Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135923 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Djunaedy
"PT Astra Daihatsu Motor adalah sebuah perusahaan otomotif dengan merk DAIHATSU yang ada di Indonesia. Salah satu bagian pada PT Astra Daihatsu Motor adalah bagian Production Engineering. Bagian ini bertugas khusus menyiapkan pembuatan alat cetak (die) yang digunakan untuk menyetak Press Part yang bahan bakunya terbuat dari lembaran metal logam. Dalam rangka menghadapi persaingan antar perusahaan sejenis, maka PT. Astra Daihatsu Motor berupaya dalam pembuatan body berusaha agar alat cetaknya dapat dibuat sesuai dengan rencana proyek penggantian model (Mail: Schedule) yang ditetapkan, agar model-model yang dikeluarkan tepat dengan permintaan pasar. Untuk itu dalam hal rnemberikan order pembuatan alat cetak ke sub contractor harus melihat kemampuan yang ada serta kapasitasnya. Dalam hal ini diperlukan analisa perhitungan yang baik, agar sedini mungkin PT. Astra Daihatsu Motor dapat mengeset berapa jumlah order yang diberikan, sehingga sesuai dengan kemampuan sub conrracror dan yang terpenting pembuatan alat cetaknya tepat waktu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Iswanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S37043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eben Henry R.
"Skripsi ini membahas peningkatan kapasitas produksi pada perusahaan komponen otomotif perakitan transmisi. Order dari customer setiap bulannya meningkat, yang mengakibatkan kapasitas produksi berada pada level maksimum. Pada level ini apabila masih terdapat peningkatan order maka proses produksi yang ada sudah tidak normal. Pengamatan di lapangan menunjukkan proses produksi belum berjalan dengan baik sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan lintasan.
Untuk memperbaiki hal tersebut, maka dilakukan proses line balancing. Proses line balancing dilakukan dengan metode Helgeson-Birnie, Moodie Young, dan New Bidirectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Moodie Young menghasilkan rancangan keseimbangan lintasan terbaik, dengan tingkat efisiensi lintasan 96.75%, balance delay 3.25%, smoothing index 9.25, dan stasiun kerja berjumlah 14.

This study discusses production capacity improvement at transmission assembly lines of an automotive component company. Order from customers increases every month and resulted the production capacity level at the maximum level. At this level if order still increases, then the existing production process will be not normal. From the observations shows the production process is still not running in the good condition and makes the imbalance of the assembly lines.
To solve it then do the line balancing process. Line balancing process performed with the Helgeson-Birnie, Moodie Young, and New Bidirectional method. The results from this research showed that the Moodie Young method is better to design the line balance, with a level of line efficiency 96.75%, balance delay 3.25%, smoothing index 9.25, and 14 number of work stations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1500
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S37425
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun, John Simon
"ABSTRAK
Cepatnya pertumbuhan teknologi informasi dewasa ini telah mempercepat proses
perkembangan sistem informasi yang ada di dunia yang ditandai dengan munculnya berbagai
perangkat lunak dan perangkat keras baru. Evolusi sistem informasi sampai sekarang ini telah
mengarah pada penggunaan sistem secara maksimum sebagai alat bantu utama kegiatan bisnis.
Trend teknologi informasi bahkan telah mengarah pada pengaplikasian sistem Business to
Business (B2B) dengan adanya perkembangan teknologi internet dan perkembangan dunia
telekomunikasi umumnya.
PT. X sebagai salah satu perusahaan yang berkembang pesat di Indonesia merupakan
suatu perusahaan yang dapat dengan baik memanfaatkan kemajuan teknologi dan sistem
informasinya sebagai suatu faktor strategis dalam kegiatan bisnis. Namun demikian perubahan
yang terjadi pada faktor internal dan eksternal perusahaan menyebabkan perusahaan harus
dapat melakukan perumusan kembali terhadap strategi sistem informasi yang akan
dijalankannya.
Perumusan tersebut akan dimulai dengan melihat kondisi internal dan ekstemal yang
ada pada saat ini. Kemudian dilakiikan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,
Threat) untuk mendapatkan faktor strategis. Faktor strategis inilah yang dipakai menjadi
dasar dalam perumusan strategi sistem informasi perusahaan yang dikaitkan dengan Misi,
Visi, dan Objective perusahaan. Hasil akhirnya akan berupa strategi sistem informasi
perusahaan baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.
