Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68485 dokumen yang sesuai dengan query
cover
RM Dhimas Hastyanto I.
"Salah satu metode analisa kegagalan proses pembuatan suatu produk dalam aktifitas manufaktur ada lab metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), Tujuan penerapan FMEA adalah untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, meminimalkan ataupun menghilangkan potensi kegagalan yang sangat berpengaruh dalam kualitas dan produktifitas yang berkelanjutan. membuat urutan priorltas pennasalahan kegagalan dan menentuk:an tindakan koreksi yang tepat agar didapatkan kualitas produk yang tinggi dan pemenuhan kepuasan pelanggan. Mengingat pentingnya metode analisa kegagalan dan pengaruhnya (FMEA) ini maka perlu dilak:ukan perencanaan dan dokumentasi yang baik dengan mengacu pada standar QS9000 dan tinjauan (revie1v) yang berkelanjutan. Dengan penerapan FMEA, khususnya Wltuk proses permesinan komponen propeller shaft ini, dapat diketahui potensi kegagalan, pengaruh, penyebab, dan membuat suatu prioritas permasalahan berdasarkan tingkat resiko kegagalan dan melakukan tindakan pencegahan dan peninjauan yang berkelanjutan.

One of several methode to analize failure is using an FME'A (Failure Mode and Effect Analysis )methode. An FMEA is described as a aystematic activities to recognize and evaluate potential failure of a process/product and its effect, to identify actions that could eliminate or reduce the occuring of failure, and decide an effective corroctive actions as it must done to reach maximum quality and satisfy the customer needs. As it is veJy important so tl!at aU the FMEA documents must be planned and documented reffer to standard manual QS9000. Understanding of FMEA specially in case of machfm'ng process of propeller shaft parts it can be use to make a problem:; priority list base on tisk priority level so thai a contimms improvement and review can be done to support the activities of FMEA in manufacturing/machining process."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Sulistio
"ISO 9000 adalah syarat untuk memenangkan persaingan global. Implementasinya berbanding lurus dengan peningkatan kehandalan proses. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu sistim untuk meningkatkan kehandalan proses. Salah satu perangkat TQM untuk menganalisa kehandalan rnelalui metode statistika adalah Probabilitas Risk Assesment (PRA), dimana di dalamnya terdapat metode analisa induktif dengan alat bantu analisa Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Tujuannya adalah mencegah kegagalan produk akibat proses perakitan sebelum produk tersebut sampai ke pelanggan. Dengan analisa FMEA dapat ditentukan proses kritis pada perakitan yang menjadi penyebab kegagalan produk. Hasil dari analisa digunakan sebagai masukan bagi perusahaan untuk melakukan perbaikan proses.

ISO 9000 is a requirement for winning gloal competition. The implementation is equivalent with reability process improvement. Total Quality Management (TQM) is a system to improve process reability. One of TQM tool to analyze reability through statistical method is Probabilistic Risk Assesment (PRA), which have inductive analysis method tool analysis Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). The purpose of FMEA is preventing product failure causes by assembly process before its reach through customer's hand. Using FMEA analysis it can be predict the critical process at assembly line that causes product failure. The result is use as input for company's process improvement."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Bowo Leksono
"Sebuah perusahaan dalam melaksanakan kegiatan produksinya memiliki target tertentu untuk mencapai kualitas yang tinggi. Untuk dapat mencapai target tersebut diperlukan perbaikan proses produksi dan peningkatan kualitas secara menyeluruh Serta berkesinambungan.
Kegagalan yang sering terjadi pada suatu proses sangat mempengaruhi kualitas produksi suatu perusahaan Semua itu sangat berhubungan dengan spesifikasi teknis dan kepuasan konsumen. Salah satu teknik yang terstruktur dalam menganalisa kegagalan potensial dan efeknya adalah FMEA (Failure Mode and Effect Analysis).
Pengembangan model FMEA untuk suatu proses manufakur (stamping) secara terstruktur dan sistemalis akan membantu dalam mengidentifikasi, mendeteksi dan mengevaluasi secara dini setiap kecenderungan kegagalan potensial yang mungkin terjadi. Analisa dengan FMEA ini selanjulnya akan membantu dalam menentukan tindakan yang tepat terhadap setiap kecenderungan kegagalan dan permasalahan yang ada serta mendukung sistem pendokumentasian yang Iebih baik.
