Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8410 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Robinson Tonggok
"DKI Jakarta merupakan kota metropolitan yang mengalami perkembangan yang pesat, khususnya dari sisi kependudukan, Prediksi yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta menyatakan bahwa jumlah penduduk DKI Jakarta pada tahun 2005 mencapai 10,3 juta jiwa, dengan produksi sampah sejumlah 28.000 m'lhari. Jumlah yang besar ini sebagian besar ditangguiang1 dengan metode sanitary landfilling yang efisiensinya sangat rendah sehingga menimbulkan permasalahan penimbunan sampan yang memiliki berbagai dampak buruk bagi lingkungan termasuk masyarakat di sekitar area landfilling, Setiap tempat, di mana ada aktivitas mahluk hidup di dalamnya pasti ada produksi sampan, tidak terkecuali di Fakultas Teknik Universitas lndonesia ini. Hal ini yang mendasari perancangan insinerator untuk menangani masalah sampah di kampus kita ini. lnsinerator adalah sistem pembakar sampah dengan pengendalian temperatur sehingga volume sampah dapat dikurangi dan gas buang hasil pembakaran terkendali. Dalam merancang suatu sistem pembakar sampah diperlukan infonnasi mengenai teknologi 1nsinerator yang sudah ada disesuaikan dengan karakteristik sampah pada daerah yang dikaji. Teknologi insinerator yang ada dapat dlbagi menjadi dua jenis besar yaitu insinerator curah dan sinambung, Dengan berbagai pertimbangan, khususnya karakteristik sampah yang ada insinerator yang dapat diterapkan di DKl Jakarta adalah insinerator curah. Insinerator sendiri banyak jenisnya. lnsineralor yang akan dirancang ini terdiri atas dua ruang bakar, yaitu ruang bakar primer dan ruang bakar sekunder peralatan pengendali gas buang dan sebuah cerobong. Ruang bakar primer atau ruang bakar pertama digunakan untuk membakar semua sampah yang ada, menghasilkan abu dan gas buang. Ruang bakar kedua digunakan untuk membakar gas buang dari ruang bakar pertama dengan tujuan agar gas huang yang akan dilepaskan ke lingkungan tidak berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan manusia, Peralatan pengendall gas buang digunakan untuk menyaring partikular yang tidak terbakar pada ruang bakar sekunder atau kedua, sehingga gas buang yang keluar melalui cerobong mengandung emisi gas buang yang mernenuhi peraturan yang ada. Perancangan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penanganan permasalahan sampah yang ada sekarang ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Muhtar
"DKI Jakarta merupakan kota metropo!itan yang mengalaml perkembangan yang pesat, khususnya dari sisi kependudukan. Prediksi yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan DKI Jakana menyatakan bahwajumlah penduduk DKI Jakarta pada tahun 2005 rnencapai 10,3 juta jiwa. dengan prodaksi sarnpah sejumlah 28.000rn thari. Jumlah yang besar ini sebagian besar ditanggulangi dengan metode sanitary landjlfing yang efisiensinya sangat rendah sehingga menimbulkan permasaJahan penimbunan sampah yang memililti berbagai darnpak buruk bagi lingkungan termasuk masyarakat disekitar area landfi.Hing. Hal ini yang mendasari perancangan insinerator curah ini. Inslnerator adalah sistem pembakar sampah dengan pengendalian temperatur sehingga volume sampah dapat dikurangi dan gas buang hasil pembakaran terkendali. Dalam merancang suatu sistem pembakar sampah dipedukan informasi mengenai teknologi insinerator yang sudah ada discsuaikan dengan karakteristik sampah pada daerah yang dikaji. Teknologi insinerator yang ada dapat dibagi rnenjadi dua jenis besar yaitu insinerator curah dan sioambung_ Dengan berbagai pertimbangan. khususnya karakteristik sarnpah yang ada, insinerator yang dapat diterapkan di DK! Jakarta adaJah insinerator curah. Insinerator sendiri banyak jenisnya. Jenis insinerator yang digunakan pada perancangan ini adalah modular combustion unit. Modular.

