Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165247 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anton Yuhadi
"Pada saat ini tingkat polusi di Indonesia dinilai sudah cukup tinggi, terutama pada kota-kota besar seperti Jakarta atau Surabaya. Polusi udara ini diakibatkan oleh polutan yang dihasilkan dari berbagai aktivltas manusia.
Kendaraan bermotor mempakan penyumbang polusi udara terbesar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pembakaran yang kurang sempuma dari mesin kendaraan bermotor dan penyetelan mekanisme pembakaran yang salah. Salah satu cara yang dinilai paling efektif dalam mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor adalah penggunaan peralatan tambahan pada kendaraan contohnya Catalytic Converter. Dalam hal ini untuk mengoptimalkan kerja Catalytic Converter, maka salah satunya adalah merancang bentuk tabung laluan Catalytic Converter dengan dasar bentuk-bentuk yang sudah ada dan umum dipasaran, seperti bentuk silinder atau oval.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa aliran gas buang kendaraan bermotor di dalam Catalytic Converter, dengan beberapa bentuk design. Keuntungan dari penggunaan CFD adalah salah satu cara untuk menggambarkan distribusi aliran gas buang pada Catalytic Converter dan mengurangi biaya penelitian. Dan memperoleh berbagai informasi tentang properti aliran yang hampir sulit didapatkan pada eksperimen.
Simulasi ini menunjukkan rancangan yang lebih efisien dan lebih optimal dari rancangan yang lain. Parameter yang digunakan pada simulasi ini adalah kecepatan dan distribusi tekanan aliran gas buang di dalam Catalytic Converter. Disimpulkan bahwa rancangan dengan bentuk silinder lebih baik dari rancangan dengan bentuk oval.

The level of air polution in indonesia is high enough, particulary in big cities such Jakarta or Surabaya. Thats caused by the polutant that is produced by the activities of man kind.
Vehicies (Autornotives) are the biggest air polution contributors in indonesia. This is caused by the uncompieted combustion of engine vehicies and the setting of combustion's timing. The most effective way to reduce the engine's gas emision is by using additional equipment on engine that can reduce gas emision such as Catalytic Converten in this case, one of many way to optimize Cataiytic Converter is by designing the tube. The shapes ot the tube is taken from common shape of Catalytic Converten such as cylinden oval etc.
The purpose of this research is to analyze the tiow of the gas engine through inside of Catalytic Converten with different kind of shape. The benefit of CFD is another way to visualize the distribution of gas engine flow in Catalytic Converter and to reduce cost of research. And we can get information of fluid property that almost very difficult in real experiment.
This simulation shows which design is the most edicient and the most optimum then the other design. The parameter that is used in this simulation is velocity magnitude and the distribution of pressure of gas engine flow in Catalytic Converter in this simulation, the cylinder design is more efficient than the oval design.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasikin
"Pada penelitian ini, preparasi katalis untuk Catalytic Converter (CC) dilakkukan dengan metoda coating dan impregnasi. Hasil preparasi dikarakterisasi dengan FTIR, AAS dan BET. Bahan katalis yang dipakai adalah Jawa Ballelay (JBCO dan Borneo Ballelay (BBC) sebagai carrier 15% dan luas permukaan yang cukup tinggi (>200 m2/gr). Uji aktivitas katalis untuk meminimisasi CO dan HC dengan menggunakan reaktir alir kontinyu menunjukkan bahwa kemampuan aktivitas katalis berbasis Cu/Al2O3 sebagai CC cukup tinggi >90% pada suhu optimum 400o C."
