Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137799 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Palkius Robinson MLS
"Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia mempunyai kondisi udara yang buruk akibat polusi. Untuk mengendalikannya pemerintah mengadakan Program Langit Biru. Salah satu programnya adalah melakukan Uji Petik (check spot) terhadap emisi gas buang pada kendaraan. Dalam program ini ditentukan 5 (lima) titik pengujian, dimana pertitiknya diambil dari sebagai perwakilan tiap Kotamadya. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kadar polusi yang keluar dari kendaraan bermotor (mobil pribadi penumpang). Sebagai standar digunakan baku mutu emisi dan Kementrian Lingkungan Hidup dan berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta no.1041/2000. Emisi gas buang yang diuji adalah kandungan CO dan HC. Setelah melakukan pengujian terhadap 988 buah kendaraan pribadi penumpang, yang terdiri dari 510 mesin bensin yang dipilih secara random, didapatkan hasi1 53,53 % kendaraan dinyatakan lulus berdasarkan standar dari Pemda DKI Jakarta. Sedangkan menurut standar Kementrian Lingkungan Hidup dinyatakan lulus 65,10 % dalam uji petik tersebut. Hal ini menandakan kualitas udara di Jakarta pada kondisi mengkahwatirkan masyarakat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiawan Agung Pujianto
"Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia, mempunyai kondisi udara yang buruk akibat polusi. Untuk memperbalkinya diadakan Program Langit Biru. Salah satu sub-programnya adalah melakukan uji petik (chek spot) terhadap emisi gas buang pada kendaraan bermotor (mobil). Dalam program ini ditentukan 5 (lima) titik pengujian, dimana per titiknya diambil di tiap daerah tingkat ll (walikota). Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kadar polusi yang keluar dari kendaraan bermotor (mobil pribadi dan penumpang). Sebagai standar dlgunakan baku mutu dari Pemda DKl Jakarta lewat keputusan Gubernur Nomor 1041/2000 dan dari Ketetapan Menteri Lingkungan Hidup. Emisi yang diuji adalah opasitas (ketebalan asap) untuk kendaraan berbahan bakar solar. Setelah melakukan pengujian secara random ternadap 988 kendaraan dimana 478 kendaraan berbahan bakar solar didapatkan 64,23 % kendaraan diesel lulus uji menurut standar Pemda DKI. Jika menggunakan baku mutu dari kementrian Lingkungan Hidup didapatkan 40,38 % yang lulus uji. Hal ini menandakan kondisi emisi gas buang tersebut mengkawatirkan. Untuk mengatasi kondisi tersebut diperlukan tindakan yang menyelurun Mulai dari aturan pemerintah, perlakuan dan perawatan kendaraan, dan penggunaan teknologi untuk mengurangi emisi seperti katalisator, EGR, dan lain sebagainya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sugiarto
"Jakarta yang merupakan ibu kota Republik Indonesia, mempunyai kondisi udara yang buruk akibat polusi dari kendaraan bermotor. Untuk memperbaiki keadaan tersebut diadakan Program Langit Biru dan KLH yang salah satu sub-programnya adalah melakukan uji petik (chek spot) terhadap emisi gas buang pada kendaraan bermotor. Dari hasil uji petik ini akan diusulkan sebuah KEPMEN yang akan mengatur nilai ambang batas emisi gas buang untuk kendaraan bermotor lama.
Dalam program ini ditentukan 5 (lima) titik pengujian, dimanaper titiknya diambil di tiap daerah tingkat II (walikota). Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kadar polusi yang keluar dari kendaraan bermotor (mobil pribadi dan penumpang). Sebagai standar digunakan baku mutu dari Pemda DKlJakarta yaitu keputusan Gubernur Nomor 1041/2000 dan dari Ketetapan Menteri Lingkungan Hidup No.35 tahun 1993. Emisi yang diuji adalah CO dan HC untuk kendaraan berbahan bakar bensin dan opasitas (ketebalan asap) untuk kendaraan berbahan bakar solar.
Dari hasil uji petik ini terlihat bahwa tingkat kelulusan yang rendah (40%) untuk semua kategori mesin bensin dengan carburator dan 70% mesin bensin dengan sistem injeksi serta 60% untuk mesin berbahan bakar solar sehingga diperlukan peraturan setingkat Kep-men yang lebih ketat berikut tata laksana untuk implementasinya.

Jakarta is a capital of republic of Indonesia, has a poor condition due to air pollution from vehicle emission, for this reason ministry of environment conducting via " blue sky program " doing emission check spot for motor vehicle. In this program 5 spot checkpoints in local government put in 988 data from various vehicle (Private and public car with different year and fueling system). As a standard we use Government decree No. 1041/2000 and Ministry of Environment Decree No. 3 5/199 3 for comparison.
