Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143257 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ery Puspiartono
"Penelitian ini dilakukan untuk menguji sifat penyalaan kayu jati belanda (guazuma ulfimolid) dan Medium Density Fibreboard (MDF) dengan variasi arah serat dan ketebalan dengan menggunakan Kalorimeter Api. Pengujian dilakukan dimana heat fluks yang diberikan pada sampel dibuat konstan pada kondisi 27 kW/m_. Variasi arah serat yang digunakan yaitu across grain (tegak lurus arah serat) dan along grain (sejajar arah serat). Untuk mengetahui fenomena suatu peristiwa kebakaran, maka pengetahuan terhadap kalor yang dilepaskan material yang terbakar tersebut menjadi sangat penting. Laju pelepasan kalor yang dihasilkan oleh material kayu yang terbakar dapat diukur berdasarkan besarnya konsumsi oksigen yang dibutuhkan saat benda tersebut terbakar yang didasarkan pada prinsip dasar bahwa panas yang dilepaskan per unit oksigen yang dibutuhkan adalah kurang lebih sama untuk bahan bakar organik umum yang sering ditemui sebagai bahan bakar dalam kebakaran, yaitu 13,1 kJ/gram O2 [Hugget, 1980]. Peralatan ekperimental yang digunakan adalah kalorimeter api skala laboratorium, yang terdiri dari conical heater dengan daya 4000 Watt, load cell, sistem gas buang yang berbagai alat ukur, sistem pengukuran dan kontrol temperatur, sistem pengukuran tekanan, dudukan sampel, dan sistem akuisisi data. Selain mendapatkan data laju produksi kalor, dalam penelitian ini juga didapatkan data laju penurunan massa, laju konsentrasi Oz, CO dan C02 serta perhitungan laju pembentukan char berdasarkan densitas dan fluks kalor yang diterima sampel. Penelitian ini nantinya akan menjelaskan mengenai perbedaan karakteristik fenomena pembakaran yang terjadi ketika suatu sampel kayu jati belanda (guazuma ulfimolia) dengan arah serat yang berbeda dibakar, termasuk apabila ketebalannya divariasikan. Hal ini dilakukan dengan mencari pola grafik laju pelepasan kalor yang ditimbulkan, yang kemudian dikorelasikan terhadap pola grafik laju penurunan massa, laju konsentrasi O2 sebagai reaktan suatu proses pembakaran, laju konsentrasi CO dan C02 sebagai produk dari suatu peristiwa pembakaran, serta laju terbentuknya arang. Hal yang sama juga dilakukan pada sampel kedua, yaitu kayu Medium Density Fibreboard (MDF).

This research has been done to know the ignition behavior of jati belanda wood (guazuma ulfimolia) and Medium Density Fibreboard (MDF) wood with variation of grain orientation and thickness by using fire calorimeter. The materials were tested in the horizontal orientation at constant heat flux 27 kW/m_. The grain orientation is variated both across grain and along grain orientation. In order to understand a combustion phenomenon, there is important to know heat release rate that produced while a material burned. The main parameter measured in the Cone calorimeter is the heat release rate (HRR) based on the oxygen consumption principle. According to this principle heat released during burning of material is proportional to the amount of oxygen needed for burning. For most cellulose materials this relationship equals 13.1 MJ of heat released per 1 kg of oxygen consumed. Besides the heat release rate some other parameters are measured in the Cone calorimeter, which are total heat release, mass loss rate, time to ignition, rate of production and yields of various gases (usually CO and CO2). The experimental apparatus, called fire calorimeter, based on ISO ignability apparatus which consists of a 4000 watt conical heater, load cell, flue gas analyzer, pressure drop measurement device and also data acquisition system. This research is aim to predict the differences of combustion characteristics while a jati belanda (guazuma ulfimolia) wood with across grain orientation burned, then compared with along grain orientation. The several of thickness from materials also included in order to examine the correlations between the thickness and heat release rate produced. The combustion characteristics predicted by correlating the heat release rate, mass loss rate, 02 concentration rate as a reactant of combustion process, and also CO and CO2 that produced as products of combustion. This research also presents charring rate calculations by using two different methods. These factors include the influence of the heat flux exposing the wood surface and wood density as well as the ambient oxygen concentration. Many different species of wood exist; therefore, these research are needed to explain the species difference in terms of more fundamental properties."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mas Mochamad Jefri Anugerah
"Makalah ini membahas hasil penelitian berupa fenomena dan karakteristik pembakaran kayu kamper dengau pengaruh variabel orientasi kemiringan permukaan. Peralatan ekperimental yang digunakan adalah kalorimeter api dengan skala laboratolium, yang terdiri dari conical healer berdaya 400 Watt pada tegangan 220 V, Load Cell, dudukan sampel yang feksibel, alat elemen pemanas sebagai pemantik, dan sistem akuisisi data. Dengan mcnggunakan kalorimeter api ini, dapat diketahui laju penurunan massa dan dapat diketahui banyaknya fluks kalor yang diterima sampel, dan pola penyebaran api.