1998
JUTE-XII-1-Mar1998-19
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasikin
"Pertambahan jumalh kendaraan bermotor di Indonesia menyebabkan peningkatan pencemaran udara yg di sebabkan oleh emisi gas buang dari kendaraan bermotor terutama berupa "particullate matter" (PM10) yg terdapat pd jelaga hasil pembakaran kendaraan diesel .Penggunaan "catalyc converter" pd knalpot kendaraan untuk mengoksidasi karbon dlm jelaga menjadi CO2 tdk dpt di lakukan di Indonesia krn adanya sulfur dlm minyak solar.Oleh krn itu diperlukan pengembangan katalis yg thn terhadap sulfur.Pd penelitian ini digunakan katalis Co,K/CeO2 dengan promotor La2O3 agar katalis tahan terhadap sulfur. CeO2 digunakan sebagai penyangga dan Co/K sebagai inti aktif. Preparasi katalis di lakukan dengan metode ko-presipistasi CeO2 dan metode impregnasi utk deposisi inti aktif. Luas permukaan katalis di karakterisasi dengan metode BET sedangkan adanya oksida logam di permukaan katalis diidentifikasi dengan FTIR,Uji aktivitas katalis dilakukan terhadap oksidai jelaga dengan kandungan sulfur beragam menggunakan temperature programmed oxidation (TPO) pd suhu 100o C-500oC.Hasil penelitian mendapatkan luas permukaan penyangga sebesar 17,5 m2/gr,sedangkan spektraFTIR mengindikasikan adanya La2-O3 dipermukaan katalis yg menunjukkan keberhasilan proses impregnasi. Uji aktivitas terhadap oksidasi jelaga dari solar menunjukkan bahwa katalis tanpa promotor La2O3 aktif terhadap oksidasi jelaga akan tetapi mengalami keracunan walaupun kandungan sulfur pd solar hanya 0,5 % berat. Sedangkan katalis dengan La2-O3 1% berat tahan terhadap sulfur yg terdpt pd solar dengan kadar sulfur sampai1,5 % berat. "
2002
JUTE-XVI-1-Mar2002-37
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Junira Weni
"Tidak lama lagi Indonesia akan menerapkan peraturan Euro 2 tentang emisi gas buang Catalytic converter adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengontrol emisi gas buang penyebab polusi terutama pada kendaraan. Gas buang ini terdiri dari gas-gas karbondioksida (CO2), karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), hidrokarbon (HC) dan kandungan gas lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi tekanan dan kecepatan di dalam catalytic converter tipe honeycomb. Untuk itu dilakukan pengujian langsung dengan cara melewatkan udara ke catalytic converter tersebut dan kemudian diukur tekananan yang terjadi. Sebagai pembanding, dilakukan simulasi dengan menggunakan computational fluid dynamic (CFD). Untuk pembuatan model digunakan software MSC Nastran for Windows v.4.5, sedangkan untuk solver digunakan software Fluent UNS v.4.1. Dari hasil pengujian langsung dan simulasi dengan CFD, didapat hasil yang tidak terlalu jauh berbeda sehingga dapat dikatakan sudah tepat."
Depok: Fakultas Teknik, 2004
S37480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Dela
"Dekomposisi katalitik metana adalah salah satu alternatif untuk memproduksi hidrogen dan nanokarbon bermutu tinggi. Penggunaan reaktor unggun tetap untuk reaksi dekomposisi metana masih menjadi pilihan karena desainnya yang ekonomis dengan konversi dan yield yang cukup besar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja reaktor unggun tetap skala laboratorium dengan menggunakan dimensi jumlah loading katalis yang lebih besar untuk menghasilkan karbon nanotube. Penelitian ini menggunakan variasi umpan dan laju alir untuk meninjau pengaruhnya terhadap reaksi dekomposisi katalitik metana. Katalis Ni-Cu-Al dipreparasi menggunakan metode kopresipitasi dengan perbandingan 2:1:1. Reaksi dilakukan dengan mengalirkan umpan yang divariasikan (CH4: H2 = 1:0 dan CH4: H2 = 1:1) pada tekanan atmosferik dengan memvariasikan laju alir ( 65 ml/menit dan 100 ml/menit) dan suhu reaksi 700 ̊ C. Produk gas dianalisis menggunakan gas chromatography yang terpasang secara online. Kinerja reaktor ditinjau dari konversi metana, yield karbon, dan kualitas nanokarbon yang dihasilkan. Adapun berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kinerja reaktor terbaik ditinjau dari konversi dan yield karbon yang dihasilkan terjadi pada reaksi dengan laju alir umpan 100 ml/menit yang memberikan hasil konversi 99,38 % dan yield karbon 1,21 gr C/gr katalis. Hasil analisis menggunakan TEM menunjukkan bahwa morfologi nanokarbon yang paling baik didapat pada umpan CH4: H2 = 1:1.

