Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49687 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrea Suhendra
"Modullar Air Dryer ( MAD ) dirancang untuk mengeringkan berbagai macam bahan pangan seperti padi, gandum, kedelei dan lain sebagainya. Bagian terpenting yang menjadi kesatuan dengan MAD adalah solar collector yang menjadi sumber penghasil udara kering dan panas yang akan digunakan untuk mengeringkan bahan- bahan pangan tersebut di dalam rak - rak pengeringnya. Peneliti kali ini mencoba meneliti bagaimana performance dari solar collector yang dimiliki oleh MAD, dan melihat bagaimana karakteristik yang dimiliki dari silica gel, serta pengaruh ditempatkannya silica gel terhadap performance dari solar collector. Prosedur penelitian yaitu dengan mencatat perubahan massa dari silica gel dengan selang waktu tiap 15 menit pada setiap wadah dari silica gel, wadah yang digunakan berjumlah dua betas wadah, dan juga dilakukan pencatatan perubahan temperatur pada plat absorber dari solar collector pada beberapa titik, serta mencatat perubahan kelembapan relatif yang terjadi untuk selang waktu yang sama yaitu 15 menit. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa solar collector memliki efisiensi yang cukup baik yaitu antara 55%- 70 % , dengan heat losses terbesar terjadi pada sisi bawah dari solar collector, tetapi hal ini tidak diperhitungkan karena pada sisi bawah kalor yang hilang akan dipakai untuk memanaskan ruang pengering pada MAD, jadi heat losses yang terbesar terjadi pada sisi samping dari solar collector. Peneliti juga menemukan bahwa laju regenerasi silica gel yang terbesar didapatkan pada lokai wadah ke 9 dan wadah ke 10 dengan k masing-masing 0,121 dan 0,111. Lokasi ini adalah lokasi yang terbanyak memperoleh udara kering dan panas di dalam solar collection.

Moduflar Air Dryer ( MAD ) is designed to dry assorted subtances of foods paddy, grist, soy and others. The most importance part that union of MAD is solar collector • and become the source of dry and hot air, and wHl be used for drying many kinds of food subtances in drying racks. Researcher this time try to observe how performance of solar collector owned by MAD. and see how characteristic owned from silica gel, also the influence placing of silica gel to performance of solar collector. The observation procedure is by notedly mass change from silica gel at duration 15 minute in each basin of silica gel, amount of the basin is twelve basin, also do ls record the temperature of solar collector's plate absorber some points , and also records the changes of relative humidity of air that happened for the same duration is 15 minute. Result of the research that had done, indicate that solar collector has good enough efficiency is between 55 - 70 %, with the biggest heat losses is happened at bottom side of solar collector, but this heat losses is not to be encountered because at this side the missing kalor will be weared to heat space of dryer of at MAD. so the biggest heat losses from the solar collector is at the edge of solar collector . Researcher also find that the biggest accelerateing regeneration silica of gel got at location place 9 and place 10 by k each one are 0,121 and 0,Ill This location is location which is a iot of obtaining hot and dry air in diesel fuel collector."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Yuniarcho
"Modullar Air Dryer (MAD) dirancang untuk mengeringkan berbagai macam hasil pertanian seperti padi, bawang merah dan lain sebagainya dengan sumber energi matahari. Alat pengering ini sangat bergantung kepada cuaca yang cerah, dengan sinar matahari yang terik.
Peneliti kali ini mencoba meneliti bagaimana perjformance MAD ketika cuaca kurang baik (berawan) atau sinar matahari sebagai sumber energi utama kurang maksimal, dan pengaruh ditempatkannya silica gel pada solar collector terhadap performance dari MAD. Prosedur penelitian yaitu dengan mencatat perubahan massa dari bawang merah dan silica gel dengan selang waktu tiap 10 menit pada setiap rak bawang merah dan wadah dari silica geI. Kemudian melakukan pencatatan perubahan temperatur pada solar collector dan ruang pengeiing pada 18 titik, serta mencatat perubahan kelembapan relatif yang terjadi pada ruang pengering untuk selang waktu yang sama yaitu 10 menit.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa efisiensi MAD ketika cuaca kurang balk dengan bantuan silica gel tidak jauh berbeda ketika cuaca sangat cerah tanpa bantuan silica gel. Nilai efisensi yang didapat berkisar 9.5 % - 16.6 %. Selain itu, laju pengeringan yang didapat 0.09 - 0.39 gram/menit. Rak F memiliki nilai laju pengeringan yang lebih baik dibandingkan rak lainnya. Sedangkan k tiap rak pada ruang pengering hampir sama, yaitu berkisar antara 0.053-0.055 menit-1.