The DKJ Jakarta is a fasf growing Prediction held by Sanitary Service of DK.!-Jakarta states that the number of DKJ Jakarta'$ inhabitant at year 2005 will reach 10.3 millions of people, in which the 3 productions of waste will approximately reach up to 28.000 m /day. This huge amount of waste is processed by a very-low-efficiency sanitary land:filling method. that causes some waste-dumping problems which then lead into various dangerous effects on environment, including its society around this area. Instead of this method. burning seems like a very effective way out (especially: hazardous) combustible waste. That's why this incinerator-design paper is herewith composed Incinerator is a waste-burner system with temperature control, resulting the reduced waste volume and the controlled flue gas discharge. In designing the waste­ burner system. we need some already available technology, associated with appropriate waste characteristics on researched area. Incinerator technology is divided into two general Jypes: discrete and continuous incinerator. With various certain considerations especially based on the local waste characteristic. the type of incinerator technology that can properly be applied in DKI Jakarta is the discrete incinerator. This lype itself has some various kinds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Fernando
"Penukar kalor (Heat Exchanger) adalah alat yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan temperatur yang akan digunakan pada proses selanjutnya. Hear Exchanger dalam bentuk yang sederhana, yaitu double pipe, sebuah pipa didalam pipa Iain. Bila Shell and Tube yaitu beberapa pipa di dalam sebuah pipa. Terdapat 2 fluida yang mengalir dengan kondisi tidak tercampur. Fluida panas mengalir didalam tube sedangkan fluida dingin didalam shell. Hal ini karena sebagai faktor keamanan dalam pengoperasian, dan dapat dilakukan pembersihan Tingkat pembersihan terganlung dari pengoperasiannya. Hal ini akan mempengaruhi dalam pemilihan lay-our tube yang akan digunakan. Triangular lay-out digunakan apabila tingkat pembersihannya relatif kecil, sedangkan Square lay-our sebaliknya. Perancangan Hear Exchanger Shell and Tube dengan metode Kern tidak jauh berbeda dengan metode lain. Perbedaarmya terletak pada langkah-langkah perhitungan Serta rumus-rumus yang di gunakan. Metode perhitugau Kern terlihat lebih jelas dan lebih mudah untuk dipahami, karena urutan perhitungan serta rumus-rumus yang digunakan ditampilkan dengan jelas. Tahapan penyelesaian perancangan masih menggunakan Cara coba-coba (trial and error). Cara coba-coba dapat juga dikatakan perancangan dengan metode manual (non-programming). Dengan melakukan perancangan menggunakan cara coba- coba, maka diharapkan cara ini dapat dlpahami dengan jelas, karena urutan perhitungan akan ditampilkan secara rinci. Langkah ini sangat baik dan berguna bagi kalangan pemula atau mahasiswa, karena dengan menggunakan metode ini maka diharapkan kita dapat mengerti urutan perhitungan dan rumus-rumus yang digunakan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S38710
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembangkit listrik tenaga uap merupakan penghasil listrik terbesar dibandingkan
dengan sumber pembangkit lain. Boiler merupakan komponen penukar kalor yang
berfungsi untuk menguapkan air pengisi sehingga menjadi uap kering yang akan
digunakan untuk menggerakkan turbin agar mampu menghasilkan tenaga listrik. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk merancang sebuah boiler untuk sebuah pembangkit
berkapasitas 7 MW, dan juga untuk mengetahui kondisi kerja boiler pada berbagai
macam pembebanan.
Proses perancangan dilakukan dengan mencari nilai-nilai kondisi kerja
pembangkit listrik pada masing-masing komponen pembangkit untuk bisa dijadikan data
awal untuk melakukan perhitungan perancangan. Dari data awal ini maka akan
dilakukan perhitungan dimensi-dimensi utama boiler.
Dari hasil perhitungan didapatkan besarnya dimensi utama boiler yaitu luas
permukaan furnace sebesar 105.658 m2, superheater 907.721 m2 sebesar, economizer
sebesar 34.324 m2, air heater sebesar 550 m2. Dari hubungan antara kapasitas daya
dengan kebutuhan bahan bakar maka dapat dibuat pengaturan kapasitas daya dengan
menentukan jumlah bahan bakar untuk kondisi pembebanan maksimum, 7 MW, sebesar
2252,351 kg/jam dan kondisi pembebanan minimum, 4 MW, sebesar 1359,939 kg/jam."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembangkit lisnik tenaga uap saat ini masih merupakan penghasil energi listrik
terbesar dibandingkan dengan jenis pembangkit lain dan kondenser merupakan salah
satu peralatan utama yang berfungsi sebagai peralatan penukar kalor. Tujuan dari
penulisan ini adalah untuk merancang sebuah kondenser yang bekerja pada sebuah
pembangkit berkapasitas 7 MW, dan menentukan kondisi operasinya yang dapat
memberikan kerja yang efesien. Proses yang dilakukan berupa melakukan iterasi untuk
mencari data awal yaitu parameter kondisi kerja pembangkit berkapasitas 7 MW,
setelah mendapatkan data kondisi kerja pembangkit maka dilakukan proses perancangan
kondenser berdasarkan standar internasional yang sudah teruji pemakaiannya.
Perancangan disini meliputi disain thermal dari kondenser seperti luas
permukaannya, jumlah dan panjang tube yang dibutuhkan, dan juga dimensi utama dari
kondenser seperti diameter dan tebal shell, serta komponen utama yang lain. Dari hasil
perancangan didapatkan disain akhir kondenser dengan luas pemukaan total sebesar
59l,9 m2, dengan jumlah tube yang dibutuhkan 1506 buah dengan panjang 5,61 meter,
kondenser ini akan bekerja dengan dua kali aliran air pendingin. Untuk dimensi utama
yang lain didapatkan diameter shellnya sebesar 1l96,34 mm dengan tebal 5,87 mm,
sedangkan untuk tebal baffle sebesar 17,5 rmn dengan jarak antar bafflenya sebesar
934,72 mm. Untuk tebal lubesheet didapatkan sebesar 27,15 mm dan untuk tebal
waterbox sebesar 0,89 mm.