Catalytic decomposition of methane is an alternative way to produce high quality carbon nanotubes (CNTs). The use of fixed bed reactors for catalytic decomposition of methane are still an option because its economical design with high conversion and yield. This research was perfomed to study laboratory scale fixed bed reactor performance using larger amount of catalyst loading dimension to produce carbon nanotube. This research uses a variation of feed composition and flow rate to review its influence on catalytic methane decomposition reaction. Ni-Cu-Al catalyst is prepared by coprecipitation method with atomic ratio 2:1:1. The reaction is carried out with the feed flow varied (CH4: H2 = 1:0 dan CH4: H2 = 1:1) at athmospheric pressure by varying the flowrate ( 65 ml/menit dan 100 ml/menit) and the reaction temperature is 700°C. An online gas chromatograph is used to detect the gas products. Reactor performances were observed from methane conversion, carbon yield and quality of nanocarbon that have been produced. Experiment result showed that the highest reactor performance of conversion and the resulting carbon yield in catalytic decomposition of methane with feed flowrate 100 ml/min which give conversion 99.38 % and carbon yield 1.21 gr C/gr catalyst, respectively. Based on TEM analysis indicated that the best nanocarbon morphology can be gained at CH4: H2 ratio of 1:1.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Sudyanto Arnadi
"Thesis ini menyajikan studi medan aliran di dalam model tabung vortex. Model yang dipergunakan mempunyai diameter kecil 16mm, diameter besar 32mm dan panjang seluruh tabung L = 200mm. tabung dengan diameter kecil mempunyai panjang 15mm. Aliran tersebut diberi gangguan berupa katup pada ujung yang mempunyai diameter besar. Dari satu inlet di dinding tabung yang mempunyai kecepatan ke arah radial dan tangensial akan keluar dua aliran melalui dua ujung tabung.
Studi numeris dilakukan dengan menggunakan persamaan Navier-Stokes sebagai persamaan atur. Dengan menggunakan model K-Epsilon sebagai model turbulensi, persamaan atur diselesaikan secara eksplisit dengan methode kombinasi volume atur dan elemen hingga. Suku-suku difusi dalam persamaan atur diselesaikan dengan methode variational Galerkin menggunakan skema upwinding, sedangkan suku konvektif diperlakukan sebagai persoalan Riemann dan diselesaikan dengan methode matrix dari Rhoe dengan akurasi sampai orde ke tiga.
Untuk mengakomodasi efek kompresibilitas akibat dilatasi tekanan dan dilatasi volume, dalam persamaan energi dan persamaan energi kinetik turbulen dimasukkan tambahan suku kompresibilitas. Model efek kompresibilitas yang dipergunakan adalah model yang dikembangkan oleh Ristorcelli.
Hasil studi menunjukkan adanya pengaruh efek kompresibilitas yang berperilaku sebagai sumber dalam persamaan energi total dan dan energi kinetik turbulen. Pada daerah yang mempunyai energi kinetik tinggi, model kompresibilitas ternyata berprilaku sebagai suku yang mentransfer energi kinetik menjadi energi dalam. Perilaku ini ditunjukkan dengan turunnya nilai dissipasi energi kinetik. Pengaruh efek kompresibilitas terutama terjadi pada jarak r/R> 0.5. Pada daerah tersebut energi total, temperatur, dan tekanan mempunyai nilai yang lebih tinggi dibanding daerah r/L<0.5.

This thesis investigated field of flow in the vortex tube model. Vortex tube model have 16mm and 32mm small diameter & large diameter and 200mm total tube length. Smaller tube have 1 5 mm length. A disturbance present in the vortex tube as a small valve in the end with larger diameter. Flow to be injected into vortex tube from the wall of largest diameter tube. Injected flow contain radial and tangensial velocity, without axial velocity.
Numerical study will solve Navier-Stokes equation as a governing equation. Solution used K-epsilon as a turbulence model, explicit scheme and combination of finite-volume and finite element with upwinding technique. Viscous part are treated using Galerkin Methode and convectiv are treated as Riemann problem and be solved by Rhoe Methode.
Compressibility effect as a result of pressure and volume dilatation will be accomodated as additional term in turbulence kinetic energy and energy equation. Ristorcelli model for compressibility effect will be used in this study.
