Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 841 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This project is part of the QUT motorsport projects, feasibility studies, to compete in formula SAE. The project is called bonding of the stressed-skin. The project mainlines or objective is to investigate joints for stressed-skin structure. The project contains description of different structures that used in race car chassis, definition of stressed-skin structure, joint design, selecting the most suitable joint methods, experimental setup, experimental test, and result with discussion. The investigation based on experimental test. The experiment test is focusing on bending load that applied to sample."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S38083
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenny Pahlemy
"Perubahan sosio-politik berpengaruh pada cara media massa mengkonstruksikan peristiwa, pernyataan maupun personalitas. Media cenderung lebih lugas dalam memberitakan fakta dan memperlihatkan pandangannya terhadap suatu realitas.
Tesis ini hendak melihat bagaimana media mendefinisikan kasus Bank Bali yang merebak ketika iklim politik Indonesia sedang hangat-hangatnya yaitu pencalonan presiden.
Kegiatan yang dilakukan media sebenarnya adalah mengkonstruksi realitas menurut perspektif dan pandangan media bersangkutan. Pandangan tersebut tampak dari retorika-retorika yang ditransmisikan melalui bahasa. Usaha media dan usaha kelompok untuk mendefinisikan realitas dilakukan melalui penyajian yang mengesankan obyektif, seimbang dan sikap non-partisan, namun tetap mampu mengarahkan khalayak untuk mendefinisikan realitas dalam kerangka dan sudut pandang tertentu. Untuk mengungkap upaya media dalam mengkonstruksi realitas akan digunakan analisis yang disebut analisis framing.
Aspek yang ditelaah dalam penelitian ini adalah berita dan halaman editorial Kompas dan Republika.
Frame yang dibangun Kompas dalam memandang kasus Bank Bali adalah: kredibilitas hukum, kredibilitas perbankan, masa jabatan otoritas keuangan, krisis kedua, praktek perpolitikan, dan citra proses politik. Metafor yang dikemukakan Kompas adalah masalah yang terselubung awan, suara-suara burung berkembang, bantahan yang menggema; Depiction : aktor, tim sukses, pihak lain dan elite politik; Catchphrase : dana publik, komitmen reformasi, reformasi sitemik, sikap kritis-korektif, citra dan kesantunan politik.
Republika cenderung mengemukakan frame sebagai berikut: proses hukum, kredibilitas perbankan, kinerja Dewan, kepercayaan Bank dunia, isu politik dan eksistensi partai. Metafor yang dikemukakan Republika: tak putus dirundung malang dan sekali tepuk, dua tiga lalat terjengkang; efeumisme:upaya rekayasa untuk memperoleh uang negara, tindak pidana subversi ekonomi untuk korupsi, dinonaktifkan untuk dipecat; depiction : skenario jahat; Catchphrases: nuansa politik, pertarungan politik sengit dan pencampuradukkan isu.
Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa yang ingin ditonjolkan dalam kasus Bank Bali oleh berbagai pihak sebenarnya bukan hendak mendefinisikan kasus Bank Bali sebagai kasus murni perbankan atau kasus praktek politik uang, namun yang dibicarakan adalah legitimasi Habibie sebagai calon presiden periode berikutnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T5458
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fikriyah Khuriyati
"Tesis ini membicarakan mengenai operasi kekuasaan melalui symbol-symbol oleh kelompok yang dianggap berada pada posisi pemegang kekuasaan yaitu para politisi parlemen, anggota DPR RI. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat eksploratif, melalui wawancara mendalam dengan open ended question, observasi partisipatif dan pengumpulan data sekunder lainnya.