Dalam perancangan ini dibuat sebuah sistem pengaturan kondisi kerja kondenser
dimana akan bekerja pada dua buah tingkat kerja maksimum dan minimum, dimana
pada saat maksimum akan bekerja dengan aliran massa air pendingin sebesar 490 kg/s
kondisi ini terjadi pada saat kondisi beban maksimum yaitu 7 MW hingga beban
dayanya mencapai tingkat minimum yaitu pada saat 5,8 MW yang akan mengalirkan
aliran massa air pendingin sebesar 420 kg/s."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37755
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S36949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S37384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bona Maruli Tua
"ABSTRACT
Dalam proses pembuatan pakan ternak dibutuhkan ikan kering dengan kadar air berkisar antara 6-10%. Proses penurunan kadar air ini Iebih dikenal dengan istilah pengeringan. Pengeringan yang dilakukan secara tradisonal yaitu dengan penjemuran bahan di bawah terik sinar matahari sangat bergantung kepada kondisi cuaca yang seiaiu berubah-ubah dan rentannya proses pengeringan tersebut terhadap gangguan-gangguan lain seperli burung, ayam atau hewan lain yang dapat mengurangi kuantitas bahan yang dikeringkan. Lagi pula, pengeringan secara tradisonal sangat dibatasi dengan areal yang tersedia.
Sehingga kapasitas pengeringannya pun tergantung kepada lahan yang tersedia.
Pembahasan yang dilakukan adalah merancang dan menghitung proses pengeringan ditinjau dari perpindahan panas energi dan perpindahan massa (uap air). Dengan mengambil asumsi perancangan terhadap beberapa kondisi yang periu untuk ditentukan. Dengan rincian di atas, hasil dari skripsi ini diperoleh spesifikasi alat pengering ikan hasil rancangan awal dengan kapasitas yang ditentukan dan data-data mengenai kebutuhan kalor, jenis dan besar kipas dan motor pada alat pengering tipe rak, untuk melakukan penelitian dan pengembangan selanjutnya.

"
1999
S37022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elang Pramudya Wijaya
"Penggunaan peralatan pengkondisian udara di dunia selalu meningkat setiap tahunnya sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dunia. Sekitar 45% penggunaan listrik pada gedung maupun perumahan dibebankan pada peralatan pengkondisian udara (Air Conditioner). Untuk menekan beban konsumsi listrik, dibutuhkan regulasi yang mengatur mengenai labelling peralatan pengkondisian udara. Maka dari itu, ruang psikrometrik dirancang dan dibuat untuk melakukan pengujian pada peralatan tata udara. Ruang psikrometik adalah dua buah ruangan yang dapat mengkondisikan temperature, kelembaban relative, dan kecepatan aliran udara. Sistem ruang psikrometrik terdiri dari sistem sirkulasi air, sistem sirkulasi udara, dan sistem kontrol. Studi ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan ruang psikrometrik sehingga dapat memenuhi standar yang berlaku. Agar pengujian untuk pengkondisian udara dapat dilakukan, ruangan harus sesuai dengan standar variasi rata-rata error aritmatika ± 0,3 °C dan variasi maksimum ± 0,5 °C. Pengambilan data dilakukan dengan variasi temperatur pada standar ISO 5151. Hasil perancangan dan pengembangan ini ruang psikrometrik mempunyai nilai variasi terbesar sistem berkisar ± 0.5 °C pada beberapa setpoint yang diujikan, hal ini memenuhi syarat dari standar yang berlaku.

The use of air conditioning equipment in the world always increases every year in line with the growth of the world's population. Around 45% of electricity use in buildings and housing is charged to air conditioning equipment. To reduce the burden of electricity consumption, regulations governing the labeling of air conditioning equipment are needed. Therefore, a psychrometric chamber is designed and built to perform tests on air conditioning equipment. The psychrometric room is two rooms that can condition temperature, relative humidity, and air flow velocity. The psychrometric chamber system consists of a water circulation system, an air circulation system, and a control system. This study aims to design and develop a psychrometric room so that it can meet the applicable standards. Test for air conditioning must be carried out, the room must comply with the standard variation of the arithmetic mean error of ± 0.3 °C and the maximum variation of ± 0.5 °C. Data retrieval was carried out with temperature variations on the ISO 5151 standard. The results of this design and development of the psychrometric room have the largest system variation value ranging from ± 0.5 °C at several setpoints tested, this fulfills the requirements of the applicable standard."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hary Christady Hardiyatmo
Bulaksumur, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2017
690.1 HAR a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>