Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10135 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S37384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunanto Andy
"ABSTRAK
Tangki penimbun minyak bumi merupakan suatu alat yang mutlak diperlukan, khususnya bagi dunia perminyakan dan gas bumi. Tangki ini digunakan untuk menimbun bermacam-macam jenis minyak seperti misalnya solar, kerosine, bensin dll.
Di dalam mendesain suatu tangki minyak harus dipertimbangkan banyak hal. Mulai dari material yang akan digunakan, tebal pelat yang paling ekonomis, hingga perlu tidaknya pemasangan intermediate wind girder. Di dalam mendesain suatu tangki minyak, setiap enjiner harus mengacu pada suatu standar desain. Pada setiap standar desain maka akan diatur berbagai hal yang berhubungan dengan sesain, seperti misalnya periggunaan tebal pelat minimal, metode kalkulasi tebal pelat dinding, dll.
Tangki penimbun yang didesain oleh penulis merupakan suatu tangki yang didesain sesuai dengan standar API 650. Tangki yang didesain berjenis supported cone roof tank. Nantinya akan ditentukan material yang akan dipakai, tebal pelat bagian dasar, dinding, atap, juga dimensi dari manhole, nozzle, flush give cleanout fittings, dll. Juga akan dilakukan perhitungan mengenai kestabilan rangki terhadap angin, terhadap berat atap, terhadap gempa bumi dll."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Heru Susanto
"Kolom dislilasi vakum residu atmosfir jenis fuel-pitch merupakan salah satu alat yang terdapat pada industri pengolahan minyak mentah. Kolom distilasi vakurn jenis ini berfungsi untuk memfraksionasi umpan residu atrnosfir (yang tidak alcan terjadi jika proses fraksionasidilakukan pada kondisi tekanan atmosfir) menjadi distilat vakum dan residu vakum. Produk distilat vakum yang terdiri dari distilat vakurn berat (HVGO, heavy vacuum gas oil) dan distilat vakum ringan (LVGO, light vacum gas oil) digunakan sebagai umpan unit FCC (fluid catalytic cracking) sedangkan residu vakum dapat digunakan sebagai bahan baku aspal. Dalam perancangan kolom distilasi vakum residu atmosfir jenis fuel-pitch perlu diperhatikan pengaruh titik potong TBP antara distilat vakum dengan residu vakum dan kondisi tekanan serta temperatur didaerah flash terhadap spesifikasi produk yang Data kasus perancangan diambil dari crude assay minyak Arab, dengan asumsi peralatan utama dalam kolom terdiri dari material isian sebagai alat kontak perpindahan panas antara aliran cair dan uap, distributor cairan untuk mendistribusikan aliran cair diatas material isian agar merata dan talam chimney sebagai distributor aliran uap yang naik serta pengumpul cairan sebelum keluar kolom. Nilai jatuh tekanan dari masing-masing peralatan tersebut diasumsikan bertekanan 1 mma. Perhitungan perancangan proses dan rnekanis awal, yang diadaptasi dari pengalaman Watkins dan UOP (Universal Oil Product), memberikan hasil sebagai berikut : 1. Produk distilat vakum yarl dihasilkan sebesar 62,2396 dari keseluruhan umpan residu atmosfir pada titik potong TBP 1050°F dan temperatur daerah flash sebesar 730°F. 2. Kondisi operasi distilasi vakum residu atmosfir adalah kering. 3. Diameter dalam kolom utama adalah 29 ft. 4. Jenis material isian yang digunakan adalah jenis Glitsh grid pada daerah slop wax dan GRC (grid ring combination) pada daerah LVGO serta HVGO dengan tinggi masing-masing adalah 3 ft, 5 ft dan 3 ft."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perancangan awal tanki nitrogen ini adalah merupakan rancangan pembuatan
tangki yang digunakan untuk menampung nitrogen cair sebelum zat itu digunakan di
proses selanjutnya. Untuk tangki nitrogen cair ini tangki mempunyai dua bagian yaitu
tangki bagian dalam yang digunakan sebagai tangki untuk menampung produk dan
tangki luar sebagai pembatas antara kondisi ambient dengan tangki dalam. Bagian
antara tangki dalam dan tangki luar yang biasa disebut anulus merupakan bagian yang
diisi oleh lapisan pemantul dan lapisan penyekat dan tekanan divakum.
