Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147798 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Ari Handoko
"Perkembangan teknologi CNC begitu cepat, salah satunya adalah teknologi STEP NC, yaitu standar untuk proses manufacturing yang berorientasi obyek atau disebut dengan standar ISOI4649, dengan adanya teknologi ini maka conrroller yang ada pada mesin CNC menjadi tidak terpakai, oleh karena itu dibutuhkan suatu program yang dapat menkonversi tile STEP NC menjadi data G-Code, namun karena banyaknya jenis operasi maka program yang dibuat hanya untuk proses drilling. Pembuatan program diawali dengan proses mapping yaitu menyusun dan mengolah data dari tile STEP NC dengan standar ISOI4649 sebagai acuan, data disusun berdasarkan tingkatan kelas dari kelas terbesar sampai kelas terkecii hal ini dilakukan karena data lerdiri dari banyak entitas dan atribug setelah itu data dicari korelasinya dengan standar G-Code ( lSO6983 ),dan akan dihasilkan suatu aturan baku atau Rule yang berguna dalam proses konversi nantinya, kcmudian untuk rnempermudah pemrograman dibutuhkan suatu aigoritma sehingga program dapat mengambil data yang dibutuhkan dan disimpan didalam database, data dirubah menjadi data G-Code dalam suatu file baru dengan bantuan bahasa pemrograman Visual Basic. Program yang telah dibuat ini masih memiliki keterbatasan, selain itu standar G-Code juga tidak mampu mewakili data yang ada pada STEP NC, schingga perlu dibuatkan simulasinya agar terlihat proses manufaktur yang ada didalam data G-Code."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jos Istiyanto
"Model data STEP-NC, yang secara formal disebut ISO 14649, merupakan skema antar-muka baru antara CAM dan CNC yang berbasis pada model produk standard internasional (STEP) dan informasi perencanaan proses. Penggunaan model data ini mempunyai pengaruh yang besar pada integrasi rantai CAD-CAM-CNC Akan tetapi implementasi STEP NC pada CNC konvensionaI yang saat ini banyak digunakan, tidak dapat dilakukan secara langsung, melainkan harus mengganti kontroler yang baru, dimana pembuatan kontroller tersebut masih dalam tahap penelitian. Untuk menjembatani perkembangan STEP NC dimasa datang dan pemanfaatan CNC konvensional yang ada saat ini, maka implementasi STEP-CNC dapat dilakukan dengan membuat post processor yang mampu menterjemahkan STEP-NC ke M&G code, tanpa harus mengganti kontroler yang baru. Pada penelitian ini dilakukan perancangan sebuah post processor yang mampu menterjemahkan subset STEP-NC ke M&G code pada proses perrnesinan milting. Perancangan dilakukan dengan melakukan pemetaan antara model data STEP-NC yang berbasis pada ISO 14649-12 dan format M&G code (ISO 6983).Hasil pemetaan diimplementasikan menggunakan bahasa pemprograman visual basic.

STEP-NC data model data, formalized as ISO 14649, is a new interface scheme between CAM and CNC that is based on the internationally standardized product model (STEP) as well as the process plan information. The impact of the new interface scheme is most felt in the CAD-CAM-CNC chain. The implementation of this scheme to the M&G code based conventional CNC, however, needs to install the new controller. At the moment, effort are still being made to design the new controller. Developing postprocessor for translating STEP NC to M&G code is a solution to implement STEP-NC to conventional CNC without controller modification. This paper covers the design of a postprocessor to implement subset of STEP-NC to the M&G conventional CNC for milling operation. The mapping of STEP-NC file text format to M&G code format and the programming implementation using visual basic are presented."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T15000
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Gema Maulid
"Perkembangan teknologi CNC (Computer Numerical Control) pada saat ini begitu pesat, diantaranya dengan dikembangkannya suatu standar ISO 14649 atau lebih dikenal dengan STEP-NC, dengan adanya teknologi ini maka mesin yang menggunakan controller ISO 6983 yang lebih dikenal dengan G-Code tidak bisa digunakan. Maka dari itu dibutuhkan suatu program yang dapat mengkonversi file STEP-NC menjadi G-Code, agar dapat dijalankan pada mesin CNC yang ada pada saat ini.
Pembuatan program dilakukan dengan melalui tahapan sebagai berikut: 1).Proses mapping, yaitu mencari korelasi antara standar G-Code dengan standar STEP-NC. 2). Pembuatan algoritma untuk menghasilkan rule yang akan berguna dalam proses pembuatan program. 3).Pembuatan program berdasarkan algoritma yang sudah dibuat. Dengan tahapan-tahapan yang telah dilakukan program yang dibuat dapat berjalan dengan baik dan dapat menghasilkan file G-Code untuk fitur round hole pada proses pemesinan turning, walaupun terdapat losses data pada saat proses konversi , losses data tersebut disimpan pada database.