This study shown that compressibility effect behave like source term in internal energy and turbulence kinetic energy equation. In high kinetic energy location, a part of these energy will be dissipased and the other part will be transfer to be internal energy. This study shown. on position r/R > 0.5, influence of compressibility effect have increased total energy, pressure and temperature. On this area, total energy, temperature and pressure have larger value than area on r/R <0.5.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ralfi Wibowo Rachmad
"DC-DC Converter yang umum digunakan adalah buck converter dengan kemampuannya untuk dapat menurunkan tegangan masukan ke beberapa level tegangan keluaran tergantung terhadap nilai duty cycle yang diberikan kepada rangkaian. Buck converter akan menggunakan metode switching dalam pengoperasiannya dan akan memiliki efisiensi konversi daya yang lebih baik daripada regulator linear. Topologi utama pada aplikasi rangkaian buck converter adalah asynchronous buck converter dan synchronous buck converter. Perbedaan kedua topologi terletak pada komponen low side switch, topologi asynchronous akan memanfaatkan dioda sedangkan topologi synchronous memanfaatkan MOSFET. Kedua jenis topologi akan memiliki keunggulan dan kekurangannya masing masing dari sisi performa maupun kompleksitas penyusunan rangkaian. Pada penelitian ini, akan dilakukan rancang bangun buck converter dengan topologi asynchronous dan topologi synchronous. Hasil rangkaian akan dianalisa performanya, khususnya aspek efisiensi konversi rangkaian dalam beberapa kondisi operasi converter. Dari hasil penelitian didapatkan kedua jenis topologi memiliki efisiensi yang cenderung lebih baik ketika ditingkatkan arus operasinya, dimana rangkaian synchronous memiliki efisiensi yang lebih baik pada duty cycle rendah dan pada duty cycle yang tinggi kedua topologi memiliki efisiensi yang hampir serupa.  Rangkaian juga memiliki potensi pengembangan untuk pengisian atau charging baterai, khsusunya baterai lithium-ion 18650 dengan kemampuannya melakukan pengaturan tegangan dalam kondisi arus operasi yang konstan.

One kind of DC-DC converter that have been widely used is a buck converter with its ability to lower the input voltage to a desired output voltage depending on the value of the duty cycle given to the circuit. Buck converter will utilize switching method on its operation and will have a better efficiency than a linear regulator. The main topology in the application of a buck converter is an asynchronous buck converter and synchronous buck converter. The difference between the two topologies lies in its use of component in the low side switch, asynchronous buck converter make use of a diode as the low side switch whereas synchronous buck converter uses a MOSFET. These two topologies have its own advantages and disadvantages from a performance point of view or from a design complexity. In this research, buck converter with asynchronous and synchronous topologies will be designed. The design prototypes will be analysed, especially in the aspect of power conversion efficiency. From the results obtained in this research, the two topologies have a better overall efficiency in a higher current operation, with the synchronous have a better overall efficiency at lower duty cycle range and at the higher duty cycle range, the two topologies have an almost similar overall efficiency. The buck converters have a potential integration with the application of battery charging system, especially 18650 lithium-ion battery with its ability to regulate voltage on a constant current output.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Kresnamurti R. P.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felix Widjaja
"Proses perengkahan katalitik termal pada penelitian ini bertujuan untuk mengolah lemak hewani menjadi bahan bakar bio. Pada penelitian ini, bahan bakar bio jenis disintesis dari lemak sapi dalam reaktor autoclave berpengaduk menggunakan katalis MgO dengan variabel perbedaan suhu (370℃ dan 400℃) dan jumlah katalis yang digunakan sebanyak 3%wt dan 5%wt dari berat umpan. Reaksi dilakukan dengan harapan mendapatkan yield dan konversi terbaik dari keempat sampel, sehingga dapat ditentukan pengaruh kondisi operasi untuk sintesis renewable jet fuel. Setelah berhasil disintesis produk cair organik didistilasi untuk mendapatkan fraksi renewable jet fuel dan dikarakterisasi berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan ASTM D7566 untuk melihat nilai viskositas, bilangan asam, densitas, titik beku, dan bilangan iodin, serta menggunakan Gas Cromatography and Mass Spectroscopy (GC-MS) untuk mengidentifikasi fraksi komponen dan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) untuk mengidentifikasi gugus fungsi dari hasil sintesis. Renewable jet fuel akan dibandingkan antar sampel untuk memperoleh karakteristik terbaik yang kemudian akan dibandingkan dengan avtur konvensional. Persentase nilai konversi dan yield tertinggi diperoleh pada sampel RJF-D dengan suhu 400℃ dan katalis MgO sebanyak 5% wt, diperoleh konversi sebesar 38,25% dan yield sebesar 14,75%. Dari hasil pengujian sampel terbaik yaitu sampel RJF-D diperoleh spesifikasi renewable jet fuel seperti densitas dan viskositas sudah memenuhi standar SNI, sehingga sampel RJF-D dapat dicampur dengan avtur bersandar SNI sehingga dapat menghasilkan avtur berstandar ASTM D7566 dengan kadar campuran maksimal 17,17%.