Pentingnya metode anaiisa kegagalan pada Sebuah proses mendorong dikembangkannya suatu model untuk aplikasl FMEA pada proses manufaktur (stamping). Model ini membantu pelaksanaan FMEA tahap demi tahap. Selanjutnya pengembangan soflware dilakukan demi kemudahan pendomentasian dan kalkulasi saat model FMEA tersebut diaplikasikan. Sehingga fungsi sebuah FMEA sebagai perangkat analisa kegagalan terhadap proses dapat digunakan secara optimal.
Dari hasil aplikasi akan diketahui komponen proses yang memiliki potensi kegagalan dan beberapa rekomendasi tindakan terhadap permasalahan yang ada. Rekomendasi tindakan tersebut secara umum diarahkan untuk mengurangi tingkat keseriusan (severify), frekuensi kejadian (occurrence) dan tingkat deteksi (detection) suatu kegagalan, Serta seoara khusus mengurangi kegagalan proses terhadap part yang di reject alaupun repain Hasil aplikasi model FMEA pada proses stamping juga akan menunjukkan kecenderungan kegagalan, penyebab kegagalan potensial, serta efeknya ditinjau dari segi produk akhir pada part yang di reject atau repair."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S36896
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Chandra Suparman
"Di era globalisasi ini, peranan teknologi informasi sebagai pendukung proses bisnis suatu organisasi sudah semakin penting. Tingginya peranan teknologi informasi di era sekarang ini didasari oleh kebutuhan informasi yang cepat, tepat, dan tersedia ketika dibutuhkan. Organisasi yang unggul dalam memenuhi kebutuhan ini akan berdiri di depan organisasi-organisasi lainnya. Dalam beberapa hal, penerapan teknologi informasi bahkan merupakan satu-satunya solusi untuk mengatasi permasalahan dalam proses bisnis. Oleh karena itu, penerapan teknologi informasi harusnya akan menenyelesaikan permasalahan dalam organisasi dan bukan menimbulkan risiko baru terhadap organisasi.
Pengaruh kemajuan teknologi informasi juga berdampak kepada organisasi perbankan di Indonesia. Pengaruh ini disebabkan karena cepatnya perkembangan informasi dan tuntutan untuk mengambil keputusan yang cepat dan tepat sehubugan dengan hal tersebut. Jika hal tersebut tidak dapat dilakukan maka akan berdampak pada kredibilitas Organisasi Perbankan tersebut di mata publik. Melihat hal ini, maka peranan teknologi informasi pada masa sekarang ini sangat tinggi. Akan tetapi, seperti telah disebutkan sebelumnya, penggunaan teknologi informasi jangan sampai menimbulkan risiko baru terhadap organisasi. Dengan adanya masalah tersebut, maka periu dilakukan suatu penilaian risiko terhadap pengelolaan aset teknologi informasi sehingga dengan hal tersebut dapat disusun rencana-rencana untuk menanggulangi risiko yang ditimbulkan oleh aset teknologi informasi agar tidak menjadi risiko bagi organisasi.
Dalam skripsi ini, metode penilaian risiko yang digunakan adalah metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan penanggulangan risiko direkomendasikan dengan pengimplemetasian kontrol-kontrol ISO 17799:2005 yang berkaitan dengan risiko aset teknologi informasi yang ada. Untuk mempermudah dalam pengidentifikasian risiko, sebelumnya perlu dilakukan klasifikasi terhadap aset teknologi informasi yang ada di suatu Organisasi Perbankan di Indonesia. Setelah dilakukan penilaian risiko, didapatkan bahwa pengelolaan aset teknologi informasi di Organisasi Perbankan tersebut memiliki satu high risk, enam medium risk, dan 11 low risk. Dari ketujuh risiko terbesar, dapat diimplementasikan 18 kontrol ISO 17799:2005 yang berkaitan dengan risiko tersebut.

In the era of globalization, the importance of information technology's role in supporting business process of an organization has increased tremendously. The great role of information technology in this era is based on the need of fast, accurate, and accessible information whenever it is needed. A distinguished organization that can fulfill this requirement will be ahead of the other organizations. In addition, in some cases, the utilization of information technology is the only solution to solve problems in the business process. Therefore, the utilization of information technology should resolve problems that are occurred in an organization and not bring up new risks to the organization.