Modular Air Dryer (MAD) for drying many kinds of agricultural plants such as paddy, shallot, etc. with using sun as the heat source. This dryer rely on the sunny and hot temperature.
Researcher tried to find out how is the MAD's performance when the weather is cloudy and seeing the effect of silica gel's placement info into collector to the MAD's performance. The procedures in doing the experiment are write down the mass change of shallot and silica gel with 10 minute interval in each rack of shallot and silica gel. Then record changes of temperature on solar collector and place of silica gel on 18 points, and also record the changes of relative humidify in MAD's with 10 minute interval.
The resulls of this experiment indicated that the efficiency of MAD's silica gel in cloudy weather had similarly in common with the efficiency of M AD 's in sunny and hot temperature without silica gel. The efficiency value within 9.5% to 16.6 %. Besides that the drying rate within 0.09 - 0.39 gram/minute. Rack F had higher drying rate among the others. Moreover, the value of k on each rack in MAD's had the same value within 0.053-0.055 menit -1.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Mashar
"ABSTRAK
Brebes sebagai salah satu daerah dengan lahan pertanian yang cukup luas rnempunyai potensi yang sangat besar di bidang pertanian terutama tanaman bawang merah. Sebagian besar masyarakat di Brebes adalah petani bawang merah namun tingkat pengetahuan mereka mengenai penanganan hasil panen bawang merah masih sangat terbatas. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas dari bawang merah adalah kadar air yang ada didalamnya. Agar kualitasnya tetap terjaga maka bawang merah harus mempunyai kadar air sekitar 85%. Sehingga dibutuhkan alat pengering untuk mengurangi kadar air bawang merah dari 88% menjadi 85%. Alat pengering yang dibutuhkan adalah yang ramah lingkungan, efisien, dan murah. Alat pengering yang memenuhi kriteria diatas adalah alat pengering dengan sumber energi yang berasal dari matahari Salah satu jenisnya adalah Modular Air Dryer.
Pada kesempatan kali ini peneliti ingin mengetahui besarnya efisieni Modular Air Dryer pada pengeringan bawang merah dengan parameter-parameter sebagai berikut : massa bawang merah, intensitas radiasi matahari, kelembaban relatif dalam ruang pengering, temperatur dalam collector dan ruang pengering, temperatur lingkungan (temperatur ambient), temperatur bola basah dan bola keriag pada bagian intel collector,
Penelitian dilakukan dengan.

ABSTRACT
Brebes is one of the region which has quite wide agriculture land and has very big potency in agriculture field especially shallot. Most of people in Brebes is a shallot fanner. but their knowledge about handling harvest of shallot still confined. One of the factors that influence the quality of shallot is its moisture content. To make the quality of shallot protected, its moisture content should around 85%. So, a dryer is needed to reduce moisture content of shallot from 88% to 85%. The dryer that is needed should have a characteristic like intimate with environment, efficient and cheap. The suitable dryer that fulfill those criteria above is dryer that use solar as energy resources. One of them is Modular Air Dryer.
In this thesis researcher wants to know the Modular Air Dryer efficiency in drying shallot As parameters are weight of shallot, intensity of solar radiation, relative humidity in drying room, temperature in collector and drying room, environment temperature (ambient temperature), wet bulb and dry bulb temperature in inlet collector. Experiment had done by drying shallot "1th weight around 5 kg, then note change of parameters that said above each 10 minutes. Noting data done by 3 times experiment. Modular Air Dryer efficiency.
"
2004
S37459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hugeng
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Byan Wahyu Riyandwita
"Modular Air Dryer (MAD) adalah pengering yang dirancang agar dapat memenuhi kebutuhan pengeringan yang berlrualitas. Ruang absorber sebagai ruang tempat pengkondisian udara di MAD sangat penting untuk diteliti. Penelitian dilakukan untuk mempelajari fenomena transfer panas dan massa yang te!jadi dalam ruang absorber. Selain itu juga untuk mendapatkan karakteristik dari ruang absorber dan mempelajari peranan zeolit sebagai dehumidifier dalam ruang absorber.