Hasil penelitian menyatakan bahwa anggota DPR secara aktif memproduksi srrnbol-simbol estetika mereka sebagai anggota DPR yang terhormat itu melalui atribut-atribut simbolik penanda status anggota DPR didukung design setting fisik yang berimplikasi pada tindakan kultural yang memperbesar pembedaan sosial antara dua kategorisasi besar, ariggota DPR dan bukan anggota DPR. Pembedaan dipertontonkan secara terbuka. Pembedaan juga disampaikan melalui tutur kata dan dominasi wacana dari penutur yang memiliki otoritas berdasar statusnya sebagai anggota DPR. Dominasi tersebut sedemikian halus sehingga mendapat penerimaan, bahkan diinternalisasi dan direproduksi oleh mereka yang disubordinasi. Dominasi ini bekerja melalui modus kekerasan simbolik yang halus dan nyaris talc kasat mata, bertujuan untuk memantapkan posisi dan standar estetika anggota DPR, sekaligus menyatakan pembedaannya dengan masyarakat pada umumnya.
Simbol secara aktif diproduksi untuk mewakilkan kenyataan penguasaan modal-modal. Di sini pembahasan simbol didekati melalui pendekatan isu kekuasaan. Melalui pendekatan kekuasaan, sistem simbol tidak hanya berfungsi sebagai instrumen pengetahuan dan komunikasi, melainkan lebih jauh dari itu simbol juga berperan sangat panting sebagai instrumen dominasi guna menyatakan suatu kekuasaan.
Simbol (termasuk juga Bahasa) bukanlah suatu alat pemahaman subjek terhadap gagasan maupun realitas saja. Melainkan suatu instrumen yang digunakan para subjek untuk menyatakan relasi kekuasaannya dengan subjek lainnya di dalam lingkungan struktur. Sebagai instrumen is merupakan alat bantu untuk menunjukkan pembedaan sosial dan sekaligus membangun ketidaksetaraan posisi antar subjek.
Simbol-simbol dengan demikian mengalami pembobotan menjadi suatu modal yang diperlukan dalam membangun daya tawar dalam menentukan posisi setiap subjek di dalam ranah. Simbol-simbol itu terklasifikasi secara sederhana dalam modal ekonomi, modal sosial, modal budaya, serta modal simbolik. Setiap modal mengalami pertumbuhan, konversi, dan akumulasi.
Kemampuan setiap subjek melakukan pertumbuhan, konversi, dan akumulasi modal-modal tersebut, menentukan posisi setiap subjek tersebut di dalam suatu medan pertarungan daya-daya simbolik. Medan daya-daya tersebut adalah medan daya yang tidak pernah tetap dan diam, melainkan terus-menerus bergerak dinamik. Setiap subjek berusaha untuk struggle dalam mempertahankan dirinya serta memantapkan posisinya dalam medan daya yang terns bergerak tersebut.
Ini seperti metode menjelaskan bagaimana pola suatu struktur terbentuk dan bekerja membangun ketidaksetaraan dengan cara-cara yang sangat kultural. Kontestasi, konflik, dan ketidaksetaraan adalah karakter dad struktur yang terbentuk. Bukan suatu kemapanan, melainkan suatu struktur yang senantiasa longgar dan terns bergerak.

This thesis is about power operation through symbols of groups recognized holding power, i.e., parliament members. This is explorative research undergoing deeper interviews with open ended question, participative observation and other secondary data.
The result of the research states that members of parliament actively reproduce their own esthetic symbols as parliament members through symbolic attributes marking status as parliament member. This design carries cultural measures enhancing social distinction between two main categories: member or not member. This social distinction is openly exhibited. This social distinction is also submitted through language and domination of discourse. Domination is softly working that accepted, internalized and reproduced by subordinates. Domination is working through modes of soft symbolic violence and is almost not visible. The purpose of domination is to strengthen position and esthetic standard as parliament member, all together states their distinct from ordinary people.
Symbols actively reproduce to represent domination of capitals. Here, discussion of symbols is approached by issues of power point of view. Trough power approach, the system of symbols does not have function as knowledge and communication instruments, but symbols also have roles as instruments of domination stating a power.
Symbols (including language) is not only a means of understanding of ideas and realities. Symbols is also a means manipulated by subjects to declare the relation of power to other subjects.
Therefore, symbols is to be capital needed to build bargaining position that ensure position of the subjects, Symbols is simply clarified in economic, social, and cultural, as well as symbolic capitals. Each is growing, conversing and accumulating.
