Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174432 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hatorangan, Partogi
"Daerah stabilitas nyala api dapat diketahui dari batas nyala dan flammabilily limit suatu campuran udara - bahan bakar. Dalam suatu penelitian atau eksperimen, daerah stabilitas nyala dapat ditentukan dengan cara mengukur variasi nilai AFR (Air-Fuel Ratio) dan nilai kecepatan campuran terhadap suatu jumlah burning load tertentu atau pada jumlah massa bahan bakar tertentu dari mulai terjadinya nyala api kuning (Yellow Tip) sampai nyala api padam (Blow Off) ataupun nyala api terangkat (Lift off). Secara visual dapat diamati bahwa daerah stabilitas nyala api ternyata semakin luas bila Bunsen Burner dilengkapi dengan ring slabilizer, sehingga ditemukan fenomena baru yang dinamakan fenomena Lift Up sebelum Blow Off terjadi. Dalam eksperimen ini akan diteliti pengaruh perubahan diameter dalam ring stabilizer terhadap stabilitas nyala api pada Bunsen Burner yang dilengkapi Expansion Barrel Mouth dengan sudut ekspansi 0 = 10° dan 0 = 30°. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemakaian Expansion Barrel Mouth dapat meningkatkan daerah stabilitas nyala api sekitar 8 % (expansion 0 = 30°) pada burning load antara 11.5 - 12.5 MW/m2 bila dibandingkan dengan barrel standar. Secara umum diketahui sudut difusititas 0 = 30° pada Expansion Barrel Mouth jauh lebih baik dibanding dengan sudut 0 = 1O°."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37782
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura S.
"Proses pembakaran dalam kondisi miskin bahan bakar merupakan metode untuk mendapatkan pembakaran yang lebih bersih. Namun, metode ini akan menyebabkan ketidakstabilan nyala api. Ring stabilizer dapat digunakan untuk meningkatkan stabilitas nyala api. Penelitian ini rnenggunakan 3 buah ring stabilizer dengan diameter dalam 3, 5, dan 7 mm, yang ditempatkan pada variasi 5 ketinggian berbeda di atas mulut barrel. Penelitian yang rnenggunakan ring slabilizer ini memunculkan fenomena baru yang dinamakan nyala Lift Up (nyala terangkat seluruhnya dari atas mulut barrel dan ‘duduk’ di atas ring stabilizer). Data yang diarnbil pada penelitian ini adalah laju aliran udara saat terjadi fenomena LW Up dan Blow Off yang kemudian akan di gambarkan ke dalam grafk Air Fuel Ratio (AFR) - Burning Load (BL) dan Kecepatan Carnpuran (vm) - Laju Aliran Gas (Vg). Hasilnya semakin tinggi BL, maka AFR akan semakin kecil dan semakin tinggi Vg, maka vm juga akan meningkat. Selain itu, hasil data percobaan dengan menggunakan ring ini juga dibandingkan dengan data percobaan tanpa menggunakan ring. Hasil data percobaan menunjukkan terjadi peningkatan stabilitas nyala api, yang ditandai dengan peningkatan luas daerah stabilitas nyala, jika ditambahkan ring di atas mulut barrel, kecuali untuk ketinggian 5 mm. Secara umum penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ring stabilizer dengan ketinggian yang tepat dapat meningkatkan stabilitas nyala api."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Sarnita
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47875
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Wibowo
"Untuk meningkatkan daerah stabilitas nyala api, maka sebuah saluran ekspansi dipasang pada pembakar dengan berbagai ring stabilizer yang mempunyai ketebalan yang berbeda. Dalam suatu penelitian, daerah stabilitas nyala api biasanya ditentukan dengan cara mengukur variasi nilai Air Fuel Rufio (AFR) pada suatu jumlah variasi bahan bakar tertentu atau pada Burning Load (BL) tertentu antara mulai terjadinya nyala api kuning (Yellow Tip) sampai nyala api padam (Blow Off) ataupun Lift Up. Secara visual dapat diamati bahwa daerah stabilitas nyala api ternyata semakin Iuas bila Bunsen Hamer dilengkapi dengan ring stabilizer sehingga muncul fenomena Lift Up sebelum terjadinya Blow Off Dalam penelitian ini, akan diteliti pengaruh perubahan-perubahan ketebalan ring stabilizer terhadap stabilitas nyala api pada Bunsen Burner yang dilengkapi dengan Expansion Barrel Mouth dengan sudut ekspansi θ= 10° dan θ= 30°. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemakaian Expansion Barrel Mouth dapat meningkatkan stabilitas nyala api hingga 3.34 % pada Burning Load antara 11.8215 MW/m2 sampai dengan 14.0599 MW/m2 terhadap barrel standar. Kesimpulannya, sudut ekspansi θ= 30° lebih baik dibandingkan dengan θ= 10°."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Agung Primandanu
