Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73396 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hindun Saadah
"ABSTRAK
Latar belakang : Aktifitas dengan posisi berdiri lama merupakan salah satu penyebab terjadinya kelainan pada tungkai bawah dan kaki. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penyangga lengkung longitudinal medial terhadap distribusi tekanan plantar saat berdiri dan berjalan, kekuatan otot triceps surae dan tinggi lengkung longitudinal medial setelah berdiri lama.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental dengan desain penelitian sebelum dan setelah dalam satu kelompok, yang masing-masing unit eksperimennya berfungsi sebagai kontrol bagi dirinya sendiri . Subjek penelitian sebanyak 16 orang satuan pengaman yang sebelumnya diseleksi sesuai dengan kriteria inklusi . Pada penelitian ini dilakukan pengukuran tekanan plantar dengan variabel yang diukur adalah kontak area dan puncak tekanan dengan menggunakan alat Mat-scan, pengukuran dilakukan pada saat berdiri dan berjalan. Kedua dilakukan pengukuran kekuatan otot triceps surae dengan menggunakan hand held dynamometer, sebelum dan setelah menggunakan penyangga lengkung longitudinal medial, serta pengukuran tinggi lengkung longitudinal medial dengan menggunakan mistar. Pengukuran dilakukan sebelum dan setelah bekerja dengan posisi berdiri lama dengan waktu berdiri sekitar 7 jam menggunakan penyangga lengkung longitudinal medial yang disisipkan pada sepatu.
Hasil :Hasil penelitian pada puncak tekanan saat berdiri dan berjalan menunjukan adanya perbedaan bermakna dengan p value <0.05 yang ditunjukan dengan penurunan nilai puncak tekanan. Sementara pada kontak area menunjukan adanya perbedaan bermakna saat berdiri dengan p value < 0.05 yang ditunjukan dengan penurunan luas kontak area. Pada tinggi lengkung longitudinal medial menunjukan perbedaan bermakna dengan p value <0.05 ditunjukan dengan peningkatan tinggi lengkung longitudinal medial. Sementara pada kekuatan otot triceps surae tidak didapatkan perbedaan bermakna.
Kesimpulan :Terdapat pengaruh penyangga lengkung longitudinal medial terhadap distribusi tekanan plantar dengan adanya penurunan puncak tekanan saat berdiri dan berjalan dan penurunan luas kontak area pada saat berdiri serta meningkatkan tinggi lengkung longitudinal medial setelah berdiri lama.

ABSTRACT
Background :Activity of prolonged standing position is one of the cause abnormalities in the lower leg and foot. This study to indicate the influence of the medial longitudinal arch support to the plantar pressure distribution, triceps surae muscle strenght, and height arch when standing and walking activity after prolonged standing.
Methode :The research methode use was a quasi experimental with research design pre and post in one group, participant as many as 16 poeple were selected in inclusion criteria. The first step is to measure plantar pressure distribution in peak pressure and contact area . Measurement were taken while standing and walking. The second step is to measure the strenght of triceps surae muscle using hand held dynamometer before and after using arch support, and the last measure height of medial longitudinal arch. Measurement techniques performed when the participant going to work with prolonged standing and after work as well as using the medial longitudinal arch support in their shoes.
Result :The result of the research showed that can decrease of peak pressure when standing and walking with statistically significant difference with p value<0.05, and decrease of area contact o when s with p value <0.05. Meanwhile height of medial longitudinal medial showed increase and statistically significant difference with p value <0.05. Meanwhile on triceps surae muscle strenght no statistically difference.