The results shows that the level of pass is low (40%) for any category of gasoline with carburetor fueling system and 70% passed for injection system and 60% passed for smoke in Diesel engine and it's need a new decree and more tight for emission level from Ministry of environment.
"
2004
JUTE-XVIII-4-Des2004-256
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Napitupulu, Edy
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36618
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Dicky S.A.
"Penggunaan bensin sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, dewasa ini merupakan salah satu penyebab semakin meningkatnya pencemaran udara. Emisi gas buang sisa hasil pembakaran bensin, masih banyak mengandung konsentrasi CO dan HC yang cukup besar, karena proses pembakaran yang kurang sempurna, Untuk mengatasi hal tersebut, digtmakan Bahan Bakar Gas (BBG) sebagai bahan bakar altematif yang dapat mengurangi pencemaran udara dari kendaraan bermetor.
Compressed Naiural Gas (CNG) merupakan salah satu bentuk bahan bakar gas yang dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar kendaraan bermotor. Sifat fisika maupuan sifat kimia CNG yang berbeda dengan bensin, diharapkan akan dapat menghasilkan proses pembakaran yang lebih baik, sehingga dapat mengurangi pencemaran udara.
Sifat kimia maupun sifat fisika CNG yang berbeda dengan bensin, mengakibatkan perlunya adanya peralatan tambahan pada kendaraan bermotor, diantaranya peralatan pencampur udara dan CNG, yaitu Mixer. Mixer ini berfungsi sebagai pengganti fungsi karburater apabila kendaraan menggunakan bahan bakar bensin.
Untuk mendapatkan dimensi mixer yang optimum, terutama dalam ukuran diameter Venturi mixer, perlu dilakukan pengujian mengenai kemampuan beberapa mixer. Dalam pengujian yang dilakukan di LEMIGAS ini, dilakukan pengukuran terhadap emisi gas buang dan parameter pendukung lainnya, dari empat buah mixer yang merniliki diameter venturi yang berbeda. Hasil dari pengujian dan pengolahan data yang dilakukan, diperoleh bahwa semakjn besar diameter Venturi dari mixer CNG, maka rasio perbandingan udara dan bahan bakar (AFR) akan semakin besar dan akan semakin mendekati AFRstoklometri. Kondisi ini menyebabkan reaksi pembakaran yang terjadi akan semakin baik, sehingga konsentrasi CO dan HC dalam gas buang akan semakin kecil. Dan bila dibandingkan dengan penggunaan bensin, pemanfaatan CNG sebagai bahan bakar dapat menghasilkan emisi gas buang yang lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad khayam
"Salah satu alternatif pengendalian polusi udara dari emisi gas buang kendaraan bermator yaitu menggunakan catalytic converter. Namun penggunaanya terbatas, disebabkan terbatasnya rentang AFR, meningkatnya gas aldehyde ketika menggunakan campuran bensin-oksigenat selain gas bermacam lainnya seperti CO & UHC serta meningkatnya turunnya tekanan gas buang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahul kinerja catalytic converter serta pengaruhnya terhadap kinerja motor bensin, yang menggunakan mesin uji 1.500 cc dan dipasang TWCC dengan bahan aktif platinum dengan rnetode pengujian pada beban tetap (10 & 13 kg) dan putaran tetap (1.800 & 2.300 rpm).
Hasil penelitian yaitu komposisi gas CO dan UHC sebelum TWCC sudah berada di bawah nilai ambang Batas, sedangkan komposisi gas aldehyde masih relatif tinggi namun berkurang dengan peningkatan AFR. Penggunaan TWCC mampu menurunkan lebih rendah lagi komposisi gas buang hingga dicapai efisiensi konversi maksimum CO 81,3%, UHC = 78,2% dan aldehyde = 58,9%. Waktu tinggal gas buang diperoleh 0,0032 - 0,123 detik, fenomena perpindahan fluida terdiri den bilangan Reynold : 196 - 543, bilangan Sherwood : 3,67 - 3,74 dan bilangan Nusselt : 3,68 - 3,70. Namun penggunaan TWCC dapat menurunkan daya motor (BHP), meningkatkan konsumsi bahan baker spesifik (BSFC) dan meningkatkan turun tekanan (-AP). Prosen kehilangan daya motor berkisar antara 3,5 - 15%, sedangkan prosen kehilangan daya motor terhadap tune.' tekanan berkisar antara 0,07 - 0,09% per mmH2O.

One of alternatives to control air pollution of vehicle exhaust gas emission is catalytic converter. However it is limited, is caused by limited AFR, increasing of aldehyde emission when using gasoline-oxygenate mixtures besides other poisonous substances like CO & UHC and also increasing exhaust gas pressure drop.
