Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168400 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Widya Mudita
"Refrigeran pada suatu unit mesin pendingin, dapat diumpamakan sebagai darah pada manusia. Jenis dan jumlah refrigeran yang diberikan pada suatu unit mesin pendingin akan berpengaruh pada kapasitas pendinginan yang akan dihasilkan oleh mesin pendingin tersebut.
Penggunaan refrigeran R22 sudah begitu luas penerapannya pada mesin pendingin berkapasitas rendah contohnya pada air conditioner ruangan tipe jendela atau window dan tipe split atau terpisah antara indoor dan out door.
Seiring dengan kesadaran manusia akan kondisi lingkungan maka pada jenis-jenis refrigeran yang merusak lingkungan khususnya ozon, mulai dicari alternartif penggantinya. Salah satu refrigeran yang dapat menggantikan refrigeran R22 adalah refrigeran hidrokarbon.
Untuk mengetahui seberapa besar kernampuan dari refrigeran hidrokarbon ini untuk menggantikan refrigeran R22, maka kami melakukan pengujian parameter psycrometric dengan pada air conditioner tipe split yang berkapasitas 1.5 kW.

The Refrigerant in the Refrigeration Machine that its can describe like a blood in human body. The kind and quantity of reirigerant which its give in refrigeration machine can influence of the cooling capacity which its can produce by refrigeration machine.
The refrigerant R22 have been using in low capacity of refrigeration machine on longtime, for example in the room air conditioner window type and split type.
When the human starting to care with good environment condition, they know that refrigerant R22 have not good influence at the ozon, because they can damage on the ozon surface and area. So, we looking for alternative change of refrigerant R22 to the other. And we find refrigerant hydrocarbon have same properties that its can change refrigerant R22.
We necessary to test refrigerant hydrocarbon with the psycrometric test room that to know the cooling capacity of these refrigerant to change refrigerant R22.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kafi`uddin
"Dalam penelitian ini membahas tentang studi refrigeran campuran R-290/134a (70/30 % berat) sebagai pengganti R-22, di mana di dalamnya rnenerangkan atas alasan pemilihan campuran refrigeran dan koinposisinya dengan analisa sifat-sifat termodinamikanya yang dibantu program REFPROP 6.01. Penelitian dilanjutkan dengan membandingkan unjuk kerja refrigeran yang telah ditetapkan campurannya dengan R-22 dan R-290 dalam sistem pendingin.
Parameter pengujian yang dilakukan adalah dengan menyamakan efek pendinginan yang diperoleh melalui pengaturan banyak pengisian refrigeran dengan kondisi sisi sekunder yang sama. Kemudian pengujian dilakukan dengan melakukan perubahan temperatur udara inlet evaporator pada sisi sekunder dengan kondisi pendinginan di kondensor tetap.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa.Refrigeran campuran R-290/134a (70/30) menunjukkan unjuk kerja yang lebih baik dibandingkan dengan R-22, dan sedikit lebih buruk dibandingkan dengan R-290. Sebagai refrigerant baru, refrigeran campuran ini dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan diantara banyak refrigeran pengganti yang ditawarkan saat ini, karena refrigeran campuran ini dapat langsung dipakai pada sistem R-22 yang sudah ada dan memiliki harga indeks GWP yang jauh lebih rendah dari R-22.

