold chain products, as well as narcotics, psychotropics, and pharmaceutical precursors has been guided by CDOB regulated in PerBPOM Nomor 6 Tahun 2020."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Fitriansyah
"Peran seorang apoteker sangat dibutuhkan dalam memastikan setiap kegiatan sesuai dengan pedoman CDOB dan ketentuan perundang-undangan pada pelakasanaan pelayanan kefarmasian di bidang distribusi. Cold Chain Product (CCP) merupakan produk yang membutuhkan perhatian khusus terhadap kondisi suhu selama proses pendistribusian. Kondisi suhu pada proses pendistribusian produk vaksin (CCP) harus terjaga pada rentang antaran 2-8o C. Pentingnya kondisi suhu selama proses pendistribusian dari produk CCP menyebabkab sarana yang digunakan pada proses pendistribusian produk CCP harus dilakukan validasi terlebih dahulu. Validasi suhu cool box dilakukan untuk memastikan proses pendistribusian vaksin sesuai dengan persyaratan sehingga kualitas produk vaksin (CCP) dapat tetap terjaga.

The role of a pharmacist is very much needed in ensuring that every activity is in accordance with CDOB guidelines and statutory provisions on the implementation of pharmaceutical services in the field of distribution. Cold Chain Product (CCP) is a product that requires special attention to temperature conditions during the distribution process. Temperature conditions in the process of distributing vaccine products (CCP) must be maintained in the range of 2-8o C. The importance of temperature conditions during the distribution process of CCP products causes the facilities used in the distribution process of CCP products to be validated first. Cool box temperature validation is carried out to ensure the vaccine distribution process meets the requirements so that the quality of the vaccine product (CCP) can be maintained.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Ikhsan
"Temperatur mobil yang di parkir di tempat terbuka di bawah sinar matahari akan mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Peningkatan temperatur di dalam kabin mobil dapat mencapai hingga 54°C. Hal ini disebabkan konduksi terhadap badan mobil, konveksi di dalam kabin mobil dan radiasi dari sinar matahari terhadap kaca dan bodi mobil. Pendingin kabin mobil berbasis termoelektrik dikembangkan kembali untuk mengatasi peningkatan temperatur di dalam kabin ini. Pendingin kabin mobil berbasis termoelektrik dan heat pipe ini merupakan pengembangan dari pendingin kabin mobil sebelumnya dengan tetap memiliki dua sisi yaitu sisi panas dan sisi dingin dengan dilengkapi oleh heat pipe untuk menurunkan sisi panas dari modul termoelektrik. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan pendingin kabin mobil berbasis termoelektrik yang dikembangkan ini dapat menurunkan temperatur hingga temperatur didalam kabin turun dari menjadi 44,55°C dengan rata-rata penurunan mencapai 7,1°C.

Car temperature which are parked in the open exposend to the sun space will increased greatly. The temperature rising in their cabin up to 540C. This is because the heat is transferred into car by conduction, convection inside the cabin and also radiation from the sun through the windows. A cabin cooler based on thermoelectric is redeveloped to reduce the temperature inside the cabin. This cabin cooler based on thermoelectric and heat pipe is development from previous thermoelectric cabin cooler, which has same two surfaces, the hot side and the cold side but then enhanced with heat pipe to reduce the temperature in the hot side of the thermoelectric. It is expected that the cabin cooler based on thermoelectric will decrease the temperature inside the car cabin. The experimental result showed that the use of this car cabin cooler based on thermoelectric can lower the temperature inside the car cabin to 44,55 0C and have average decreasing temperatur 7,1°C approximately.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>