Lapisan pemantul dan penyekat serta pem-vakuman bagian anulus bertujuan
untuk menghalangi dan menghambat terjadinya penyerapan panas dari udara luar oleh
tangki dalam yang jauh lebih dingin. Bagian pemantul berguna untuk mengurangi
perpindahan panas radiasi, lapisan penyekat berfungsi untuk mengurangi perpindahan
panas konduksi dan pem-vakuman berfungsi untuk mengurangi panas konveksi.
Untuk menampung nitrogen cair sebanyak 20.000 L diperlukan volume tangki
22.000 L dengan diameter tangki bagian dalam 1,541 m termasuk tebal tangki 10,5 mm
dan material tangkinya stainless steel. Tangki luar mempunyai diameter 2,825 m
dengan tebal tangki 12,5 mm dan materialnya baja. Penggunaan penyekat banyak lapis
mampu mengurangi panas secara simultan sehingga total panas yang masuk adalah
16.864 W."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49348
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Indriyaningsih
"Salah satu tantangan dalam menuju ketahanan energi adalah memastikan kehandalan instalasi dan peralatan migas masih layak untuk dioperasikan secara aman, salah satu peralatan tersebut yaitu tangki penimbun. Tangki Penimbun mengandung berbagai potensi bahaya, yang paling utama adalah bahaya kebakaran , dimana dalam kurun waktu yang sama telah terjadi kebakaran tangki penimbun di Indonesia, oleh karena itu dilakukan analisis kecelakaan kebakaran tangki penimbun 36T-102 yang merupakan tipe internal floating roof  dengan dome roof di unit pengolahan Cilacap. Data dan fakta didapatkan dengan melakukan investigasi langsung setelah kejadian, kemudian dilakukan analisis menggunakan metode fault tree analysis. Kajian risiko terhadap perubahan tipe tangki penimbun, pemilihan material, penentuan ketebalan minimum, blanketing system yang terpasang, sistem penyalur petir yang tidak mampu menerima sambaran langsung merupakan penyebab terjadinya kebakaran. Adapun terkait dengan pengelolaan risiko, diharapkan agar seluruh unit organisasi dan pekerja sampai dengan puncak pimpinan dapat memahami bahaya dan tingkat risikonya. Perlu diterapkan budaya keselamatan yang baik sehingga kejadian kebakaran yang dapat berakibat fatal dapat dihindari

One of the challenges in ensuring energy security is ensuring the reliability of oil and gas infrastructure is reliable and still feasible to operate, one of which is storage tanks. Storage tanks contain various potential hazards, the most important of which is a fire hazard. During the same period, there was a storage tank fire accident in Indonesia. Therefore, an analysis of the 36T-102 storage tank fire accident occurred in the internal floating roof type tank with a dome roof in refinery facilities at Cilacap. Data and facts were obtained by conducting an investigation directly after the incident, then analyzed using the fault tree analysis method. Risk assessment related to changes in storage tank type, material selection and determination of minimum thickness, needs and monitoring of installed venting and blanketing systems, and lightning distribution systems that cannot receive direct strikes is the cause of fires. As for risk management, all organizational units and workers up to the top level of management can understand the hazard and the level of risk. It is necessary to involve a safety culture so that no accident occurs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Try Rahadi Sulistomo
"Tangki Penimbun yang berfungsi untuk menyimpan minyak, adalah salah satu peralatan penting dan berisiko tinggi yang memerlukan perhatian pada aspek keselamatannya. Sebagai langkah preventifnya, pemerintah mewajibkan Inspeksi pada seluruh tangki penimbun baik dengan metode jangka waktu tertentu (setiap 4 tahun) maupun analisis risiko. Studi Keselamatan ini bertujuan untuk membuat rencana Inspeksi pada tangki penimbun yang ada di kilang Minyak dengan menggunakan Metode RBI. Metode RBI pada studi ini mengadopsi API RP 581 Edisi ke-3 tahun 2016.  Secara analisis risiko dilakukan dengan tahapan, pengumpulan data teknis tangki, penentuan mekanisme kerusakan, analisis risiko dan terakhir membuat rencana interval dan metode Inspeksi. Data teknis yang dikumpulkan dan dilakukan studi sebanyak 29 unit tangki yang didesain sesuai Standar API 650. Mekanisme kerusakan pada bagian shell tanki penimbun yang ditentukan: Atmospheric Corrosion, General Corrosion dan Corrosion Under Insulation. Dari hasil analisis risiko, didapatkan hasil seluruh tangki memiliki risiko menengah dengan rincian 16 unit kategori 3C dan 13 unit kategori 2C. Metode Inspeksi yang direncanakan adalah visual inspection, UT Thickness/Flaw Thickness dan CUI dengan interval inspeksinya mayoritas mencapai 10 tahun. Berdasarkan studi ini, disimpulkan Inspeksi Berbasis Analisis Risiko (RBI) lebih efektif dan efisien daripada metode inspeksi metode jangka waktu tertentu (setiap 4 tahun).