The subject's capability to grow, converse and accumulates those capitals decides position of the subject in the battle field of the force of symbols. The field is not static, instead of move and dynamic. Subjects attempt to struggle to maintain and to strengthen their own position in the moving field.
This is a method of explanation of how the pattern of a structure built and how to build distinction with the cultural modes. Constellation, conflicts, distinctions are character of the structure. They are not established, instead of Ioosing and keep moving."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24291
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bendaraningayu Kartikasari
"Gempa sebagai beban lateral yang sangat berpengaruh terhadap bangunan merupakan peristiwa yang acak, tidak dapat diperkirakan sebelumnya, dan hanya dapat dipahami secara parsial. Baja dapat dijadikan pilihan material yang ideal untuk desain yang tahan gempa bumi. Hal ini disebabkan baja memiliki tingkat daktilitas dan penyerapan energi yang tinggi. Maka dari itu 'steel frame' dapat menjadi alternatif bangunan tahan gempa. Untuk memberikan kekakuan yang besar pada steel frame, diperlukan suatu sistem rangka yang dapat menahan gaya lateral dan mencegah pergeseran yaitu diantaranya adalah dengan pemasangan Eccentrically Braced Frame (EBF). EBF merupakan kombinasi dari Moment Rising Frame (MRF) dan Cencentrically Braced Frame ( CBF). Dimana CBF merupakan frame yang memiliki kekakuan tinggi seperti CBF serta daktilitas dan kapasitas penyerapan energi yang baik seperti MRF.
Penulisan ini bertujuan untuk mendapatkan desain open frame dan braced frame tahan gempa serta menganalisa respon frame tersebut akibat beban gempa. Untuk mengetahui perilaku dari struktur MRF dan EBF akibat pengaruh beban dinamik dilakukan analisa time history pada struktur bangunan tersebut menggunakan program komputer DRAIN-2DX. Sebelumnya struktur didesain secara statik menggunakan program SAP 2000 dengan menggunakan desain kapasitas.
Analisa dinamik yang dilakukan adalah analisa non linier inelastis time history. Penggunaan analisa ini didasarkan pada alasan analisa ini merupakan analisa yang paling lengkap dimana perencana dapat memperoleh tingkah laku struktur terhadap beban gerakan tanah akibat gempa rencana yang ditentukan, dimana terjadinya kondisi inelastik, dan kapan terjadinya kondisi tersebut.
Dari analisa statik maupun dinamik, baik pada struktur MRF maupun EBF, dapat ditunjukkan bahwa keduanya memiliki kemampuan daktilitas yang tinggi. Agar tetap memenuhi kondisi perencanaan struktur dalam taraf survival, struktur MRF dan EBF dapat memenuhi mekanisme dissipasi energi yang telah ditentukan yakni strong column weak beam.
Adanya link pada struktur EBF dapat menyerap energi gempa yang besar dan mengurangi respon dinamik struktur dengan menambah redaman dan periode alami vibrasi pada bangunan. Ini berarti link diizinkan leleh terlebih dahulu dibanding elemen lainnya.