Metode yang dipakai adalab simulasi dengan program Computational Fluid Dynamic Fluent 5.3 dan pengujian. Tahapan penelitian yang dilakukan pertama kali adalah memvalidasikan basil simulasi dengan basil pengukuran data kecepatan dan temperarur tanpa melibatkan zeolit Setelah mendapatkan basil yang baik, pengujian dilakukan untuk memperoleh data RH dan ftaksi massa H 20 da!am jangka waktu 30 menit pada titik inlet, tengah dan outlet Data tersebut digunakan untuk simulasi selanjutnya yang melibatkan transfer massa dengan zeolit Kemudian dilalrukan pula simulasi untuk melihat pengarab kecepatan terhadap hasil RH keluaran dari ruang absorber untuk memberikan batasan dimana kecepatan yang baik yang dapat diterapkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Kurniawan
"Proses pengeringan merupakan suatu cara pemeliharaan terhadap suatu produk bahan pangan. Pengeringan secara alami, yaitu menggunakan sinar matahari langsung dirasakan kurang efektif karena membutuhkan waktu yang lama untuk proses pengeringan yang dilakukan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu alat pengering yang dapat meminimalkan waktu pengeringan. Modullar Air Dryer (MAD) adalah sebuah alat pengering yang dilengkapi kolektor plat datar dan memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi utama. Sinar matahari yang dapat digunakan secara gratis menjadikan MAD sebagai alat pengering yang murah dengan perawatan yang mudah. Pembuatan MAD ini disesuaikan dengan cuaca di negara kita yang memiliki intensitas matahari cukup tinggi. Selain itu, hasil pertanian yang besar di negara kita menjadi salah satu alasan pembuatan MAD.
Pengujian MAD kali ini adalah untuk mengetahui kesetimbangan massa dan energi dalam proses pengeringan bahan pangan. Untuk pengujian kali ini digunakan bawang merah sebagai bahan uji. Persiapan awal yang dilakukan adalah meletakkan MAD pada tempat yang mendapatkan intensitas matahari cukup tinggi. Bawang merah yang akan dikeringkan diletakkan pada rak-rak yang tersedia dengan menggunakan wadah. Pengambilan data dilakukan setiap 10 menit. Data yang didapat dari pengujian antara lain temperatur udara masuk dan keluar ruang kolektor, temperatur ruang kolektor, temperatur ruang pengering, kelembaban relatif ruang pengering, massa bawang merah, intensitas matahari, dan temperatur lingkungan. Sedangkan, kecepatan aliran udara yang melalui ruang kolektor dan ruang pengering tidak berubah.
Data yang didapat dari hasil pengujian diolah dan didapatkan hasil bahwa secara ideal, proses pengeringan dalam MAD tidak setimbang karena terjadi perbedaan antara aliran massa uap air dan aliran energi yang masuk dan keluar sistem. Untuk aliran massa uap air, dari tiga kali pengujian, perbedaan yang terjadi adalah - 0.1251g/s, - 0.3967g/s, dan 0.0753g/s. Sedangkan, untuk aliran energi perbedaan yang teijadi adalah 0.254kJ/s, - 0.404kJ/s, dan 0.958kJ/s. Perbedaan ini sangat kecil bila dibandingkan dengan besamya aliran massa dan energi yang masuk dan keluar sistem. Sehingga, sistem pengeringan MAD dianggap memiliki kesetimbangan massa dan energi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Teknologi fotokatalisis merupakan metode alternatif yang sangat prospektif untuk mengatasi permasalahan penghilangan polutan. Tetapi kendala yang ditemukan dari teknologi ini ialah bentuk fotokatalis yang berupa serbuk. yang membuat proses pemilihan katalis menjaadi sulit, sehingga aplikasinya pada industri menjadi tt:rbatas. Oleh karena itu. perlu dikembangkan teknik penyanggaan pada fotokatalis. Silika ggl yang merupakan adsorbcn yang umum dipakai dl industri, mcmpunyai kelebilmn tertentu .iika digunnbn sebagai penyangga untuk folokatalis. Oleh karena itu, pcnclitian ini dllakukan untuk mcnguji aktivitas fotokatalis liOdcngan mcnggunakan pcnyangga silika gel untuk mcndcgradnsi li:mba\1 fermi dan memperoleh konsentrasi aktur feLtol sarnpai ambnng hatas yang aman bagi
lingkungan sesuai dengan kcpulusau pemerintah.
Metode prcparasi pclapisan katnlis yang dig:unakan pada pcnditian ini ialah mcll1dt: tlip-c:oafing menggonakan larutan slurry Ti02 yang dibutl! Jengan cara mcl:mttk nt riO: De ussa P-:25 k ;: dalam air dcmln sampai volume !Crtentu Metodc dip-nmfi!lg y:mg dilakukan pnda penc!itian ini ialah dengan cara mcngalirknn !arulan Stll TlOc p;td
limbnh fenol dilakukan dengan menggunakau reaktor sik!us terlulup d>.!fl!?
