Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156543 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puji Edhi Wicaksono
"Penggunaan adsorben berbentuk padat dalam proses dehumidifikasi udara telah banyak digunakan dalam aplikasi industri_ Salah satu adsorben yang dapat cligunakan adalah batuan alam zeolit yang dari segi ekonomi relatif murah dan mudah didapatkan. Dalam penulisan ini zeolit alam yang dilakukan pengujian adalah jenis klinoptilolit dan jenis mordenit. Dimana keduanya memiliki karakteristik berbeda yang dapat mempengaruhi laju perpindahan massa.
Penelitian yang dilakukan dalam kondisi temperatur 25°C, 30°C dan 35°C dengan variasi kelembaban relatif 26% sampai 81% dalam kondisi udara adalah aliran laminar berkembang penuh. Dengan menhikberatkan penelitian pada perpindahan massa antara udara dan zeolit yang dapat clinyatakan dalam bilangan Sherwood.
Hasil pengolahan data yang ditampilkan dalam bentuk gram( kelembaban relatif terhadap bilangan Sherwood dan liquitfbrium Moisture Content terhadap bilangan Sherwood, dengan tujuan untuk mengetahui perubahan kelembaban relatif dan Equibrium Moisture Content terhadap pexpindahan massa dari udara menuju ke zeolit. Dengan adanya kenaikan kelembaban relatif maka nilai dari bilangan Sherwood akan bertambah secara bertahap. Tetapi dengan adanya kenaikan EMC akan menumnkan bilangan Sherwood."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adenta Wicaksono
"Penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar kemampuan zeolit jenis ini dalam menyerap dan melepaskan uap air pada kondisi udara tertentu sebagaimana menindaklanjuti penelitian sebelumnya. Proses aktivasi dilakukan dengan memanaskann zeolit hingga temperatur 120°C selama kurang lebih 2 jam. Penelitian yang dilakukan adalah proses pencarian kurva hysteresis dilakukan pada empat variasi temperatur yiatu temperatur ruangan, 25°C, 33°C dan 35°C denganlaju aliran fluida 1.2 m/s dan tekanan 1O1,4 Kpa.
Penelitian ini dilakukan dengan melihat seberapa besar perpindahan massa uap air dari udara sistem kc zeolit hingga tercapai kesetimbangan di antara keduanya serta hubungan antara massa yang diserap dengan perubahan relative humidity udara sistem yang diperoleh. Setelah itu dilakukan proses regenerasi atau proses melepaskan uap air yang dikandung di dalam zeolit sampai temperatur tertentu dimana massa uap air yang hilang tidak bertambah lagi. Dari data yang diperoleh dapat diketahui seberapa besar penambahan dan pengurangan massa yang terjadi akibat proses penyerapan dan penglepasan tersebut.
Dari grafik hubungan antara perubahan massa dengan waktu, equilibrium moisture content dengan relative Humidity dapat diketahui kemampuan maksimum zeolit dalam menyerap dan melepaskan uap air. Dari grafik banyaknya massa yang diserap zeolit dengan perubahan RH didapat bahwa pertambahan RH akan diikuti dengan pertambahan banyaknya massa yang diserap zeolit. Sebaliknya, banyaknya massa yang dilepaskan zeolit dengan perubahan RH didapatkan bahwa penurunan RH akan diikuti berkurangnya massa yang terdapat dalam zeolit. Akibat dari kedua proses yang berlawanan tersebut akan terbentuk kurva hysteresisnya."