A storage tank, which is used to store oil, is an important and high-risk equipment that requires attention to its safety aspects. As a preventive action, the government obligate inspections on all storage tanks, either on a specific time interval (every 4 years) or based on risk analysis. This safety study aims to create an inspection plan for the storage tanks at the Oil Refinery using the Risk Based Inspection (RBI) method. The RBI method in this study adopts API RP 581 Third Edition 2016. Risk analysis is carried out in stages, including collecting technical data on the tanks, determining failure mechanisms, risk analysis, and finally creating an inspection interval and method. Technical data was collected and studied on 29 storage tanks designed according to the API 650 standard. The determined failure mechanisms for the storage tank shell are atmospheric corrosion, general corrosion, and corrosion under insulation. The results of the risk analysis showed that all tanks have a medium risk, with 16 units in category 3C and 13 units in category 2C. The planned inspection methods are visual inspection, UT Thickness/Flaw Thickness, and CUI, with most inspection intervals reaching 10 years. Based on this study, it is concluded that Risk Based Inspection (RBI) is more effective and efficient than the specific time interval inspection method (every 4 years)."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S40599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bugi Umar Seno Aji
"Kontrak bagi hasil merupakan system pengoperasian lapangan minyak dan gas yang mengatur kewajiban kontraktor, cara perhitungan biaya serta cara pembagian keuntungan. Dan pada kontrak bagi hasil pembagian produksi minyak antara Pemerintah dan kontraktor adalah 85% dan 15%. Evaluasi variable kinerja, menunjukkan bahwa secar aumum kontraktor Maxus relative lebih baik dibandingkan kontraktor Total dan Unocal. Pada evaluasi ini digunakan satuan USDollar per barrel, konstan gross revenue dan profit index tertentu sebagai ambang perubahan persen split. Besar perubahan split tergantung pada selisih cost yang perlu dilakukan untuk mencapai ambang profit index. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa dari ketiga kontraktor tersebut, kontraktor Total tidak sesuai dengan metode evaluasi yang digunakan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Koos Hardjanto A.S.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S40990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bona Maruli Tua
"ABSTRACT
Dalam proses pembuatan pakan ternak dibutuhkan ikan kering dengan kadar air berkisar antara 6-10%. Proses penurunan kadar air ini Iebih dikenal dengan istilah pengeringan. Pengeringan yang dilakukan secara tradisonal yaitu dengan penjemuran bahan di bawah terik sinar matahari sangat bergantung kepada kondisi cuaca yang seiaiu berubah-ubah dan rentannya proses pengeringan tersebut terhadap gangguan-gangguan lain seperli burung, ayam atau hewan lain yang dapat mengurangi kuantitas bahan yang dikeringkan. Lagi pula, pengeringan secara tradisonal sangat dibatasi dengan areal yang tersedia.
Sehingga kapasitas pengeringannya pun tergantung kepada lahan yang tersedia.
Pembahasan yang dilakukan adalah merancang dan menghitung proses pengeringan ditinjau dari perpindahan panas energi dan perpindahan massa (uap air). Dengan mengambil asumsi perancangan terhadap beberapa kondisi yang periu untuk ditentukan. Dengan rincian di atas, hasil dari skripsi ini diperoleh spesifikasi alat pengering ikan hasil rancangan awal dengan kapasitas yang ditentukan dan data-data mengenai kebutuhan kalor, jenis dan besar kipas dan motor pada alat pengering tipe rak, untuk melakukan penelitian dan pengembangan selanjutnya.

"
1999
S37022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>