Berdasarkan data penelitian serta analisa yang dilakukan, diperoleh bahwa semakin besar sudut orientasi permukaan sampel dengan arah penyebaran api berlawanan dengan arah aliran udara maka laju penyebaran api semakin semakin lambat dan laju penurunan massa juga semakin lambat dan kecil nilainya. Hal ini disebabkan oleh fluks kalor yang diterima sampel semakin berkurang seiring dengan besarnya sudut kemiringan permukaan sampel. Persiapan eksperimen dan hasil-hasil penelilian lainnya akan dijelaskan lebih lanjut pada makalah lengkap.

This paper reports the experimental results such as phenomenon and combustion characteristic of Kamper wood in condition are injluneced by variabel 0fS1llfGC€ orientation. Basicaly, the experimenlal set-up are : a fire calorimeter in laboratory scale which consist of conical heater rated 400 Watt at 220 K load cell, flexible specimen holdenmini heater element as an igniler, and data acquisition system. Using this fire calorimeter; mass loss rate specimen and the total of heazjlwr or heat radiation effects and influences the specimen can be estimated.
Based the data collected and jizrther analysis this experiment results many similar pattem on graph from variabel angle or inclintaion of sujace orientation, in general the bigger angle gws the lowest mass loss rate and gyts the lowest heat jlwr that specimen collected The other experimental set-up and the major findings of this work are clearly explained in the this paper.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soesanto
"Pada penelitian ini dilakukan pengujian sifat penyalaan kayu jati belanda dan MDF [medium density fibreboard] dengan ukuran panjang dan lebar 10x10cm, pada berbagai variasi ketebalan dan arah serat dengan menggunakan kalorimeter Api. Temperatur permukaan sampel secara terus-menerus dimonitor dengan menggunakan termokopel tipe, laju penurunan massa dimonitor melelui load cell serta nilai kosentrasi oksigen diukur dengan menggunakan Quintox-KM9106. Dua jenis sampel kayu diberikan fluks kalor dari 27kW/m2 dengan parallel [across grain orientation] dan tegak lurus [along grain orientatioan] terhadap fluks kalor.
Pada penelitian ini dijelaskan 7 buah metode yang secara umum digunakan dalam mendefinisikan sifat nyala pada suatu material. Adapun ketujuh metode tersebut, antara lain: 1. Mikkola and whichman. 2. Tewarson 3. Quintierre and Harkleroad 4. Janssens 5. oal, Silcock and shields 6. Delichatsios, Panagiotou and Kiley 7. Spearpoint and Quintierre Ketujuh metode yang telah banyak dikembangkan tersebut, dianalisa secara lebih dalam terkait dengan kelebihan dan kekurangannya, dengan tujuan untuk mendapatkan metode yang sesuai untuk dapat diterapkan pada penelitian ini.
Sebagai hasilnya, metode yang dikembangkan oleh Spearpoint dan Quintierre dipilih untuk dipakai dalam menganalisa karakteristik sifat nyala material sampel pada penelitian ini. Spearpoint dan Quintierre mengembangkan metode one-dimensional integral model yang menggambarkan pirolisis infinite charring material pada fluks kalor yang konstan.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan hubungan antara nilai karakteristik penyalaan piloted ignition, baik aktual maupun teoritis. Beberapa parameter utama yangdigunakan antara lain, waktu penyalaan [time toignition], temperatur nyala [ignition temperature], laju penurunan massa [mass loss rate], fluks kalor kitis dan nilai dari fluks kalor kritis dibahas secara detail.
Dari penelitian ini diketahui bahwa parameter-parameter penting diatas, sangat dipengaruhi oleh faktor ketebalan dan arah serat kayu. Arah serat kayu sangat mempengaruhi nilai dari konduktivitas termal dari sampel, dalam penelitian ini didapatkan nilai konduktivitas termal dengan arah serat acrros grain, memiliki nilai yang relatif lebih besar jika dibandingkan dengan arah serat along grain. Pengaruh variasi ketebalan terhadap sifat nyala [ignition], ternyata tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil perhitungan.