2003
S37058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vino Hasyim
"Dalam penelitian ini telah dilakukan fabrikasi nanopartikel kompleks praseodimium(III)-EDTA (etilenadiaminatetraasetat) dengan metode represipitasi dan penguapan. Kristal besar dan nanopartikel kompleks Pr(III)-EDTA sebanyak 2% (b/b) digunakan sebagai komponen minor aktif pada preparasi katalis Pr(III)-EDTA/Zeolit dengan metode impregnasi pada suhu 60�C. Zeolit yang digunakan adalah zeolit alam aktif klinoptilolit. Pr(III)-EDTA/Zeolit digunakan sebagai katalis untuk meningkatkan bilangan oktana pada gasoline. Nanopartikel Pr(III)-EDTA hasil fabrikasi dikarakterisasi dengan Transmission Electron Microscopic (TEM). Data TEM menunjukkan nanopartikel yang diperoleh memiliki diameter antara 5,8 hingga 28,6 nm dan panjang 149,8 nm. Luas permukaan pada zeolit sebelum dimodifikasi adalah 30,9 m2/g. Setelah dimodifikasi dengan kristal besar Pr(III)-EDTA terjadi penurunan luas permukaan menjadi 24,1 m2/g sedangkan pada penambahan nanopartikel Pr(III)-EDTA menjadi 9,9 m2/g. Hal ini menunjukkan sebagian besar pori-pori zeolit banyak terisi oleh nanopartikel Pr(III)-EDTA dibanding dengan kristal besar Pr(III)-EDTA. Analisis XRF menunjukkan bahwa di dalam katalis dengan komponen aktif kristal besar Pr(III)-EDTA dan komponen aktif nanopartikel Pr(III)-EDTA terdapat Pr(III) masing-masing sebanyak 0,4175 % dan 0,5236 %.
Hasil ini membuktikan bahwa komponen aktif nano partikel lebih banyak masuk kedalam pori-pori zeolit klinoptilolit. Pengukuran bilangan oktana dengan octane meter SHATOX SX-200 menunjukkan peningkatan bilangan oktana pada gasoline untuk katalis kristal besar Pr(III)-EDTA/Zeolit dan katalis nanopartikel Pr(III)-EDTA/Zeolit masingmasing dari 88, 2 menjadi 89,2 dan 89,6 atau terjadi kenaikan 1 dan 1,4. Sedangkan penambahan katalis zeolit tanpa modifikasi meningkatkan bilangan oktana dari 88, 2 menjadi 88,8 terjadi kenaikan 0,6. Peningkatan bilangan oktana ini disebabkan adanya kenaikkan % peak area isooktana dan penurunan % peak area n-oktana di dalam gasoline yang ditunjukkan melalui analisis menggunakan GC-MS. Kemungkinan besar hal inilah yang meningkatnya bilangan oktana pada gasoline.Dari penelitian ini bisa disimpulkan bahwa katalis Pr(III)-EDTA dapat digunakan untuk meningkatkan bilangan oktana gasoline dengan keaktifan berturut-turut adalah katalis nanopartikel Pr(III)-EDTA/Zeolit, katalis kristal besar Pr(III)-EDTA/zeolit dan katalis zeolit.

In this research Pr(III)-EDTA (ethylene diamine tetra acetate) complex has been fabricated using reprecipitation and vaporization method. Bulk crystal Pr(III)-EDTA complex and nanoparticle 2 % (wt/wt) used as the active minor component for Pr(III)-EDTA/Zeolite catalyst preaparation through impregnation method at 60�C. Zeolite that used in this research is the natural active clinoptilolite zeolite. Pr(III)-EDTA/Zeolite use as catalyst for increasing the octane number of gasoline. The fabrication nanoparticle Pr(III)-EDTA result, characterized by Transmission Electron Microscopic (TEM). TEM result indicate that the obtained nanoparticle have 5.8-28.6 nm in diameter and 149.8 in length. Initial surface area of zeolite is 30.9 m2/g and after modification with bulk crystal Pr(III)-EDTA the surface area is decreasing to 24.1 m2/g addition meanwhile with nanoparticle Pr(III)-EDTA has decrease the surface area to 9.9 m2/g, where this indicate that most of zeolite pores filled more by nanoparticle Pr(III)-EDTA than bulk crystal Pr(III)-EDTA. XRF analysis shows that in catalyst with the active component nanoparticle Pr(III)-EDTA and bulk crystal Pr(III)-EDTA contain Pr(III) 0.4175% and 0.5236 % respectively.