The thermal catalytic cracking process in this study aims to process animal fats into biofuels. In this study, biofuel was synthesized from beef tallow in a stirred autoclave reactor using MgO as a catalyst with a variable temperature difference (370℃ and 400℃) and the amount of catalyst used was 3%wt and 5%wt of the weight of the feed. The reaction was carried out in the hope of obtaining the best yield and conversion from the four samples, so that the effect of operating conditions on the synthesis of renewable jet fuel could be determined. After successfully synthesized, the organic liquid product was distilled to obtain a renewable jet fuel fraction and characterized based on the Indonesian National Standard (SNI) and ASTM D7566 to see the value of viscosity, acid number, density, freezing point, and iodine number, as well as using Gas Chromatography and Mass Spectroscopy (GC-MS) to identify component fractions and Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) to identify functional groups of the synthesized products. Renewable jet fuel will be compared between samples to obtain the best characteristics which will then be compared with conventional jet fuel. The highest percentage of conversion value and yield was obtained in the RJF-D sample with a temperature of 400℃ and as much as 5%wt MgO catalyst, 38.25% conversion and 14.75% yield were obtained. From the results of testing the best sample, namely the RJF-D sample, the specifications for renewable jet fuel such as density and viscosity have met the SNI standard, so that the RJF-D sample can be mixed with SNI-based jet fuel so that it can produce jet fuel with ASTM D7566 standard with a maximum mixture content of 17.17%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasikin
"Persoalan pencemaran udara di kota-kota besar Indonesia. khususnya di wilayah DKI Jakarta, secara objektif telah banyak diungkapkan. Berbagai penelitian telah dilakukan dengan hasil yang saling mendukung polusi udara di Jakarta sudah sangat parah. Berdasarkan penelitian United Nation for Enviroment Program (UNEP), Oktober 1995, tingkat pencemaran udara di Jakarta sudah melebihi baku mutu lingkungan, dan menempatkan Jakarta sebagai kota terburuk ketiga, dalam hal polusi udara, setelah Meksiko dan Bangkok.
Kekotoran akan zat pencemar (polutan) tersebut sebagian besar merupakan sumbangan dari gas buang kendaraan bermotor. Bapedal telah mengidentifikasikan sumber-sumber utama polusi udara, dimana disebutkan bahwa 70% dari pencemaran udara Jakarta adalah emisi gas buang kendaraan bermotor dan 30% dari sumber lain. Dari 70% ini, lebih rinci lagi diidentifikasikan: 63% gas buang sepeda motor, 34% mobil pribadi dan sisanya kendaraan umum dan taksi. Data dari Bapedal juga menyebutkan bahwa sumbangan polusi udara di Jakarta: 73% NDx, 89% hidrokarbon, 100% timah hitam, dan 44% SPM berasal dan sektor transportasi.
Pemda DKI juga telah melakukan uji emisi terhadap kendaraan bermotor. Dari data Biro Lingkungan Hidup DKI menunjukkan kecenderungan yang semakin parah. Pada tahun I994/1995 tercatat bahwa 58% kendaraan yang diuji tidak memenuhi syarat BME. Angka ini kemudian naik menjadi 67% pada tahun 1995/1996, meskipun agak menurun pada tahun 1996/1997 menjadi 63%.
Berdasarkan penelitian lainnya didapatkan bahwa tingkat pencemaran udara di Bandung, Jakarta dan Surabaya, telah jauh melebihi ambang batas yang diperbolehkan Undang-Undang Lingkungan Hidup, masing-masing 2 kali, 10 kali dan 2 kali. Salah satu jenis polutan tersebut adalah NOx dengan kadar 0,5 ppm, sedangkan batas mutu yang diperbolehkan hanya sebesar 0,05 ppm. Zat pencemar lain seperti CO (dengan baku mutu 20 ppm). SO, dan hidrokarbon lain menunjukkan kecenderungan yang sama.
Akibat polusi udara, tingkat penderita asma di Jakarta jauh lebih tinggi dibanding kota lain yang kurang tercemar. Lebih dari 16% anak-anak di Jakarta terkena asma. Secara umum, dampak yang ditimbulkan akibat polusi udara antara lain adalah:
1. Peningkatan morbiditas.
Beberapa bahan pencemar dapat melemahkan sistem days tahan tubuh, sehingga memudahkan timbulnya berbagai jenis penyakit, khususnya penyakit infeksi.
2. Penyakit tersembunyi, tidak jelas, tidak spesifik, antara sakit dan tidak sakit, sehingga mengganggu pertumbuhan, perkembangan, serta umur.
3. Mengganggu fungsi fisiologis organ tubuh: paru-paru, syaraf, transpor oksigen ke seluruh jaringan serta kemampuan sensorik.
4. Kemunduran penampilan, aktivitas atlet, kemampuan motorik, aktivitas belajar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>