This research purpose to study about catalytic converter performance and the influence to the motor performance, which use test bed engine t500 cc and is installed by TWCC with platinum as active catalyst, with test method at the constant load (10 & 13 kg) and constant rotational speed (1.800 & 2.300 rpm).
The results of test are CO and UHC composition before entering TWCC is below the threshold value, while the higher value of aldehyde composition can be decreased with increasing of AIR. Using TWCC is able to decrease lowered exhaust composition until reaching maximum conversion efficiency for CO = 81,3%, UHC = 78,2% and aldehyde = 58.9%. Residence time of exhaust gas is 0,0032 - 0,123 s, fluid transfer such are Reynold Number : 196 - 543, Sherwood Number : 3,67 - 3,74 and Nusselt Number : 3,68 - 3,70. However using TWCC can decrease brake horse power (BHP) and increase brake specific fuel consumption (BSFC). Percentage of brake horse power loss is 3,5 - 15%, while brake horse power loss per pressure drop is 0,07 - 0,09% per mmH2O.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T3504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cysca madona
"DKI Jakarta memiliki luas wilayah sekitar 650 km2 termasuk Kepulauan Seribu. Laju penambahan penduduknya sebesar 4,2% per tahun, sedangkan laju pertambahan kendaraannya mencapai 15% pertahun. Hal ini menyebabkan padatnya lalu Iintas dan mengakibatkan penurunan kualitas udara atau dengan kata lain tingkat pencemaran udara di Jakarta sudah mencapai tingkat yang membahayakan. Dari data yang tersedia diketahui bahwa hampir 100% gas CO, 90% HC dan 73,4% NOx yang tersebar di udara Jakarta berasal dari gas buang kendaraan bermotor. Untuk ini telah terdapat sejumlah upaya-upaya penurunan emisi gas buang kendaraan bermotor, seperti peniadaan timbal di dalam bensin, pengurangan penggunaan TEL di dalam bensin, pengembangan penggunaan bahan bakar alternatif selain bahan bakar fosil, serta serangkaian kebijakan pemerintah. Apapun bentuk upaya tersebut harus dilakukan secara sinambung dan sinkron, karena penurunan emisi tersebut tidak bisa dengan hanya menggunakan salah satu kebijakan saja. Faktor yang paling penting dan mendasar dalam hal ini adalah dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai bahaya pencemaran udara sehingga akan menumbuhkan kesadaran masyarakat."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T21084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jabar Adam Warsol
"Sistem manajemen transportasi dan tata ruang perkotaan sangat mempengaruhi pola pergerakan manusia dan kendaraan yang dapat menimbulkan kemacetan. Kemacetan menghasilkan tingginya akumulasi emisi gas buang kendaraan bermotor yang berakibat pada menurunnya kualitas udara. Penggunaan model dinamik untuk keperluan analisis dan prediksi dengan berbagai variabel dan sub variabel yang saling terkait sudah banyak dipergunakan untuk mengkaji secara ilmiah berbagai fenomena yang ada. Dalam tugas akhir ini penggunaan model dinamik digunakan untuk pendekatan dan menganalisis program Bus Rapid Transit (BRT) berbasis busway dalam memprediksi kebutuhan bahan bakar gas (BBG) dan pengurangan tingkat laju emisi gas buang kendaraan bermotor dalam pencapaian target penurunan polusi udara, ajakan/himbauan para pengguna mobil kendaraan untuk beralih menggunakan bus Transjakarta Busway serta mengatasi kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta sampai dengan tahun 2010. Dari penelitian sebelumnya [Bambang Sugiarto, Suryana, 2005] diketahui bahwa polusi udara akan berkurang secara signifikan jika jumlah koridor dan armada yang diberoperasi harus mencukupi sehingga penumpang Bus Transjakarta Busway adalah yang sebelumnya para pengguna mobil pribadi. Maka untuk mendukung program pengurangan polusi udara di DKI Jakarta, penulisan ini disusun sesuai kondisi terakhir yaitu awal tahun 2007, dengan telah diresmikannya busway koridor IV - VII. Pencapaian pengurangan polusi udara dengan program BRT berbasis busway akan bersifat komprehensif dengan pendekatan model dinamik mulai dari pertumbuhan penduduk, pertumbuhan kendaraan bermotor, pertambahan armada, koridor, dan jumlah penumpang Bus Transjakarta Busway, perluasan jaringan bus pengumpan (feeder). Hasil yang diharapkan dari studi ini adalah prediksi kebutuhan BBG dan pengurangan laju emisi gas buang kendaraan bermotor dengan beroperasinya bus Transjakarta Busway dalam menurunkan polusi udara dan mengatasi kemacetan di Jakarta sampai dengan tahun 2010.