A theoretical and experimental study of the piloted ignition of wood is performed, a wood sample jati belanda ( guazoma ulmifolia) of 10 by 10 mm with 10, 15, 20, 25 and 30 mm thickness is exposed vertically to a healer panel in a cone calorimeter. The surface temperature of sample is continuously measured by thermocouple type k , mass loss is monitored by a load cell and oxygen consumption rate are measured using gas analyzer Quintox - KM9106. The wood samples were given the incident heat flux of 27 kW/m_ with their grain oriented either parallel (across grain orientation) and perpendicullar (along grain orientation).
This paper also explained seven methods that used to characterize the time to ignition of wood. Those seven correlations are : 1. Mikkola and Wichman. 2. Tewarson 3. Quintierre and Harkleroad 4. Janssens 5. Toal, Silcock and Shields 6. Delichatsios, Panagiotou and Kiley 7. Spearpoint and Quintierre Those seven correlation are analyzed to find which is the best methods for the sample that used in this experiment.
As a result the method of Spearpoint and Quinterre are being chosen for this experiment. The method of Spearpoint and. Quintierre are used the theory of one dimensional integral model to describe the transient pyrolysis of a semi infinite charring solid subject to a constant radiant heat flux.
The purpose of this study is to examine experimentally and theoretically the piloted ignition of wood. The important parameters for ignition, such as ignition time, ignition temperature, mass loss rate, critical heat flux, and thermal inertia, are examined.
It was found that all of the important parameters above were influenced by thickness and grain orientation of wood. The wood's thickness variable determine the time of combustion process, and characterize the peak of heat release rate that occurred. The grain orientation affected the thermal conductivity of wood, as a result that shown in this experiment the wood sample with along grain direction have bigger critical heal flux, time to ignition and specific heat than across grain direction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Susi Indriyani
"Niosom adalah vesikel yang dibentuk oleh perakitan sendiri surfaktan nonionik. Niosom mampu menjerap obat hidrofilik, lipofilik dan amfifilik. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh maltodekstrin DE 10-15 dan 15-20 terhadap laju pelepasan CTM sebagai model obat amfifilik dari sediaan niosom. Pelepasan CTM dari niosom secara in vitro ini ditunjukkan dengan metode disolusi. Sebagai medium disolusi, digunakan dua jenis medium dalam penelitian ini, yakni larutan asam klorida pH 2,0 dan larutan dapar fosfat pH 7,2. Niosom yang terjerap pada niosom dapat dipisahkan dari obat bebas dengan metode dialisis. Beberapa faktor seperti kandungan obat dan konsentrasi surfaktan, diuji dan dioptimasi untuk mendapatkan efisiensi penjerapan paling tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penjerapan paling tinggi adalah 92,39% dengan menggunakan maltodekstrin DE 10-15 sebagai pembawa. Sistem vesikel dalam penelitian ini menunjukkan stabilitas yang baik. Efisiensi penjerapan obat setelah disimpan selama 6 minggu pada dua suhu yang berbeda, tidak menunjukkan perbedaan yang berarti dibandingkan dengan sampel pada awal pembuatan. Berdasarkan hasil penelitian, CTM sebagai model obat amfifilik dalam sistem niosom ini, kurang berpotensi untuk digunakan sebagai sediaan lepas lambat."
Universitas Indonesia, 2006
S32514
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Kriswanto
"Besarnya bukaan ventilasi pada suatu ruangan berpengaruh terhadap besarnya bahaya yang mungkin timbul saat terjadi kebakaran. Dalam hal ini ventilasi menjadi tempat masuknya udara ke dalam ruangan yang berfungsi sebagai oksidizer pada proses kebakaran. Besarnya bukaan ventilasi memiliki pengaruh terhadap karakteristik api yang muncul, hal ini dapat diindikasikan dari besarnya laju pembakaran (burning rate) [Kawagoe & Sekine, 1963). Laju produksi kalor suatu benda dapat diukur berdasarkan besarnya konsumsi oksigen yang dibutuhkan saat benda tersebut terbakar. Metode pengukuran ini berdasarkan pada prinsip dasar bahwa panas yang dilepaskan per unit oksigen yang dibutuhkan adalah kurang lebih sama untuk bahan bakar organik umum yang sering ditemui sebagai bahan bakar dalam kebakaran, yaitu 13,1 kJ/gram O2 [Hugget, 1980). Makalah ini membahas hasil penelitian yang dilakukan berupa pengaruh besarnya ventilasi pada kasus kebakaran yang terjadi di dalam ruangan (room fires) dengan berdasarkan prinsip pengukuran laju produksi kalor. Peralatan eksperimental yang digunakan adalah kalorimeter api skala laboratorium, yang terdiri dari conical heater dengan daya 4000 Watt yang digunakan pada tegangan 220 Volt, load cell, sistem pengambilan sampel gas buang, sistem gas buang yang telah dilengkapi berbagai alat ukur, sistem pengukuran dan kontrol temperatur, sistem pengukuran tekanan, dudukan sampel, sistem pembatas pemasukan udara ke dalam ruang tempat sampel terbakar, dan sistem akuisisi data. Selain mendapatkan data laju produksi kalor, dalam penelitian ini juga didapatkan data laju penurunan massa. Berdasarkan hasil data penelitian serta analisa yang dilakukan, dapat diperoleh adanya pola yang menunjukan kemiripan pada tiap besar bukaan ventilasi dan besar frekuensi blower. Secara umum perbedaan yang terjadi terdapat pada nilai-nilai puncak HRR dan laju penurunan massa, lamanya sampel terbakar, dan delay waktu antara peak pertama dan kedua HRR yang secara umum berhubungan dengan kecukupan udara yang masuk ke dalam ruangan dan heat loss yang terjadi. Kegiatan dan hasil-hasil lainnya dari penelitian ini akan dijelaskan lebih lanjut pada makalah lengkap.

