Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60146 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maylasari Utami
"Energi yang aman dan rnudah di gunakan merupakan kebutuhan yang rnutlak bagi kehidupan rnanusia. Minyak bumi merupakan Salah Satu energi yang paling popular saat ini dan tersedia di alam dalam jumlah yang terbatas. Padahal dengan meledaknya populasi manusia dan meningkatnya konsunlsi energi akan membuat cadangan minyak bluni Semakin menipis. Energi untuk rnemasak rnerupakan Salah satu konsumsi energi terbesar pada negara berkembang.
Oleh karena itu dilakukanlah berbagai upaya konservasi energi, dalam rumah tangga Salah Satu cara untuk menghernat energi adalah dengan menggunakan kornpor yang memiliki eisiensi tinggi, dalam hal ini adalah irit bahan bakar dan memiliki hear release rate atau laju produksi kalor yang besar.
Untuk itu dilakukan pengujian laju produksi kalor berdasarkan konsumsi oksigen dan kebutuhan bahan bakar dari beberapa kompor rumah tangga dengan bahan bakar minyak tanah. Pengujian laju produksi kalor dilakukan dengan rnenggunakanjire calorimerer, dan konsumsi oksigen diukur dengan menggunakan gas analyzer. Kompor yang rnemiliki laju produksi kalor tinggi dan konsumsi bahan bakar yang rendah akan djrekomendasikan untuk digunakan dalam rumah tangga.

Nowadays, save and easy to use energy is an unconditional need for human IW. Petroleum is one of energy that popular today, and available ini world on limited number. Besides the boom of human population, and the rise of energy consumption will cause the diminish of petroleum reverse. The energy for cooking is one ofthe biggest energy consumption at development country.
Thats why people doing various means to conservate the energy, in house the one way to economical energy is using high eficient of stove, it means economical in fuel and have high value of heat release rate.
Because of that, some experiment on heat release rate based on oxygen consumption is donefom some kerosene stove. Heat release rate experiment tested by using fire calorimeter, and the oxygen consumption is tested by gas analyzer. The stove that have high heat release rate and economical in fuel will be recommended to use at house.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja kompor gas LPG dengan top burner stainless steel non-katalitik terhaejap peningkatan efisiensi termal dan reduksi polutan yang ditimbulkan oleh pembakaran gas terutama gas CO, NOX, dan hidrokarbon tak terbakar (Cg dan C4) dibanding burner konvensional. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan top burner dari bahan stainless steel tanpa katalis, ada empat macam bentuk stainless steel yang digunakan, yaitu flat spiral, flat silang, spiral tekan dan kawat spiral dan jenis AISI 301. Selanjutnya dilakukan uji elisiensi dan uji redusi emisi dengan memvariasikan laju alir bahan bakar LPG (700, 900, 1100, dan 1300 ml/menit), dan menggunakan dua jenis burner yaitu burner bunsen dan burner konvensional sebagai pembanding.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa burner Bunsen mempunyai efisiensi paling bagus, yakni sebesar 71,98% pada laju alir bahan bakar 700 ml/menit, 70,96% pada laju alir bahan bakar 900 ml/menit, 67,84% pada laju alir bahan bakar 1100 ml/menit, dan 61,06% pada laju alir bahan bakar 1300 ml/menit. Penambahan top burner tidak mampu meningkatkan efisiensi burner Bunsen. Penambahan top burner mampu menumnkan emisi C3 sekitar 12.23%, emisi C4 hanya sebesar 23.37%, terjadi kenaikan emisi CO 54.59%, NO 49.63% dan CO2 naik 35.11%.