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Belinda Ramadhani
"Penggunaan bioetanol penting dikembangkan karena dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar energi bersih. Dalam penelitian ini, campuran etanol-air dipisahkan dengan menggunakan proses adsorpsi karena umumnya kandungan etanol yang dihasilkan dari proses sintesis masih dapat ditemukan air. Metode pemisahan campuran etanol-air yang digunakan adalah adsorpsi karena sangat efektif dan juga murah. Tujuan dalam peneliatian ini adalah mengobservasi proses adsorpsi kontinyu campuran etanol-air fasa cair dengan adsorben silika gel. Proses observasi dilakukan dengan membuat model matematis dari adsorpsi, sehinga diperoleh hasil akhir kurva breakthrough dengan bantuan perhitungan Finite Difference Method (FDM) menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel. Pemodelan matematis adsorpsi disusun dengan menentukan neraca massa skala unggun dan pellet, serta kesetimbangan adsorpsi campuran etanol-air yang menggunakan persamaan isoterm adsorpsi Langmuir multi komponen. Pemodelan adsorpsi etanol-air pada unggun tetap telah dilakukan sebelumnya, namun masih belum dikembangkan untuk adsorpsi etanol-air dengan adsorben silika gel yang memasukan kedua komponen adsorbat kedalam sistem adsorpsi. Model disimulasikan untuk mengetahui pengaruh variasi laju alir umpan (5, 10, 20 ml/menit), konsentrasi awal air umpan (40%, 60%, 970% v/v) & konsentrasi awal etanol umpan (30%, 40%, 60% v/v), porositas unggun (0,1; 0,3; 0,5) serta tinggi unggun (0,2; 0,6; 1 m) terhadap profil kurva breakthrough yang dihasilkan. Dari pemodelan adsorpsi ini telah berhasil menghasilkan keterjalan kurva breakthrough yang sesuai dengan referensi percobaan yang menunjukkan laju alir meningkat seiring peningkatan laju alir umpan dan konsentrasi air pada umpan serta pengurangan tinggi unggun. Kurva tidak berubah secara signifikan pada variasi porositas unggun namun, berubah ketika variasi diiringi dengan variasi diameter partikel.

The use of bioethanol is important to develop because it can be used as a clean energy fuel. In this study, the ethanol-water mixture was separated by using an adsorption process because generally the ethanol content produced from the synthesis process can still be found in water. The method of separating the ethanol-water mixture used is adsorption because it is very effective and also cheap. The aim of this research is to observe the continuous adsorption process of the liquid phase ethanol-water mixture with silica gel as adsorbent. The observation process is carried out by making a mathematical model of adsorption, so that the final result of the breakthrough curve is obtained with the help of Finite Difference Method (FDM) calculations using Microsoft Excel software. The modeling of ethanol-water adsorption in fixed beds has been carried out previously, but has not yet been developed for ethanol-water adsorption with silica gel as adsorbent that incorporates both components of the adsorbate into the adsorption system. Modeling of ethanol-water adsorption in fixed beds has been made in several studies whether using silica gel adsorbents or not, but still not developed for ethanol-water adsorption with silica gel adsorbents that include both adsorption components into the adsorption system. The model was simulated to determine the effect of variations in feed flow rate (5, 10, 20 ml/min), initial water feed concentration (40%, 60%, 970% v/v) & initial ethanol feed concentration (30%, 40%, 60% v/v), bed porosity (0,1; 0,3; 0,5) and bed height (0,2; 0,6; 1 m) to the resulting breakthrough curve profile. From this adsorption modeling has succeeded in producing a breakthrough curve that is in accordance with the experimental reference which shows the flow rate increases with the increase in the feed flow rate and water concentration in the feed as well as the reduction in bed height. The curve did not change significantly in the variation of bed porosity however, it did change when the variation was accompanied by a variation in particle diameter."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abrar Ridwan