"Upaya untuk menemukan bahan bakar alternatif yang berkelanjutan di industri penerbangan terus meningkat sehubung dengan laju emisi karbon dari industri tersebut. Bahan bakar berkelanjutan untuk industri penerbangan memerlukan penelitian dan pengembangan yang ekstensif sebelum dapat disetujui untuk penggunaan komersial. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki karakteristik kinerja ruang bakar mesin turbojet skala kecil dengan variasi bahan bakar berkelanjutan dan fosil. Suhu, laju pembakaran bahan bakar, emisi CO2 dan efek radiasi akan diselidiki. Bahan bakar yang sedang diselidiki adalah metana, amonia, dimetil eter, dan hidrogen. Simulasi komputasi dinamika fluida dilakukan untuk mensimulasikan proses pembakaran bahan bakar. Tujuan dari pekerjaan ini adalah pemahaman tentang karakteristik kinerja pada masing-masing bahan bakar dan kinerjanya pada mesin turbojet KJ-66. Hasil menunjukkan bahwa hidrogen memiliki suhu maksimum tertinggi, diikuti oleh dimetil eter, metana, dan amonia. Dimetil eter adalah bahan bakar tercepat untuk mencapai pembakaran stoikiometri dibandingkan dengan tiga bahan bakar lainnya. Metana dan dimetil eter menghasilkan emisi CO2 yang serupa menggunakan mekanisme kinetik bahan bakar yang sama. Parameter radiasi mempengaruhi pembakaran fraksi mol CO pada simulasi, namun tidak signifikan.

The effort to find sustainable alternative fuels in the aviation industry is on the rise due to the rate of carbon emitted from the industry. Sustainable aviation fuels require extensive research and development before it can be approved for commercial usage. This study aims to investigate the performance characteristics of a small-scale turbojet engine combustion chamber when running on variation of sustainable and fossil fuel. Temperature, burning rate of fuel, CO2 emission and effect of radiation will be investigated. The fuels that are being investigated are methane, ammonia, dimethyl ether, and hydrogen. Computational fluid dynamics simulation is conducted to simulate each fuel combustion process. The output of this work is the understanding of performance characteristics on each fuel and its performance in the KJ-66 turbojet engine. The results show that hydrogen has the highest maximum temperature result, followed by dimethyl ether, methane, and ammonia. Dimethyl ether is the fastest fuel compared to the other three to reach stoichiometric combustion. Both methane and dimethyl ether produce similar CO2 using the same fuel kinetic mechanism. Radiation parameter affects the burning of CO mole fraction in the simulation, but not significantly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tubagus Ary Setiawan
"Kebakaran di tangki timbun yang berisi bahan bakar berbasis hidrokarbon jarang terjadi, namun begitu terjadi, kerugian yang diderita cukup besar baik secara ekonomi, manusia dan lingkungan. Ini disebabkan oleh kebakaran api di satu tangki dapat menyebar ke tangki lain yang berdekatan karena efek radiasi panas. Pendinginan permukaan menggunakan sistem berbasis air merupakan cara yang efektif dan sederhana. Penelitian ini merupakan studi perbandingan atas metode-metode pendinginan permukaan tangki, yaitu yang terdiri atas metode semprotan air, metode kabut air, dan metode aliran air pada permukaan tangki. Pengujian tersebut akan menunjukkan pengaruh dari masing-masing metode dalam mengurangi pengaruh radiasi panas yang diterima oleh tangki yang berdekatan. Hasil yang diperoleh adalah untuk melihat sistem mana yang paling efektif menyerap radiasi panas dan efisien dalam penggunaan air.