The result proved that clinoptilolite zeolite pores has filled more by nanoparticle active component. The octane number measurement using octane meter SHATOX SX-200 give result the gasoline octane number increasing for bulk crystal Pr(III)-EDTA/zeolite catalyst and nanoparticle Pr(III)-EDTA/zeolite catalyst from 88.2 to 89.2 and 89.6 respectively or in the word it rise as much as 1 and 1.4. in another hand zeolite catalyst addition without modification increase octane number from 88.2 to 88.8 and rise as much as 0.6. This octane number increasing cause of the raising percentage of isooctane peak area and the reduction percentage of n-octane peak area in gasoline analyzed by GC-MS. It is likely being the causation of octane number increasing in gasoline. In conclusion, Pr(III)-EDTA catalyst can be used to increase octane number in gasoline with the activity in series nanoparticle Pr(III)-EDTA/zeolite catalyst, bulk crystal Pr(III)-EDTA/zeolite catalyst and zeolite catalyst.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S710
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Indratama
"Dehumidifikasi merupakan salah satu proses yang sangat panting dan sering digunakan dalam dunia industri. Dimana dalam proses dehiunidifikasi selalu mempertimbangkan faktor material adsorbennya. Selama ini material adsorben pada proses dehumidifikasi masih banyak menggunakan silica gel dan lithium chloride yang harganya cukup mahal, padahal masih terdapat material lainnya yang disinyalir memiliki kemampuan hampir sama dengan silica gel dan lithium chloride yang harganya jauh lebih murah, salah satunya adalah zneolit alam Lampung jenis klinoptilolit.
Dalam penelitian ini ingin diketahui seberapa besar kemampuan zeolit jenis ini dalam menyerap uap air pada kondisi udara tertentu. Diperkirakan bahwa zeolit jenis ini dapat dijadikan sebagai Salah satu alternatif bahah adsorben, hal ini didasarkan pada struktur materialnya yang berongga-rongga sehingga memungkinkan uap air masuk dan mengisi rongga-rongga tersebut.
Penelitian dilakukan dengan melihat seberapa besar perpindahan massa uap air dari udara sistem ke zeolit hingga tercapai kesetimbangan diantara keduanya. Dengan mengetahui perpindahan massa uap air tersebut nantinya bisa diketahui hubungan equilibrium moisture content (EMC) dengan relative humidity (RH) yang merupakan salah satu parameter yang menentukan apakah suatu material bisa digunakan sebagai bahan adsorben.
Dari basil eksperimen didapat gralik hubungan antara EMC dengan RH yang ternyata zeolit jenis ini memiliki kecenderungan sebagai bahan adsorben dimana pada grafik tersebut terlihat kecenderungan EMC naik seiring dengan bertambahnya RH. Jika diamati dengan seksama grafik yang terbentuk terbagi menjadi 3 bagian penyerapan yaitu bagian landai (pada RH 38,6 % hingga 44,5 %) yang berarti besarnya uap air yang diserap kecil, curam (pada RH 47,5 % hingga 56,39 %) yang berarti banyak uap air yang diserap dan sangat landai (pada RH 60,3 % hingga 66,80 %) yang berarti hampir tidak ada uap air yang diserap.

Dehumidification is one of the important process in which used in industry. In its process always consider the adsorbent materialis factor. Sofar. the material adsorbent which used in dehulnidyication process are silica gel and lithium chloride that its price is expensive, whereas in reality, there are a lot of materials that have some ability and the price is cheaper than silica gel and lithium chloride. One of the material is clinoptilolite zeolite from Lampung, Indonesia.
In this research is conducted the ability of this zeolite to adsorb moisture from the air in each condition. lt is assumed that this zeoliIe can be used as one of the alternative adsorbent material because it has porous structure in which possibly moisture can fill the porous.
The research is performed by noticing how much the mass transfer ofrnotlsture from the air to the zeoiite until the equilibrium is achieved each other. if we know the mass transfer of moisture, we can get the relation between equilibrium moisture content (EMC) versus relative humidity (RH) which can used as one parameter to confirm that material can used as adsorbent material.