"Dengan semakin menipisnya cadangan energi dunia, dan rusaknya lingkungan hidup yang mengakibatkan pemanasan global, sudah semestinya untuk mencari alternatif pembuatan alat mesin pendingin yang hemat energi dan ramah lingkungan. Alat tersebut adalah mesin pendingin adsorpsi. Mesin pendingin adsorpsi memerlukan pasangan adsorbat dengan adsorben yang ideal. Proses adsorpsi dan desorpsi adalah salah satu cara atau metode yang efektif untuk membuat siklus pendingin. Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi antara molekul-molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan, untuk itu perlu penelitian karakteristik lebih lanjut adsorbat uap air dengan silika gel sebagai adsorben pasangannya. Karakteristik adsorpsi merupakan salah satu parameter yang menentukan kemampuan adsorben menyerap adsorbat. Di dalam penelitian ini silica gel merek Merck KGaA digunakan sebagai adsorben dan uap air menjadi adsorbatnya. Pengujian kapasitas penyerapan uap air terhadap silica gel sebagai adsorben pasangannya dilakukan dengan alat uji adsorpsi kinetik untuk mengetahui karakteristik adsorpsi. Alat uji adsorpsi kinetik dirancang dan dibuat dengan metode volumetrik dapat digunakan mengukur tekanan dan temperatur per detik. Perhitungan data unjuk kerja alat uji adsorpsi kinetik mengunakan persamaan gas ideal untuk menghitung kapasitas dan laju penyerapan. Dari hasil uji dengan alat adsorpsi kinetik, kapasitas penyerapan uap air terhadap silica gel (SiOj) 0,197 pada tekanan 39,083 mbar dengan temperature 30°C dan 0,296 mg/gadsorbcn pada tekanan 38,925 mbar dengan temperature 32°C sedangkan pada kondisi isothermal temperatur 35°C memiliki kapasitas penyerapan 0,9 mg/gadsorben.

By distinction of the world resource energy, and environmentally break down could be impact to global warming and. It need to look for the altemative one to make the environmentally - friendly of refrigeration machine and power saver, that called adsorption refrigeration. The adsorption refrigeration need the ideal adsorbent and adsorbate pair. The adsorption and de-sorption process is one of the effective method to generate the refrigeration cycle. The adsorption is physical phenomena that occurs between gas molecules or liquid that contact over the surface, hence it is important to study the characteristic of water vapor towards silica gel and its adsorbate. The adsorption characteristic is the parameter to determine the capable of adsorbent to adsorb adsorbate. In this study the silica gel Merck KGaA type used as adsorbent and water vapor as its adsorbate. The experimental of water vapor capacity adsorption over the silica gel carried out by adsorption kinetic apparatus. The adsorption kinetic apparatus designed by volumetric method, that could be used to measure pressure and temperature persecond. The calculation data performance of this adsorption kinetic using the gas ideal equation. From the experimental data found the capacity of adsorption is 0,197 mg/gr0dsort«i for 30°C and 0,296 mg/gradsoibcn for isothermal of 32°C and the biggest capacity is 0,9 mg/gadsorbenn at isothermal 35°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26009
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Riyadh
"Sistem adsorpsi pada padatan atau sistem adsorpsi fisik banyak sekali digunakan dewasa ini. Sistem adsorpsi digunakan pada sistem penjernihan air, penyerapan limbah, gas storage (penyimpan gas), sistem pendingin, pemurnian gas (gas purification) dan lain-lain. Pada sistem adsorpsi media penyerapannya biasa disebut sebagai adsorben dan zat yang terserap disebut sebagai adsorbat. adsorben adalah zat atau material yang mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mempertahankan cairan atau gas didalamnya.
Sistem ini menggunakan silica gel sebanyak 150 gr sebagai adsorben dan air sebanyak 120 ml sebagai adsorbat. Alat pengujian adsopsi dirancang untuk tidak mengalami kebocoran pada tekanan sampai dengan -29 inHg gauge untuk mendapatkan temperatur saturasi air yang mencukupi untuk proses penyerapan kalor. Sedangkan material yang dipilih pada komponen alat ini adalah material yang tahan terhadap korosi akibat air seperti kaca dan stainless steel. Perbedaan temperature terendah yang dicapai di adsorbat storage sebesar 137ºC.

Adsorption in solid surface is used by research and industrial. Adsorption system has used for water purity, gas storage, cooling system, gas purification etc. In adsorption system, Material or physic media is conceiving call adsorbent and the material is permeated call adsorbate. Absorbent is material, which is having ability to fasten and maintain liquid or gas.
In this system using 150 gr of silica gel as an adsorbent and 120 ml water as an adsorbate. This device is designed to be able to prevent leakage at pressure up to -29 inHg gauge to reach the saturation temperature which is enough for heat absorption process. While, material selected for component of this machine is a material that capable to resist the corrosion effect caused by methanol such as glass and stainless steel. Lowest temperature difference achieved on adsorbate storage is 13ºC.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50955
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>