The transportation management system and the city planning influence the mobility of large numbers of people to easily move from various locations. Without an organized transportation system, there are mass traffic jams, delays, accidents, etc. Traffic jams cause large pollutans emissions resulting in large quantities of pollution. The dynamic model has been used to analyze and predict these phenomena by using variables and sub variables that are interconnected. In this thesis, the dynamic model is used to analyze the Bus Rapid Transit (BRT) program based on the busway system to predict the need of compresses natural gas (CNG) and to reduce the rapid emission in achieving the goal of reducing air pollution in Jakarta. One of the ways to accomplish this goal is to encourage people to use the Transjakarta bus way instead of their personal vehicles. This would also reduce traffic jams until the year 2010. From previous research conducted by Bambang Sugiarto and Suryana, it was shown that the air pollution would be significantly reduced if the amount of buses and corridors were increased to handle the large number of passengers. For this reason, this thesis is written in accordance with the current condition when the new corridors IV ? VII were officially opened at the beginning of the year 2007. The achievement of reducing air pollution based on BRT program will contribute a comprehensive benefit if the dynamic model is used. For example, the population growth will directly increase the need for greater transportation; thus adding larger numbers of buses, expanding corridors and increasing the number of passengers using Transjakarta busway. The transportation web will automatically be expanded to include smaller feeder areas to facilitate greater flow of traffic. The purpose of this study is to predict the need for CNG and the reduction of pollutan emissions, this is possible if the Transjakarta busway system is implemented. In addition, reducing air pollution and solving the traffic jam problems until the year 2010."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Apriyadi
"Kondisi udara kota Jakarta sudah sangat memprihatinkan. Udara kota Jakarta sudah dipenuhi zat-zat polutan dari emisi kendaraan bermotor (70%) dan industri, rumah tangga dan lain-lain (30%). Zat-zat polutan tersebut berbahaya pada makhluk hidup hingga dapat menyebabkan kematian. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah telah menerapkan program Langit biru dan Pola Transportasi Makro (PTM). Salah satu dari PTM yang diterapkan oleh pemerintah yang berbasis Bus Rapid Transit (BRT) adalah Busway, yang menggunakan bahan bakar gas (BBG) atau CNG (Crude Nature Gas), yang pelaksanaannya diharapkan selesai tahun 2010.
Busway diharapkan dapat mengurangi tingkat kemacetan dan polusi udara di kota Jakarta. Untuk mendukung terlaksananya program Busway tersebut diperlukan suatu kajian terhadap supply dan demand BBG untuk Busway koridor II - XV dan perhitungan emisi dari kendaraan bermotor dengan dan tanpa kehadiran Busway sampai tahun 2010 dengan menggunakan permodelan dinamik Power Simulation (Powersim) pada skenario aktual atau sesuai dengan kondisi saat ini.
Dari hasil simulasi dengan menggunakan Power Simulation, dapat diketahui bahwa kebutuhan BBG maksimum bus Transjakarta Busway koridor II - XV pada tahun 2010, dengan kecepatan rata-rata 25 km/jam dan headway 0,083 jam (5 menit) yaitu sebesar 73.083.547 LSP. Sedangkan kebutuhan BBG minimum terjadi pada kecepatan 25 km/jam dan headway 10 menit yaitu sebesar 39.095.501 LSP. Dengan beroperasinya Busway maka terjadi pengurangan emisi gas buang kendaraan sebesar 10,5% sampai tahun 2010.

The condition of air in Jakarta city has been fully with pollutants from emission motor vehicles (70%) and industries, household, etc. (30%). Those pollutants very dangerous for any mortal and cause the death. The Solution for that problem, Goverment has been launching Blue Sky Program (Program Langit Biru) and Macro Transportation Pattern (Pola Transportasi Makro, PTM). One kind of Mass Transportation Pattern is busway, which using CNG (Crude Nature Gas) fuel, the implementation hopely finish in 2010.
Level stuck of transportation and air polution in Jakarta City hopely decreased by Busway. For support Busway programs need study of supply and demand CNG for Busway corridors II - XV and account of emission from motor vehicles with and without Busway until 2010 use with dynamic models Power Simulation (Powersim) in real condition scenario.
Based result of Power Simulation, maximum demand of CNG bus Transjakarta Busway for corridors II - XV with average speed 25 km/hours and headway 0,083 hour (5 minutes) is 73.083.547 LSP. Minimum demand with average speed 25 km/hours and headway 0,167 hour (10 minutes) is 39.095.501 LSP. The emission from motor vehicles will be decrease 10,5% until 2010 with Busway.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S38714
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>