Conclusion :Influence of the medial longitudinal arch support to decrease the peak pressure during standing and walking and decrease contact area when standing in distribution of plantar pressure and significant in increase the height medial longitudinal arch."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Nurtjahjo
Depok: Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
340.57 HEN l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Syamsiati D.
"Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 24 ayat (2a) perubahan ketiga UUD 1945, kekuasaan kehakiman diselenggarakan oleh sebuah Mahkamah Agung (MA) dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Dari empat kewenangan Mahkamah Konstitusi, salah satunya adalah melakukan pengujian undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar 1945. Kewenangan pengujian undang-undang terhadap konstitusi yang dimiliki Mahkamah Konstitusi merupakan perlindungan terhadap hak-hak konstitusional warga negara. Sebagaimana hukum acara pada umumnya, hukum acara pengujian undang-undang pada Mahkamah Konstitusi memiliki proses-proses yang harus dilalui. Dari sekian proses tersebut, pengujian mengenai kedudukan hukum (legal standing) dari Pemohon, merupakan tahapan yang paling penting untuk dapat beracara di Mahkamah Konstitusi.
Dalam praktik, hakim Mahkamah Konstitusi menerapkan dua persyaratan yang harus dipenuhi pemohon agar memiliki legal standing, yaitu harus menyatakan termasuk empat kualifikasi Pemohon sebagaimana ditentukan dalam Pasal 51 ayat (1) UUMK< kemudian menjelaskan bahwa Pemohon memiliki hak konstitusional yang diberikan UUD 1945, hak konstitusional tersebut dirugikan oleh berlakunya undang-undang, kerugian tersebut harus spesifik aktual maupun potensial, adanya hubungan kausalitas antara kerugian dengan berlakunya undang-undang, dan kemungkinan dengan dikabulkannya permohonan tersebut kerugian tidak akan terjadi lagi.
Dalam penulisan skripsi ini penulis juga membahas hal yang masih terkait dengan kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji undang-undang yaitu dalam mengenai ketiadaan norma sebagai obyek pengujian dalam Mahkamah Konstitusi sebagai bagian dalam hukum acara di Mahkamah Konstitusi. Berdasarkan ketentuan dalam pasal 51 ayat (3) huruf b UUMK, mewajibkan pemohon dalam permohonan pengujian undang-undang terhadap UUD 1945 untuk menguraikan dengan jelas materi muatan dalam ayat, pasal, dan/atau bagian dari undang- undang yang dianggapnya bertentangan dengan UUD 1945. Dalam dalam praktek, Mahkamah Konstitusi mengabulkan permohonan perkara pengujian undang-undang dalam hal ketiadaan norma. Hal tersebut mungkin saja terjadi karena pembentukan UUMK sendiri dilakukan sangat singkat dan cakupan masalah yang dirumuskan dalam kaidah-kaidah yang dikandungnya masih sangat sederhana. Sehingga Mahkamah Konstitusi berusaha mengatur masalah-masalah yang dihadapi dalam praktek dengan membentuk Peraturan Mahkamah Konstitusi.

Based on the provisions in Article 24, paragraph (2a) changes the third of the 1945 Constitution, judicial power is held by a Supreme Court (MA) and the judicial body that is located underneath the environment in general, the religious environment, the military environment, the environment administration of justice, and by a Constitutional Court. Four of the authority of the Constitution Court, one of which is to test the laws of the 1945 Constitution. The authority of the laws of the constitution of the Constitutional Court is the protection of constitutional rights of citizens. As the law in general, the law of the law on the Constitutional Court have the processes that must be passed. Of the process, the position of the law (legal standing) from the applicant, is the most important stages to be able to be in session in the Constitutional Court.
In practice, the judge Constitutional Court to apply the two requirements that must be fulfilled so that the applicant has legal standing, the claim must include the four applicant qualifications as specified in Article 51, paragraph (1) UUMK then explained that the applicant has a constitutional right given to the 1945 Constitution, constitutional rights are disadvantaged by the introduction of the law, damages must be specific and actual potential, the relationship between loss causalities with the introduction of laws, and possibly with the application to be granted loss will not occur again.
In writing this essay author also discusses the things that are related to the Constitutional Court the authority to test the law in the absence of norms as a test object in the Constitutional Court as the law in the Constitutional Court in the event. Based on the provisions in article 51 paragraph (3) letter b UUMK, require the applicant in the application of laws against the 1945 Constitution to construe the clear material in the cargo clause, article, and/or part of the law deems contrary to the 1945 Constitution.