The new technology of CNC (Computer Numerical Control) at the time being is very grow fast. We noted with expanding of ISO 14649 Standard or the popular word is STEP-NC. Through this technology the machine which using ISO 6983 Controller or G-Code cannot used anymore. So that we need program which can convert from STEP-NC file to G-Code, it will be running at the latest CNC machine.
The step for producing of this program is: 1. The Mapping Process is process which make link and match between G-Code Standard and STEP-NC Standard; 2. Algorithm Chart for producing rule of the next further program; 3. Final Program based on the Algorithm Chart.
Through good step by step have done before, the program will be running successfully and it produced G-Code file for round hole shape at turning machining even there is the losses data at the convertion process. The losses data will recorded at database.
"
Lengkap +
2008
S37365
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Hanantri Thoyib
"Proses desain dari suatu produk manufaktur membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan hasil desain terinci karena terdiri dari banyak tahapan dan setiap keputusan yang akan diambil dalam proses desain mempengaruhi 70-80 dari biaya pengembangan dan manufaktur suatu produk [Hendri DS Budiono,et,all]. Hal ini mendorong upaya keras bagi peneliti untuk mengembangankan metode yang sudah ada melalui estimasi tingkat kerumitan sebelum diputuskan rancangan desain yang terinci. Setiap produk manufaktur memiliki nilai kompleksitas yang menyatakan kerumitan dari produk itu sendiri [El Maraghy dan Urbanic]. Produk manufaktur sebagian besar dibuat dengan melibatkan proses pemesinan seperti proses milling yang sekarang sudah dipermudah dengan adanya mesin Computerized Numerical Control (CNC) . Karakterisasi fitur kedalam enam fitur yang dapat dihasilkan dengan proses milling, yaitu plain, stair, slot, notch, depression, dan pocket diguanakan untuk mempermudah proses penelitian yang dilakukan [Jong-Yun Jung]. Dalam proses pemesinan sendiri terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari setup, proses, dan unloading. Setiap fitur memiliki kerumitan tersendiri pada setiap tahapan. Oleh karena itu deperlukan penelitian untuk mendapatkan model lengkap perhitungan kompleksitas untuk fitur rotational dan non-rotational [Hendri DS Budiono, et al]. Dalam penelitian ini akan dilakukan penghitungan kompleksitas menggunakan metode yang diperkenalkan oleh El Maraghy dan Urbanic mulai dari setup sampai pada unloading untuk setiap fitur yang ada untuk fitur rotational dan non-rotational lalu menjumlahkannya untuk mendapatkan model lengkap kompleksitas dari tiap fitur.