The present Thesis describes the differences between the refrigerant R-22 and the replacement candidates R-290 and the zeotropic refrigerant R-290/R-134a (70/30 % weight). The study of the composition of blends was performed to determine the mass fraction of each component in the mixtures that are most promising on the basis of work pressure.
Starting from the thermodynamic point of view, different methods of comparison will be applied :
a) The theoretical comparison using thermo dynamical calculation leading to results as if the different fluids worked each in physically optimized system for the fluid in the ideal cycle of the refrigeration system.
b) The experimental comparison in concerning the external behavior based on equal secondary fluid temperatures taking in the evaporator and condenser also into account the heat exchange in the evaporator, and The result show that the zeotropic refrigerant mixtures were used as working fluids shown to increase the coefficient of performance (COP) by 7% compared R-22, but the propane (R-290) performs up to 16% better than the refrigerant mixtures. The conclusion of this study is the refrigerant mixtures R-290/134a (70/30 % weight) can be used at all air conditioning system, because approximately they work at the same pressure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T3685
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misael Satrio
"ABSTRAK
Kebutuhan AC rumah di Indonesia yang tinggi disebabkan oleh suhu harian tinggi dan kelembaban udara tinggi, namun industri AC terancam isu pemanasan global setelah pelarangan R-22 di Indonesia. Hidrokarbon fraksi ringan yaitu propana, butana (isobutana dan n-butana), dan propilena berpotensi digunakan sebagai refrigeran pengganti R-22 pada AC rumah karena nilai GWP (potensi pemanasan global) yang sangat kecil. Campuran propana/n-butana, isobutana/n-butana, dan propilena/n-butana dianalisis dengan memvariasikan fraksi mol pada campuran. Simulasi siklus refrigerasi dengan REFPROP mendapatkan data tekanan berbanding entropi dan entalpi untuk mendapatkan laju alir massa refrigeran, kerja kompresor, dan COP. Perbandingan dengan kinerja R-22 dilakukan dengan kapasitas AC rumah sebesar 0,75 hp dan suhu ruangan 30oC. Campuran yang direkomendasikan adalah propilena/n-butana 0,95/0,05 dengan COP 5,56, laju alir massa refrigeran 1,964 g/s, dan kerja kompresor 100,424 W. Kerja kompresor dan COP hampir sama dengan R-22, tetapi massa refrigeran lebih rendah 53,22% dari R-22. Campuran isobutana/n-butana 0,95/0,05 tidak dipilih terlepas dari tingginya COP karena terbentuk liquid pada kompresor. Nilai GWP propilena/n-butana 0,95/0,05 adalah 1,91 atau 0,11% dari GWP R-22.

ABSTRACT
High demand of home air-conditioning system (AC) in Indonesia is triggered by high daily temperature and high humidity, but the demand is overshadowed by global warming issue after R-22 ban in Indonesia. Light hydrocarbons such as propane, butane (isobutane and n-butane), and propylene are potential to be used as R-22 replacement in air conditioning systems due to low global warming potential (GWP). Propane/n-butane, isobutane/n-butane, and propylene/n-butane are simulated to obtain refrigeration performance and GWP, by varying mole fraction. REFPROP simulation obtained enthalpy and entropy data from pressure variation that is used to find refrigerant mass flow rate, compressor work, and COP. Comparation to R-22 is done for 0.75 hp capacity AC and 30o"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriel Garcia Genta
"Absorption chiller adalah sistem pendingin alternatif yang dapat dijalankan dengan sumber panas dan menggunakan fluida kerja yang ramah lingkungan, seperti ammonia-water atau water-LiBr. Sistem pendingin absorption chiller memiliki potensi untuk dikembangkan di Indonesia karena Indonesia mempunyai potensi energi matahari yang tinggi. Penggunaan energi panas matahari untuk menjalankan sistem absorption chiller sudah terbukti baik melalui simulasi maupun eksperimen. Namun, aplikasi sistem absorption chiller yang ditenagai energi matahari dengan kapasitas kecil untuk rumah masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain suatu prototipe sistem solar-assisted ammonia-water absorption chiller berkapasitas 5 kW yang dikhususkan untuk aplikasi rumahan. Pendinginan sistem akan dilakukan oleh udara (air-cooled) agar ruang yang dibutuhkan lebih kecil daripada pendinginan oleh air (water-cooled). Penelitian akan membahas mengenai komponen-komponen dalam sistem, konsiderasi dimensi dan spesifikasi komponen, dan analisis efek ketidakpastian alat ukur terhadap hasil penelitian. Hasil dari penelitian akan berupa dimensi dan spesifikasi komponen yang tepat untuk sistem, serta ketidakpastian hasil penelitian.