In practice, the Constitution Court grant the application of the law in the absence of norms. This may happen because the establishment of their own UUMK is very short and the scope of the problem formulated in the convention to be contain the rule is very simple. So that the Constitutional Court seeks to set up the problems faced in practice with the Constitutional Court Rules form. Keywords: Constitutional Court, Legal Standing, Object Testing."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S22591
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Sungono
"ABSTRAK
Notaris tidak hanya sering terjerat dengan tindak pidana biasa, namun juga tindak pidana korupsi. Terjeratnya Notaris dengan tindak pidana korupsi, seringkali terjadi dalam kedudukan Notaris sebagai pejabat umum maupun sebagai orang pribadi. Persoalan ini terjadi dikarenakan Notaris sendiri tidak paham dengan batasan-batasan kewenangan yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu, penelitian ini membahas mengenai kedudukan Notaris sebagai subjek tindak pidana korupsi dalam pembuatan akta autentik yang difokuskan pada pembuatan akta pelepasan hak atas tanah untuk kepentingan umum. Adapun yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah terkait dengan kedudukan Notaris sebagai pejabat umum, kewenangan, dan perannya dalam rangka pelepasan hak atas tanah untuk kepentingan umum, serta tanggung jawab dan dampak hukum terhadap Notaris yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini antara lain terjeratnya Notaris dalam tindak pidana korupsi tidak hanya dalam kapasitasnya sebagai pejabat umum, akan tetapi juga dalam kapasitasnya sebagai orang pribadi. Hal ini dibuktikan bahwa banyak Notaris yang tidak hanya melaksanakan kewenangannya saja, yaitu membuat akta autentik, namun juga pengurusan-pengurusan di luar kewenangannya tersebut. Oleh karena itu, seringkali Notaris terjerat tindak pidana bukan hanya dalam kapasitasnya sebagai pejabat umum, akan tetapi dalam kapasitasnya sebagai orang pribadi.Kata Kunci: Kedudukan Notaris, Korupsi, Akta Pelepasan Hak Atas Tanah.

ABSTRACT
Notaries are not only often caught with ordinary crimes, but also with criminal act of corruption. This criminal act of corruption, often occurs in notary 39 s standing as a public official or as an individual. This problem exists because the Notary himself herself does not understand the limits of authority given to him her. Therefore, this research discusses the standing of Notary as a subject of corruption act regarding the authentic deed drawing which is focused on the deed of relinquishment of right on land for public interest. As for the study in this research is related to the standing of Public Notary as the general official, their authority and role in the framework of the deed of relinquishment of right on land for public interest, as well as the legal liability and legal impact on Notary which is related to corruption crime. The research method used is normative juridical with literature study. The results of this study include the acquisition of a Notary in a criminal act of corruption not only in his capacity as a public official, but also in his capacity as an individual. It has been proven that many notaries who do not only carry out its authority, namely to make an authentic deed, but also other the arrangements outside of its authority. Therefore, the Notary is often entangled in a criminal act not only in his her capacity as a public official, but in his her capacity as an individual.Keywords Notary standing, Corruption, Deed of Release of Land Rights."
2018
T51145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Mahdiyah
"A successful understanding on how to make computers learn would open up many new uses of computers and new levels of competence and customization. A detailed understanding on inform-ation- processing algorithms for machine learning might lead to a better understanding of human learning abilities and disabilities. There are many type of machine learning that we know, which includes Backpropagation (BP), Extreme Learning Machine (ELM), and Support Vector Machine (SVM). This research uses five data that have several characteristics. The result of this research is all the three investigated models offer comparable classification accuracies. This research has three type conclusions, the best performance in accuracy is BP, the best performance in stability is SVM and the best performance in CPU time is ELM for bioinformatics data.