Designing process of a manufacturing product takes a long time to get the detail design because it consist of many step and every decision that was taken in the designing process can affect the cost for development and manufactuing of the product from 70 80 . This push researcher to develop the previous metodes that already exist is needed to get the estimated complexity before the detail design is decided. Every manufacturing product have a value of complexity that represent the complexity of the product. Most of the manufacturing of this products uses milling machining process that is now being simplified by using Computerized Numerical Control CNC . Milling process is charecterized into six feature that are, plain, stair, slot, notch, depression, and pocket to simplified the process of research conducted. There is tree steps in the machining process alone, starting from setup, process, and unloading. Every feature has their own complexity for every steps. Therefore a study is needed to get the complete model for calculating CNC machining process complexity based on rotational and non rotational feature classification. In this research will be calculated the complexity by method that was introduce by El Maraghy and Urbanic from setup till unloading to any existing feature for rotational and non rotational feature then add it up to get the complete complexity model for every feature."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremy Ranatan
"ABSTRAK
Valves tipe aktuasi pneumatik telah berhasil digunakan dalam banyak aplikasi lab-on-chip karena biaya rendah dan teknik fabrikasi yang sederhana. Untuk membuat modul katup, penelitian ini menggabungkan beberapa teknik seperti additive manufacturing dan teknologi Computer Numerical Control (CNC) milling juga dengan teknik pembuatan polimer seperti Polydimethylsiloxane (PDMS) dan silikon. Di sini, kami memperkenalkan valves dengan aktuasi pneumatik yang tertutup pada keadaan normal dimana valves menggunakan Thermoplastic Polyurethane (TPU) film yang memiliki fungsi sebagai diafragma pada control chamber. Tingkat tekanan di control chamber dikendalikan oleh vacuum pump untuk menciptakan kondisi vakum dan membuka valves sehingga cairan dapat mengalir. Pada akhir penelitian kami, kami melakukan pengujian pada valves sehingga valves dengan aktuasi pneumatik dapat bekerja sesuai dengan yang kami inginkan.

ABSTRACT
Pneumatic actuation type valves have been used successfully in many lab-on-chip applications because of their low cost and simple fabrication techniques. To fabricate valves module, it combine techniques like additive manufacturing and Computer Numerical Control (CNC) milling technology also with polymer fabrication such as Polydimethylsiloxane (PDMS) and silicon. Here, we introduce a normally closed pneumatic actuation valves which using Thermoplastic Polyurethane (TPU) film function as a diaphragm in control chamber. Pressure level in control chamber is controlled by vacuum pump to create vacuum condition and open valves so fluid can flow through. At the end of our study, we tested the valves so pneumatic actuation valves can perform as we desired.
"
Lengkap +
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Choliq
"Closed loop supply chain yang merupakan gabungan dari forward supply chain dan reverse supply chain pada produksi aki merupakan masalah optimasi yang dapat dimodelkan dalam pemrograman linier bilangan bulat campuran. Masalah optimasi pada pada model ini adalah meminimalkan biaya total dari semua proses pada closed loop supply chain dan dapat diselesaikan menggunakan algoritma genetika.

Close loop supply chain, that is a set combination of forward and reverse supply chain for lead-acid battery production is an optimization problem that can be modelled by mixed integer linear programming. The optimization of this model focus on minimalizing total cost from all processes and can be solved by using the genetic algorithm."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S58272
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Rizal Putra
"Perkembangan teknologi yang semakin maju menuntut industri manufaktur agar dapat bergerak fleksibel dan selalu menghasilkan inovasi baru, di dalam persaingan dengan industri manufaktur lainnya. Tuntutan untuk dapat bekerja secara efisien dan efektif juga datang dari perilaku konsumen yang semakin tahu dan semakin pintar. Dalam memudahkan perancang mendesain produk yang diinginkan dan dapat menentukan hal-hal kedepannya, perlu diketahui nilai kompleksitas produk atau proses.
Pada penelitian ini, akan menghitung nilai kompleksitas unloading proses permesinan, terkhusus operasi milling menggunakan mesin CNC freis dan operasi turning menggunakan mesin CNC bubut. Metode perhitungan nilai kompleksitas didasarkan pada jurnal yang ditulis El-Maraghy dan akan dibandingkan dengan jenis fitur permesinan sesuai jurnal yang ditulis Jong Yun Jun. Kemudian akan dianalisis pengaruh atau paremeter-parameter apa saja yang mempengaruhi perbedaan nilai indeks kompleksitas untuk setiap fitur yang dibandingkan.