Absorption chiller is an alternative cooling system which is powered by heat source. The system also use an environment friendly working fluid pairs, such as ammonia-water or water-LiBr. The system can also be powered by solar heat, which make it suitable to be used in Indonesia since Indonesia has high solar irradiation. Despite much research about the application of solar heat to power absorption chillers, its application is still limited. This research’s purpose is to design a prototype of solar-assisted ammonia-water absorption chiller with a 5 kW capacity, aimed for residential house usage. The cooling for the system will be done by air-cooled heat exchangers, so the dimension needed is smaller than systems with water-cooled heat exchangers. The research will discuss about the system’s components, mainly about the component’s dimension and specification consideration. This research will also discuss the effect of the sensors’ uncertainty and its effect on the future experiment result."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renold Rizal Putra
"Penggunaan hidrokarbon sebagai refrigeran telah digunakan di negara»negara Eropa sejak dikelahuinya dampak CFC-12 terhadap lapisan ozon. Indonesia mempunyai potensi yang bagus untuk mengembangkan refrigeran hidrokarbon karena mempunyai sumber gas alam yang banyak. Skripsi ini membandingkan unjuk kerja refrigeran hidrokarbon HC-A sebagai salah satu produk dalam negeri terhadap CFC-12.
Pengujian unjuk kerja ini dilakukan pada Fasilitas Pengujian Komponen Alat Pengkondisian Udara (Air Condmbnfng Test Facility) yang terdapat di Laboratorium Terrnodinamika dan Mesin Propulsi (LTMP-BPPT) Serpong. Pengujian dilakukan dengan menjaga konslan tempefatur outlet kondenser pada suhu 39°C, dengan tamperalur infer evaporator divariasikan dari -2 - 13°C. Analisa hasil pengujian menunjukkan bahwa refrigeran HC~A mempunyai unjuk kerja yang Iebih baik pads suhu inlet evaporator fendah (beban evaporator yang tinggi) dengan efek refrigerasi yang tebih besar sehingga lebih dingin dibandingkan CFC-12. Refrigeran HC-A mempunyai temperatur buang kompresor yang Iebih rendah sehingga dapat di-drop-in ke sistem pengkondisian udara yang menggunakan CFC-12 dengan jumlah pengisian setengah dari jumlah CFC-12.

The aplicatlon of hydrocarbons as refrigerant have been developed by European Community since effect of using CFC-12 to ozone layer had known, indonesia has good potential to develop hydrocarbon refngerants because of huge natural gas resources. This script compares performance hydrocarbon refrtgerants namely HC-A as one of local products to CF C-1 2.
This performance experiment were carried out in Air Conditioning Test Facitty in Laboratory for Thermodynamics, Engines and Propulsion System (l. TMP-BPPT) Serpong. All tests carried out at constant outlet oondensor temparatur about 39°C 8nd inlet evaporator temperatur varied from -2 - 13°C. Analysis revealed that refrigerant HC-A perlomtecl better than CFC-12 at low inlet evaporator temperatur (high load) with larger rerngerating effect and oooten Refrigerant HC-A can be dropped-in to CFC-12's air conditioning system because of tower discharge compressor temperatur with amount of charging half than CFC-12.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37183
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Maswan
"Penggunaan refrigeran HFC dan HCFC yang mempunyai dampak terhadap ozon lebih kecil dibandingkan CFC, ternyata dari masyarakat pemerhati lingkungan mengajukan keberatan atas penggunaan jenis refrigeran ini. Karena senyawa ini masih memiliki potensi pemanasan global atau GWP (Global Warming Potensial) yang cukup tinggi. Walaupun pelarangan resmi secara internasional senyawa ini belum ada, pada beberapa negara main seperti negara-negara di Eropa mengkategorikan refrigeran HFC dan HCFC sebagai refrigeran yang harus dikontrol penggunaannya dan mengusulkan agar jadwal pengurangannya harus diatur secara internasional.
Refrigeran alternative hidrokarbon dengan komposisi utama propana, yang tidak memiliki dampak terhadap pengurangan ozon dan tidak memiliki dampak terhadap pemanasan global saat ini di tawarkan sebagai pengganti HCFC-22- Dari hasil pengujian unjuk kerja refrigeran hidrokarbon H dapat menggantikan refrigeran HCFC-22, dan juga mempunyai beberapa kelebihan diantaranya tekanan kondensasi, temperatur buang, dan daya listrik yang rendah dibandingkan refrigeran HCFC-22."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37277
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>