Keberhasilan pemahaman tentang bagaimana membuat komputer belajar akan membuka banyak manfaat baru dari komputer. Sebuah pemahaman yang rinci tentang algoritma pengolahan informasi untuk pembelajaran mesin dapat membuat pemahaman yang sebaik kemampuan belajar manusia. Banyak jenis pembelajaran mesin yang kita tahu, beberapa diantaranya adalah Backpropagation (BP), Extreme Learning Machine (ELM), dan Support Vector Machine (SVM). Penelitian ini menggunakan lima data yang memiliki beberapa karakteristik. Hasil penelitian ini, dari ketiga model yang diamati memberikan akurasi klasifikasi yang sebanding. Penelitian ini memiliki tiga kesimpulan, yang terbaik dalam akurasi adalah BP, yang terbaik dalam stabilitas adalah SVM dan CPU time terbaik adalah ELM untuk data bioinformatika."
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Faculty of Mathematics and Science, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syarif Hidayatullah
"Perangkat electronic data capture (EDC) merupakan salah satu perangkat pembayaran yang menerima alat pembayaran berbasis kartu. Dalam komunikasinya dengan host bank, biasanya EDC menggunakan jaringan seluler dan kabel. Jaringan seluler lebih populer untuk diterapkan untuk perangkat EDC dikarenakan fleksibilitas dan kemudahan instalasi. Koneksi yang buruk dan tidak kompatibel dengan jaringan 4G dan 5G menjadi beberapa masalah dalam perangkat ini. Tesis ini membandingkan quality of service dan tekno-ekonomi pada jaringan seluler eksisting dan M2M pada koneksi 2G/3G menggunakan data quality index dan cost benefit analysis sebagai metode penelitian. Metode data quality index menunjukkan data kinerja aktual tergantung pada kemampuan perangkat EDC, sedangkan pada metode cost benefit analysis menampilkan kelayakan investasi atas kedua jaringan ini. Hasil penelitian memberikan gambaran kepada pengguna atas QoS dan kelayakan investasi jaringan M2M yang akan diimplementasikan di perangkat EDC mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaringan M2M memiliki QoS yang lebih baik dengan 99,03% dibandingkan jaringan legacy dengan 96,05%. Jaringan M2M juga mendapatkan tingkat keberhasilan transaksi 98,43%, sedangkan jaringan legacy hanya mendapatkan tingkat keberhasilan transaksi 95,82%. Pada kelayakan investasi jaringan legacy memiliki nilai CBR dan PBP yang lebih baik dibandingkan jaringan M2M, hasil ini dipengaruhi oleh besarnya OPEX dari jaringan M2M meskipun nilai pendapatannya lebih tinggi. Pada investasi rekomendasi ditetapkan target net income sebesar minimal 99% dari NPV terbaik. Pada perhitungannya, didapatkan perbandingan jumlah EDC 43.42% pada jaringan legacy dan 56.58% pada jaringan M2M. Dari investasi rekomendasi ini, didapatkan nilai NPV investasi Rp. 308,625,530,678,484, CBR senilai 247.55 dan PBP 0.021 tahun.