The development of technology are advancing on the manufacturing industry in order to move with flexible and always generates new innovations in competition with another manufacturing industry. This demand in working efficiently and effectively has also come from the behavior of customers, who are more clever. In making it easier designer to design desirable product and to set things in the future, it is important to know the value of product and process complexity.
In this research will be calculate the value of complexity of machining process's unloading, especially for milling operation with freis machine and turning operation with lathe. The method used for calculating complexity is based on journal written by El-Maraghy and will be compared with different feature of machining process as written in journal written by Jong Yun Jun. Then, the value will be analyzed to find parameter and influences that creates the difference between features of machining process.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Rianto Tedja Ningrat
"Perkembangan industri global menuntut para pelaku yang berada di dalamnya untuk terus berinovasi. Namun dalam penerapan inovasi yang ada saat ini, metode estimasi masih harus melewati tahap detail desain. Sehingga penerapan inovasi membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar. Inovasi yang dilakukan tentu akan berpengaruh langsung terhadap tingkat kerumitan dari produk yang dibuat. Hal ini mendorong diperlukannya suatu metode untuk dapat mengestimasi tingkat kerumitan dari suatu produk, sehingga para produsen dapat memperkirakan biaya yang dibutuhkan dalam membuat suatu produk berdasarkan tingkat kerumitan dari produk tersebut. El Maraghy dan Urbanic mengemukakan bahwa suatu produk manufaktur memiliki nilai kompleksitas yang merepresentasikan tingkat kerumitan dari suatu produk. Perhitungan kompleksitas tidak terlepas dari bentuk geometri produk, namun variasi geometri yang tak terbatas dari setiap produk tidak memungkinkan untuk dilakukannya perhitungan nilai kompleksitas. Jong Yun Jung (2002) selanjutnya mengklasifikasikan bentuk dasar dari suatu produk dengan mencakup variasi geometri yang ada menjadi beberapa fitur. Menurut El Maraghy, proses permesinan secara umum terdiri dari tiga proses utama, yaitu set up, operation dan non operation. Masing-masing memiliki nilai kompleksitas yang disebut kompleksitas proses (El Maraghy & Urbanic, 2003). Proses operation dan non-operation dilakukan sesuai dengan jenis mesin yang digunakan. Keduanya semakin dipermudah dengan adanya mesin Computerized Numerical Control (CNC). Namun untuk setiap fitur yang akan dibuat, memerlukan proses set up yang berbeda. Sehingga diperlukan perhitungan kompleksitas set up untuk setiap fitur. Oleh karena itu, diperlukan penelitian khusus mengenai proses set up. Pada penelitian ini akan dihitung nilai kompleksitas masing-masing fitur yang dikemukakan oleh Jong Yun Jung, khususnya prismatic dan slab feature. Kedua fitur tersebut dibentuk melalui proses milling. Perhitungan dilakukan dengan menjumlahkan nilai kompleksitas dari masing-masing subproses yang dilakukan dalam melakukan proses set up.

The development of global industry demands all of the part of industry to keep innovating. However, the methods that currently exist makes the application of innovation must developed through detail design. It requires a long time analysis and great cost. The innovation will give a direct effect to the level of product complexity that manufactured. That brings out the need for a method to estimate the complexity of a product, so all of manufacturing producer can estimate the cost of manufacturing product based on the complexity of the product itself. El Maraghy and Urbanic explain that every manufacturing product have a value of complexity that represents the level of product complexity. The calculation of complexity cannot be separated from the geometry of a product, however, the variation of product geometry is infinite, it makes the calculation cannot be done. Furthermore, Jong Yun Jung (2002) classifies this geometry into some features that contains the variation of geometry. According to El Maraghy, machining consists of three main process, set up, operation and non operation. All of these process have a complexity value called process complexity (El Maraghy & Urbanic, 2003). Operation and non operation process is depend on the type of the machine. The time for those two process is shorten by the use of CNC machine. However, for every feature that manufactured, needs a different set up process.Therefore, special study about set up is required. In this research, the complexity of features that classified by Jong Yun Jung is calculated, especially prismatic and slab feature. Both features is manufacturd with milling process. The calculation is done by summing the complexity value of the subprocesses in set up process."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krar, Stephen F.
New York: McGraw-Hill, 1990
621.902 3 KRA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lynch, Mike
New York: McGraw-Hill, 1992
621.9023 LYN c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>