Dari yielding sequence dapat dilihat, balok MRF leleh terlebih dahulu dibanding balok EBF, walaupun pada kedua struktur tersebut diberlakukan beban gempa rencana yang sama. Pada perencanaan sebelumnya, berat seluruh profil pada MRF lebih besar daripada profil EBF. Hal ini berarti, pada kondisi kemampuan berperilaku daktail yang hampir sama, struktur EBF dapat didesain lebih ringan daripada struktur MRF. Pada desain ini, diperoleh EBF lebih ringan 85% dibanding MRF. Ini berarti struktur lebih ekonomis dari segi biaya, dan cukup efektif. Meskipun terdapat perbedaan waktu terjadinya sendi plastis pada kedua struktur tersebut, baik struktur MRF maupun EBF mampu menunjukkan perilaku penyerapan energi yang baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S35023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firta Satriana
"Banyaknya kerusakan struktur bangunan yang diakibatkan oleh gempa bumi membuat penulis ingin mencoba melakukan simulasi terhadap terhadap suatu model struktur baja dengan menggunakan Program bantu DRAIN-2DX. Pemilihan struktur dari baja karena penulis mempunyai anggapan bahwa struktur baja mempunyai respon terhadap gempa yang lebih baik dibandingkan struktur bangunan yang terbuat dari beton. Selain itu struktur baja dapat melakukan deformasi cukup lama sebelum strukturnya mengalami kegagalan. Perancangan model bangunan dengan struktur baja dilakukan dengan menggunakan standar AISC dan "Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah Dan Gedung 1987". Selain itu penulis menggunakan program bantu SAP90 untuk mempercepat penghitungan profil struktur. Sebagai alat simulasi gempa digunakan program bantu DRAIN-2DX dengan input gema EI-Centro. Dari hasil output nya dapat dilihat terjadinya deformasi plastis selama gerakan dinamis struktur yang diakibatkan oleh gaya gempa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35006
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Prabowo Pho
"[ABSTRAK
Adanya peningkatan KLB (Koefisien Lantai Bangunan) pada daerah padat di
Jakarta, memungkinkan para pemilik gedung melakukan perluasan bangunan
secara vertikal dengan menambah struktur baja di atas struktur beton bertulang
eksisting. Seringkali sambungan rigid dipakai pada sambungan kolom dasar
struktur baja di atas struktur beton dengan mengasumsikan terjadi hubungan
menerus antara baja dengan beton. Pada kenyataanya asumsi ini belum tentu
benar akibat dari kemampuan sambungan sesungguhnya yang terbatas oleh
kapasitas dan kekakuannya. Sehingga asumsi tersebut perlu dievaluasi
kebenarannya demi menjaga perilaku struktur dan sambungan.
Untuk itu, penelitian ini melakukan evaluasi hasil perancangan sambungan rigid
pada dasar kolom baja dengan memodelkan sambungan menjadi pegas yang
menghubungkan struktur baja dan struktur beton. Kekakuan rotasi sambungan
dimodelkan secara non-linier untuk mendapatkan perilaku pasca leleh dari analisis
pushover. Kekakuan sambungan diperoleh dari konfigurasi sambungan hasil
perancangan yang melibatkan nilai overstrength factor (Wo) sesuai ketentuan
AISC 341. Pada penelitian ini terdapat 7 variasi kekakuan sambungan yang
didasarkan variasi Wo pada kombinasi gaya-gaya di sambungan dan mutu angkur
(Fu) pada nilai Wo tertentu.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan besarnya kekakuan sambungan akibat
penurunan nilai Wo tidak mengurangi aksi sambungan rigid. Adanya variasi nilai
Wo pada perancangan sambungan rigid tidak berpengaruh langsung nilai R dan Wo
dari hasil pushover. Adanya variasi mutu angkur (Fu) juga tidak berpengaruh
signifikan pada perilaku struktur. Hanya sambungan yang didesain dengan Wo = 1
menunjukkan perilaku non linier dan dimungkinkan terjadinya gagal geser. Untuk
menjaga kekuatan di sambungan saat terjadi gempa di luar rencana pada struktur
dan menjamin agar sambungan tetap berperilaku elastik, sambungan perlu
didesain dengan menggunakan Wo minimal sebesar 1,5.

ABSTRACT
An increase in Floor Area Ratio (KLB) in dense areas of Jakarta, enabling
building owners to extend their building vertically by adding the steel frame
structures above the existing reinforced concrete structures. A rigid connection of
steel column bases above the concrete structures is often used by assuming a
continous joint between steel and concrete. In the fact, this assumption is not
necessarily true since the connection behaviour is limited to the capacity and
stiffnesses. This may lead to evaluate the assumption so the overall structural and
connection behaviour are controlled.