Hasil analisa SWOT rnenunjukkan bahwa Jaringan Distribusi dan Global Positioning
merupakan faktor kekuatan yang paling penting namun disertai dengan faktor kelemahan pada
Figur Model dan Posisi Keuangan Perusahaan. Sedangkan keserupatan perusahaan terutama
ada pada Perkembangan Teknologi dan Sistem Informasi Dunia dan pada Perkembangan
Infrastruktur Domestik dengan ancaman pada Rendahnya Nilai Tukar Rupiah dan Rendahnya
Daya Beli Masyarakat.
Dan hasil analisa faktor strategis tersebut yang dikaitkan dengan Misi, Visi, dan
Objective perusahaan, maka akan diusulkan suatu rancangan strategi jangka pendek berupa
pengembangan aplikasi untuk mendukung pencapaian objective perusahaan. Pengembangan
aplikasi akan difokuskan pada aplikasi yang dapat meningkatkan EBIT dan/atau memperkecil
Capital Employed perusahaan secara jangka pendek.
Untuk usulan rancangan strategi jangka panjang akan difokuskan pada pencapaian
sistem informasi Decision Support System (DSS) sebagai sistem pendukung utama bisnis dan
pengembangan ke arah Business to Business (B2B) dengan pemanfaatan jaringan internet dan
trend ke arah outsourcing.
"
2002
T1193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Siti Rohana
"Dalam perusahaan yang bergerak dibidang apapun kepuasan konsumen menjadi bahasa persaingan yang harus dilakukan. Untuk itu setiap perusahaan perlu memenuhi kebutuhan konsumen sehingga kepuasan konsumen terjaga. Dalam hal ini masalah pengendalian produksi dan keseimbangan lintas produksi merupakan salah satu kunci untuk menjawab pemecahan permasalahan tersebut.
Pengendalian produksi yang dilakukan adalah dengan menganalisa situasi setiap seksi produksi (seksi pembuatan body, pengecatan, pemasangan interior, finishing) pada suatu periode dengan mengamati kemajuan produksi dan rencana yang ditargetkan dengan menggunakan metode garis keseimbangan (Line of balance) pada periode yang disidik, sehingga dapat diambil analisis dan tindakan untuk perbaikan selanjutnya bila terjadi penyimpangan yang berlaku pada saat disidik.
Output produksi potensial yaitu kapasitas produksi pada lintas produksi dengan keadaan fasilitas peralatan, metode kerja dan tata letak pada saat ini. Produksi potensial ini dihitung per seksi dan diteliti keseimbangannya berdasarkan rencana yang telah dibuat. Bila terdapat seksi yang mempunyai output produksi dibawah batas minimum, sedapat mungkin akan ditingkatkan dengan menambah jumlah tenaga kerja.
Dari hasil analisa produksi dengan metode garis keseimbangan hanya pada seksi pembuatan body telah optimal sedangkan pada seksi pengecatan, pemasangan interior dan finishing diperoleh hasil baahwa terdapat keterlambatan dari target produksi untuk mengatasi hal tersebut perlu penambahan tenaga kerja agar target produksi tercapai.

Almost companies always compete to get satisfaction from consumer regarding the situation each company have to fullfill the need of consumer for keeping consumer satisfaction. One of the keys to keep consumer satisfaction is "production schedulling" and "line of balance"
Implementation production scheduling is to analyze situation each of production section (Body Manufacturing, Painting, Interior Installing, and Finishing) during the periods with "line of balance". Methods of observation period. After observing and getting analysis, the action will be done to maintain if there are deviations during the observation periods.
Potential production output is production capacity at production line with condition tools facility, work methods and layout at the line observation. Potential production is calculate each section and observed the balance's based on the the actual planning, if there are sections have production output below the minimum limited, it will be correction with additional workforce.