The progress of information technology itself has impacts on banking and the other monetary organizations in Indonesia too. This impact is caused by the rapid development of information that results in the need of quick and smart decision making. If this thing cannot be accomplished, it will affect the credibility of the monetary organization in public eyes. This issue makes us realize that the role of information technology is very significant. However, as mentioned before, the utilization of information technology must not bring up new risk to the organization itself. With that problem at hand, it is important to do a risk evaluation to the management of information technology asset, in order to create plans to handle the risks so that they will not harm the organization.
In this final paper, the method that is used to evaluate the risk is Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method, and the recommendation for the risks handling are ISO 17799:2005 - Information Security Management System (ISMS) - controls suited with the information technology asset risks that are present. To make risks identification easier, we need to classify information technology asset in a Banking Organization in Indonesia first. After the risks evaluation is done, it is found that the management of information technology asset in Bank of Indonesia contains one high risk, six medium risks, and 11 (eleven) low risks. From the seven highest risks, we can implement 18 controls of ISO 17799:2005 - Information Security Management System - that are suited with those risks.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Mohammad Fikri Paramadina Unggul Yudha
"Korupsi masih menjadi masalah serius bagi banyak organisasi. Hal ini juga dialami oleh BUMN. Langkah yang selama ini diambil kebanyakan berupa penindakan. Peneilitian ini bertujuan mendesain proses bisnis pengadaan elektronik untuk mencegah korupsi. FMEA digunakan untuk mengukur potensi korupsi pada proses pengadaan sebelum dan setelah penerapan pengadaan elektronik. Perubahan proses bisnis yang disarankan untuk mencegah korupsi adalah rekomendasi, validasi, otorisasi, notifikasi dan form standar. Penurunan potensi korupsi terbesar pada potensi korupsi kolusi vendor dan potensi korupsi pengundangan vendor dengan performa buruk.

Corruption is serious problem to many organization. This Problem happened in state owned enterprise as well. Corruption eradication action mainly work in post corruption action. this research aimed to design business process electronic procurement to reduce corruption. FMEA was used to measure corruption potential before and after electronic procurement implementation. Proposed business process in this thesis are recommendation, validation, authorization, notification and standard form. Result from this study find that the biggest risk reduction in implementing electronic procurement are collusion or cartel act from the vendor and bad performing vendor join the procurement process."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48227
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medinanda Radiandityo
"PT Circleka Indonesia Utama (Circle K) bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dengan mengurangi cacat dalam lini produk Lite n Bite yang dipasok oleh PT Surya Kharisma Mandiri (PT SKM). Burger Bun memiliki tingkat cacat tertinggi, melebihi batas perusahaan sebesar 2% dengan rata-rata lebih dari 3% per bulan. Para ahli melakukan wawancara, analisis data, dan kunjungan lapangan menggunakan FMEA, Criticality Matrix, Analisis Fishbone, dan PICA. FMEA mengidentifikasi enam cacat: Udara masuk adonan, Roti gepeng, Berjamur, Kesalahan manusia, dan Benda asing masuk adonan. Akar penyebab dianalisis menggunakan Rank Priority Number, yang mengungkapkan tujuh masalah: kesalahan manusia dalam penanganan barang jadi dan pembentukan manual, penyebaran adonan yang tidak merata, bahan yang tidak diinginkan dalam adonan, paparan produk yang terlalu lama, kesalahan manusia dalam pencampuran adonan, dan kegagalan sistem pendingin truk. Analisis Fishbone mengeksplorasi akar penyebab dengan mempertimbangkan faktor 5M. Para ahli dan tinjauan literatur membimbing pembuatan tabel PICA yang ringkas dengan solusi yang mengatasi pertanyaan Mengapa, Bagaimana, Di mana, dan PIC. Implementasi solusi-solusi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan kepuasan pelanggan untuk PT SKM dan Circle K.