Electronic data capture (EDC) device is one of the payment devices that accept card-based payment instruments. To communicate with the host bank, it is common for EDC to use a mobile and wired network. Due to its flexibility and ease of installation, mobile networks are more popular to apply to EDC devices. Although, poor connection and incompatibility with 4G and 5G networks are some of the problems in these devices. This thesis compares the quality of service and techno-economics on existing cellular networks and M2M on 2G/3G connections using the data quality index and cost-benefit analysis as research methods. The data quality index method will show actual performance data depending on the capabilities of the EDC device, while the cost-benefit analysis method will display the investment feasibility of these two networks. The results of the study give users an overview of the QoS and investment feasibility of the M2M network to be implemented in their EDC devices. The results showed that cellular M2M networks have better QoS with 99.03% compared to legacy networks with 96.05%. The M2M network also got a transaction success rate of 98.43%, while the legacy network only got a transaction success rate of 95.82%. On the feasibility of investing, legacy networks have a better CBR and payback period than M2M networks. This result is affected by the OPEX of M2M network being too high even though, its revenue is higher. Recommendation investment with a net income target of at least 99% of the best NPV. In the calculation, a comparison of the number of EDCs was obtained at 43.42% on legacy networks and 56.58% on M2M networks. From this recommended investment, the NPV investment value of IDR.308,625,530,678,484 was obtained, with a cost-benefit ratio of 247.55 and a payback period of 0.021 years."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hakkun Galang Pamungkas
"Perkembangan teknologi mempengaruhi sebagian besar dunia bisnis yang ada termasuk di Indonesia, dampak tersebut juga dirasakan pada sektor pasar penyedia jasa jaringan komunikasi bagi Automated Teller Machine (ATM). Teknologi VSAT yang pada awalnya sebagai media teknologi paling banyak digunakan, perlahan mulai diganti oleh salah satu teknologi IoT ( Internet of Things ) yaitu M2M ( Machine-to-Machine ). PT. XYZ merupakan salah satu perusahan yang bergerak pada bidang penyedia jasa konektivitas ATM baik menggunakan VSAT maupun M2M. Berdasarkan data yang ada terutama pada provinsi DKI Jakarta, jumlah lokasi yang menggunakan M2M semakin meningkat dan sebaliknya lokasi dengan VSAT terkesan mengalami stagnasi. PT. XYZ harus dapat mengantisipasi serta memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut, terutama merancang sebuah strategi untuk memanfaarkan implementasi perangkat M2M. Dalam proses perancangan strategi tersebut digunakan metode matriks IFAS & EFAS, matriks SWOT, matriks BCG dan grand strategy.
Pada akhirnya dapat disimpulkan dengan metode QSPM ( Quantitative Strategic Planning Matrix ) yang menghasilkan strategi yang disarankan untuk PT. XYZ untuk di implementasikan dan dinilai sesuai pada kondisi saat ini. Strategi tersebut berisikan melakukan investasi kepada produk M2M dengan harapan meningkatkan market share perusahaan PT. XYZ. Sehingga posisi perusahaan PT. XYZ terhadap produk M2M semakin membaik Dimana investasi tersebut berbentuk melakukan kontrol terhadap ketersediaan perangkat untuk kepentingan instalasi baru atau maintenance, sehingga disaat pelanggan membutuhkan layanan secara urgensi PT. XYZ selalu siap dan dengan banyaknya produk perusahaan tersebar maka akan meningkatkan market share perusahaan.

Technological developments affect most of the existing business world including in Indonesia, the impact is also felt in the market sector of communication network service providers for Automated Teller Machine (ATM). VSAT technology which was initially used slowly began to be replaced by one of the IoT (Internet of Things) technologies, namely M2M (Machine-to-Machine). PT. XYZ is a company engaged in the area of ​​ATM connectivity service providers using either VSAT or M2M. Based on available data, especially in the DKI Jakarta province, the number of locations using M2M is increasing and vice versa locations with VSAT seem to experience stagnation. PT. XYZ must be able to anticipate and take advantage of the development of these technologies, especially designing a strategy to utilize the M2M device implementation. In the process of designing the strategy the IFAS & EFAS matrix, SWOT matrix, BCG matrix and grand strategy methods are used.