One ofthe result from this experiment is curve between EMC versus RH. The curve shows that this zeolite has tendency as adsorbent material that the EMC increase with increasingly of RH. The curve is divided three adsorbent's area. There are smooth slope area (RH 38,6 % - 44,5 %) that shows the adsorption process is small, steep slope area (RH 4 7,5 % - 56,89 %) that shows the adsorption process is higher than bethre and very smooth slope area that shows there is almost nothing absorption process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Material adsorben seperti silica gel, Lithium Clorida, selaiu menjadi pilihan
utama dalam dunia industri. Padahal harga material ini relatif mahal Penelitian
terhadap adsorben alam sebagai salah satu adsorben altematif yang murah pengganti
material buatan dalam proses dehumidiftkasi masih belum banyak dilakukan.
Mordenit sebagai salah satu material adsorben alam disinyalir memiliki
kemampuan yang cukup baik dalam menyerap kadar uap air. Untuk itu penelitian lebih
jauh terhadap material ini perlu dilaku kan.
Penelitian ini dibagi dalam dua tahap yaitu: preparasi zeolit yang berlujuan
untuk meningkatkan mutu zeolit alam dalam menyerap uap air dan uji adsorbsi untuk
mengetahui kemampuannya, Dalan1 proses preparasinya, zeolit diaktivasi secara Hsis
dengan cara dikalsinasi, dan dalam pengujiannya kemapuan adsorbsi zeolit clitinjau dari
kadar air kesetimbangan (Equilibrium Moisture Content / EMC) yang dicapainya dan
laju penyerapan yang teljadi selama proses pengujian Pengujian dilakukan pada kondisi
temperatur dan kelembaban yang berbeda, da.n dampak dari perubahan suhu tersebut
terhadap kemampuan penyerapan zeolit akan di teliti. Pada akhirnya penelitian ini akan
membandingkan kemampuan zeolit mordenit dan zeolit klinoptilolit dalam menyerap
kandungan uap air udara.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa zeolit mordenit temyata mampu
menyerap uap air hingga 6,6 persen dari berat keringnya pada kondisi udara tekanan dan
temperatur 25°C dan 10l,8 kPa; dan pada kelembaban relatif (RI-I) 80,83%. Sementara
untuk suhu yang lebih tinggi kemampuan zeolit mordenit cenderung menurun. "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tuntutan akan kuaiitas dan kuantitas air yang baik menjadi makin sulit
dipenuhi belakangan ini. Terbatasnya sumber-sumber air bersih dan
tingginya tingkat pencemaran air membuat manusia harus bekerja keras
untuk memperoleh air yang berkualitas.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka cara yang terbaik ialah
dengan mengolah kembali air yang telah terpakai ataupun mengolah air
yang kualitasnya kurang baik menjadi air yang memenuhi persyaratan yang
kita inginkan. Salah satu proses untuk mengolah air sehingga memenuhi
syarat yang kita inginkan ialah dengan proses pertukaran ion.
Material-material tertentu baik yang alami maupun buatan (resin)
memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi ion-ion yang terdapat pada
suatu Iarutan dan mendesorpsikan ion-ion yang terdapat pada
permukaannya ke Iarutan tersebut. Proses tersebut dinamakan Proses
Pertukaran Ion.
Proses Pertukaran Ion adalah proses sikiis artinya proses tersebut
terdiri dari beberapa tahap kegiatan, dimana tahap-tahap tersebut dilakukan
secara bergantian dan berulang-ulang.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa zeolit jenis thomsonit memiliki
kemampuan untuk mempertukarkan ion Ca2+ yang sangat kecil,
dibandingkan zeolit alam yang biasa dipergunakan sebagai penukar ion.
Kecilnya kemampuan ini kemungkinan disebabkan karena zeoiit tersebut
telah memiilki kandungan counter ion Ca2+ yang cukup banyak.
Untuk mengatasi masaiah tersebut, penuIis menyarankan zeolit
tersebut direndam dalam Iarutan H2804 sebelum digunakan sebagai
penukar ion. Perendaman ini bertujuan agar counter ion Ca2+ pada
permukaannya dapat digantikan oleh ion H+."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>