The size of ventilation opening in a compartment plays a role in the level of danger that may occur in fire hazard. In this case, ventilation is considered to be the place for air coming from outside to play its role as an oxidizer in the combustion process. Indication that shows ventilation opening plays role in a combustion process can be seen from the fact that it influenced the rate of burning [Kawagoe & Sekine, 1963]. Heat release rate of a burn material can be measured by the amount of oxygen consumption during the combustion process. This measuring method as based on the fact that the heat released per unit oxygen in a combustion process has the same value for an organic fuel that usually play role as fuel in combustion, which is 13,1 kJ/gram 02 [Hugget, I980]. This paper present the result of an experiment that proof the role of ventilation in compartment/room fires based on the principal of heat release rate. The equipments used during the experiment is the fire calorimeter that consist of a 4000W conical heater, load cell, exhaust gas sampling sistem that has been fully equipped with many measuring device, temperature control and measuring system. pressure measuring device system, sample holder, ventilation system with opening variable, and data acquisition system. Beside getting the heat release rate, this experiment also give the value of mass loss rate during the sample's combustion process. Based on the data collected and further analysis, this experiment result many similar pattern on the graph from variable opening and blower frequency. In general, the difference of each graph are the peak value of heat release rate and mass loss rate, burning period, and the delay time between the first and the second peak of heat release rate that related with the amount of oxygen entering the compartment and the heat loss that occur. Other activities and results from this experiment is clearly explained in the full paper."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Marihot, Candra Gupta
"Penelitian ini difokuskan pada pembelajaran sifat bakar kayu dengan menggunakan cone calorimeter. Beberapa kayu tropis yang digunakan pada penelitian ini adalah kayu jati, kamper, nyatoh dan sunkay dengan ukuran panjang dan lebar 100x100mm, dengan variasi ketebalan 6, 10, dan 16mm. Permukaan sampel kayu diberikan fluks kalor sebesar 27kW/m2 yang konstan dan diradiasikan secara vertikal dari heater cone calorimeter. Penelitian ini secara terus-menerus dimonitor dengan menggunakan termokopel tipe k, laju penurunan masa dimonitor melalui load cell atau timbanan digital, nilai konsentrasi oksigen diukur dengan menggunakan Quintox ? KM9106 dan konsentrasi asap dengan menggunakan smokemeter GF530.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari sampel seperti waktu penyalaan (time to ignition), laju penurunan massa (mass loss rate), laju pelepasan kalor (heat realease rate), dan konsentrasi asap (smoke opacity). Ditemukan bahwa sifat fisik dan alami dari sampel kayu mempengaruhi dari karakteristik pembakaran. Penelitian ini juga menemukan korelasi dari karakteristik yang terukur.

moke opacity are measured with smokemeter F530. This study focus on studying burning properties of wood using a cone calorimeter. Several tropical wood were used ini this ex work, they are jati, and kamper woods. All samples are prepared in typical sites of 100x100mm with thickneses of 6, 10, and 16mm.the samples are exposed to a constant heat flux vertically from a radiant heater of a cone calorimeter. The incident heat flux exposed to the surface of the samples is about 27kW/m2. The apparatus is equiped with several equiptment enabling continous monitoring of important properties, where temperature of sample is continuously measured by thermocouple type k, mass loss is monitored by a load cell and oxygen consumption rate are measured using gas analyzer Quintox - KM9106, moke opacity are measured with smokemeter F530.G The main objective of this work is to find important characteristic.
The main objective of this work is to find important characteristic of wood burning such as piloted ignition time (time to ignition), mass loss rate, and smoke opacity. It is found that physical and natural properties of the wood samples affects the burning characteristics. This work also reported some corellation developed from measure characteristic.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>