In the end it can be concluded with the QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) method that results in a suggested strategy for PT. XYZ to be implemented and assessed according to current conditions. The strategy consists of investing in M2M products with the hope of increasing the company's market share of PT. XYZ. So the position of the company PT. XYZ for M2M products is getting better, where the investment takes the form of controlling the availability of equipment for the sake of new installations or maintenance, so that when customers need services urgently PT. XYZ is always ready and with the company's many products spread it will increase the company's market share.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55228
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joel Valerian
"Penjaminan mutu dalam radioterapi adalah proses yang penting agar penggunaan radiasi memberikan manfaat yang maksimal. Saat ini sedang berkembang implementasi machine
learning (ML) dalam proses penjaminan mutu treatment planning. Pada penelitian ini, 34 treatment plan intensity-modulated radiation therapy (IMRT) optimal dan 10 treatment
plan IMRT suboptimal dari Rumah Sakit Siloam MRCCC Semanggi digunakan dalam
pemelajaran model ML berjenis autoencoder untuk pendeteksian anomali yang dikembangkan menggunakan PyTorch. Terdapat empat tahap dalam penelitian ini yaitu tahap persiapan, tahap pengembangan, tahap validasi, dan tahap evaluasi. Pada tahap pengembangan, data mentah disiapkan agar siap digunakan untuk pemelajaran model.
Pada tahap pengembangan, model dibuat menggunakan PyTorch dan dilakukan
optimisasi hyperparameter. Akurasi hasil pemelajaran model akan dianalisis pada tahap validasi. Terakhir, pada tahap evaluasi, kemampuan model dievaluasi dengan melakukan uji statistik Mann-Whitney U test pada parameter dose-volume histogram (DVH), fitur radiomics, dan metrik DVH (conformity index dan homogeneity index). Model menggunakan 161 fitur radiomics dengan konfigurasi paling optimal adalah epochs sebanyak 1.250 iterasi, konfigurasi hidden layers 150-50-17, dan learning rate sebesar
0,2. Hasilnya menunjukkan akurasi sebesar 30% dengan 7% fitur radiomics, 50% parameter DVH, dan homogeneity index berbeda secara signifikan. Setelah dilakukan pembersihan yaitu membuang data dengan nilai conformity index di bawah satu, didapat akurasi sebesar 17% dengan 12% fitur radiomics, 45% parameter DVH, dan kedua metrik
DVH berbeda secara signifikan. Jika hanya digunakan fitur radiomics yang berbeda secara signifikan, didapat akurasi naik menjadi 90%. Dari hasil ini, disimpulkan bahwa fitur radiomics kurang mampu mengkarakterisasi kualitas treatment plan. Selain itu, segmentasi planning target volume (PTV) beserta kelompok fitur radiomics firstorder adalah pembeda utama antara treatment plan optimal dengan suboptimal.

Quality assurance in radiotherapy is an important process so that the use of radiation provides maximum benefits. Currently, the implementation of machine learning in the quality assurance of treatment planning is growing. In this study, 34 optimal intensity- modulated radiation therapy (IMRT) treatment plans and 10 suboptimal IMRT treatment plans obtained from Siloam MRCCC Semanggi Hospital were used to train a machine
learning model called autoencoder for anomaly detection developed using PyTorch. There were four stages in this study, namely the preparation stage, development stage, validation stage, and evaluation stage. At the development stage, the raw data was
prepared so that it is ready to be used for training. At the development stage, the model was developed and a hyperparameter optimization was performed. The accuracy of the
model was analyzed at the validation stage. Finally, at the evaluation stage, the model performance was evaluated by performing Mann-Whitney U test on dose volume histogram (DVH) parameters, radiomics features, and DVH metrics (conformity index and homogeneity index). The model used 161 radiomics features with an epochs of 1,250 iterations, 150-50-17 hidden layers configuration, and a learning rate of 0.2 being the most optimal configuration. The results showed an accuracy of 30% with 7% of radiomics
features, 50% of DVH parameters, and the homogeneity index being different
significantly. After refinement, that is removing data with conformity index below one, the accuracy became 17% with 12% of radiomics features, 45% of DVH parameters, and both DVH metrics being different significantly. If the radiomics features used are those
that were significantly different, the accuracy increased to 90%. From these results, it can be concluded that the radiomics features are unable to characterize the quality of the
treatment plan. In addition, planning target volume (PTV) segment along with the firstorder radiomics feature group is the main differentiator between optimal and suboptimal treatment plans.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>