Result from production analyze with line of balance is only at section Body Manufacturing has been optimal. In the several sections such as Painting, Interior Installing and Finishing, there are delaying of production target. The problem could be solved with additional workforce to reach production target.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T41179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Wijaya
"Seiring perkembangan era globalilasi dan pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat di Indonesia, salah satu jenis usaha yang saat ini banyak dipilih masyarakat Indonesia adalah usaha waralaba (franchise). Jenis usaha bisnis waralaba ini tumbuh semakin baik dan merupakan salah satu terobosan yang dilakukan oleh pelaku bisnis dalam pengembangan usaha di Indonesia. Sebenarnya banyak masyarakat yang ingin mengambil peluang usaha bisnis waralaba ini, namun mereka terkendala dengan masalah pendanaan untuk memulai bisnis waralaba tersebut. PT Bank X Tbk sebagai salah satu bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) terbesar di Indonesia, mendengar kebutuhan masyarakat mengenai sulitnya pendanaan dalam memulai usaha waralaba tersebut.
Pada tahun 2010, akhirnya PT Bank X Tbk mengeluarkan salah satu produk kredit baru yang bernama Kredit Waralaba untuk membantu pendanaan masyarakat dalam hal waralaba. Dalam penelitian ini permasalahan yang diangkat adalah mengenai pengaturan perkreditan menurut ketentuan perbankan di Indonesia, serta dikaitkan implementasi pemberian kredit waralaba pada PT Bank X Tbk dan upaya-upaya apa saja yang dilakukan PT Bank X Tbk untuk mengatasi kendala-kendala dalam penyaluran kredit waralaba tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode yuridis normatif.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa pengaturan kredit menurut perbankan di Indonesia diatur dalam Pasal 8 Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang merupakan perubahan atas dari Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992, SK Dir BI Nomor 27/162/KEP/DIR, Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 8/13/PBI/2006 Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum, PBI Nomor 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, PBI Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance dan PBI Nomor 11/25/PBI 2009 yang merupakan perubahan atas PBI Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Pemberian kredit waralaba yang dilaksankan PT Bank X Tbk pada tahun kedua pelaksanaannya belum terdapat kendala dalam penyalurannya, namun pemberian kredit merupakan suatu kegiatan yang berisiko sehingga apabila terdapat kendalakendala (kredit macet) dalam penyaluran kredit waralaba, pada praktiknya dapat dilakukan dengan 2 (dua) alternatif, yaitu (1) negosiasi dan (2) litigasi.

Along with the development of globalization and economic growth that rapidly happened in Indonesia, one of business that many choosen by Indonesian people is franchise. In Indonesia, franchise is growing better and have become the one of breakthrough in business industry. In fact, a lot of people want to take a chance in franchise, but it?s difficult to start the business if they don?t get the fund. PT Bank X TBK as one of the biggest BUMN in Indonesia know about it and try to give the solution for peoples with that problem.
In 2010, PT Bank X TBK launch the new mortgage product called ?Kredit Waralaba? to help the community funding their business. In this study, the problem is about the credit arrangement according to banking regulations in Indonesia that linked with the implementation of franchise credit lending by PT Bank X TBK and the efforts to prevent the obstacle that will happened. The method used is a normative juridical methods.
Based on this research it will known that the credit regulation by banks in Indonesia Article 8 of Law No. 10 of 1998 which is an amendment of Law No. 7 of 1992, the Board of Directors Letter No. 27/162/KEP/DIR BI, Bank Indonesia Regulation (PBI) No. 8/13/PBI/2006 which is an amendment to No. 7/3/PBI/2005 of Legal Lending Limit for Commercial Banks, PBI No. 7/2/PBI/2005 concerning Asset Quality Rating for Commercial Banks, PBI No. 8/4/PBI/2006 on the Implementation of Good Corporate Governance and PBI No. 11/25/PBI 2009 which is an amendment to PBI No. 5/8/PBI/2003 on the Application of Risk Management for Commercial Banks. Actually, the ?Kredit Waralaba? product in second years get no obstacles in the implementation, but as the credit product, it always become a risk activity. So, if the obstacle happened, the practice can be done with two alternatives, negotiation and litigation."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S43761
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Herman Ginting
"PT X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam sektor agroindustri, yang telah dikenal luas di Indonesia sebagai perusahaan yang bergerak di industri pengolahan susu. Salah satu produk andalan PT X adalah mentega yang dihasilkan dari lemak susu melalui suatu proses fermentasi. Mentega sebagai salah satu bentuk diversifikasi produk PT X, telah diproduksi sejak tahun 1972 dan hingga kini PT X telah mengeluarkan lima merek mentega dalam berbagai ukuran dan kemasan, seperti OB, GC, AB,IB dan Al.