PT Circleka Indonesia Utama (Circle K) aims to improve product quality by reducing defects in its Lite n Bite line supplied by PT Surya Kharisma Mandiri (PT SKM). The Burger Bun has the highest defect rate, exceeding the firm's limit of 2% with an average of over 3% per month. Experts conducted interviews, data analysis, and field visits using FMEA, Criticality Matrix, Fishbone Analysis, and PICA. FMEA identified six defects: Hollow Inside, Cracked Surface, Flattened Out, Molding, Human Error, and Foreign Object. Root causes were analyzed using the Rank Priority Number, revealing seven problems: Human errors in finished goods handling and manual molding, uneven dough spreading, unwanted materials in dough, extended product exposure, human error in dough mixing, and truck cooling system failure. Fishbone analysis explored root causes considering the 5M factors. Experts and literature review guided the creation of a concise PICA table with solutions addressing the Why, How, Where, and PIC. The implementation of these solutions aims to enhance product quality and customer satisfaction for PT SKM and Circle K."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuria Rahmatin
"Marketing plays an important role in determining an enterprise’s success. Inappropriate marketing strategy can lead to various risks, especially for SMEs that have not prepared their risk management. This research aims to identify and specify marketing strategy priorities in the production of potato chips, and to decide anticipationary action in determining risk mitigation. The research is a case study of XYZ company. The method used for risk analysis was Fuzzy FMEA, and that used to specify the strategic priorities was ANP. The results indicate that the most potential risks in potato chip marketing are promotion risk, which is caused by inappropriate steps with regard to promotion targets, and the absence of a brand image. The primary strategy in market risk mitigation is to improve sub-strategy promotion, which increases the effectiveness of promotion facilities and infrastructure, complies with the development of information and communication media, and maintains service quality in the sub-criteria of building and maintaining good relations with customers."
Lengkap +
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2018
UI-IJTECH 9:4 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhanna Fujiko Kamaruddin
"Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah suatu pendekatan terstruktur yang digunakan untuk memperbaiki desain, proses manufaktur, perakitan, serta pelayanan dari suatu produk.
Pada umumnya, para perancang produk selalu melakukan perbaikan atas produk yang dirancangnya. Akan tetapi, produk-produk yang ada di masa kini semakin rumit, dan komponen serta sistem yang saling berkaitan dan saling terganlung satu sama Iainnya, menyebabkan pendekatan analisa kegagalan yang tidak terstruktur semakin tidak dapat mencapai hasil yang diinginkan. Seringkali terdapat kerusakan komponen yang tidak terdeteksi hingga pada tahap penguj ian produk, atau proses manufaktur dan perakitan telah dimulai, bahkan terkadang sampai pada saat produk tersebut dilepas ke pasar. Hal ini akan mengakibatkan desain ulang (redesign) dan pengerjaan ulang (rework) prototipe dan komponen, serta bahkan dapat menjatuhkan reputasi perusahaan.
FMEA merupakan pendekatan terstruktur dan terarah yang dapat mengidentifikasi kecenderungan kegagalan yang potensial, dan kuantifikasi tingkat keseriusan kegagalan serta memberikan peringkat, sehingga tindakan korektif yang sesuai dapat dilaksanakan.
Di dalam penerapan FMEA akan dibentuk suatu kelompok, bik kelompok desain, manufaktur, atau lainnya, yang telah terbukti merupakan Cara yang terbaik untuk memperbaiki desain, serta menghasilkan dan merakit produk yang lebih baik.
Pada beberapa tahun terakhir ini, isu mengenai manufaktur kelas dunia (world class manufacturing) semakin banyak dibicarakan, antara lain mengenai waktu siklus yang cepat, pengenalan produk yang bebas dari kerusakan, TQM dan TPM, perbaikan proses, dan JIT.
FMEA memiliki peran dalam seluruh kegiatan ini, di samping menghasilkan metoda analisa terstruktur yang dapat diterapkan ke desain produk, manufaktur, perakitan, dan pelayanan; serta dapat diterapkan sebelum dirancang dan ditetapkan, sepanjang pengembangan produk, dan juga dapat menjadi alat bantu untuk memperbaiki masalah-masalah yang timbul."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Sari Nendhya Susanti
"ABSTRACT
Pertumbuhan persaingan perusahaan penunjang telekomunikasi yang
semakin ketat membuat perusahaan harus melakukan perbaikan dan peningkatan
kualitas. Perusahaan penunjang telekomunikasi harus mampu melakukan analisis
faktor yang mendukung operational excellence mereka, sehingga perusahaan
mampu bersaing dengan kompetitor.