Fires in storage tanks containing hydrocarbon-based fuels are rare, but once they occur, the losses suffered are quite large. This is because a fire in one tank can spread to other adjacent tanks due to the radiant heat flux effect. A common idea that surface cooling by using a water-based system is an effective and simple way, whatever the material to be cooled. This research is conducted to provide a study of reducing heat flux of tank surface adjacent a burning tank by using three different methods which are by using water film, water mist and water spray as cooling system on the surface of adjacent fuel tank. The three methods will be compared each other and shall show the effect to cool the surface, whether each method can effectively reduce the radiant heat flux received by the adjacent tanks. The study shows that water spray method has a most effective method to reduce radiant heat flux on the surface of an adjacent tank."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djukarna
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T37544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paulus Ary Prabawa
"Proses pembakaran yang dilakukan pada kondisi miskin bahan bakar akan menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna, tetapi hal ini justru akan membuat nyala api menjadi tidak stabil dan mudah terjadi blow off. Salah satu metode untuk meningkatkan stabilitas nyala api adalah dengan menggunakan ring stabilizer. Pengaruh ketebalan ring stabilizer dan posisi ketinggian ring terhadap stabilitas nyala api diteliti secara experimental. Faktor ketebalan ring menjadi penting karena terdapat pengaruh quenching effect terhadap stabilitas nyala. Ketebalan ring yang dipakai ada tiga buah, yaitu 3 mm, 5 mm, dan 7 mm. Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan luas area stabilitas nyala pada beberapa dimensi ring dan beberapa ketinggian ring dari mulut barrel.
Penelitian ini dilakukan untuk mengamati fenomena yang terjadi, dan hasilnya ditemukan suatu fenomena dimana kedudukan nyala api berpindah tempat yaitu dari ujung tabung pembakar (barrel) ke atas ring. Fenomena ini dinamakan lift up flame dan fenomena tersebut terjadi untuk semua ring yang digunakan. Hasil lainnya adalah ring dengan ketebalan 3 mm memiliki stabilitas yang lebih baik daripada ring lainnya, bahkan mampu memberikan penambahan luas stability area sampai 3,31 %. Dan posisi ring tersebut dari mulut barrel akan mulai optimum pada ketinggian 10,45 mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butarbutar, David
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Triyono Budi Prayitno
"Pada pembakaran dengan bahan bakar cair, diperlukan suatu usaha untuk memperbesar permukaan kontak antara udara dengan bahan bakar. Pengaruh perubahan diameter sembur udara dan tekanan bahan bakar cair terhadap panjang dan stabilitas nyala api akan dipelajari pada penelitian ini. Burner yang digunakan dalam penelitian ini adalah burner dengan tipe jet-mixing combustor. Dimana semprotan bahan bakar dari nosel di irnpak dengan semburan udara dengan diameter yang divariasikan dari ф 45 mm, ф 50 mm, ф 55 nun dan ф 60 mm pada sudut 60°. Nasal yang digunakan untuk menyemprotkan bahan bakar adalah nosel dengan tipe hollow-cone. Nyala api hasil dari proses pembakaran dipelajari dari warna dan panjang apinya. Dan hasil penelitian ini diperoleh adanya pengaruh perubahan diameter sembur udara dan AFR terhadap panjang api. Panjang api tertinggi 140 mm pada diameter sembur udara 45 mm. Beban burner maximum yang diterima ruang bakar adalah: 23.862,928 kW/m2 pada diameter sembur udara 60 mm dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah dan 23.713,780 kW/m2 pada diameter sembur udara 60 mm dengan menggunakan bahan bakar solar. Space heat release maximum yang diterima ruang bakar adalah: 2,480 kW/m2.Pa pada diameter sembur udara 60 mm dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah dan 2,514 kW/m2. Pa pada diameter sembur udara 60 mm dengan menggunakan bahan bakar solar.

In the combustion process using liquid fuel, the contact surface between air and fuel needs to be widen. These experiments study the effect of changes in air spray diameter and the liquid fuel pressure on the length and stability of flame. Burner used in this study is a jet mixing type combustor. Fuel spray from nozzle is impacted with air jet at the diameter of 45 mm, 50 mm, 55 mm and 60 mm with impinging angle of 60°. The nozzle is a hollow-cone one. Flames come from the combustion process are measured for their lengths and colors.
Experiments show that the changes in air spray diameter and the AFR do have effects on the flame length. The longest flame obtained by the experiments is 140 mm at the air spray diameter 45 mm. Maximum burner loading in the combustor is 23.862,928 kW/m2 at air spray diameter of 60 mm using kerosene, and 23.713,780 kW/m2 at air spray diameter of using 60 mm using high fuel oil (FIFO). Maximum space heat release in the combustor is 2.480 kW/m2 Pa at air spray diameter of 60 mm using kerosene, and 2.514 kW/m2 Pa at air spray diameter of 60 mm using HFO.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14969
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>