Perkembangan pasar mentega di daiam negeri sendiri tidak terlalu cepat dengan rata-rata peningkatan sebesar 4 - 5 persen per tahun. Walaupun demikian pasar mentega tetap menarik bagi pelaku pasar untuk ikut serta memenuhi kebutuhan konsumsi mentega di dalam negeri. Hal ini dítunjukkan dengan banyaknya mentega impor dengan berbagai merek yang masuk ke dalam negeri, seclangkan untuk produsen lokal, PT X hanya menghadapi persaingan dan satu produsen lokal lainnya.
Dalam memasuki masa knisis ekonomi yang dthadapi Indonesia sejak akhir semester kedua tahun 1997, PT X praktis mengbadapi situasi yang berbeda dengan tahun tahun sebelumnya dimana pada masa krisis ini tingkat persaingan semakin tajam. Di satu sisi ancaman yang muncul semakin besar dan tidak terduga sebelumnya sedangkan di sisi yang lain peluang yang ada semakin kecil. Hal ini semua memaksa PT X untuk mengkaji ulang semua lcebijaksanaan yang telah diterapkan dan berusaha mencari solusi terhadap permasalahan yang ada.
Salah satu cara untuk mengantisipasi perubahan lingkungan usaha yang cepat adalah dengan melakukan analisis terhadap perkembangan industri mentega itu sendiri dan berbagai fktor eksternal dan internal yang mempengaruhi keunggulan daya saing PT X. Analisis industri dilakukan terhadap lima komponen penting dalam industri, yakni persaingan antar penisahaan yang ada, pendatang bani yang potensial, kekuatan tawar menawar dan penibeli, ancaman produk pengganti dan kekuatan tawar-menawar dan pemasok.
Faktor-faktor eksternal merupakan ancaman dan peluang yang datang dan luar PT X sedangkan faktor-faktor internal adalab kekuatan dan kelemahan yang dimiliki PT X. Keempat faktor ini dianalisis dengan menggunakan berbagai perangkat analisis seperti EFE Matrix; IFE Matrix, SWO T Matrix, SPACE Matrix, Internal-Fctemal Matrix, Grand Startegy Matrix dan Quantitative Strategic Planning Matrix.
Berdasarkan analisis industri yang dilakukan dapat disimpulkan PT X menghadapi tingkat persaingan yang tinggi dalam pasar mentega dalam negeri terutama dan masuknya produk-produk mentega impor dan ancaman produk substitusi yakni margarine sedangkan kekuatan tawar-menawar terhadap pembeli dan pemasok relatif lemah. Kondisi ini lebih diperburuk ¡agi dengan lebih dominannya faktor ancaman dan kelemahan dibanclingkan faktor peluang dan kekuatan. Kesemuanya itu menempatkan PT X pada posisi bertahan.
Pada kondisi tersebut alternatif terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan melalcsanakan perampingan terhedap uni produk mentega yang dihasilkan, Perampìngan ini diniaksudkan untuk melakukan penghematan biaya dan lebih meningkatkan daya saing PT X dengan Iebih memfokuskan produk menteganya hanya pads merek OB yang menjadi produk andalan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prisca Deassy
"ABSTRAK
Pasokan dan produsen pulp dan kertas terbesar di dunia (negara-negara
NORSCAN) cenderung mengalami penurunan, karena laju peningkatan
kapasitas produksi lebih lambat dibandingkan laju peningkatan permintaan
dunia. Hal ini disebábkan kayu gelondongan (log) yang merupakan bahan baku
utama pulp semakin Iangka akibat peraturan lingkungan yang semakin ketat.
Kondisi ini menyebabkan perhatian dunia beralih ke Asia Tenggara yang
memiliki ikiim tropis sehingga pertumbuhan kayu jauh lebih cepat, dan area
hutan masih luas. Dan biaya tenaga kerja yang rendah.
OIeh karena ¡tu, industri pulp dan kertas di Indonesia dalam beberapa tahun
terakhir mengalami perkembangan yang pesat.
Perusahaan dalam industri harus tanggap menghadapi kesempatan ini,
agar dapat memperoleh keuntungan dan keunggulan relatif dibanding
perusahaan lainnya. Peluang pasar tersebut juga akan menarik investor baru,
sehingga besar kernungkinan akan banyak pendatang baru (new entrants)
dalam industri pulp dan kertas. Perusahaan harus mengantisipasi, agar posisi
dalam industri tidak tergeser oleh perusahaan lain atau oleh pendatang baru.