Sementara pada burner Bunsen mampu menurunkan emisi C3 rata-rata 3.80%, C4 sebesar 31.43%, emisi CO naik 16.81%, NO naik 65.71% dan CO2 yang dihasilkan juga naik sebesar 30.51% Peningkatan emisi CO disebabkan karena pembakaran tidak sempurna sebagai akibat kondisi pembakaran fuel rich, dan peningkatan emisi NO karena peningkatan temperatur nyala api. Penambahan top burner pada burner Bunsen mampu meningkatkan temperatur nyala rata-rata hinia 688°C pada burner Bunsen + spiral tekan, lebih linggi 17.7% dibanding burner Bunsen yang hanya 566°C. Sementara pada burner konvensional temperatur nyala lebih kecil dari 500°C.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Twenty four kind of identified feedstuffs were given to animal by women farmers group namely"Lestari" im Kwarasan, Kewdung Keris, Nglipar Gunung Kidul."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sutrisno
"Penentuan lokasi sumber kebocoran gas ataupun masalah pelacakan dalam penyelundupan obat bius sangat penting untuk dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Hingga scat ini pelacakaan sumber gas secara elektronik masih jarang dilakukan penelitian, hal ini disebabkan belum berkembangnya sistem sensor gas. Makalah ini membahas pembuatan sistem penentuan dan pelacakan sumber gas dengan menggunakan 3 buah sensor semikonduktor model TGS-822 yang dikontrol oleh komputer dan gerakan pelacakan secara manual. Mekanisme respon dari sensor gas bahan semikonduktor ini didasarkan pada teradsorbsi oksigen yang berada pada lingkungan gas sehingga terjadi penurunan konsentrasi elektron bebas pada bahan semikonduktor dan konduktivitas sensor menjadi lebih rendah. Hal ini berkaitan langsung dengan konsentrasi gas yang terdeteksi. Sistem ini telah diuji secara elektronik dan telah digunakan dalam uji coba melacak sumber gas dari alkohol. Hasil uji coba sistem ini meliputi: kestabilan sistem sensor dalam mendeteksi gas, karakteristik sistem sensor, kalibrasi sensor, pola medan gas dalam terowongan angin, sistem pelacakan sumber gas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T8531
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Holisoh
"Simulasi terhadap ko-produksi yang menggabungkan listrik/kalor, bahan bakar sintetik dan bahan kimia (asam asetat, asetat anhidrid dan asam formiat) dengan bantuan simulator Chemcad V didapat bahwa umpan gas CO2 (802,399 Ton) dan CH4 (375,877 Ton), H2O (186,522 Ton), metanol (461,338 Ton), asam asetat (52,031 Ton), metil asetat (52,031 Ton) menghasilkan beberapa produk, sebagai berikut: DME sebesar 172,813 Ton, bensin sebesar 245,79 Barrel, LPG sebesar 0,062 Ton, asam asetat sebesar 258,225 Ton, asam propionik sebanyak 0,287 Ton, asetat anhidrid sebesar 433,41 Ton, asam formiat sebesar 413,54 Ton, dan metanol sebesar 90,168 Ton. Sedangkan listrik yang dihasilkan dari ko-generasi 870 MW dan kukus 864,47 Ton.
Efisiensi atom C kimiawi koproduksi adalah perbandingan jumlah atom C dalam produk dengan jumlah atom C dalam umpan sebesar 73,91 %. Efisiensi atom C total koproduksi adalah perbandingan jumlah atom C dalam produk terhadap jumlah atom C dalam umpan dan bahan bakar sebesar 68,79 %.
Efisiensi panas kimiawi koproduksi adalah perbandingan jumlah panas dalam produk dengan jumlah panas dalam umpan sebesar 61 % adalah wajar karena komponen umpan terbesar CO2 tidak memiliki nilai LHV, dan juga beberapa produk kimia yang dihasilkan sangat kecil LHV-nya. Sedangkan, efisiensi panas total adalah perbandingan jumlah panas dalam produk dengan jumlah panas dalam produk dan bahan bakar sebesar 26,7%.
Hasil analisa terhadap kasus dasar sebagian besar unit-unit dalam koproduksi layak yaitu; DME, asam asetat, asetat anhidrid, asam formiat, dan kogenerasi. Hanya unit bensin yang kurang menguntungkan.