Therefore, this research evaluates the rigid connection design by modeling the
column base connections using spring connecting steel frame structures and
concrete frame structures. The non linear rotational stiffness of the spring is
modelled to obtain post yielding behavior from the pushover analysis. The
connection stiffnesses are provided from connection designs involving
overstrength factor (Wo) as prescribed in AISC 341. There are 7 connection
stiffness variations are built in this research based on Wo variations on loading
combinations and anchor grade variations (Fu) for certain value Wo.
The results showed a decrease in connection stiffness due to reduction value of Wo
independent to the connection rigidity actions. Variation of Wo in the rigid
connection design has no direct impact on the value of R and Wo from pushover
analysis. The anchor grade variations has no significant effect on the structural
performance. The non linear behaviour and possibility of shear failure of the
connections are happened only when using Wo = 1. The connections shall be
designed by minimum Wo = 1,5 to ensure the connection strength and the
connection behavior still remains elastically when a greater earthquake force is
subjected to the structure;An increase in Floor Area Ratio (KLB) in dense areas of Jakarta, enabling
building owners to extend their building vertically by adding the steel frame
structures above the existing reinforced concrete structures. A rigid connection of
steel column bases above the concrete structures is often used by assuming a
continous joint between steel and concrete. In the fact, this assumption is not
necessarily true since the connection behaviour is limited to the capacity and
stiffnesses. This may lead to evaluate the assumption so the overall structural and
connection behaviour are controlled.
Therefore, this research evaluates the rigid connection design by modeling the
column base connections using spring connecting steel frame structures and
concrete frame structures. The non linear rotational stiffness of the spring is
modelled to obtain post yielding behavior from the pushover analysis. The
connection stiffnesses are provided from connection designs involving
overstrength factor (Wo) as prescribed in AISC 341. There are 7 connection
stiffness variations are built in this research based on Wo variations on loading
combinations and anchor grade variations (Fu) for certain value Wo.
The results showed a decrease in connection stiffness due to reduction value of Wo
independent to the connection rigidity actions. Variation of Wo in the rigid
connection design has no direct impact on the value of R and Wo from pushover
analysis. The anchor grade variations has no significant effect on the structural
performance. The non linear behaviour and possibility of shear failure of the
connections are happened only when using Wo = 1. The connections shall be
designed by minimum Wo = 1,5 to ensure the connection strength and the
connection behavior still remains elastically when a greater earthquake force is
subjected to the structure, An increase in Floor Area Ratio (KLB) in dense areas of Jakarta, enabling
building owners to extend their building vertically by adding the steel frame
structures above the existing reinforced concrete structures. A rigid connection of
steel column bases above the concrete structures is often used by assuming a
continous joint between steel and concrete. In the fact, this assumption is not
necessarily true since the connection behaviour is limited to the capacity and
stiffnesses. This may lead to evaluate the assumption so the overall structural and
connection behaviour are controlled.
Therefore, this research evaluates the rigid connection design by modeling the
column base connections using spring connecting steel frame structures and
concrete frame structures. The non linear rotational stiffness of the spring is
modelled to obtain post yielding behavior from the pushover analysis. The
connection stiffnesses are provided from connection designs involving
overstrength factor (Wo) as prescribed in AISC 341. There are 7 connection
stiffness variations are built in this research based on Wo variations on loading
combinations and anchor grade variations (Fu) for certain value Wo.
The results showed a decrease in connection stiffness due to reduction value of Wo
independent to the connection rigidity actions. Variation of Wo in the rigid
connection design has no direct impact on the value of R and Wo from pushover
analysis. The anchor grade variations has no significant effect on the structural
performance. The non linear behaviour and possibility of shear failure of the
connections are happened only when using Wo = 1. The connections shall be
designed by minimum Wo = 1,5 to ensure the connection strength and the
connection behavior still remains elastically when a greater earthquake force is
subjected to the structure]"
2015
T44601
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaveti, Seetharamalu
New York: McGraw-Hill Education, 2014
624.171 KAV d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Beedle, Lynn S.
New York: John Wiley & Sons, 1958
624.182 BEE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: American Society of Civil Engineers, 1996
624.18 TEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>