Hambatan masuk bagi pendatang baru dapat dijalankan diantaranya
dengan skala keekonomian, harga penghalang. Untuk dapat mencapainya
dibutuhkan suatu besaran perusahaan tertentu, dan seringkali membutuhkan
waktu yang lama.
Penggabungan usaha adalah salah satu alternatif strategi akbar (grand
strategy) yang dapat dilakukan perusahaan untuk mencapai besaran
perusahaan secara cepat, dan dapat meningkatkan kekuatan/keunggulan
internal perusahaan. Sehingga memungkinkan perusahaan urituk mengarnbil
keuntungan seluas dan sebesar mungkin dari kesempatan yang ada pada
lingkungan eksternal baik domestik maupun global, melalui sinergi keuangan,
sinergi manajemen, dan sinergi operasional.
Dalam penyusunan strategi, selain analisa lingkungan internal &
ekstemal, objektif jangka panjang perusahaan dijadikan sebagai pedoman dan
dasar dalam menganalisa. Sehingga strategi yang dipilih tetap sesuai dengan
visi & misi perusahaan.
Penggabungan usaha memiliki tujuh tahap penting, yaitu perencanaan
strategis, pengorganisasian seleksi perusahaan target, analisa & penawaran
negosiasi & penyelesaian transaksì, transisi dan tahap integrasi.
Setiap tahap penggabungan harus terencana dengan baik, agar motivasi
penggabungan usaha yang telah diitetapkan semula dapat tercapai.
Pada implementasi strategi perlu dilakukan pengawasan dan evaluasi
yang berfungsi sebagai umpan balik penyusunan strategi, terutama
pengawasan penyimpangan asumsi-asumsi kondisi yang digunakan pada tahap
analisa sebelum penggabungan usaha dilakukan.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhi Adi Permadi
"Derek (Crane) merupakan sarana penting dan utama pada industri manufakiur alal berat dimana aplikasinya telah diterapkan sedemikian Iuas sehingga dapat mempermudah dalam membawa dan memindahan material/komponen saat produksi maupun pengiriman. Salah satu komponen penting dari crane adalah tali (rape) atau tali baja (steel wire rope) pada industri alat berat. Sedemikian pentingnya komponen ini karena dapat mempertahankan stabilitas dalam pengoperasian crane saat mengangkat dan memindahkan materi, sehingga karakteristik tali harus benar-benar diperhatikan seperti kekuatan bahan (tegangan), dimensi, beban maksimum dan konstruksi tali dimana mempengaruhi kinerja crane.
Namun kadang-kadang, terjadi kerusakkan pada tali crane yang dapat menimbulkan hambatan bagi kemampuan produksi perusahaan, seperti diakibatkan oleh ketidakseimbangan beban waktu mengangkat atau posisi tali tidak sesuai alur pada drum/puli serta sebab lainnya. Maka suatu prediksi, perencanaan dan analisa yang balk terhadap kekuatan tali crane yang meliputi konstruksi tali, beban maksimum, tcgangan tali, hingga umur pakai tali sangat penting sehingga hasilnya dapal dijadikan acuan maupun referensi dalam pengoperasian dilapangan serta pemilihan material tali sesuai kebutuhan. Hal ini tentunya bermanfaat dalam memperpanjang umur pakai tali yang berimplikasi pada peningkatan efisiensi waktu dan efektifitas kerja perusahaan.

Crane is an important and main equipment facility in heavy equipment industrial manufacture where this application have been applied so that its make easy to carry and moving material/component for fabrication or delivery. One kind of component of crane is rope, or steel wire rope in heavy equipment industry. So important this component because it can maintain stability in crane operation when lifting and moving malerial, so they rope characteristics must exactly become OUI attention like strengthen of material dimension, maximal load and rope construction where its influence performance of crane.
But sometimes rope is being failure that can cause barrier or obstruction for produclion company capacity, like non balancing load when lifting (misalignment) or position of rope does'nt march will: line in drum/pulley or other cause. So, a good prediction, planning and analyzing of rope material life rope construction, maximum load rope stress until rope is very important in other that result can be as a guide or reference when operating in factory and choice rope material that match with our need. This step is useful for increasing rope life that make good implication io increase eficiency and company working effectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>