Dari perhitungan investasi menunjukkan bahwa untuk menghasilkan 1 ton produk memerlukan biaya investasi, untuk DME 787 US$, untuk Bensin 792 US$, untuk Asam Asetat 294 US$, untuk Asam Formiat 1.474 US$ dan Listrik 819 US$."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T2939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Kencana Wungu
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S50842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Wibowo
"Beberapa Kahan bakar gas menpunyai karakteristik nyala yang berbeda pada bunsen burner tergantung pada rasio perbandingan bahan bakar dengan udara. Penambahan gas inert pada oksigen dalam sumber reaksi pembakaran dapat mempengaruhi karakteristik nyala tergantung pada komposisi fraksi yang terbentuk, Untuk itu dalam studi yang dilakukan secara eksperimental ini akan dibahas mengenai karakteristik nyala dari bahan bakar LPG pada bunsen burner dengan oxidizer campuran oksigen (O2) dan gas inert (N2 - CO2). Variabel karakteristik nyala yang dipelajari antara lain pengaruh komposisi oxidizer dan diameter tabung pembakar terhadap temperatur dan tinggi nyala. Dari hasil eksperimen diperoleh korelasi antara indeks konsentrasi oksigen dengan temperatur nyala. Semakin besar indeks konsentrasi oksigen semakin besar pula temperatur nyala yang dihasilkan. Sebaliknya semakin besar indeks konsentrasi oksigen semakin kecil tinggi nyala. Juga diperoleh hasil bahwa untuk penambahan gas inert nitrogen temperatur nyala dan indeks konsentrasi oksigen dengan kisaran terbesar terjadi pada tabung pembakar 0 (5-23) mm, yaitu dengan indeks konsentrasi oksigen minimum 13% dengan temperatur nyala sebesar 1,126 °C, dan indeks konsentrasi oksigen maksimum 42%, dengan temperatur nyala 1904 °C. Sedangkan untuk penambahan gas inert karbon dioksida diperoleh besarnya temperatur nyala dan indeks konsentrasi oksigen dengan kisaran terhesar juga terjadi pada tabung pembakar 0 (5-23) mm, yaitu dengan indeks konsentrasi oksigen /minimum 14% dengan temperatur nyala sehesar 896 °C, dan indeks konsentrasi oksigen maksimum 60%, dengan temperatur nyala 1706 °C. Hasil perhitungan temperatur nyala bahan bakar LPG dengan oxidizer oksigen dan gas inert nitrogen dan karbon dioksida secara teoritis lebih besar dibandingkan dengan temperatur nyala hasil percobaan.
Hasil analisa terhadap data tinggi nyala diperoleh deviasi terkecil pada tabling pembakar diameter 0 (8-23) mm, baik untuk penggunaan gas inert nitrogen maupun karbon dioksida, dengan persantaan y = 35.259 * x -0.2268, dengan uilai R2=0.966, untuk gas inert nitrogen dan y = 45.6527 x-01795, dengan R2 = 0.9902, untuk gas inert karbon dioksida.

Some of gas fuel has different flame characteristics on Bunsen burner depend on air fuel ratio. The addition of inert gas to oxygen in the combustion reaction can influence to flame characteristics depend on fraction of compositions mixture. For that reason in this experimental study will be discussed about flame characteristics of gas fuels (LPG) on the Bunsen burner with the oxidizer the mixture of oxygen (O2) and gas inert (N2 - C02). The variables of flame characteristic that will be studied are the influence of oxidizer composition and the diameter of double barrel of Bunsen burner to flame temperature and flame height. The result from the investigated shown there were a correlation between oxygen concentration index with flame temperature. The greater oxygen concentrations index while give the greater flame temperature, the other way while give the lower flame height. For adding the nitrogen (N2) will give range of flame temperature and oxygen concentration index on burner with diameter 4 (5-23) mm from minimum oxygen concentration index 13% by flame temperature 1126 °C to maximum oxygen concentration index 42% by 1904 °C of flame temperature. By the way for adding CO2 will provide range of flame temperature and oxygen concentration index on burner with diameter (5-23) mm too, from minimum oxygen concentration index 14% by flame temperature 896 °C to maximum oxygen concentration index 60% by 1706 °C of flame temperature. Result from analyze found that the theoretical flame temperature by calculation is higher than result from experiment.