Metode Quality Function Deployment (QFD) digunakan untuk mengetahui
keinginan pelanggan dan tindakan yang harus diambil perusahaan untuk memenuhi
keinginan pelanggan, faktor teknis keluaran QFD kemudian dilakukan analisis
faktor resiko kegagalan, efek dan cara pengendalian dengan metode Failure Mode
and Effect Analysis (FMEA) sehingga perusahaan mampu melakukan maintenance
dan melakukan operasional secara optimum.
Penelitian ini menghasilkan analisi faktor yang mendukung operational
excellence pada perusahaan pengadaan barang/jasa penunjang telekomuniksi
bahwa terdapat empat faktor teknis yang memiliki peluang kegagalan yang besar
dan perlu dilakukan perhatian lebih yaitu: Faktor teknis beradaptasi pada tren baru
dalam strategi operasional dan pemeliharaan, Faktor teknis redesign process bisnis
(business processes redesign), Faktor teknis sinkronkan design dengan strategi, dan
Faktor teknis membangun Leaders yang tepat dan mampu.

ABSTRACT
The growing of fierce competition between telecommunication-supporting
companies has massively affected these companies in a way that these companies
have to keep improving and increasing their qualities. telecommunicationsupporting
companies should be able to do the analysis of the factors that support
their operational excellence, so that the company will be able to compete with its
competitors.
Methods of Quality Function Deployment (QFD) is used to determine the
customers demand and actions to be taken by the company to meet customer
demand. Technical factors, as output of the QFD were then analyzed using the
method of Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) in terms of failure risk
factors, effects and how to control, therefore the companies will be able to perform
maintenance and perform at its optimum operational.
The study produced analysis of the factors that support operational excellence
in enterprise procurement of goods/services supporting telecommunication. The
main concern are the four technical factors with the greatest probability of failure,
which are technical factors to adapt to new trends in operational and maintenance
strategies, technical factors business processes redesign, technical factors sync with
the strategy design, and technical factors leaders establish appropriate and capable"
Lengkap +
2015
T44479
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luqmantoro
"MIC (Methyl Isocyanate) adalah bahan kimia yang sangat berbahaya dan beracun yang telah terbukti menjadi sumber bencana pada tragedi Union Carbide Bhopal tahun 1984. PT X sebagai perusahaan penghasil MIC harus memastikan adanya perlindungan keselamatan proses yang baik. Untuk memastikan hal tersebut perlu dilakukan penilaian risiko secara sistematis dan menyeluruh terhadap alat atau proses produksi MIC. Tesis ini membahas penilaian keselamatan proses menggunakan teknik Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). 57 potensi kegagalan teridentifikasi di penelitian ini.
Hasil penelitian memberikan gambaran tentang profil severity, occurance dan detection serta diperolehnya nilai Risk Priority Number (RPN) dari ke-57 potensi kegagalan tersebut. Profil FMEA yang dihasilkan menjadi input untuk membuat skenario terburuk potensi kegagalan ganda. 8 nilai RPN tertinggi dengan potensi keparahan mayor diperoleh untuk segera ditindaklanjuti dengan tindakan perbaikan. Selain itu, diperoleh pula 2 potensi kegagalan ganda terburuk yang harus menjadi perhatian.
Di akhir tesis ini rekomendasi diberikan kepada PT X baik rekomendasi teknis terkait hasil penilaian risiko ini maupun rekomendasi yang bersifat umum untuk meningkatkan perlindungan keselamatan proses di PT X.

MIC (Methyl Isocyanate) has been classified as extremely toxic and hazardous substances which had severely caused catastrophic at Union Carbide Bhopal in 1984. PT. X has been a producer of MIC which shall ascertain the presence of process safety strictly implemented. To ascertain those things, systematically risk assessment shall be undertaken as well as comprehensively to devices or MIC production process. This thesis elucidates the assessment of process safety by applying Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Technique. 57 failures potential have been identified in this research.
The result of research has provided depiction concerning the profile of severity, occurrence and detection as well as attaining RPN value of the number of 57 failures potential. FMEA profile which has been resulted, it is an input to establish the worsen scenario of multiple failure potential. The highest RPN is 8 based on attained from the major of potential severity to be promtly followed up for corrective action. Hence, 2 potential attained from the worst multiple failures shall be concerned.
In the end of this thesis recommendation is provided to PT. X either technical recommendation of resulted risk assessment or recommendation generally to enhance the protection of process safety at PT. X .
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>