Analyzed flame height presented the smallest deviation on burner with diameter $ (8-23) mm, as for nitrogen or carbon dioxide. The result of equation for inert gas nitrogen is y = 35.259 x '3.22 i8, with value of R2=0.966, and the equation for inert gas carbon dioxide is y = 45.6527 x-01795,by R2 = 0.9902."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T10164
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bramka Arga Jafino
"Meskipun Indonesia memiliki cadangan gas alam yang melimpah, hanya sebagian kecil gas alam Indonesia digunakan untuk bahan bakar transportasi darat. Transisi dari kendaraan berbahan bakar minyak menuju kendaraan berbahan bakar gas di Indonesia menghadapi permasalahan yang kompleks, karena ada empat aktor yang terinterkoneksi - pemilik mobil, pemerintah, stasiun pengisian bahan bakar dan industri otomotif. Setiap aktor memiliki tujuan, keputusan dan pertimbangannya masing - masing. Pemerintah harus membuat kebijakan terintegrasi untuk mengintervensi transisi kendaraan bahan bakar gas dengan mempertimbangkan aktor - aktor tersebut. Untuk mengevaluasi kebijakan - kebijakan pemerintah, simulasi permodelan berbasis agen dapat digunakan untuk memprediksi dampak kebijakan dan untuk mendapatkan pengertian yang mendalam terkait kompleksitas transisi tersebut. Penelitian ini mengevaluasi tiga opsi kebijakan transisi kendaraan berbahan bakar gas dengan mengembangkan model berbasis agen. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kebijakan meningkatkan jumlah infrastruktur stasiun pengisian bahan bakar memberikan hasil transisi terbaik. Namun pemerintah harus mempertimbangkan profitabilitas setiap SPBG agar transisi kendaraan bahan bakar gas dapat berkelanjutan.

Although Indonesia has abundant reserves of natural gas, only small portion of the gas is used as fuel for land transportation. Transition from oil-based land vehicles to natural gas vehicles (NGV) in Indonesia faces a complex problem, because there are four interconnected actors - car owners, government, refueling stations and automotive industries. Each actors has their own objectives, decisions and considerations. The government needs to put an integrated policy intervention into the market to optimize the adoption of NGV by considering the different actors. In order to evaluate these policies, an agent-based simulation can be developed to predict the outcome of the policies and to gain insight on the complexities of the problem. This research conducts experiments on three different policies regarding the transition by testing in on the developed model. The simulation shows that enhancing refueling stations infrastructure policy help fasten the transition to NGV best. However, government has to ensure the profitability of each refueling stations in order to maintain the sustainability of the transition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiarto
"Kegiatan minyak dan gas bumi telah menimbulkan dampak terhadap lingkungan, satu diantaranya adalah kontribusi terhadap perubahan iklim melalui pembakaran sisa gas bumi yang dilakukan di flare stack dan menimbulkan gas rumah kaca (GRK) yang dianggap penyumbang terbesar pemanasan global. Data Ditjen Migas menunjukkan bahwa total gas bumi Indonesia yang dibakar di flare stack pada tahun 2009 adalah sebesar 364 MMSCFD (Million Million Standard Cubic Feet per Day).
Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK sebesar 26% pada tahun 2025, dengan 6% diantaranya merupakan kontribusi dari sektor energi. Pemanfaatan gas suar bakar (flare gas) dari Lapangan Migas Pertamina EP Field Tambun yang memiliki gas suar sebesar ±11,22 MMSCFD, menjadi sumber energi bagi jaringan gas rumah tangga masyarakat Desa Buni Bakti, diharapkan mampu berkontribusi terhadap penurunan emisi GRK.
Dikarenakan volume gas suar yang relatif kecil dari tiap-tiap sumur, komposisi gas yang memiliki unsur impurities, lokasi yang menyebar serta jauh dari infrastruktur pipa transmisi atau distribusi, menyebabkan tingginya biaya pemrosesan gas tersebut, sehingga tidak ekonomis untuk dimanfaatkan oleh investor. Diperlukan kebijakan pemerintah untuk memanfaatkan gas suar bagi keperluan jaringan gas rumah tangga.
Analisis aspek teknis dan ekonomis pembangunan infrastruktur jaringan gas bumi untuk rumah tangga akan dilakukan dalam studi ini, sebagai masukan bagi pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan pemanfaatan gas suar bagi keperluan jaringan gas rumah tangga, serta sebagai satu cara memenuhi komitmen Negara Indonesia untuk menurunkan emisi GRK sebesar 26 % hingga tahun 2025.

Oil and gas activities have an impact on the environment, one of which is contributing to climate change through the burning of residual gas in the flare stack and do cause greenhouse gas (GHG) that are considered the biggest contributor to global warming. Directorate General of Oil and Gas data show that Indonesia's total natural gas burned in the flare stack in the year 2009 amounted to 364 MMSCFD (Million Million Standard Cubic Feet per Day). Indonesia has committed to reduce GHG emissions by 26% in 2025, with 6% of which is contributed from the energy sector.
Utilization of fuel gas flare (flare gas) from Gas Field Pertamina EP Field Tambun who have gas flare at ± 11,22 MMSCFD untapped, a source of energy for domestic gas network Buni Bakti village society, is expected to contribute to the reduction of GHG emissions. Due to the volume of a relatively small flare gas from each well, the composition of gas that has an element impurities, which spread and distant location of transmission or distribution pipeline infrastructure, resulting in high costs of processing the gas, so it is not economical to be used by investors.
Government policy is needed to take advantage of flare gas for household purposes gas network. Analysis of technical and economical aspects of networking infrastructure for domestic gas will be done in this study, as an input for the government to issue a flare gas utilization policy for the purposes of domestic gas network, as well as a way to meet the State of Indonesia's commitment to reduce GHG emissions by 26 % until 2025."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28337
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Septian
"Pemerintah sedang mencanangkan program penggunaan gas kota untuk keperluan rumah tangga. Masyarakat tidak yakin akan keamanan gas kota. Untuk meyakinkan masyarakat, diperlukan sebuah sistem pemanfaatan gas kota yang aman. Penelitian ini bertujuan memperoleh rancangan sistem pemanfaatan gas kota untuk keperluan rumah tangga yang aman dari kebakaran. Penelitian ini dilakukan dengan simulasi penyebaran gas kota.
Penelitian terkait sebelumnya telah dilakukan oleh Bradley mendapatkan profil konsentrasi campuran propana-udara. Pemodelan diekspresikan dalam persamaan-persamaan matematis. Model kemudian disimulasikan menggunakan COMSOL, menghasilkan penyebaran gas kota. Hasil yang diharapkan adalah rancangan sistem pemanfaatan gas kota yang aman untuk keperluan rumah tangga.

The government is setting up a city gas utilization program for household purposes. People didn't feel secure, so a safety design of city gas utilization is needed to convince people about the safety of this plan. This research was intended to obtain a safety design of city gas utilization for household purposes, by carry out a simulation of gas leakage.
The earlier relevant research was performed by Bradley which produced the distribution profile of propane-air mixture. Mathematic modelling and simulation solved using COMSOL, generates the distribution of city gas leakage, and resulting a safety design of city gas utilization for household purposes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1367
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>